Anda di halaman 1dari 11

Narasumber

2009-01-09 14:38 NARA sumber adalah orang yang terkait dengan rangkaian fakta yang akan diberitakan yang dimintai keteranganan, dan pernyataannya oleh seorang wartawan. Secara umum, nara sumber ini terbagi dalam dua bagian besar, yakni nara sumber utama (primer), dan nara sumber pendamping (sekunder). Nara sumber utama adalah orang yang terkait langsung dengan rangkaian fakta yang diberitakan. Jika kita ambil contoh sebuah peristiwa kebakaran, nara sumber utama terdiri dari korban yang selamat, para saksi mata yang terpilih (setelah diseleksi), dan orang yang ikut menangani kebakaran tersebut, seperti petugas pemadam kebakaran dan petugas kepolisian. Untuk merekonstruksi peristiwa kebakaran dalam bentuk tulisan, keterangan dan pernyataan dari nara sumber utama mutlak diperlukan. Nara sumber utama adalah orang yang harus mendapat prioritas utama untuk "dikejar". Berita sering tak cukup layak untuk dapat menjadi lengkap tanpa adanya keterangan atau pernyataan dari nara sumber utama tersebut. Nara sumber sekunder adalah orang yang sengaja dikaitkan wartawan karena keterangan dan pernyataannya dapat digunakan wartawan untuk memperkuat

beritanya sekaligus memberi warna dalam tulisannya. Dalam peristiwa kebakaran, nara sumber sekunder seperti pengamat kebakaran, ketua RT, RW, pegawai kelurahan atau kecamatan, pihak rumah sakit, pihak BMG, dan sebagainya. Terkait nara sumber, kita juga mengenal istilah nara sumber resmi, yakni orang yang pernyataannya dinilai mewakili dinas, instansi, atau lembaga resmi. Di lembaga pemerintahan, orang setingkat lurah, kades, camat, kepala dinas, kabag humas, atau orang-orang yang secara resmi ditunjuk untuk mewakilinya untuk memberikan pernyataan bisa disebut sebagai nara sumber resmi. Untuk banyak sekali peristiwa, kedudukan nara sumber resmi ini sangat penting, sebab keterangan yang diberikannya adalah keterangan resmi yang "memiliki kekuatan hukum". Karena itu, sedapat mungkin seorang wartawan sebaiknya mendapatkan keterangan resmi itu dari level tertinggi dari lembaga, instansi, kantor, atau dinas yang ditujunya. Misalnya untuk tingkat dinas, pernyataan kepala dinas sedapat mungkin harus ia dapatkan. Tapi, jika tak mungkin, cari level yang setingkat di bawahnya, dan seterusnya, dengan catatan nara sumber tersebut masih dinilai pantas untuk mewakili dina tersebut. Level di bawah kpala dinas bisa saja wakil kepala dinas, para kepala bagian (yang terkait), atau kepala bagian humas, atau orang- orang yang secara resmi ditunjuk untuk memberikan pernyataan. Selain nara sumber resmi, dunia kewartawanan juga mengenal apa yang disebut nara sumber tak resmi. Nara sumber tak resmi adalah orang-orang yang dinilai tahu tentang informasi yang diperlukan terkait sebuah berita. Mengutip pernyataannya tak dibenarkan kecuali disertai tanggapan dari sumber-sumber resmi. Posisi nara sumber tak resmi ini juga sangat penting dalam sebuah proses peliputan berita. Sebab, informasi yang diberikannya seringkali akurat bahkan mengejutkan, dan kita tinggal mengonfirmasikannya dengan sumber-sumber resmi. (arief permadi)
http://mysexy.webnode.com/news/narasumber1/

http://motivasik.multiply.com/journal/item/172/BMC_Latar latar

Latar adalah segala keterangan, petunjuk, acuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar adalah lingkungan yang dapat berfungsi sebagai metonimia, metafora, atau ekspresi tokohnya (Wellek dan Waren, 1989). Latar meliputi penggambaran letak geografis (topografi, pemandangan, perlengkapan, ruang, dimensi), pekerjaan atau kesibukan tokoh, waktu berlakunya kejadian, musim, lingkungan agama, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh.

FUNGSI

LATAR

Ada beberapa fungsi latar, antara lain : 1. Memberikan informasi situasi sebagaimana adanya 2. Memproyeksikan keadaan batin tokoh 3. Mencitrakan suasana tertentu 4. Memperkokoh alur

CONTOH-CONTOH LATAR :

Latar Emosional (Cerpen Titian Aksara)


Serasa sebuah anugerah terhidang, tatkala kulihat dalam keremangan ruang seorang gadis datang mendekati. Setiap dia berkata desah hembus napasnya terasa hangat di genderang telinga. Dan getaran itu perlahan menjalar ke dada. Seolah sebuah wadah berisi cairan yang terhangatkan tungku perapian. Gemuruh cairannya mempermainkan tutup wadahnya selayak ombak yang menggoda laju perahu. Dan kumerasa berada dalam perahu itu. Bergoyang ke kiri kanan terhembus sapaan bayu yang membuat mata ini semakin redup terbuai.

Latar Tempat (Cerpen Taman 1000 janji) Gelap perlahan merayap. Tangan -tangannya yang perkasa merengkuh seluruh isi pulau. Terkecuali satu tempat, yang berpagar mercuri di sekelilingnya. Gelap tak pernah berhasil menjejakkan kaki di sana, bahkan ketika PLN padam! Tempat itu adalah area industri yang dikenal dengan sebutan Batamindo Mukakuning. Sebuah tempat di luar kota yang memiliki sistem penerangan dan telpon sendiri. Lebih dari 100 perusahan mendirikan pabriknya, bersebelahan dengan d ormitory (asrama) yang menjadi hunian pekerja. Di antara pabrik dan Dormitory, terhampar taman yang cukup luas.

Latar Sosial ( Secangkir Teh : Secarik yang tercabik)

Kehidupan di kampus mengajarkan saya banyak hal. Hal terbesar yang terpatri begitu tinggi adalah nilai-nilai idealisme. Pada masa orientasi, nilai tersebut telah ditanamkan dan makin menebal seiring pengalaman saya sebagai salah satu aktivis kampus. Berbagai benturan dan tarik -ulur kepentingan semakin meyakinkan saya bahwa idealisme sampai ka panpun tak akan bisa dibeli oleh apapun. Masih terngiang kata -kata seorang senior

pada masa orientasi dulu bahwa jika idealisme kami sudah terbeli, itu sama halnya dengan melacurkan diri.

Latar Agama/Spiritual (Secangkir Teh : Antara Rasa Sayang dan Kehilangan)


Sesungguhnya segala sesuatu di dunia ini hanyalah titipan yang Maha Kuasa. Namun demikian seringkali manusia tidak sadar akan hal itu. Ketika barang yang dimiliki manusia diambil kembali oleh Pemilik Aslinya, barulah mereka tersentak.

Latar Waktu (Hujan Bulan Nopember) Hari ini, setahun sudah berlalu. Ribuan menit telah mengorbit hari. Setiap detiknya, memercik rindu tak terkira. Kurindu usapanmu, yang membelai wajahku penuh kehangatan. Kurindu aroma mawar, melati bercampur kenanga atau sedap ma lam yang melekat bersama hadirmu.

http://www.authorstream.com/Presentation/nadin-219478-unsur-intrinsik-danekstrinsik-prosa-education-ppt-powerpoint/

Unsur intrinsik dan Ekstrinsik Prosa : Unsur intrinsik dan Ekstrinsik Prosa

Unsur Intrinsik Prosa : Unsur Intrinsik Prosa Unsur Intrinsik Prosa : unsur yang terdapat dalam prosa. Unsur Intrinsik Prosa meliputi : - Tema - Penokohan - Latar - Alur - Amanat - Gaya bahasa Sudut pandang

TEMA : TEMA Tema adalah : Gagasan ide / pikiran utama di dalam sebuah karya sastra. Contoh tema : Pagi,Cepatlah Datang. Cinta Pertama. Rumah Pohon. Lukisan Sang Dewi. Dan sebagainya

2. PENOKOHAN : 2. PENOKOHAN Penokohan adalah : Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Tokoh Cerita terdiri atas : Tokoh Protagonis : tokoh dalam karya sastra yang memegang peranan baik. Tokoh Antagonis : tokoh dalam karya sastra yang merupakan penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan jahat. Tokoh Tambahan : tokoh yang tidak memegang peranan dan tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak penting sebagai individu.

3. LATAR / SETTING : 3. LATAR / SETTING Latar / setting : bagian dari sebuah prosa yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan menjeaskan kapan cerita itu berlaku. Macam-macam Setting : Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan. - Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari. Suasana : sedih, senang, tegang.

4. ALUR : 4. ALUR Alur : rangkaian peristiwa / jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian. Macam-macam Alur : - Alur mundur : jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu. - Alur maju : jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini - Alur gabungan : gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama-sama.

Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut; : Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut; Pengenalan situasi : memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh. Pengungkapan peristiwa : mengungkap peristiwa yang menimbulakan berbagai masalah. Menuju adanya konflik : terjadi peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

Slide 9: Puncak konflik : dapat disebut juga klimaks, dan pada bagian ini dapat ditentukan perubahan nasib beberapa tokoh. Penyelesaian : sebagai akhir cerita dan berisi penjelasan tentang nasib para tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak. ------------------------@II@------------------------------

5. AMANAT : 5. AMANAT Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita.

6. GAYA BAHASA : 6. GAYA BAHASA Gaya bahasa : bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis cerita yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat menimbulkan suasana yang tepat guna, adegan seram, cinta ataupunpeperangan maupun harapan.

7. SUDUT PANDANG : 7. SUDUT PANDANG Sudut pandang : pandangan pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Macam-macam sudut pandang : - Orang pertama : pengarang menjadi pelaku utama dan memakai istilah Aku dan Saya . - Orang ketiga : pengarang yang menceritakan ceritanya atau berperan sebagai pengamat dan menggunakan itilah Dia , Ia ,atau nama orang.

B. Unsur Ekstrinsik Prosa : B. Unsur Ekstrinsik Prosa Unsur Ekstrinsik : Unsur yang terdapat di luar karya sastra. Unsur Ekstrinsik Prosa meliputi : - Norma : aturan yang digunakan si pengarang dalam menulis Prosa. - Biografi Pengarang : daftar riwayat hidup si pengarang.

DAACH MUACH : DAACH MUACH KARYA : Ishardianti Rachma Sintia Karin

http://ekoendya.wordpress.com/2011/05/18/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-dalamcerita/

Unsur intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita


Mei 18, 2011 oleh ErwinKundya Tinggalkan sebuah Komentar

Rate This

A. Unsur Intrinsik : 1. TEMA :

TEMA Tema adalah : Gagasan ide / pikiran utama di dalam sebuah karya sastra. Contoh tema : Pagi,Cepatlah Datang. Cinta Pertama. Rumah Pohon. Lukisan Sang Dewi. Dan sebagainya 2. PENOKOHAN :

PENOKOHAN Penokohan adalah : Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Tokoh Cerita terdiri atas : Tokoh Protagonis : tokoh dalam karya sastra yang memegang peranan baik. Tokoh Antagonis : tokoh dalam karya sastra yang merupakan penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan jahat. Tokoh Tambahan : tokoh yang tidak memegang peranan dan tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak penting sebagai individu. 3. LATAR / SETTING :

LATAR / SETTING Latar / setting : bagian dari sebuah cerita yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan menjeaskan kapan cerita itu berlaku. Macam macam Setting : Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan. Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari. Suasana : sedih, senang, tegang. 4. ALUR :

ALUR : rangkaian peristiwa / jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian. Macam-macam Alur : Alur mundur : jalinan peristiwa dari masa

kini ke masa lalu. Alur maju : jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini Alur gabungan : gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama-sama. Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut : Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut; Pengenalan situasi : memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh. Pengungkapan peristiwa : mengungkap peristiwa yang menimbulakan berbagai masalah. Menuju adanya konflik : terjadi peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh. 5. AMANAT

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita. 6. GAYA BAHASA :

GAYA BAHASA : bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis cerita yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat menimbulkan suasana yang tepat guna, adegan seram, cinta ataupun peperangan maupun harapan. 7. SUDUT PANDANG / POINT OF VIEW :

SUDUT PANDANG Sudut pandang : pandangan pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Macam-macam sudut pandang :
1. Orang pertama : pengarang menjadi pelaku utama dan memakai istilah Aku dan Saya . 2. Orang ketiga : pengarang yang menceritakan ceritanya atau berperan sebagai pengamat dan menggunakan itilah Dia , Ia ,atau nama orang.

B. Unsur Ekstrinsik : Unsur Ekstrinsik Cerita : Unsur yang terdapat di luar karya sastra. Unsur Ekstrinsik meliputi : Norma : aturan yang digunakan si pengarang dalam menulis Prosa, Biografi Pengarang : daftar riwayat hidup si pengarang.

Anda mungkin juga menyukai