Anda di halaman 1dari 6

Macam-Macam Shalat Sunnah

Posted by orgawam pada Mei 27, 2008 Macam-Macam Shalat Sunnah Shalat sunnah itu ada dua macam: 1. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah 2. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan dilakukan secara berjamaah A. Shalat sunnah yang disunnahkan dilakukan secara berjamaah 1. Shalat Idul Fitri 2. Shalat Idul Adha Ibnu Abbas Ra. berkata: Aku shalat Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum khutbah. (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dilakukan 2 rakaat. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir (di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah, dan pada rakaat kedua melakukan lima kali takbir sebelum membaca Al-Fatihah. 3. Shalat Kusuf (Gerhana Matahari) 4. Shalat Khusuf (Gerhana Bulan) Ibrahim (putra Nabi SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya gerhana matahari. Beliau SAW bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan (kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya (gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga (gerhana itu) berakhir. (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan panggilan ashsholaatu jaamiah (shalat didirikan dengan berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua kali setiap rakaat, dan melakukan ruku dua kali setiap rakaat. 5. Shalat Istisqo

Dari Ibnu Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo dua rakaat, seperti shalat Id. (HR Imam Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidzi) Tata caranya seperti shalat Id. 6. Shalat Tarawih (sudah dibahas) Dari Aisyah Rda., bahwasannya Nabi Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam. Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau. Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid. Pada paginya Nabi SAW bersabda: Aku mengetahui apa yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat) itu akan difardlukan kepada kalian. Aisyah Rda. berkata: Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan. (HR Imam Muslim) Jumlah rakaatnya adalah 20 dengan 10 kali salam, sesuai dengan kesepakatan shahabat mengenai jumlah rakaat dan tata cara shalatnya. 7. Shalat Witir yang mengiringi Shalat Tarawih Adapun shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah melakukannya. B. Shalat sunnah yang tidak disunnahkan berjamaah 1. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu), terdiri dari: a. 2 rakaat sebelum shubuh b. 4 rakaat sebelum Dzuhur (atau Jumat) c. 4 rakaat sesudah Dzuhur (atau Jumat) d. 4 rakaat sebelum Ashar e. 2 rakaat sebelum Maghrib f. 2 rakaat sesudah Maghrib g. 2 rakaat sebelum Isya h. 2 rakaat sesudah Isya Dari 22 rakaat rawatib tersebut, terdapat 10 rakaat yang sunnah muakkad (karena tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW), berdasarkan hadits: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa menjaga (melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 rakaat sebelum Dzuhur dan 2 rakaat sesudahnya, 2 rakaat sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 rakaat sesudah Isya di rumah beliau, dan 2 rakaat sebelum Shubuh (HR Imam Bukhari dan Muslim). Adapun 12 rakaat yang lain termasuk sunnah ghairu muakkad, berdasarkan hadits-hadits berikut:

a. Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa senantiasa melakukan shalat 4 rakaat sebelum Dzuhur dan 4 rakaat sesudahnya, maka Allah mengharamkan baginya api neraka. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi) 2 rakaat sebelum Dzuhur dan 2 rakaat sesudahnya ada yang sunnah muakkad dan ada yang ghairu muakkad. b. Nabi SAW bersabda: Allah mengasihi orang yang melakukan shalat empat rakaat sebelum (shalat) Ashar. (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Huzaimah) Shalat sunnah sebelum Ashar boleh juga dilakukan dua rakaat berdasarkan Sabda Nabi SAW: Di antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat. (HR Imam Bazzar) c. Anas Ra berkata: Di masa Rasulullah SAW kami shalat dua rakaat setelah terbenamnya matahari sebelum shalat Maghrib (HR Imam Bukhari dan Muslim) Nabi SAW bersabda: Shalatlah kalian sebelum (shalat) Maghrib, dua rakaat. (HR Imam Bukhari dan Muslim) d. Nabi SAW bersabda: Di antara dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat. (HR Imam Bazzar) Hadits ini menjadi dasar untuk seluruh shalat sunnah 2 rakaat qobliyah (sebelum shalat fardhu), termasuk 2 rakaat sebelum Isya. 2. Shalat Tahajjud (Qiyamullail) Al-Quran surah Al-Israa ayat 79, As-Sajdah ayat 16 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan dua rakaat-dua rakaat dengan jumlah rakaat tidak dibatasi. Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda: Shalat malam itu dua (rakaat)-dua (rakaat), apabila kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang, maka witirlah dengan satu rakaat. (HR Imam Bukhari dan Muslim) 3. Shalat Witir di luar Ramadhan

Minimal satu rakaat dan maksimal 11 rakaat. Lebih utama dilakukan 2 rakaat-2 rakaat, kemudian satu rakaat salam. Boleh juga dilakukan seluruh rakaat sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan salam. Dari Aisyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW shalat malam 13 rakaat, dengan witir 5 rakaat di mana beliau Tasyahud (hanya) di rakaat terakhir dan salam. (HR Imam Bukhari dan Muslim) Beliau juga pernah berwitir dengan tujuh dan lima rakaat yang tidak dipisah dengan salam atau pun pembicaraan. (HR Imam Muslim) 4. Shalat Dhuha Dari Aisyah Rda., adalah Nabi SAW shalat Dhuha 4 rakaat, tidak dipisah keduanya (tiap shalat 2 rakaat) dengan pembicaraan. (HR Abu Yala) Dari Abu Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha dengan dua rakaat (HR Imam Bukhari dan Muslim) Dari Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya (Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 rakaat, maka kata Ummu Hani: Aku tidak pernah melihat shalat yang lebih ringan daripada shalat (12 rakaat) itu, namun Nabi tetap menyempurnakan ruku dan sujud beliau. (HR Imam Bukhari dan Muslim) 5. Shalat Tahiyyatul Masjid Dari Abu Qatadah, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat dua rakaat. (HR Jamaah Ahli Hadits) 6. Shalat Taubat Nabi SAW bersabda: Tidaklah seorang hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu kemudian shalat dua rakaat dan memohon ampunan kepada Allah, kecuali ia akan diampuni. (HR Abu Dawud, Tirmidzi, dan lain-lain) 7. Shalat Tasbih Yaitu shalat empat rakaat di mana di setiap rakaatnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap ruku, itidal, dua sujud, duduk di antara dua sujud, duduk istirahah (sebelum berdiri dari rakaat pertama), dan duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud) membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap rakaat). (HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah) 8. Shalat Istikharah

Dari Jabir bin Abdillah berkata: Adalah Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala hal beliau SAW bersabda: apabila salah seorang dari kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat di luar shalat fardhu dan menyebutkan perlunya (HR Jamaah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim) 9. Shalat Hajat Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang, maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian shalatlah dua rakaat, setelah itu pujilah Allah, bacalah shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah) 10. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah Dari Kaab bin Malik: Adalah Nabi SAW apabila pulang dari bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu dua rakaat. (HR Bukhari dan Muslim) 11. Shalat Awwabiin Al-Quran surah Al-Israa ayat 25 Dari Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: Barang siapa shalat setelah shalat Maghrib enam rakaat, maka diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih lautan. (HR Imam Thabrani) Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah Ra. Nabi SAW bersabda: Barang siapa shalat enam rakaat antara Maghrib dan Isya, maka Allah mencatat baginya pahala ibadah 12 tahun (HR Imam Tirmidzi) 12. Shalat Sunnah Wudhu Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya, kemudian shalat dua rakaat, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu. (HR Imam Bukhari dan Muslim) 13. Shalat Sunnah Mutlaq Nabi SAW berpesan kepada Abu Dzar al-Ghiffari Ra.: Shalat itu sebaik-baik perbuatan, baik sedikit maupun banyak. (HR Ibnu Majah) Dari Abdullah bin Umar Ra.: Nabi SAW bertanya: Apakah kamu berpuasa sepanjang siang? Aku menjawab: Ya. Beliau bertanya lagi: Dan kamu shalat sepanjang malam? Aku menjawab: Ya. Beliau bersabda: Tetapi aku puasa dan berbuka, aku shalat tapi juga tidur, aku juga menikah, barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku. (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah bisa dilakukan dengan jumlah rakaat yang tidak dibatasi, namun makruh dilakukan sepanjang malam, karena Nabi sendiri tidak menganjurkannnya demikian. Ada waktu untuk istirahat dan untuk istri/suami

Anda mungkin juga menyukai