Anda di halaman 1dari 7

Resep Cinta Sederhana...

(Warung Sate Cinta)


Kisah dan cerita cinta sudah umum dikalangan manusia. Dimana saja sosok berwujud manusia yang lengkap dengan jiwa, akal dan perasaan akan selalu tertabrak oleh cinta. Tak satupun bisa menghindar, kalau pun ada yang mampu, dia hanya berpura-pura. Karena yang namanya manusia ya cinta, cinta yang manusia. Cuma kalaupun ceritanya berujung dengan seks tapi tanpa cinta. Itu Hewan. Dan bukan manusia. ***
Sudah 1 tahun terakhir ini, warung sate Yu War di pojok pertigaan jalan sukun selalu menjadi pelabuhan terakhir kegundahanku. Aku selalu mengunjungi warung itu saat aku mendapat masalah. Dan sebagian besar permasalahan dalam hidupku akhir-akhir ini adalah masalah dengan hati, cinta. Warung sate itu selalu aku kunjungi sekedar untuk nongkrong, melamun, menghabiskan rokok dan sekaligus cari hiburan mengusir kegundahan. Warung itu selayaknya caf di mataku. Sudah tak ada lagi pilihan tempat terbaik di kotaku untuk bercurahan hati. Hal lain yang tak bisa dibayangkan saat aku berada di kotaku ini, seluruh teman seangkatanku sudah lenyap. Mereka yang dulu masih bisa meluangkan waktu untuk ngobrol, kongkow, sekarang sebagian besar menyibukkan diri dengan macam-macam bisnisnya, keluarganya dan tinggal aku saja yang hampa sendiri tanpa pekerjaan, tanpa kesibukan, jomblo. Sebetulnya aku sudah tak tahan, apalagi beberapa kali romantika cintaku putus hanya karena masalah pekerjaan.

Warung Sate Cinta

M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

Sebenarnya aku bukannya tidak serius sama wanita. Tapi orang tua si wanita-wanita ini yang selalu saja memutus begitu saja harapan cintaku. Apalagi maunya aku, aku tidak lagi memikirkan pacaran, pengenalan atau apalah! Yang pasti aku kenal, aku tahu keluarganya, aku lamar dan nikah. Tapi belum juga mengenal barang lebih lama, yang ada aku sudah mati gaya pada sesi awal. Saat si Ayah, Bokap, papa, Daddy, Bapak dari pacar-pacarku menanyakan Joni kerja dimana? saat itu juga bisa kupastikan kalau ibarat sebuah produk aku sudah tak laku sebelum masuk keranjang belanjaan. Hanya dipegang calon pembeli dan kembali lagi ke pangkuan penjual. Lengkap sudah penderitaan. Bagaimana tidak menderita & tersiksa? kalau ini semua sesungguhnya terjadi memang bukan karena kesalahanku. Bukan kemauanku untuk ditakdirkan menjadi pengangguran setelah 3 tahun. Nasib ini meluncur begitu saja. Hingga sampai detik ini, tepatnya 41 berkas lamaran sudah kulayangkan. 37% diantaranya menuai panggilan. 100% dari 37% yang dipanggil itu statusnya closed file, alias tak ada lanjutan, meaning tak diterimanasib..nasib.! Sejujurnya dari pengamatanku, pandangan orang tua sekarang untuk calon menantunya bukan lagi bibit, bebet, bobot saja tapi juga status pekerjaan. Berat sekali sepertinya, terlebih lagi di jaman resesi sekarang ini. Saat semua orang butuh pekerjaan. Saat semakin berkurang saja lapangan pekerjaan. Saat Negara juga bekeringat menunggu limpahan investasi, karena modal Negara sudah habis untuk bayar hutang. Yahwarung sate Yu War memang menjadi tempat menyenangkan, apalagi setiap harinya aku bisa banyak belajar, belajar tentang kehidupan. Kehidupan percintaan yang ternyata tak semonoton pengalamanku. Karena dari warung inilah ternyata bercinta Warung Sate Cinta M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

punya banyak jenis & seri. Dari hari ke hari selalu saja Yu War dengan terampil menggunakan tema cinta sebagai materi perbincangan dengan pelanggannya. Yu War memang selayaknya presenter tv, genit, ahli ngulik rahasia orang, dan ceriwis. Hampir setiap tamunya selalu saja tak bisa berkutik saat Yu War menanyakan tentang kisah cintanya. Iya saja Ini romantika jaman belanda. Hari itu Yu War ketamuan seorang Bapak tua yang terlihat bekas tentara. Dari sosoknya terlihat tegap. Gurat wajah kaku dan tegang seorang angkatan tersisa. Dek Joni.kenalkan, ini namanya Pak Sarjiono panggil Yu War kemayu mengagetkan mataku yang lagi adem melamun Beliau ini mantan orang besar jaman dulu lhonggak main-main, selangkah lagi hampir saja jadi pahlawan nasional.he..he. demikian guyon Yu War memperkenalkannya padaku. Dek Jon, kalau mau cara dapet isteri yang gampang dan murah, sudah pake resep Pak jenderal Sar ini. Teriak Yu War sambil melirik genit Pak Sarjiono, sementara tangannya terus terampil memotong daging kambing merah yang sebelumnya tergantung, sekarang daging itu hancur menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Menurut Yu War lagi kisah cinta Pak Sar adalah yang paling singkat dan padat. Nggak pake embel-embel dan tetek bengek. Segalanya serba cepat tapi tuntas. Menurut Yu War lagi, jaman itu memang hampir setiap orang tua yang memiliki anak perempuan sangat mendambakan punya menantu tentara. Apalagi dalam kondisi jaman perang, setiap keluarga sangat ketakutan kalau anak gadisnya menjadi perawan tua. Logis memang. Setiap harinya beratus-ratus pria bujangan mati tertembak dalam perang. Bisa-bisa orang tua tak kebagian jatah Warung Sate Cinta M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

menantu. Konon hanya butuh waktu 30 menit sejak Pak Sar ketemu dengan gadis yang ditemuinya di dapur umum barak tentara, seketika itu juga lamarannya dijawab singkat oleh ayah si wanita, Iya saja. Silakan, kalau anak punya niat baik, Bapak mendukung sepenuhnya. Tinggal kita bicara saja kapan ijab kabul bisa dilakukan secepatnya. Suara mendayu Yu War fasih menirukan, seolah membeo, dia hapal benar kalimat yang disampaikan oleh mertua Pak Sar. Pak Sarjiono hanya tersenyum saja di meja ujung warung. Yang bersangkutan seakan bangga kisahnya dijadikan bahan percontohan. Dalam hati aku hanya berkata, Oallahhh Yu Waraku kan hidup dijaman millemium dan lagi aku bukan Tentara?...Cuma pengangguran...betapa kasihannya aku. Suka dan Sudah Hari-hari aku semakin suka saja nongkrong di warung Yu War. Seperti hari ini, berbekal uang sepuluh ribu untuk sepuluh tusuk sate, aku mendapat cerita cinta baru. Yang ini sedikit lebih spektakuler. Karena selayaknya di televisi. Tayangan infotainment jarang sekali menampilkan persoalan yang membelit presenternya. Atau memang si presenter dikontrak mati untuk tidak bermasalah? Beruntung, sudah dua jam duduk di warungnya sampai nasipun sudah tambah dua kali, tak satupun pelanggan atau pembeli mampir di warung Yu War. Kok tumben Yu, seret pembeli? pelan aku membangunkan lamunan Yu War, yang asyik menghangatkan diri dengan asap tungku bakaran sate. Siang itu tiupan angin dingin perlahan berpendar bercampur air hujan yang tak begitu lebat. Tahu dek, nggak biasanya juga seperti ini. Namanya juga hujan, mbok yo wis, sabar aja. Memang rezeki kan hanya bisa ditunggu dek , ndak iso kalau dipaksain diraih. Gumamnya lemes. Tapi mbok ya cerita toh yu tentang kisah cinta sampeyan sendiri. Warung Sate Cinta M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

Sampeyan itu yah lucu kok Yubisanya Cuma mengulik cerita orang lain. Sementara sampeyan ndak pernah mau cerita tentang kisah cinta sampeyan sendiri. Piye Toh? desakku sambil membunuh waktu menunggu hujan reda. Karena aku memang tak membawa payung dan jas hujan. Oalah dekbukannya saya itu sok merahasiakan. Wong nyatanya saya ini ndak punya cerita menarik kok waktu ketemu sama Bapaknya Tole itu (Bapaknya Tole = panggilan untuk suami Yu War). Wis menurut saya, cintaku tuh paling ringkes sak dunia dek. Yakin! Memang tak ada yang istimewa setelah mendengar semua cerita cinta Yu War. Karena di masa setelah perang dan kultur mulai dibangun, semua serba tersentralisir. Orang tua saat itu menjadi sentral pengatur dan pengayom etika dan jalannya aturan leluhur. Yang wanita tak bisa semau-maunya suka. Yang pria boleh memilih tapi tak bisa semaunya menunjuk sebelum orang tua bilang ya. Kebetulan Yu war adalah anak seorang keluarga sedikit terpandang. Ayahnya mantri. Banyak lelaki yang sudah melirik. Tapi Mas Trimo yang kena sampur. Suatu sore ketika ayahnya menerima kedatangan Mas Trimo sekeluarga ke rumahnya yang merangkap sebagai balai pengobatan dan langsung memperkenalkan. Saat itu pula ayahnya membisik pelan ditelinganya, kalau Ayah dan Ibu suka dengan Mas Trimo, maka tidak ada kata lain, Yu War langsung harus juga menjawab saya nderek Romo.. dan sudah semua terjadi, maka terjadilah. Walaupun harus diakui. Sebetulnya hati kecilnya tidak seratus persen suka, tapi sudahlah memang harus demikian adanya. Anak perempuan harus nurut perintah orang tua. Wah Yuuntung loh, Yu War nurut sama orang tuanya, coba kalau terjadi huru hara saat itu, bisa jadi cerita Siti Nurbaya tak akan laku. Diganti judulnya sama Balada Wartiyemhe..he Kami berdua terkekeh Warung Sate Cinta M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

ditengah kilatan petir yang disusul geledek menggelegar siang itu. Sekali lagi dalam hati aku hanya bisa bilangKalau aku hidup di jaman modern, jaman dimana seorang gadis boleh menyampaikan keberatan terhadap pilihan jodoh dari orang tuanya. Dan itu yang disebut demokrasi dalam keluarga..sedihnya aku.. Cemburu, Prasangka dan Tuduh Hari itu sungguh cerah, jalanan pun tampak ramai. Pelajar, pegawai dan pekerja lalu lalang. Memang sudah waktunya jam makan siang. Warung sate Yu War bagai sebuah pertokoan, sesak. Mungkin memang semua orang sudah kelaparan, setelah lewat dan menghirup tamparan asap bakaran sate yang menggumpal di jalanan. Yang namanya Yu War tetap Yu War. Sosok yang mulutnya memang bakat cerewet. Tak peduli siapa tamunya. Nggak peduli walau orang yang mampir bukan pelanggannya. Bibirnya hayo saja mengumbar cerita. Dan selalu tema utama cerita cinta, setiap hari selalu saja berbeda. Walah-walah.kalau saya kok ya bersyukur dilahirkan jadi orang kolot. Memang sudah dari sononya dilahirkan bodo. Jadi baik saya maupun suami nggak kambah teknologi. Wis ndak bakalan ngerti dan nggak bakalan mau ngerti! Tapi beruntung kok jadi orang yang nggak melek teknologi. Malah segalanya serba aman. Semuanya selalu damai, tenteram ora neko-nekotenan iki! bibir Yu War merekah. Mulutnya hanya diam sebentar dan kemudian meneruskan. Menurutnya teknologi yang ada sekarang ini membuat semua jadi instant. Hal yang kecil bisa jadi besar. Yang tertutup pun jadi transparan kelihatan. Begitu juga hubungan pasangan suami isteri jadi serba tergoncang karena semua bisa dengan mudah menimbulkan fitnah. Sambil merengut, kelingking dan jempolnya membuat bentuk handphone di antara telinga dan Warung Sate Cinta M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

mulutnya. Cobawong yang saya dengar, orang sekarang ini sudah kelewatan kok. Bisa-bisanya handphone kok dipakai untuk bercinta. Sayang-sayangan pake sms. Waduh..kalau ndak tahan-tahan bisa edan. Perkawinan bisa mudah hancur berantakan. Yang paling nekat dan kurang ajar lagi, coba bayangkan tetangga dusun saya, lha kok ngalamar pakai sms? Apa sudah gila ya jamannya?....Gustiiiiii!! Yu War teriak ekspresif, tanda ketidaksetujuannya pada gaya cinta dan berkeluarga jaman sekarang. Kebanyakan keluarga sudah tidak lagi nyaman membangun keluarga, tapi selalu saja menggunakan alasan perasaan cemburu, berprasangka dan saling tuduh, untuk enyah dari rasa bosan terhadap pasangannya. Sebuah kehidupan di jaman berteknologi yang menjadi semakin mundur dibanding ukuran jaman mudanya. Lha dek Jonisekarang tinggal sampeyan, mau pake cara yang mana?...banyak toh ngangsu kawruh selama makan disini. Nggak rugi lohYo wis, sekarang.cepet milih. Keburu jamannya semakin edan, entar ora kedumanha..ha senyum lebar Yu Wartiyem, sambil melangkah menghantarkan hidangan. Dalam hati aku Cuma bisa menggumam..ahhh semoga saja dari mulut Yu War...Tuhan mau mendengar dan mengabulkan permohonannya... --- *** ---

Warung Sate Cinta

M. Riza Perdana Kusuma, 24-02-08

Anda mungkin juga menyukai