Anda di halaman 1dari 1

Capres diributkan, Rakyat diabaikan

Pemilihan presiden berikutnya masih 3 tahun lagi tapi sejumlah parpol sudah bersiap-siap mencari capres yang akan dijagokan. Mulai dari partai Golkar akan mencalonkan Aburizal Bakrie, PKS berancang-ancang menduetkan Menko Polhukam Joko Suyanto dan Chaerul Tandjung, SRI mencalonkan mantan menkeu Sri Mulyani sebagai capres, PDI akan mencalonkan kembali Megawati Soekarnoputri. Adapun SBY selaku Pembina partai demokrat menyatakan tidak akan mencalonkan anak dan istrinya sebagai capres. Namun, menurut sekretaris Dewan Kehormatan Partai Demokrat, Amir Syamsudin mengusulkan bahwa Ani Yudhoyono qualified sebagai capres. (cantumin sumbernya de..) Sungguh tidak pantas dan sangat mengherankan sejumlah parpol sibuk membicarakan kandidat capres-cawapres padahal pemilu pilpres masih 3 tahun lagi. Sementara permasalahan rakyat yang kian merebak terutama persoalan korupsi tidak mereka perdulikan. Ditengah banyak penderitaan yang membelit rakyat, konsentrasi parpol malah hanya pada kursi kekuasaan. Ini menunjukan bahwa parpol dan para politisi itu tidak punya perasaan dan tidak peduli dengan persoalan rakyat. Selain itu, seharusnya persoalan utang Indonesia yang sudah mencapai Rp. 1900 triliun lebih pas dijadikan debat panas para politisi dan parpol di DPR dan pemerintahan dari pada soal kandidat capres. Ditambah pula dengan permasalahan semakin mahalnya kebutuhan rakyat menjelang lebaran sangat membuktikan betapa bangsa ini terus terpuruk Mereka mendekati rakyat hanya menjelang pemilu dan pilkada saja dengan buaian janji-janji manisnya untuk mendapatkan dukungan dari rakyat. Tapi, walaupun berulang kali dibuat kecewa dengan hasil pemilu, rakyatpun masih tetap percaya bahwa penggantian kepemimpinan adalah solusi bagi masalah bangsa. Padahal, para pemimpin seperti itu hanya akan memikirkan kepentingan diri mereka sendiri. Bagaimana mereka bisa peduli pada rakyat, kalau Allah SWT. yang telah menciptakan dan memberikan rizki pada mereka saja sudah diabaikan? Inilah dampak dari sistem demokrasi yang berlandaskan sekularisme, dimana hanya aturan manusialah yang berlaku di dunia ini sementara hukum-hukum Allah terabaikan. Maka hasilnyapun tetap sengsara. Sudah saatnya sekarang kita menerapkan hukum-hukum Allah di muka bumi ini dengan berjuang penuh kesungguhan untuk menerapakan Syariat Islam dalam bingkai al Khilafah ala minhaj an-nubuwwah.

Fitriani Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Anda mungkin juga menyukai