Anda di halaman 1dari 15

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Situasi Daerah Penelitian 1. Letak Geografi Secara administratif luas Nagari Limau Purut adalah 1002 Ha. Batas-batas wilayah Nagari Limau Purut adalah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Kudu Ganting Kec. V Koto Timur : Sikapak Kota Pariaman : Tungkal dan Campago Kota Pariaman : Lurah Ampalu VII Koto

Pada dasarnya Nagari Limau Purut sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daerah perkebunan dan perdagangan karena posisi strategisnya berbatasan dengan Kota Pariaman. Nagari Limau Purut terdiri dari 9 Korong yaitu sebagai berikut : Korong Ps. Balai Korong Kp. Tangah Korong Pd. Kajai Korong Kp. Sagit Korong Kp. Ladang Korong Kp. Lambah Korong Kp. Piliang Korong Patalangan Korong Tanah Taban : 102 Ha : 126 Ha : 106 Ha : 104 Ha : 102 Ha : 77 Ha : 60 Ha : 225 Ha : 100 Ha 42

2. Demografi Berdasarkan data terakhir dari sensus penduduk Nagari Limau Purut tahun 2010 yaitu sebesar 3.257 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data dibawah ini : Korong Ps. Balai Korong Kp. Tangah Korong Pd. Kajai Korong Kp. Sagit Korong Kp. Ladang Korong Kp. Lambah Korong Kp. Piliang Korong Patalangan Korong Tanah Taban
3. Sarana dan Prasarana Kesehatan

: 508 jiwa : 485 jiwa : 436 jiwa : 436 jiwa : 250 jiwa : 168 jiwa : 119 jiwa : 411 jiwa : 397 jiwa

Adapun sarana dan prasarana kesehatan di Nagari Limau Purut yaitu :


a. Puskesmas induk b. Puskesmas pembantu c. Polindes d. Posyandu e. Bidan praktek swasta

:1 :1 ::9 :4

43

B.

Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejak tanggal di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011. Hasil penelitian dianalisa dengan analisa univariat dan analisa bivariat. Adapun hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisa Univariat Analisa univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari variabel independen yaitu pendidikan dan sikap ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan variabel dependen yaitu pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011.
a. Distribusi Frekuensi Pemberian Imunisasi Dasar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pemberian Imunisasi Dasar pada Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011
No 1 2 Pemberian imunisasi dasar Tidak lengkap < 10 Lengkap = 10 Jumlah Frekuensi N 38 11 49 % 77,6 22,4 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa dari 49 orang Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu sebanyak 38 orang (77,6 %).

44

b. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu yang mempunyai Anak Baduta Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011
No 1 2 Tingkat pendidikan Rendah Tinggi Jumlah Frekuensi N 30 19 49 % 61,2 38,8 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separuh ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut yang berpendidikan rendah yaitu (61,2%) sedangkan ibu yang mempunyai Anak Baduta memiliki pendidikan tinggi hanya (38,8%). c. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu yang mempunyai Anak Baduta Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011
No 1 2 Sikap ibu baduta Negatif Positif Jumlah Frekuensi N 34 15 49 % 69,4 30,6 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 49 orang ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut

45

wilayah kerja Puskesmas Limau Purut yang memiliki sikap negatif terhadap pemberian imunisasi dasar yaitu sebanyak (69,4%). 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yaitu hubungan tingkat pendidikan dan sikap ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut, dengan hasil analisa sebagai berikut :
a. Hubungan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai Anak Baduta

dengan pemberian imunisasi dasar. Tabel 4.4 Hubungan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan Pemberian Imunisasi Dasar di Nagari Limau Purut Wilayah Kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011
Tingkat pendidikan Pemberian imunisasi dasar Tidak lengkap Lengkap =10 <10 N % N % 30 100,0 0 0,0 8 42,1 11 57,9 38 77,6 11 22,4 Jumlah N 30 19 49 % 100,0 100,0 100,0

No 1 2

Rendah Tinggi Jumlah P = 0,001

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 30 orang ibu yang mempunyai Anak Baduta yang memiliki pendidikan rendah, dimana tidak satupun Anaknya yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

46

b. Hubungan sikap ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar Tabel 4.5 Hubungan Sikap Ibu yang Mempunyai Anak Baduta dengan Pemberian Imunisasi dasar di Nagari Limau Purut Wilayah Kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman Tahun 2011
No 1 2 Sikap ibu Pemberian imunisasi dasar Tidak lengkap <10 Lengkap =10 N % N % 34 100,0 0 0,0 4 26,7 11 73,3 38 77,6 11 22,4 Jumlah N 34 15 49 % 100,0 100,0 100,0

Negatif Positif Jumlah P = 0,000

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 34 orang ibu yang memiliki sikap negatif, dimana semua Anaknya tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan ibu yang memiliki sikap positif sebanyak 11 orang Anakmya telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

C. Pembahasan

47

Setelah dilakukan analisa univariat dan bivariat dari hasil penelitian, maka berikut ini akan dilakukan pembahasan terhadap masing-masing variabel penelitian. Adapun hasil pembahasannya adalah sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. Pemberian imunisasi dasar pada Anak Baduta Berdasarkan hasil penelitian di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011, pada tabel 4.1 ditemukan sebanyak 38 orang (77,6%) Anak Baduta yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan hanya sebanyak 11 orang (22,4%) Anak Baduta yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pemberian imunisasi dasar lengkap merupakan salah satu bentuk dari perilaku kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa banyaknya Anak Baduta yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dimana hasil tersebut merupakan hasil perwujudan dari perilaku kesehatan masyarakat yang mana ditentukan oleh niat terhadap suatu objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya

informasi kesehatan yang diperoleh, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan atau bertindak dan situasi yang memungkinkan ia berperilaku atau tidak berperilaku (Soekidjo Notoadmodjo,2003 : 167). Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Lowren Grence (1980) mengatakan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat

48

dipengaruhi oleh pengetahuan, tingkat pendidikan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor pendukung seperti lingkungan fisik dan prasarana, serta faktor penguat yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan sangat mempengaruhi. Dimana masing-masing faktor tersebut sangat mempunyai andil yang sangat besar terhadap keberhasilan terwujudnya perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2007 : 1617). b. Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Ibu yang mempunyai Anak Baduta Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa lebih dari separuh ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut mempunyai pendidikan rendah yaitu (61,2%) sedangkan ibu yang mempunyai Anak Baduta memiliki pendidikan tinggi hanya (38,8%). Peran seorang ibu dalam pemberian imunisasi dasar sangatlah penting. Oleh karena itu pemahaman tentang pemberian imunisasi dasar sangatlah penting. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Dimana dari hasil penelitian diatas dapat kita lihat bahwa banyaknya ibu yang mempunyai Anak Baduta memiliki pendidikan rendah. Pendekatan pada ibu yang mempunyai tingkat pendidikan rendah perlu adanya penekanan kepada hal-hal yang bisa dengan

49

mudah dimengerti dan difahami oleh ibu sesuai dengan kemampuan berfikir atau ilmu yang mereka miliki. Sedangkan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi mempunyai pengertian lebih baik terhadap pencegahan penyakit dan kesadaran lebih tinggi terhadap masalah-masalah kesehatan yang sedikit banyak telah diajarkan di sekolah. Dengan berpendidikan tinggi, maka wawasan pengetahuan semakin bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu penting kesehatan bagi kehidupan sehingga termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik (Ali Muhammad, 2002). c. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu yang mempunyai Anak Baduta Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 49 orang ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut yang memiliki sikap negatif terhadap pemberian imunisasi dasar yaitu sebanyak (69,4%) dan hanya (30,6%) ibu yang memiliki sikap positif. Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik dan sebagainya). Menurut Neowconb salah seorang ahli psikologi social, menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam

50

kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. 2. Analisa Bivariat a. Hubungan tingkat pendidikan ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar lengkap.s Hasil penelitian di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011, pada tabel 4.4 ditemukan dari 30 orang responden berpendidikan rendah dimana semua Anak Baduta tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Kemudian dari 19 orang responden berpendidikan tinggi dimana 8 orang (42,1%) Anak Baduta tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan 11 orang (57,9%) Anak Baduta mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Setelah dilakukan uji static didapatkan p = 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011. Pemberian imunisasi dasar lengkap merupakan salah satu bentuk perilaku. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Green bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor predisposisi yaitu faktor pencetus timbulnya perilaku meliputi pengetahuan, sikap, pendidikan, social ekonomi dan kepercayaan.

51

Dari hasil penelitian yang diuraikan diatas terlihat sekali bahwa peran seorang ibu dalam pemberian imunisasi dasar sangatlah penting. Oleh karena itu pemahaman tentang pemberian imunisasi dasar juga sangatlah penting. Pemahaman ibu atau pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu (Muhammad, 2002). Hal ini sesuai juga dengan teori yang dikemukakan Departemen Kesehatan RI (1997), salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang akan membantu orang tersebut untuk lebih mudah menangkap dan memahami suatu informasi. Dimana ibu yang memiliki pendidikan rendah maka pemahamannya juga rendah. Sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Ahmad (1999) bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang baik mampu berfikir kritis dan memiliki pengetahuan yang lebih jelas atau luas dibandingkan dengan orang yang tidak mengecap pendidikan lebih lanjut. Hal ini terbukti dari hasil penelitian bahwa dari 19 orang ibu yang mempunyai Anak Baduta berpendidikan tinggi dimana 11 orang Anak Baduta mendapatkan imunisasi dasar lengkap, karena pendidikan ibu yang tinggi, ibu lebih memahami akan pentingnya Anaknya untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Beda halnya dengan ibu yang memiliki pendidikan rendah karena ibu tidak memahami dan tidak

52

mengerti akan pentingnya pemberian imunsasi dasar lengkap. Jadi, semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu, maka semua Anaknya akan mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sedangkan ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah mayoritas Anaknya tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. b. Hubungan sikap ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar lengkap Hasil penelitian di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011, pada tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa dari 34 responden yang memiliki sikap negatif, dimana semua Anak Badutanya tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Sementara dari 15 responden Anak Baduta yang memiliki sikap positif sebanyak 4 orang Anak Baduta (26,7%) tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap, dan 11 orang Anak Baduta (73,3%) Anak Badutanya yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Setelah dilakukan dilakukan uji statistik didapatkan p = 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang bermakna antara sikap ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut Kabupaten Padang Pariaman tahun 2011.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan 53

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan untuk melihat bagaimana hubungan tingkat pendidikan dan sikap ibu yang mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011 maka dapat diambil kesimpulan antara lain yaitu :
1. Sebagian besar Anak Baduta yang ada di Nagari Limau Purut wilayah

kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011 tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu (77,6%). 2. Mayoritas ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011 memiliki pendidikan rendah yaitu (61,2%). 3. Dari 49 orang ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011 lebih banyak ibu yang mempunyai sikap negative yaitu sebanyak (69,4%).
4. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu yang

mempunyai Anak Baduta dengan pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011.
5. Terdapat hubungan bermakna antara sikap ibu yang mempunyai Anak

Baduta dengan pemberian imunisasi dasar di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut tahun 2011. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti ingin menyampaikan beberapa saran antara lain, kepada :

54

1. Tenaga Kesehatan Setelah dilihat hasil penelitian ini, dimana dapat diketahui bahwa mayoritas ibu-ibu yang mempunyai Anak Baduta di Nagari Limau Purut wilayah kerja Puskesmas Limau Purut adalah memiliki pendidikan rendah. Disini peneliti mengharapkan kepada tenaga kesehatan agar dapat melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya kepada ibuibu yang mempunyai bayi penyuluhan kepada ibu-ibu hamil tentang imunisasi. 2. Institusi Pendidikan Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan menjadi referensi bagi perpustakaan Akademi Kebidanan Bina Nusantara Mandiri Pariaman. 3. Peneliti Selanjutnya Harapan peneliti untuk kesempurnaan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan mengkaji variabel-variabel lain yang

berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap. Dimana dengan dikajinya semua variabel yang merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku kesehatan, maka kita akan dapat mendapatkan jawaban dari permasalahan kesehatan yang ada. Sehingga secara tidak sengaja kita telah membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan sejahtera baik fisik maupun mental.

55

56

Anda mungkin juga menyukai