Materi 3 - Pendidikan Di Era Digital Learning)
Materi 3 - Pendidikan Di Era Digital Learning)
Perkembangan TI
Memunculkan Paradigma e-education, e-campus, e-learning, e-digital, e, book elektronika Pembelajaran
e-learning
Dalam dunia pendidikan (1996)
Penyediaan kelas-kelas baru yang setara dengan kelas konvensional atau lembaga pendidikan. e-learning diharapkan dapat menggantikan peran sekolah konvensional dan bukan hanya sekedar pelengkap/tambahan
Usaha membuat transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau lembaga pendidikan ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet
John Chambers yang merupakan CEO dari perusahaan Cisco System mengatakan bahwa : untuk era ke depan, aplikasi dalam dunia pendidikan akan menjadi killer application yang sangat berpengaruh. Departemen perdagangan dan departemen pendidikan Amerika Serikat bahkan bersama-sama mencanangkan Visi 2020 berhubungan dengan konsep pendidikan berbasis Teknologi Informasi (eLearning) [Vision, 2002].
Defenisi
E-learning adalah pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti Internet, intranet/extranet, satellite broadcast, audio/video tape, interactive TV, CD-ROM, dan computer-based training (CBT)
Gilbert & Jones (2001)
Defenisi
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone
LearnFrame.Com
Perkembangan E-learning
1990: CBT (Computer Based Training) : PC, CDROM, materi : tulisan & multimedia (MOV, MPEG, AVI,dll) 1994: Paket-Paket CBT :muncul dalam bentuk yg lebih menarik 1997: LMS (Learning Management System) 1999: Aplikasi e-Learning Bebasis Web
Sumber:Surjono:2006)
E-Learning System
other student other student
e-assignment e-teachers
student
e-text
e-test
e-audio/video
E-mail
Course Lecture Dosen & Modul dalam Homepage
Registered Student
Administrative Affair
E-mail
learning process
Mailing List
Peer Interaction HTTP Link to Access Cross Reference and Other External Sources
Laboratory Assignment
Course Completion
Student Activities
Mengapa E-learning?
Menghemat waktu proses belajar mengajar Mengurangi biaya perjalanan Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku) Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan Fleksibel dan mudah diakses Lintas-platform: E-learning bisa diakses oleh software web browser manapun.
Kekurangan E-learning
Keterbatasan bandwidth Kehilangan kontak secara langsung Program e-learning terlalu statik (level interaktif terbatas) Untuk mengembangkan sistem e-learning butuh biaya Tidak semua materi bisa disampaikan dengan baik dengan komputer Kualitas pembelajaran (fokus: pengembangan materi) Resistansi terhadap perubahan Awam terhadap teknologi
Metoda Penyampaian
Jadi metode penyampaian bahan ajar di eLearning ada dua:
Synchrounous e-Learning:
Instruktur dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda. (butuh:teleconference)
Asynchronous e-Learning:
Instruktur dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. (fungsi : LMS)
Komponen E-Learning
Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa Personal Computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada eLearning system (Learning Management System). Bisa dalam bentuk multimedia interaktif atau berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa.
Sumber : Ilmu Komputer.com
Aktor
E-Learning Content
Text Based Multimedia
Situs e-dukasi.net
Mengapa Multimedia?
Penyerapan sebesar 1,5% melalui sentuhan Penyerapan sebesar 3,5% melalui penciuman Penyerapan sebesar 11% melalui pendengaran Penyerapan sebesar 83% melalui penglihatan
Francis M.Dwyer
Berdasarkan penelitian
Metoda Pengajaran Memperdengarkan Mempertunjukkan Pengungkapan Pengungkapan Kembali Setelah 3 Kembali Setelah 3 Jam Hari 70% 10% 72% 20%
85%
65%
Bentuk E-learning
Online learning
Pendidikan yang dijalankan hanya melalui web, yaitu, pendidikan yang terdiri dari bahan-bahan yang dipublikasikan melalui web dan tidak terdapat bahan fisik yang dikeluarkan kepada siswa atau hubungan tatap muka
Mixed-mode/blended/resource-based learning
Kombinasi antara metode tatap muka antara siswa dengan guru yang didukung oleh bahan ajar yang tersedia secara online
Pengembangan E-learning
Pada dasarnya mengembangkan E-learning sama seperti mengembangkan perangkat lunak
Konten E-learning
E-learning harus memuat konten : Informasi :mengenai bentuk pengajaran, berupa silabus, berita dan informasi, pengumuman dsb. Materi Pembelajaran. Materi bisa dengan format teks, gambar, foto, grafik, slide presentasi, animasi, HTML, audio (narasi, audio streaming, audio recorded), video (video recorded, video streaming). Interaksi dan komunikasi. Fasilitas interaksi dan komunikasi antara siswa dan siswa maupun siswa dan trainer, secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous); Tugas, tes dan evaluasi siswa. Konten yang berisi aktifitas penugasan, tes serta evaluasi bagi siswa. Sumber daya digital (digital resources). Konten berisi berbagai sumber daya pembelajaran berbentuk digital dan/atau online.
Perencanaan Infrastruktur
Model koneksi jaringan, melalui dua pendekatan yaitu: (1) koneksi lokal (intranet) serta; (2) koneksi global (internet). Bandwidth. Perlu dilakukan analisa kebutuhan bandwidth dan ketersediaan bandwidth yang ada. Lokasi/Gedung. Menyediakan lokasi/gedung yang representatif baik dari kemudahan akses lokasi, kemudahan penempatan hardware dan jaringan serta keamanannya. Manajemen Infrastruktur. Memastikan jalannya komponen infrastruktur, memperkecil gangguan terhadap jalannya sistem serta memastikan kelancaran akses sistem. Staf TI. Staf yang mempunyai pengetahuan dan keahlian teknis dalam platform sistem e-learning dan pengelolaan infrastruktur teknologi.
Kegagalan E-learning
Studi Forrester Group tahun 2000 kepada 40 perusahaan besar:
Lebih dari 68% menolak untuk mengikuti pelatihan/kursus yang menggunakan konsep e-Learning
Studi lain mengindikasikan bahwa dari orangorang yang mendaftar untuk mengikuti eLearning:
50-80% tidak pernah menyelesaikannya sampai akhir [Delio, 2000].
Strategi Pengembangan
e-Learning harus didesain utk dapat memberikan nilai tambah secara formal (karier, insentif, dsb) dan nonformal (ilmu, skill teknis, dsb) untuk pengguna (pembelajar, instruktur, admin) Pada masa sosialisasi terapkan blended eLearning untuk melatih behavior pengguna dalam e-life style (tidak langsung full e-Learning) Project eLearning adalah institution initiative dan bukan hanya IT or HRD initiative Jadikan pengguna sebagai peran utama (dukung aktualisasi diri pengguna), tidak hanya object semata
Sumber :imukomputer.com
Source: Han Fraeters | June 16, 2008 | presentaton for GDLN Indonesia
Selesai