Guru Itulah aku yang mereka sebut Pahlawan tanpa tanda jasa Yang tak mereka pahami pada hakekatnya Sebelum mereka, kamu, menjadi aku Guru
Akulah si kambing hitam Kala masa depanmu menjadi suram Kelam Ku bukanlah kebanggaan Di masa kau gapai sebuah harapan
Itulah secuil diriku Dari segunung catatan sejarahku Satu hal yang tidak ku ingin Mereka, kamu terlupa Aku, guru, juga manusia
Ingat Di episode lain serial hidupku Aku juga ayah, ibu, abang atau Kakakmu, muridku Tak banyak yang ku mau
Hanya dua butir matamu Dua potong telingamu Dan setumpuk perhatianmu Itupun tak ku bawa serta melabuh
Pagi itu Kala ku langkahkan tungkai Di bawah terpaan hangatnya mentari Seekor anjing asyik Menikmati senandung sang burung Terbersit di benakku Apakah aku tak lebih baik dari burung itu? Berlaku samakah anjing itu Jika burung itu adalah aku Gurumu?
Teringat dan kumpulkan kembali Mozaik-mozaik yang telah terserak Betapa duka dan laranya aku Ketika kau bahkan meninggalkan penggores kertasmu Satu hal muridku, jantung hatiku Kala itu, seandainya jemariku Mampu menjadi penggores Bertintakan darah nadiku Aku rela
Tapi hidup dan bertahan Yang lebih ku pilih Negara ini tidak hanya Memiliki sepuluh dua puluh pilarnya Pertahananku kusisakan Untuk selaksa pilar-pilar yang butuh sentuhan Cat kasih putih ku
Aku gurumu Manusia seperti dirimu Butuh sejumput perhatian dan kasihmu