Anda di halaman 1dari 9

Mengenal Dunia Training

1. Definisi Training Versi LTC Suatu interaksi dinamis yang didisain secara kreatif dan sistematis dimana proses pembelajaran dan perubahan menjadi prioritas, dilaksanakan dalam upaya yang profesional untuk mencapai sasaran/tujuan tertentu. Komponen Training : a. Trainee b. Trainer c. Content d. Values e. Goals/Objectives (lebih bagus lagi jika disepakati bersama shared-goals) 2. Mengenal Kosakata yang Sering Digunakan a. Games Latihan yang melibatkan peserta dalam suatu kontes dengan peserta lain (grup lain) dengan suatu aturan tertentu. Kontes bisa juga dilakukan tanpa harus mengalahkan peserta/grup lain. Jadi, tidak ada yang menang ataupun yang kalah. Games bisa berupa : game psikomotor, game intelektual, dan game yang berbasis peluang. b. Simulations Simulasi adalah suatu scenario/pemodelan dari keadaan riil. Simulasi digunakan ketika latihan riil menjadi tidak praktis, terlalu berbahaya, menghabiskan banyak biaya, terlalu lama feedbacknya, atau terlalu besar resikonya. Simulasi didesain serealistik mungkin sehingga pembelajar bisa belajar dari aktivitas yang mereka lakukan tanpa resiko yang berlebihan. Contoh : simulasi penerbangan, simulasi mengendarai kendaraan, simulasi perang. c. Brain teasers Memiliki keunikan sendiri. Biasanya tidak memiliki aturan tertentu, tetapi trainer bebas menentukan aturannya sendiri tergantung kondisi peserta. Contoh : menarik garis tanpa putus dari kumpulan titik, dan latihan-latihan persepsi. d. Role-plays Digunakan untuk melihat reaksi peserta pada beberapa situasi tertentu, sebelum dan sesudah sesi training. Cara ini sangat bermanfaat bagi peserta untuk berlatih dengan peserta lain pada skenarion apapun. Meskipun, peserta melakukan kesalahan, mereka tetap mendapatkan pelajaran yang berarti.

e. Case Studies Sebuah kasus disajikan untuk dipelajari dan dibahas secara sistematis untuk mendapatkan solusi tertentu. Solusi tersebut dapat dibandingkan dengan realita yang terjadi. f. Icebreaker Hampir seluruh latihan dapat digunakan sebagai icebreaker. Tujuan utama : - mengajak peserta saling memperkenalkan diri - mengurangi jurang yang ada - membawa peserta ke materi utama Sifat icebreaker: - tidak mengancam peserta - menyegarkan suasana Contoh : - 3-minute test or How well do you receive

communication? - No Laughing (HA!) - Marooned - Penipu Terbaik - A case of labelling - Perkenalan melingkar g. Team-building Digunakan untuk meningkatkan kekompakkan tim, mempererat hubungan dalam grup atau sub-grup. Yang perlu diingat, setelah latihan ini, sebaiknya ada penjelasan (debrief) untuk menjamin tidak ada bibit-bibit permusuhan. Jangan sampai malah menimbulkan timbulnya permusuhan. Contoh: - relay kartu - balon udara - we need you! h. Communication Digunakan untuk membuat peserta mengetahui bagian communication skill mana yang perlu mereka perbaiki. Trainer harus paham betul sasaran dari latihan komunikasi ini, terutama apabila peserta salah memahami aturan mainnya. Bisa jadi kita memerlukan beberapa peserta sebagai model. Yang perlu diperhatikan, trainer harus memantau betul-betul jalannya latihan ini, pastikan bahwa aturannya dijalani, dan carilah feedback yang spesifik dari peserta. Contoh : - memperkenalkan diri sambil menyebut hal aneh yang ia miliki/kerjakan - Pass It On (menceritakan ulang) - Menebak instruksi (lepaskan jaketnya!) - Funny, you should Ask! (mengacuhkan permintaan) - 2-minute talk i. Facilitator / presentation skills Digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan presentasi peserta. Usahakan mereka tampil sendirian, dan mendapat feedback langsung dari teman satu grupnya. Latihan semacam ini bagi sebagian peserta terasa menakutkan, jadi seorang trainer harus siap memotivasi and mendorongnya. Contoh : - Pass it On - Our Present Greatest Fears (10 buah) - Pidato bisu j. Mid-course energizer Digunakan setiap saat ketika peserta terlihat mulai capek atau kehilangan fokus. Latihan ini semacam icebreakers tetapi biasanya kita asumsikan bahwa peserta sudah saling kenal sehingga dimungkinkan peserta ada yang agak keberatan melalukan latihan ini. Gunakanlah saat peserta mulai mengantuk, saat peserta masih kenyang dengan makan siang, atau untuk membawa peserta ke tema inti. Bisa juga untuk meredakan ketegangan yang mungkin ada pada peserta. Contoh : - Acak kata - Each One Teach One - In syinc (jingle kelompok/gerakan kelompok) k. Learning Digunakan untuk menunjukkan bahwa gaya belajar atau kelakuan mereka

perlu diperbaiki. Gunakanlah proses yang benar-benar diambil dari pengalaman sehari-hari. Setelah melakukan latihan ini, trainer harus melakukan debrief untuk memantau bahwa peserta memahami solusi yang didapat dari latihan ini. Jangan membuat asumsi bahwa tiap orang akan belajar dengan style yang sama. Ceklah pemahaman peserta dengan feedback yang menyeluruh. Contoh : - Numbers game - Learning by linking - Note to me (di akhir materi training) l. Perception Latihan ini biasanya sangat menyenangkan untuk semuanya. Digunakan untuk membuat peserta melihat bagaimana cara pandang mereka bisa saling berbeda. Latihan ini juga bisa dianggap sebagai icebreakers atau mid-course energizers. Jika ada peserta yang mengalami kesulitan dalam memahami perbedaan persepsi, usahakan teman-teman satu grupnya membantu. Usahakan agar tiap peserta menjadi paham akan pentingnya berpiki beda. Contoh : - telling lies - what people want? - Nenek tua apa nona muda? m. Evaluation Digunakan untuk mengevaluasi pemahaman peserta atau evaluasi program. Evaluasi ini harus disampaikan di awal program sehingga peserta sudah memiliki persiapan untuk memberikan saran-sarannya dari awal program. Usahakanlah sekonstruktif mungkin. Contoh : - Note to me - Numbers game - Where did it go? - Post me a note - Spiders web n. Self-management Digunakan untuk melatih kemampuan manajemen diri, misalnya manajemen waktu atau manajemen organisasi dari para peserta. Hidupkan kelompok-kelompok karena dimungkinkan seorang peserta mendapat berbagai nasihat dari teman-teman se-kelompoknya. Contoh : - Time line (enam peristiwa bersejarah) - The Application (cara mengaplikasikan perubahan) - List of names (mengecek performance) 3. Training yang Efektif Learners as Trainers and Subject-Matter Experts Seorang trainer yang baik adalah seorang pembelajar yang baik pula. Begitu juga sebaliknya, seorang pembelajar yang baik adalah seorang trainer yang baik pula. Faster, Better, Cheaper Desainlah materi yang efektif, tidak bertele-tele sehingga lebih ringkas waktunya (lebih murah), dan lebih menuju sasaran (better). Jangan tergoda dengan game-game yang ada (jangan terpancing untuk tampil beken!).

Fokuskan pembelajar untuk berkreasi, bukan mengkonsumsi! Hidupkanlah mereka, jangan biarkan sepanjang session duduk dan mendengarkan. Sebagus apapun materinya, efeknya tidak akan lama. Usahakan mereka untuk bergerak, beraktivitas, dan JANGAN SAMPAI TERTIDUR! Setelah membuat sasaran dan materi global suatu session, carilah aktivitas yang paling cocok bagi mereka untuk berkreasi. Prinsip sederhana : Belajar tidak bisa dilakukan sambil tertidur! Empat Tahap Roda Pembelajaran : 1. Tahap Persiapan Mempersiapkan pembelajar untuk belajar. Singkirkan mental pembelajar yang pasif dan segala rintangan belajar lainnya. Berilah dukungan dan motivasi. - sugesti positif - lingkungan fisik yang positif - tujuan yang jelas dan bermakna - manfaat bagi pembelajar - sarana persiapan belajar - lingkungan social yang positif - keterlibatan penuh pembelajar - rangsangan rasa ingin tahu 2. Tahap Penyampaian Fasilitator yang selalu mengawasi dan menyuapi pembelajar merupakan ancaman serius bagi proses belajar. Tahap ini dimaksudkan untuk mempertemukan pembelajar dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Pada tahap ini kedua pihak: fasilitator maupun pembelajar memberikan presentasi secara bergantian. Pakailah pakaian atau atribut yang sesuai dengan tema materi. Tip praktis : - hentikan presentasi secara berkala, mintalah pembelajar untuk menceritakan ulang apa yang disampaikan. - Buatlah pasangan-pasangan, mintalah mereka untuk saling tanya jawab - Berikan tugas wawancara pada pembelajar, lalu presentasikan 3. Tahap Pelatihan (integrasi) Ini adalah intisari pembelajaran. Pada training yang efektif :Yang dikatakan dan dilakukan pembelajar adalah lebih penting daripada apa yang dikatakan dan dilakukan fasilitator. Gunakan prinsip 30/70 kontribusi fasilitator 30% sedangkan kontribusi pembelajar 70% Tahap dua dan tahap tiga dilakukan secara bergantian tetapi kontribusi terbesar harus diarahkan ke pembelajar. Merekalah yang berkreasi! Tip praktis/contoh : - buatlah pembelajar untuk menyusun pertanyaan yang sulit, lalu dia harus mencari jawaban ke temannya di kelas tsb. - pertanyaan bola salju - memerankan system - membuat puzzle 4. Tahap Penampilan Hasil Sukses bergantung pada kelanjutan! Tujuan tahap ini adalah untuk memastikan bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Doronglah pembelajar untuk segera menerapkan pengetahuan dan

keterampilan. Cobalah untuk membuat sistem pendukungnya (mungkin hadiah dan sanksi?). Tahap ini terdiri dari duan komponen: - apa yang mereka lakukan selama sesi - apa yang mereka lakukan setelah sesi Tips praktis/contoh : - Ajukan masalah-masalah pada dunia nyata - Uji-silang pembelajar - Tes pra dan pasca sesi - Mewawancarai teman sendiri - Mentoring lanjutan - Tampilkan para alumni 4. Hukum-hukum Training Khusus Orang Dewasa Law of previous experience : Pembelajaran harus dikaitkan dengan pengalaman pembelajar. Cek siapa sih pembelajar. Tiap orang membawa pengalaman sendiri-sendiri. Law of relevance: Training yang efektif harus relevan dengan dunia kerja dan dunia nyata pembelajar. Gunakan simulasi dan bermain peran untuk menjembatani dunia nyata dan situasi training. Setelah latihan ini, berikan penjelasan dan diskusikan strategi apa yang sebaiknya dilaukan untuk penerapan pada kehidupan sehari-hari.

Law of self-direction. Kebanyakan orang dewasa adalah pembelajar yang mandiri (jangan suka ngatur!) Jangan paksa tiap peserta untuk ikut pada tiap aktivitas. Kadangkala lebih baik melibatkan peserta dalam penyusunan sasaran training agar sesuai dengan yang mereka harapkan. Law of expectations. Reaksi peserta ke sesi training ditentukan oleh harapan mereka terhadap isi materi, format training, peserta senior, dan perilaku trainer. Kadangkala ada peserta yang merasa takut atau terancam. Berilah mereka motivasi yang tidak membuat mereka malu. Beberapa orang juga merasa malu dan takut jika melakukan sesuatu yang bodoh di depan publik. Ciptakan lingkungan yang kondusif dan saling mendukung. Beri tepuk tangan atas usaha mereka yang gigih. Law of self image. Orang dewasa merasa yakin dengan gaya belajar yang mereka kuasai. Kadangkala ini menghambat atau mempercepat proses pembelajaran. Yakinkan mereka untuk menerima konsep atau keterampilan baru. Motivasi mereka untuk mencoba tantangan-tantangan. Ubahlah perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Jangan berikan aktivitas berulang-ulang yang tidak menantang.

Law of multiple criteria. Orang dewasa menggunakan metode/standar yang bermacam-macam untuk menilai pengalaman belajar dan perolehan mereka.

Pandu mereka untuk membuat sistem penilaiannya. Ada yang suka sistem menang-kalah, ada yang suka sistem netral, ada yang suka pemberian sanksi dan hadiah. Berikanlah penjelasan dan alternatif penilaian yang memuaskan.

Law of alignment. Orang dewasa membutuhkan keselarasan dan keterpaduan antara tujuan training, isi training, aktivitas, dan teknik-teknik penerapannya.

Ciptakan suasana training yang mirip dengan situasi dunia kerja (nyata). Sistem pembelajaran dan pengetesan pun dibuat seperti situasi riil. Buatlah sistem penilian yang sebanding dengan penguasaan materi dan pemahaman tujuan training.

Segala Usia Law of active learning: Respons aktif akan menghasilkan pembelajaran yang efektif ketimbang pembelajaran pasif atau hanya sekedar membaca saja. Selingilah pengajaran dan tugas baca dengan aktivitas pembelajaran yang aktif seperti kuis dan puzzle. Berikan kesempatan pada peserta untuk bertanya dan doronglah untuk menjawab pertanyaan mereka sendiri. Law of practice and feedback. Pembelajar tidak dapat menguasai keterampilan tanpa latihan yang berulang dan feedback yang sesuai. Bisa jadi seseorang memahami suatu prosedur, tetapi belum bisa mempraktikannya. Luangkanlah banyak waktu untuk melakukan latihan berulang beserta dengan feedback dari teman-temannya atau yang ahli di situ. Gunakan feedback yang terukur. Law of individual differences. Beda orang beda cara. Gunakan teknik yang bermacam-macam: menulis, berbicara, menggambar, berakting, dll. Dukung peserta untuk belajar secara perorangan, berpasangan, atau dalam grup-grup. Law of learning domains. Beda tipe belajar memerlukan strategi yang berbeda. Kenalilah isi dan tujuan training. Jangan gunakan aktivitas yang sama untuk tipe training yang berbeda. Gunakan desain yang cocok untuk membantu pembelajar memahami konsep, prosedur dan prinsip-prinsip yang disampaikan.

Law of response level. Pembelajar menguasai keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan respons yang mereka berikan sepanjang proses pembelajaran.

Jika materi yang disampaikan hanya berupa pemberian prosedur kemungkinan besar mereka tidak bisa menerapkannya di dunia nyata. Tantanglah peserta untuk menyelesaikan problemproblem yang membutuhkan solusi-solusi kreatif.

Seluruh makhluk hidup Law of reinforcement: Pembelajar belajar untuk mengulangi perilaku yang dihargai. Berilah penghargaan untuk perilaku-perilaku yang konstruktif. Doronglah pembelajar untuk mengulangi dan terus merespons. Pada tahap awal, berilah penghargaan walaupun peserta belum

melakukannya dengan baik sekalipun. Law of emotional learning: Aktivitas yang dilakukan dengan keterlibatan emosi akan bertahan lebih lama. Gunakan game-game, simulasi, dan bermain peran yang menambah elemen emosi dalam pembelajaran. Hati-hatilah jangan sampai berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran. Berikanlah penjelasan untuk setiap aktivitas yang melibatkan emosi untuk semakin menanamkan dalam perasaan pembelajar dan pelajarilah reaksi mereka. 5. Apa yang Dilakukan Trainer? Yang jelas bermacam-macam dan sangat menarik. Ini beberapa diantaranya: Menjaga agar Peserta tidak tidur! Memandu diskusi dan menghidupkan partisipasi peserta Jangan kehilangan fokus karena game/simulasi Pilih metode training yang cocok & fleksibel Menjamin transfer pengetahuan yang tinggi Jadilah entertainer! Hidupkan kelas! Memandu peserta mengambil hikmah/pelajaran yang dipetik dari tiap kegiatan Mencoba dulu games & simulasi Menjelaskan sasaran/harapan dari tiap sesion Jujur dan terbuka (no hidden agenda) 6. Menjadi Trainer Efektif Kualitas yang dimiliki: - Fleksibel modifikasikanlah aktivitas grup sebelum dan sesudah training - Adaptif modifikasikanlah aktivitas grup pada enam titik perhatian - Proaktif modifikasikanlah berdasar karakteristik peserta dan tujuan aktivitas - Responsif modifikasikanlah aktivitas grup dengan penekanan yang berbeda-beda - Resilient pantau terus aktivitas grup dan adakanlah perubahan secara perlahan 7. Enam titik perhatian : apa yang harus dijaga secara dinamis? a. Struktur - Seberapa kaku atau fleksibelkah aktivitas ini dilakukan? - Seberapa kakukah aturannya? - Seberapa fleksibel penerapannya? b. Kecepatan - Seberapa cepat aktivitasnya? - Seberapa banyak materinya? c. Interaksi - Seberapa kooperative? - Seberapa besar persaingannya? d. Fokus - Mana yang lebih penting, prosedur positif atau hasil yang efisien? - Berorientasi ke proses (enjoy, asik) atau ke sasaran

dan hasil? e. Kepedulian - Seberapa jauh trainer peduli : ke orang atau grup? f. kontrol - Ambil kesepakatan dengan peserta atau ditentukan trainer sendiri? Contoh : saya lebih menyukai struktur yang lemah (menjelaskan aturan hanya ketika dibutuhkan dan menerapkan dengan santai), kecepatan yang tinggi, interaksi yang kooperatif (mendorong peserta untuk saling bantu), fokus ke hasil (memberikan rasa santai tetapi berfokus supaya sasaran tercapai), peduli pada individu (berfokus pada pengembangan individu, sedikit lebih besar daripada pengembangan tim), dan mengambil kontrol eksternal (berperan sebagai konsultan: beri saran dan feedback). 8. Praktik Merancang Training Tetapkan Tujuan/sasaran - Untuk apa saya membuat program ini? Apa perlunya? - Apakah saya membuat-buat? Atau ini memang penting? - Apa yang bisa saya pelajari? Perbaikan apa yang bisa saya dapatkan kalau mengadakan program ini? - Apakah tujuan ini sama-sama enak? Atau hanya menguntungkan saya saja? Tentukan output yang diharapkan (detail) - Setelah ikut training, perubahan apa yang nampak pada peserta? Pada saya? - Tambahan pengetahuan apa saja yang dimiliki peserta setelah ikut program ini? Pada saya? PILIH materi yang paling menunjang - Materi apa saja yang paling efektif? Apakah benarbenar menunjang tujuan? - Apakah output bisa tercapai dengan materi ini? - Apakah ini tidak membosankan? Bukankah ini sudah banyak dilakukan? - Mengapa tidak mencoba yang baru, padahal samasama menunjang? - Bener nih, bermanfaat ke peserta? Atau nurutin ego saya? Jujur dong! PILIH aktivitas yang memungkinkan materi tersalurkan paling efektif - Apakah ini tidak terlalu ringan/memberatkan peserta? - Apakah ini tidak berlebihan? Apakah ini tidak dibuatbuat? - Apakah ini hanya untuk kesenangan saya saja? - Bener nih, bermanfaat ke peserta? Atau nurutin ego saya? Jujur dong! Sesuaikan suasana dan perilaku yang paling menunjang tercapainya sasaran & output - Suasana bagaimana yang menunjang tercapainya sasaran/tujuan? Tenang, horror, khidmat, serius, santai, dinamis, tegang, mencekam? - Apakah saya dan peserta lebih banyak belajar dan termotivasi untuk berubah dengan suasana yang saya ciptakan? - Kira-kira perilaku yang bagaimana yang kondusif baik dari saya maupun peserta?

Apakah saya dan peserta lebih banyak belajar dan termotivasi untuk berubah dengan perilaku yang kami sepakati? Evaluasi keefektivan materi, aktivitas, suasana, dan perilaku - Bagaimana saya yakin bahwa sasaran tercapai? Bagaimana saya mengetahuinya? - Bagaimana tanggapan peserta? Apakah peserta merasa nyaman untuk memberikan saran/kritiknya? - Bagaimana tanggapan teman-teman/klien? Bagaimana saya yakin mereka bisa bangga? Perbaiki lagi - Apa yang masih bisa saya sempurnakan untuk session/pertemuan berikutnya? - Apa yang masih bisa saya lengkapi? - Apa yang seharusnya saya kurangi atau tambahi? Materinya? Aktivitasnya? - Bagaimana perilaku yang lebih baik lagi? -

Anda mungkin juga menyukai