Anda di halaman 1dari 4

CLINICAL REASONING

1. ANAMNESIS a. Identitas Nama Usia Jenis Kelamin Alamat Pekerjaan

: Me.X : 27 th : laki-laki : : pekerja lapangan di proyek pembangunan sekolah.

b. Keluhan utama y Matanya tampak kuning sejak 2 hari lalu. c. Riwayat Penyakit Sekarang i. Lokasi kuning di skelra dan ujung kuku ii. Gejala penyerta o Sejak 6 hari sebelumnya pasien batuk tidak produktif, pilek, badan terasa lemah letih lesu, mual tanpa muntah serta rasa meriang, o merasa tidak enak di uluhati,

d. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. e. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga atau kerabat yang menderita penyakit seperti ini. f. Riwayat Sosial Pasien tidak tahu. g. Review Sistem Mata sklera ikterik dua-duanya Abdomen nyeri tekan perut atas, Uninary kencing berwarna seperi teh Lainnya normal. 2. Pemeriksaan Fisik y Vital sign BP 120 / 80 mmHg, suhu 37,7 0C, RR 16 x / menit, HR 90 x / menit y sklera icteric y nyeri tekan perut kanan atas, hepatomegali pada palpasi abdomen.

y y

Splenomegali (-) Lain-lain dalam batas normal.

3. Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium : i. SGOT/SGPT : 150/250 ii. Bilirubin Total/Direk : 12/8 iii. Alkali fosfatase : 175 iv. Gamma GT : 230 v. Hepatitis B & C : negatif vi. Urine : Bilirubin urine (+) vii. Selain itu hasil-hasil diatas dalam batas normal

4. Diferense Diagnosis (DD) hepatitis A, batu empedu (kolesitosis) 5. Diagnosis Nilai normal pada laki-laki a. SGOT < 18 b. SGPT < 22 c. Bilirubin total 0,1 -1,2 d. Bilirubin direk 0,0 -0,3 e. Alkali fosfatase 20-90 f. Gamma GT 10-80 g. Bilirubin urin -0,02 gr/dl Diagnosis Hepatitis A. Untuk membedakan antara hepatitis dan batu empedu yang paling menentukan adalah adanya peningkatan Gamma GT. Karena GGT ditemukan terutama di hati dan ginjal dan GGT sensitif dalam medeteksi berbagai macam px hati. Nilai serum akan meningkat pada awal kerusakan hati dan akan tetap meningkat selama ada kerusakan sel-sel. Resume Seorang laki-laki 27 tahun, pekerja lapangan di proyek pembangunan sekolah, datang dengan keluhan matanya kuning sejak 2 hari lalu. Sejak 6 hari sebelumnya pasien batuk tidak produktif, pilek, badan terasa lemah letih lesu, mual tanpa muntah serta rasa meriang Pasien merasa tidak enak di uluhati, terkadang juga terasa sakit walaupun ringan saja. Dua h ari SMRS, pasien baru sadar bahwa matanya berwarna kuning dan air kencingnya berwarna gelap seperti teh. Pemeriksaan fisik: sklera icteric, nyeri tekan perut kanan atas, hepatomegali pada palpasi abdomen. Lain-lain dalam batas normal. Pemeriksaan Laboratorium : SGOT/SGPT : 150/250, Bilirubin Total/Direk : 12/8, Alkali fosfatase : 175, Gamma GT : 230, Hepatitis B & C : negatif , Urine : Bilirubin urine (+), Selain itu hasilhasil diatas dalam batas normal

Daftar Masalah ; sklera ikterik dan kencing se perti teh, hepatomegali, SGOT, SGPT dan Hiperbilirubin 1. Sklera Ikterik Apabila bilirubin menumpuk dalam darah, maka warna kulit, sklera, dan membran mukosa menjadi kuning. Warna kuning ini dikenal sebagai ikterus yang biasanya dapat terdeteksi apabila bilirubin plasma total lebih dari 2 mg/dl. Kemungkinan besar pasien mengala mi Hepatitis atau Kolestasis. Sekitar 80-85% bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam sistem retikuloendotelial. Pada katabolisme hemoglobin, globin mula -mula dipisahkan dari heme. Setelah itu heme diubah menjadi biliverdin, kemudian diubah menjadi bilirubin tak terkonjugasi. Bilirubin ini larut dalam lemak, tidak larut dalam air, tidak dapat diekskresikan dalam empedu atau urine. Bilirubin tak terkonjugasi berikatan dengan albumin dan ditranspor melalui darah, lalu diabsorbsi oleh hati. Di h ati, bilirubin dilepas dari albumin dan dikonjugasi dengan asam glukuronat, dan sebagian dikonjugasi dengan sulfat. Dalam bentuk konjugasi inilah, bilirubin diekskresi dalam empedu ke dalam usus. Dari usus, bilirubin terkonjugasi diubah menjdi menjadi urobilinogen. Hepatitis A adalah penyakit penyakit akut ringan yang disebabkan oleh Hepatitis A Virus (HAV). Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan melalui air dan makanan. Penyakit ini mempunyai 4 stadium yaitu masa inkubasi, pra-ikterik, ikterik, dan fase penyembuhan. (1) Masa inkubasi sekitar 30 hari, (2) Masa prodromal, gejalanya lesu, lelah, anoreksia, nausea, rasa tidak nyaman didaerah kanan atas abdomen (biasanya ditemukan hepatomegali) , demam (biasanya < 39C) . (3) Masa ikterik dan penyembuhan, sebelum ikterus timbul, warna urin menjadi lebih gelap seperti teh akibat ekskresi bilirubin ke dalam urin, dan warna tinja mungkin terlihat lebih pucat, akibat berkurangnya ekskresi bilirubin kedalam saluran cerna. Ikterus menghilang secara b ertahap dalam 2 minggu 85% sudal menghilang. Perdangan pada sel hati membuat kanalikuli tertekan sehingga proses ekskresi bilirubin ke empedu menjadi terganggu. Hal ini mengakibatkan kadar bilirubin dalam serum terutama bilirudbin direk meningkat. Kolestasis terjadi akibat disfungsi hepatoseluler atau obstruksi empedu intra atau ekstra hati, juga dapat menyebabkan ikterus. Manifestai lain penurunan eliran empedu berkaitan dengan malabsorpsi usus, termasuk kurang adekuatnya penyerapan vitamin larut lemak (A, D, K). Plan : Diagnosis : pemeriksaan kadar bilirubin total dan bilirubin direk. Terapi : Tidak ada yang spesifik istirahat, diet seimbang, suportif

2. Hepatomegali Setelah liver membuka sejumlah agen seperti virus, liver menjadi membesar dan terjadi peradangan sehingga dalam kuadran kanan ata s terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel -sel hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena virus masuk dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan -jaringan hepar (sel -sel hepar). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada jaringan intrahepatik menyeb abkan kekuningan. Plan : diagnosis : palpasi abdomen Terapi : 3. SGOT dan SGPT Hepatitis A nekrosis hepatosis meningkatkan kerja enzim yang mengkonjugasi bilirubin di hepar yaitu AST ALT. dan virus akut ditandai dengan meningkatnya kadar amino aminotransferase (ALT = SGPT) dan aspartate aminotransferae (AST = SGOT), yang kadang -kadang bisa mencapai 100 kali dari harga atas normal. Kadar SGOT umumnya lebih tinggi daripada SGPT hepatitis akut (Hepatitis A, B, C) tetapi Hepatitis B dan C bisa kronis sedangkan Hepatitis A, tidak. Plan : diagnosis : pemeriksaan kadar SGOT/SGPT Terapi : Diagnosis : Hepatitis A, Kolestasis Kemungkinan Patogenesis :

Anda mungkin juga menyukai