Anda di halaman 1dari 5

JUDUL: PEMANFAATAN KULIT PISANG SEBAGAI GULA REDUKSI RENDAH KALORI YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIDIABETES BARU

Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multietiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999 dalam Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2005: 7). Kadar gula darah yang berlebihan disebabkan oleh tidak sempurnanya proses metabolisme zat makanan dalam sel tubuh. Zat gizi dan sari makanan diserap di usus halus dan dibawa oleh darah ke dalam sel untuk kemudian diubah menjadi energi ataupun zat lain yang diperlukan tubuh. Jika proses pengangkutan zat gula darah (glukosa) ke dalam sel terganggu, maka glukosa tidak dapat terserap ke dalam sel dan tertinggal di dalam darah. Inilah yang menyebabkan kadar gula darah menjadi tinggi. Penyerapan glukosa ke dalam sel dibantu oleh sejenis hormon yang disebut insulin (Majid, 2010). Penyakit diabetes mellitus muncul akibat hormon insulin yang dikeluarkan oleh sel-sel beta dari pulau langerhans (struktur dalam pankreas yang bertugas mengatur kadar gula dalam darah) tidak lagi bekerja normal. Akibatnya, kadar gula dalam darah meningkat. Bila keadaan ini terus berlanjut hingga melewati ambang batas ginjal, zat gula akan dikeluarkan melalui air seni. Ancaman diabetes melitus terus membayangi kehidupan masyarakat. Menurut Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD, KEMD, FACE, sekitar 12

20% penduduk dunia diperkirakan mengidap penyakit ini dan setiap 10 detik di dunia orang meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan. Komplikasi diabetes terjadi pada semua organ dalam tubuh yang dialiri pembuluh darah kecil dan besar dengan penyebab kematian 50% akibat penyakit jantung koroner dan 30% akibat gagal ginjal. Selain kematian, DM juga menyebabkan kecacatan. Sebanyak 30% penderita DM mengalami kebutaan akibat komplikasi retinopati dan 10% harus menjalani amputasi tungkai kaki. Bahkan DM membunuh lebih banyak dibandingkan dengan HIV/AIDS (Anonim, 2011). Di Indonesia, jumlah penderita diabetes mellitus terus meningkat tiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan penderita diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia meningkat pesat dalam 10 tahun terakhir karena pada tahun 2000 ada 8,4 juta penderita dan meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2010. Data WHO tahun 2000 juga menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan penderita diabetes terbanyak keempat di dunia setelah India (31,7 juta penderita), China (20,8 juta penderita) dan Amerika Serikat (17,7 juta penderita) (Maradona, 2011). Penderita diabetes mellitus belum dapat disembuhkan sepenuhnya. Oleh karena itu, dokter biasanya tidak langsung meresepkan obat tetapi meminta pasien agar merubah life style (gaya hidup)-nya untuk mencegah komplikasi dengan cara berolahraga dan mengatur pola makannya. Dengan berolahraga dan mengatur pola makan terutama makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan mengurangi makanan yang manis-manis, dapat membantu menjaga kadar gula dalam darah. Untuk membantu penderita diabetes, saat ini memang sudah dikembangkan gula alternatif seperti gula jagung yang rendah kalori sebagai pengganti gula yang beredar di pasaran yang memiliki kalori yang tinggi. Sebab, kalori yang tinggi dapat meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Namun, harganya yang relatif mahal belum dapat dijangkau terutama oleh masyarakat lapisan menengah ke bawah. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif lain yang lebih murah dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat tetapi memiliki kualitas dan manfaat

yang sama dan bahkan lebih baik dari gula rendah kalori yang sedang dikembangkan saat ini. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan gula reduksi yang dibuat dari kulit pisang. Gula reduksi merupakan gula yang memiliki kemampuan untuk mereduksi. Hal ini disebabkan adanya gugus aldehid atau keton bebas pada ujungnya. Gula reduksi mempunyai strukutur yang lebih sederhana dibandingkan dengan gula biasa sehingga lebih mudah diserap tubuh. Meskipun demikian, menurut beberapa penelitian gula reduksi memiliki kalori yang lebih rendah daripada gula biasa. Gula reduksi berupa gula sederhana (glukosa) dapat dibuat dengan menghidrolisis karbohidrat. Salah satu sumber karbohidrat adalah kulit pisang yang selama ini masih belum banyak dimanfaatkan dan bahkan hanya dianggap sebagai limbah. Menurut Suprapti, 2005 dalam Wahyudi, dkk., 2011, komposisi kulit pisang mengandung air sebesar 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%. Dengan kandungan karbohidrat yang tinggi, kulit pisang sangat berpotensi sebagai bahan untuk membuat gula reduksi. Di samping itu, dengan memanfaatkan limbah kulit pisang, dapat membantu mengurangi asupan limbah di lingkungan masyarakat disebabkan tingkat konsumsi pisang oleh masyarakat khusunya di Indonesia sangat tinggi. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan gula reduksi dari kulit pisang yang berpotensi sebagai agen antidiabetes baru yang dapat dijangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat di semua lapisan. Sehingga dapat membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Wahyudi, Jatmiko, dkk. 2011. Pengaruh Suhu dan Kadar Glukosa Terbentuk dan Konstanta Kecepatan Reaksi pada Hidrolisa Kulit Pisang. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. Yogyakarta. Anonim. 2007. Diet dan Olahraga bagi Penderita Diabetes. [Terhubung berkala], http://cuek.wordpress.com/2007/11/19/diet-dan-olahragabagi-penderitadiabetes/ [15 Jul 2011]. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2005. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Anonim. 2011. Mencegah Terjangkit Diabetes. [Terhubung berkala], http://www.sehat-bebaspenyakit.com/tag/angka-penderita-diabetes-diindonesia-depkes-tahun-2011n [12 Jul 2011]. Hanafiah. 2000. Tinjauan Konsumsi Zat Gizi Penderita Diabetes Melitus terhadap Diit Diabetes Melitus. Aceh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Hutomo, Prihatmoko Trah. 2009. Pengaruh Stress terhadap Kadar Glukosa Darah pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Press. Majid, Cak. 2010. Kadar Gula Darah Normal (Normal Blood Sugar Levels). [Terhubung berkala], http://www.guladarah.com/2010/09/kadar-gula-darahnormal-normal-blood.html [15 Jul 2011]. Anonim. 2011. Monitor Selalu...! Si Manis dalam Darah Anda. Expert Review. [Terhubung berkala], http://medicastore.com/diabetes/expert_review.php [15 Jul 2011]. Maradona, Stevy. 2011. Wew!Penderita Diabetes di Indonesia Melonjak Pesat. [Terhubung berkala], http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/ [27 11/06/08/lmh6cj-wew-penderita-diabetes-di-indonesia-melonjak-pesat Jul 2011].

Anonim.

2009.

Glukosa

Darah.

[Terhubung

berkala],

http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/glukosa-darah/ [4 Jul 2011]. Novrianto, Ryandri. 2011. Apa Perbedaan Glukosa, Gula, dan Gula Reduksi. [Terhubung berkala], http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid= 20110606215054AAu p1O9 [27 Jul 2011].

Anda mungkin juga menyukai