Anda di halaman 1dari 3

No. 1.

Diagnosa Keperawatan Resiko Infeksi Sekunder b.d. bakteri masuk ke aliran darah

2.

Intoleran Aktivitas b.d. kelemahan fisik d.d. anoreksia DO : -

Tujuan Tupen : y Infeksi tidak terjadi y Klien tidak menularkan penyakit y Pasien tidak memperlihatkan tanda komplikasi Tupen : y Kebutuhan sehari-hari dapat terpenuhi

Intervensi y Observasi tandatanda infeksi.

y Jaga barang kebutuhan klien hanya untuk klien. y Kolaborasi : - Antibiotik y Bedrest. Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan y Bantu ADL klien.

DS : Klien mengeluh tidak nafsu makan

y Dekatkan alat-alat kebutuhan klien.

y Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi. y Berikan aktivitas hiburan yang tepat seperti menoton TV dan membaca. y Mendorong aktivitas fisik yang konsisten terhadap energy klien. y Beristirahat setidaknya 1 jam setelah makan sebelum memulai aktivitas baru. y Ajarkan keluarga untuk membantu membatasi kegiatan fisik klien. y Kembangkan hubungan pasien/

Rasional y Mencegah terjadinya infeksi. Dan mencegah perkembangannya bila sudah terjadi. y Mencegah penularan bakteri terhadap orang lain. y Mencegah/ membatasi infeksi sekunder. y Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Menyediakan energy yang digunakan untuk penyembuhan. y Membantu klien untuk memenuhi ADL nya. y Membantu klien untuk mencapai kebutuhannya yang optimal dan meminimalkan energi besar yang dikeluarkan klien. y Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan. y Meningkatkan relaksasi dan penghematan energy. y Bedrest lama dapat menurunkan kemampuan otot. y Energi digunakan untuk mencerna makanan.

y Hal ini mendorong kesadaran kapan harus mengurangi aktivitas. y Hubungan yang saling mempercayai antara

3.

Ansietas b.d. dampak hospitalisasi

Tupen : y Menunjukkan

DO : y Sudah 2 hari dirawat dank lien tidak mau lepas dari pelukan Ibunya. y Setiap ada perawat/ dokter memeriksa, klien selalu meronta & menangis menjeritjerit, sedangkan menurut Ibunya anak ini biasanya tidak rewel. DS : -

rileks dan dapat bersosialisasi dengan baik terhadap staf. y Mampu menyesuaikan tingkah laku yang harus diekspresikan.

perawat.

y Orientasikan pada aspek-aspek fisik dari fasilitas, jadwal, dan aktivitas. Perkenalkan pada teman sekamar dan staf. Berikan penjelasan tentang peran-peran.

y Berikan pemikiran yang cermat untuk penempatan ruang. Berikan bantuan dan dorongan dalam penempatan benda-benda pribadi di sekitar ruangan. Jangan memindahkan dari satu ruang ke ruang lain tanpa persetujuan pasien. y Berikan lingkungan & suasana yang nyaman dan menyenangkan. y Libatkan orang terdekat (keluarga) dalam proses penyembuhan. y Penuhi kebutuhan bermain sesuai kondisi klien.

pasien/ orang terdekat/ staf akan meningkatkan perawatan dan dukungan yang optimal. y Pengenalan adalah bagian penting dari penerimaan. Pengetahuan dimana benda-benda berada dan siapa yang dapat diharapkan pasien untuk memberikan bantuan dapat berguna dalam mengurangi ansietas. y Lokasi, kecocokan teman sekamar, dan tempat untuk bendabenda pribadi adalah pertimbangan yang tepat untuk membantu pasien merasa seperti di rumah . Perubahan seringkali dipenuhi dengan penolakan dan dapat mengakibatkan gangguan emosional dan kemunduran kondisi fisik. y Menimbulkan perasaan senang pada klien dan nyaman untuk bersosialisasi. y Membantu mengembangkan kepercayaan diri klien untuk bertindak. y Membuat klien tidak jenuh dan dapat tetap mengembangkan kreatifitasnya.

Faktor Resiko : y y Memakan makanan yang belum terjamin kebersihannya Sanitasi lingkungan yang buruk

y y

PHBS yang tidak diterapkan seperti tidak mencuci tangn sebelum dan setelah makan maupun saat menyiapkan makanan, setelah dari WC. Tertular dengan orang rumah yang sedang terkena

Diagnosa Banding : y Demam berdarah

NAMA : RAFIKA TASYA NESIA NPM : 220110090124

Daftar Pustaka Doenges, Marilynn E. dan Moorhouse, Mary F. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai