Anda di halaman 1dari 2

RESUME!!! 1. Menurut Hauger alkaloid dibedakan menjadi 3.

y Alkaloid sebenarnya Alkaloid sebenarnya merupakan seenyawa turunan asam amino yang menpunyai nitrogen yang terletak dicincin heterosiklik, dan bersifat basa. Dalam batas tertentu alkaloid jenis ini bersifat racun. Dalam tanaman ditemukan dalam bentuk garan asam organic. contoh : garam asam organik y Proto alkaloid Alkaloid jenis ini bersifat basa dan merupakan biosintesis asam amino, tetapi nitrogen asam aminonya tidak terletak di cincin heterosilkik. Turunan senyawa ini secara biological biasa disebut amin. contoh : mescalin, ephedrine, dan N-N dimethyl tryptamin y Pseudo alkaloid Alkaloid jenis ini bersifat basa dan tidakmerupakan turunan asam amino. Dua kelompk yang biasa di temukan adalah alkaloid steroidal dan alkaloid purin. contoh : Alkaloid steroidal : conesin. alkaloid purin : coffein 2. Purin??? Purin adalah suatu Nukleotida (molekul dengan BM rendah yang dalamsistem biologis digunakan sebagai sumber energy tinggi dan terdapat dimana-mana) Pada tumbuhan purin mengandung gugus metilmisanya : Kopi : coffein Teh : Coffein dan theofilin Coklat : Coffein dan theobromin Purin disini (Xantin dan Hipoxantin) di dalam tubuh manusia bila bertemu dengan xantin oksidase akan berubah menjadi asam urat (uric acid) yang menyebabkan sakit rematik. Purin uric acid (xantin/Hipoxantin) xantin oksidase Mekanisame lengkap pembentukan uric acis dari sisa metabolism protein dalamtubuh berupa adenosine dan guanosin adalah sbb: 3. Jamu, obat herbal, dan fitofarmaka y Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Ramuan atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu biasanya merupakan bahan yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan secara tradisional, misalnya beras kencur, kunyit asam, temulawak, brotowali dll. Dahulu jamu tersedia dalam bentuk rebusan ataupun cairan, untuk saat ini produk jamu sudah banyak yang beredar dalam bentuk serbuk ataupun kapsul. Jamu biasanya belum teruji secara klinis di laboratorium kesehatan mengenai efek farmakologis, efek samping, dan komposisinya belum ditetapkan secara tepat. y Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di

standarisasi. Jadi pada tahap ini obat herbal tersebut selain telah distandarisasi bahan baku dan proses produksinya juga harus melalui proses pengujian di laboratorium yang meliputi uji khasiat dan uji keamanan. Uji khasiat dilakukan terhadap hewan uji yang secara fisiologi dan anatomi dianggap hampir sama dengan manusia, sedangkan uji keamanan dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut membahayakan atau tidak. Uji keamanan yang dilakukan berupa uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronis atau bila diperlukan uji toksisitas kronis. Dari hasil pengujian praklinik tersebut akan dapat diketahui mengenai khasiat bahan tersebut, dosis yang tepat untuk terapi, keamanan dan bahkan efek samping yang mungkin timbul. y Fitofarmaka merupakan standar yang lebih tinggi lagi terhadap obat herbal. Fitofarmaka sendiri adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik. Jadi selain obat telah melalui proses standarisasi produksi dan bahan baku, kemudian melakukan uji praklinik di laboratorium, maka selanjutnya obat dilakukan uji coba kepada manusia (uji klinik) untuk mengetahui khasiatnya terhadap orang sakit ataupun orang sehat sebagai pembanding. Tahapan ini yang biasanya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal karena melibatkan orang banyak. Setelah lolos uji klinik maka obat herbal tersebut telah memiliki evidance based herbal medicine yang artinya telah memiliki bukti medis terhadap khasiat dan keamanannya bagi manusia. Di Indonesia sendiri saat ini telah ada beberapa jenis obat herbal yang telah masuk dalam golongan fitofarmaka dan bahkan telah diresepkan penggunaannya oleh dokter. 4. Identifikasi tanaman?? y Pengumpulan bahan dan determinasi botani Bahan yang diduga mengandung zat aktif berkhasiat (daun, akar, batang, bunga, buah, biji) dideterminasi botani (di IPB bagian Taxonomi/Herbarium bogoriensis) y penyiapan bahan pemotongan simplisia/pengecilan ukuran, pengeringan/pelayuan, pembersihan dari kotoran, penggilingan y pemeriksaan farmakognasi/botanis - mikroskopis thd serbuk simplisia dg kloral hydras, - kadar abu total - kadar abu tidak larut dalamHCL - penetapan kadar air - pemeriksaan kumulatif anorganik y pemeriksaan kualitatif golongan senyawa kimia terhadap alkaloid.flavonoida, saponin, kuinon, terpen, dan sterol, glycoside, karbohidrat y Ekstraksi dan fraksinasi ke dalam golongan yang berlainan berdasarkan kepolaran.

Anda mungkin juga menyukai