Kwlompok Pantaicermin

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

OSTEOPOROSIS PADA LANSIA

Defenisi
Osteoporosis secara harfiah dapat diartikan tulang porous (berongga), yaitu keadaan di mana masa tulang berkurang dan menjadi rapuh. Pada kondisi tersebut komposisi tulang barangkali tidak berubah, tetapi berat tulang per unit volume menjadi berkurang. Pada stadium lanjut penderita osteoporosis akan mudah mengalami patah tulang jika terbentur atau jatuh, terutama pada bagian tangan, pinggang, dan tulang belakang (Ardiansyah, 2008). Osteoporosis adalah suatu keadaan berkurangnya massa tulang sedemikian rupa sehingga hanya dengan trauma minimal tulang akan patah. Osteoporosis akan menghilangkan elastisitas tulang sehingga menjadi rapuh dan menyebabkan mudah terjadi patah tulang (fraktur). Osteoporosis secara umum menunjuk karakteristik ; Proses hilangnya masa tulang secara perlahan-lahan, mempengaruhi semua untuk menjadi beberapa tingkatan.

Jenis Osteoporosis
Osteoporosis postmenopausal Terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali

lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal. Osteoporosis sekunder Dialami kurang dari 5% penderita osteoporosis, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Osteoporosis juvenil idiopatik Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui.Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang (Musculoskelethalbedah.blogspot, 2008). 3. Faktor Risiko Osteoporosis a. Wanita Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. b. Usia Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat. c. Ras/Suku Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah. Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan

menghindari produk dari hewan. Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah. Keturunan Penderita osteoporosis. Jika ada anggota keluarga yang menderita osteoporosis, maka berhati-hatilah. Osteoporosis menyerang penderita dengan karakteristik tulang tertentu. Seperti kesamaan perawakan dan bentuk tulang tubuh. Itu artinya dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik tulang yang sama. Gaya Hidup Kurang Baik Gaya Hidup Kurang Baik Konsumsi daging merah dan minuman bersoda, karena keduanya mengandung fosfor yang merangsang pembentukan horman parathyroid, penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah.. Minuman berkafein dan beralkohol. Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hasilnya adalah bahwa air seni peminum kafein lebih banyak mengandung kalsium, dan kalsium itu berasal dari proses pembentukan tulang. Selain itu kafein dan alcohol bersifat toksin yang menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas). Malas Olahraga Wanita yang malas bergerak atau olahraga akan terhambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa. Merokok Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga

membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan-susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan. Kurang kalsium. Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh lain, termasuk yang ada di tulang. Mengkonsumsi Obat. Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Kurus dan Mungil. Perawakan kurus dan mungil memiliki bobot tubuh cenderung ringan misal kurang dari 57 kg, padahal tulang akan giat membentuk sel asal ditekan oleh bobot yang berat. Karena posisi tulang menyangga bobot maka tulang akan terangsang untuk membentuk massa pada area tersebut, terutama pada derah pinggul dan panggul. Jika bobot tubuh ringan maka massa tulang cenderung kurang terbentuk sempurna (Musculoskelethal, 2008).

penyebab steoporosis
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis

kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

tanda dan gejala


Deformitas tulang Terjadi perubahan pada bentuk tulang akibat mudahnya terjadi fraktur (patah tulang ) patologis pada tulang belakang. Suatu saat penderita merasa nyeri pada tulang belakang secara mendadak Mereka bisa menunjukan darimana asal nyeri, gerak apa yang membuat nyeri. Nyeri akan terasa hebat bila dipakai duduk dan berdiri. Nyeri akan kambuh jika bersin atau buang air besar. Bila patah di daerah punggung penderita akan bongkok dan tinggi badan berkurang serta perasan tidak enak disekitar tulang iga. Patah tulang ini sering terjadi pangkal paha, iga dan pergelangan tangan,

pencegahan osteoporosis
Asupan kalsium cukup. Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dapat dilakukan dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup. Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya konsumsi kalsium setiap hari. Dosis harian yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000 mg kalsium per hari, sedangkan untuk usia lansia dianjurkan 1200 mg per hari. Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Pilihlah makanan sehari-hari yang kaya kalsium seperti ikan teri, brokoli, tempe, tahu, keju dan kacang-kacangan. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore). Sinar matahari terutama UVB membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan oleh tubuh dalam pembentukan massa tulang. Untungnya, Indonesia beriklim tropis sehingga sinar matahari berlimpah. Berjemurlah di bawah sinar matahari selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore hari sesudah jam 16.00. Melakukan olah raga dengan beban. Selain olahraga menggunakan alat beban, berat badan sendiri juga dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olah raga beban misalnya berjalan dan menaiki tangga tetapi berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Dr. Ade Tobing, Sp.KO kini mengenalkan yang disebut latihan jasmani yang baik, benar, terukur dan teratur (BBTT). Latihan BBTT ternyata terbukti bermanfaat dalam memelihara dan meningkatkan massa tulang. Oleh sebab itu, latihan fisik (BBTT) dapat dilakukan untuk mencegah dan mengobati penyakit osteoporosis.

Gaya hidup sehat. Tidak ada kata terlambat untuk melakukan gaya hidup sehat. Menghindari rokok dan alkohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan risiko osteoporosis. Konsumsi kopi, minuman bersoda, dan daging merah pun dilakukan secara bijak. Hindari obat-obatan tertentu. Hindari obat-obatan golongan kortikosteroid. Umumnya steroid ini diberikan untuk penyakit asma, lupus, keganasan. Waspadalah penggunaan obat antikejang. Jika tidak ada obat lain, maka obat-obatan tersebut dapat dikonsumsi dengan dipantau oleh dokter. Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu) Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

penatalaksanaan osteoporosis
Mencegah patah lebih baik daripada mengobati, ungkap Dr. Bambang Setyohadi, SpPD-KR yang lulus dari spesialis penyakit dalam FKUI tahun 1994. Patah tulang biasa terjadi setelah penderita osteoporosis jatuh, sehingga mencegah jatuh pun

menjadi penting. Rumah yang ditempati sehari-hari pun bisa jadi menjadi ancaman. Sebaiknya penderita osteoporosis menghindari karpet yang melekuk, kabel yang melintang, permukaan licin seperti di kamar mandi, ataupun alas kaki yang terlalu longgar. Selain itu, cara lain yang bisa dicoba adalah dengan memasang pegangan tangan (hand rails) di kamar mandi, memperbaiki penglihatan misal dengan menggunakan kaca mata, atau memperbaiki kekuatan otot dan keseimbangan dengan latihan. Ada 4 tujuan penanganan osteoporosis, yaitu : 1. Mencegah berlanjutnya kehilangan massa tulang. 2. Menstimulasi pembentukan tulang. 3. Cegah terjadinya fraktur (patah tulang) dan mikrofraktur (keretakan tulang). 4. Mengatasi nyeri. Berikut ini saran dari Dr. Bambang Setyohadi, SpPD-KR yang telah mengambil subspesialis reumatologi FKUI agar masa tua terhindar osteoporosis: 1. Asupan kalsium yang cukup. Susu adalah sumber kalsium, tapi kalsium dapat diperoleh dari mana saja seperi sayuran dan makanan lain. Kombinasi vitamin D dan kalsium menurunkan risiko fraktur. 2. Latihan yang teratur. Latihan dapat meningkatkan kelenturan tulang. 3. Kenali defisiensi testosteron. 4. Hindari merokok dan alkohol. 5. Kenali penyakit kronik tertentu. 6. Hindari obat-obatan tertentu misal steroid. 7. Hindari risiko terjatuh 8. pemasangan penyangga tulang belakang ( spinal brace ) (fkuii, 2008). 9. Pedoman Untuk Pengkajian Mobilisasi dan Resiko Untuk Osteoporosis a) Pertanyaan Wawancara Untuk pengkajian Keseluruhan Penampilan Muskuloskelethal 1. Apakah mempunyai masalah dalam penampilan anda Karenna keterbatasan

Persendian? 2. Apakah ada nyeri atau ketidaknyamanan pad persendian anda? 3. Apakah anda merasakan kehilangan keseimbangan? 4. Apakah anda mempunyai masalah dalam berjalan atau berkeliling? 5. Apakah anda menggunakan sesuatu bantuan untuk membantu anda melakukan sesuatu? (mis; walker, Quad cane, atau reachers) ? 6. Apakah ada kegiatan yang ingin anda lakukan tetapi tidak mampu melakukannya karena ada suatu masalah pergerakan atau berpindah? b) Observasi Berkenaan dengan keseluruhan Penampilan Muskuloskelethal 1. Ukur dan catat adanya penambahan tinggi badan dan tidak adanya penambahan tinggi badan. 2. Observasi berjalan klien dan pola gaya berjalan (keseimbangan dalam berjalan) 3. Observasi dan catat informasi berkenaan dengan kegiatan sehari-hari c) Pertanyaan Wawancara Untuk Pengkajian Resiko Untuk Terjadi Osteoporosis 1. Adakah sanak saudara anda yang menderita osteoporosis atau fraktur? 2. Apakah anda pernah mengalami fraktur selama masa kanak-kanak? (jika iya, tambahkan pertanyaaan tambahan berkenaan dengan kapan, jenis, kondisinya bagaimana, perawatan dan semua yang berhubungan dengan fraktur) 3. Apakah anda mengkonsumsi suplemen vitamin? d) Pertanyaan Wawancara hanya untuk wanita 1. Kapan Anda menopause? 2. Apakah anda minum estrogen, atau apakah anda sering mengkonsumsinya? (jika iya, berikan pertanyaan tambahan berkenaan dengan; Type, dosis, lamanya, dan pertanyaan lain yang berhubungan). e) Observasi Yang Mungkin di Buat selama bagian lain keseluruhan di kaji tetapi juga harus di gunaakn untuk mengkaji pergerakan dan resiko untuk terjadi osteoporosis

1. Berapa banyak latihan yang dilakukan seseorang Untuk mendapatkan latihan dasar yang teratur? 2. Apakah orang tersebut merokok? 3. Berapa banyak alcohol dan caffeine yang orang tersebut konsumsi? 4. Berapa banyak biasanya diet pemabsukan calcium dan vitamin D? 5. Apakah orang tersebut mempunyai kondisi dengan osteoporosis ?

Anda mungkin juga menyukai