Anda di halaman 1dari 9

Tren Teknologi Informasi Kebanyakan dari Pods dan Blogs masih banyak memakai sistem radio 2.0.

tetapi saat ini sudah mulai digunakan sistem teknologi yang lebih canggih sehingga menghasilkan jaringan radio 3.0. radio ini mengandalkan jaringan teknologi yang memiliki banyak khalayak. Jenny Abramsky, BBC Director of Radio menunjukkan fakta tentang jaringan baru radio 3.0 ini. Banyak diskusi tentang pertumbuhan radio digital yang tidak jauh dari efek konvergensi media. Menurut Jenny, pendengar BBC online bisa mengakses kurang lebih 15 juta jam untuk mendengarkan BBC selama kurun waktu satu bulan. Radio komersial sempat sangat hidup dan ada sebagai teknologi informasi andalan selama beberapa dekade. Namun pada zaman ini, satu per satu stasiun radio mulai hitung-hitungan, dibandingkan dipaksa gulung tikar. Banyak stasiun kecil mungkin tidak hidup lagi. Ada banyak pertanyaan apakah radio satelit pernah bisa berhasil dengan proyek satelit Sirius dan XM di Amerika. Pernah tercatat nama satelit Thunderbirds, Amerika bermaksud meluncurkan lebih banyak stasiun di Itali pada 2008, lalu Perancis, Spanyol, dan beberapa negara lain. Untuk tetap bersaing di pasar hari ini, radio pemancar perlu melakukan lebih banyak hal untuk memeroleh perhatian pangsanya. Perlu mengelola lebih banyak stasiun dengan lebih sedikit tenaga orang dan mengoptimalkan waktu untuk mengurangi biaya. Radio konservatif membutuhkan pemecahan masalah yang mampu memenuhi kebutuhannya hari ini dan di masa mendatang, mengingat akan semakin canggih teknologi informasi lainnya. Berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi (information and communication technology/ ICT) selama dekade terakhir membawa tren baru di dunia industri komunikasi yakni hadirnya beragam media yang menggabungkan teknologi komunikasi baru dan teknologi komunikasi massa tradisional. Pada dataran praktis maupun teoritis, fenomena yang sering disebut sebagai konvergensi media ini memunculkan beberapa konsekuensi penting. Di ranah praktis, konvergensi media bukan saja memperkaya informasi yang disajikan, melainkan juga memberi pilihan kepada khalayak untuk memilih informasi yang sesuai dengan selera mereka. Tidak kalah serius, konvergensi media memberikan kesempatan baru yang radikal dalam penanganan, penyediaan,

distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik yang bersifat visual, audio, data dan sebagainya (Preston: 2001). Dengan layanan Radio 3.0 maka rantai kreasi stasiun radio siaran bisa menciptakan ide-ide konten yang lebih segar dan efisien. Selain itu Radio 3.0 juga akan membantu penguatan tatanan regulasi yang sesuai untuk sistem stasiun berjaringan yang adaptif dengan jejaring sosial. Layanan Radio 3.0 juga akan menguatkan kapasitas sumber daya radio serta bisa mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan di daerah-daerah. Eksistensi Radio 3.0 akan mendorong industri rating lebih sehat dan berkeadilan. Karena industri radio siaran bisa mengelola segmentasi pendengarnya secara efektif. Fitur-fitur yang dimiliki Radio 3.0 akan mentransformasikan proses bisnis dan daya inovasi SDM radio siaran sehingga proses bisnis dan proses kreatif menjadi lebih efektif dan berdaya saing global. Tren konvergensi radio dan teknologi ini akan terus bergerak merevolusi dunia. Akibatnya Vox Populi atau suara publik semakin teresonansi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mengadakan perubahan. Resonansi itu akan semakin kuat dan menjalar dalam waktu yang cepat karena tersedianya layanan teknologi dan inovasi penyiaran terbaru ini. Beberapa fitur yang bisa dikategorikan sebagai kelebihan teknologi Radio 3.0 Fitur unggulan dalam Radio 3.0 akan mengakselerasi user creates contents (UCC). Dalam konteks Indonesia yang memiliki beraneka ragam budaya, tentunya hal itu akan meningkatkan nilai tambah ekonomi. Adapun tujuh fitur utama dalam Radio 3.0 adalah sebagai berikut: 1. Dynamics live streaming, fitur ini mendukung operasi penyiaran radio dimana seluruh stakeholder radio yang terlibat dari mulai kru, pendengar, hingga pemasang iklan, secara terintegrasi dapat bekerja, mendengarkan sambil monitor rundown acara, iklan, judul lagu dan nama penyanyi secara dinamis via website radio. 2. Contextual podcast streaming, fitur ini memudahkan para pendengar untuk memilih hasil produksi seni siaran yang tersedia. Hasil produksi itu bisa dilihat dan didengar secara on demand (permintaan). 3. Stay tune social marketing, fitur ini memudahkan berbagai pihak melakukan promosi hasil produksi seni siaran radio kepada teman-teman dan relasinya dengan cara mengunggah atau mempublikasi di Facebook, Twitter dan

lain-lain. Dan untuk selanjutnya suaranya atau hasil siarannya bisa didengarkan secara langsung pada halaman Facebook teman-teman dan relasi kita. 4. Multi request integration, fitur ini memudahkan proses interaksi dengan pendengar tanpa repot-repot harus membuka satu persatu masing-masing aplikasi seperti Facebook, Twitter, web maupun sms. Karena multi request integration terangkum hanya dalam satu halaman web secara praktis. 5. Listening everywhere broadcasting anywhere, fitur ini memungkinkan setiap orang bisa mendengarkan radio tidak harus menggunakan radio. Siaran radio dapat diakses dengan HP, iPad, iPphone, Galaxi Tab, dan bisa didengarkan di mana saja. Teknologi Radio 3.0 memudahkan dalam operasional dan manajemen siaran, pengelolaan siaran bisa dilakukan secara jarak jauh dimana saja tidak harus berada kantor, menjadikan new life style lebih cerdas dan menarik. 6. Radio business innovations, fitur ini memungkinkan pendengar bisa mengakses konten premium, juga bisa menyusun playlist content audio untuk mendengarkan kapan saja. Hal ini menjadi konsep baru penyiaran, one to one broadcasting. PT Telkom dan mitra inovatornya pada saat ini sedang mengembangkan user generate cotent integration dan fasilitas send play list untuk dikirim kepada teman teman kita, sehingga fitur ini membuat kondisi everybody can be broadcaster. Selain itu, fitur ini juga menjadikan pemasang iklan lokal dengan mudah dapat menawarkan produknya melalui portal radio yang disertai teks, gambar, suara, animasi maupun video yang lebih kreatif dan dapat diakses lebih lama dengan jangkauan yang lebih luas sesuai dengan prinsip viral marketing. 7. Radio on applications market, fitur ini menjadikan aplikasi radio dapat diunduh melalui market aplikasi yang dimulai dari Android market selanjutnya ke market aplikasi popular lainnya seperti Apple store hingga market SmartTV seperti GoogleTV dan Telkom IPTV sehinga untuk mendengarkan radio cukup mengklik widget atau shorcut dari radio kesayangan kita. Fitur-fitur tersebut akan terus dikembangkan melalui integrasi fitur berbasis kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence. Sehingga tidak lama lagi Radio 3.0 memiliki kemampuan Voice Control and Respond atau disebut Radio 3.0. Teknologi Radio 3.0 akan merevolusi dunia penyiaran radio di Indonesia. Penyiar radio semakin mudah menjadi great public speaker yang bebas menentukan gaya siaran. Bahkan radio siaran akan semakin mudah bersenyawa

dengan jejaring sosial seperti Facebook atau Twitter, ujar Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Agina Siti Fatimah dalam keterangannya, Rabu (9/3/2011). Pinjaman itu dapat digunakan untuk melakukan transformasi bisnis radio melalui layanan Radio 3.0 sehingga stasiun Radio mitra binaan dapat melakukan inovasi proses bisnis, inovasi model bisnis, dan membangun ekosistem radio baru secara kolaboratif. Layanan Radio 3.0 bukan hanya membangkitkan industri siaran radio namun juga akan menunjang ekonomi kreatif secara nasional dengan prinsip long tail ekonomik. Sehingga ekonomi secara signifikan. Industri Radio siaran sebagai subsektor dalam industri kreatif nasional sangat berpotensi industri untuk radio dikembangkan. siaran. Kapasitas nilai dan layanan Radio meliputi 3.0 akan usaha meningkatkan efektifitas dan nilai tambah yang terkait dengan rantai nilai dalam Rantai tersebut kreasi, produksi, distribusi, dan komersialisasi. Teknologi Radio 3.0 di Indonesia PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan mitra inovator, Zamrud Khatulistiwa Technology meluncurkan layanan The Future of Radio For Today Generation yang bernama @Radio sebagai produk resmi korporasi untuk negeri. Teknologi @Radio merupakan jawaban komunitas penyiaran radio untuk menghadapi perkembangan global dalam industri radio siaran. Teknologi @Radio akan merevolusi dunia penyiaran radio di Indonesia, penyiar radio semakin gaya mudah menjadi great public speaker Public yang bebas menentukan siaran, demikian Vice President and Marketing kreatif yang mencakup berbagai jenis bagi perekonomian nasional industri kreatif dapat meningkatkan kontribusinya

Communication Telkom, Agina Siti Fatimah. Dikatakannya dengan@Radio radio siaran menjadi mudah bersenyawa dengan jejaring sosial yang telah eksis seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya. Sasaran program kemitraan adalah industri radio siaran yang telah menjadi anggota PRSSNI di seluruh wilayah Indonesia. Program bertujuan untuk memberikan pinjaman lunak kepada industri radio siaran. Hal itu merupakan wujud dari tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility) Telkom.

Skema pinjaman tersebut ibarat memberikan seperangkat kail untuk mendukung kegiatan produktif. Untuk selanjutnya pinjaman itu digunakan untuk melakukan transformasi bisnis radio melalui layanan @Radio. Sehingga stasiun Radio mitra binaan dapat melakukan inovasi proses bisnis, inovasi model bisnis, dan membangun ekosistem radio baru secara kolaboratif. Layanan @Radio bukan hanya membangkitkan industri siaran radio. Namun juga akan menunjang ekonomi kreatif secara nasional dengan prinsip long tail economic. Sehingga ekonomi kreatif yang mencakup berbagai jenis industri kreatif dapat meningkatkan kontribusinya bagi perekonomian nasional secara signifikan. Industri Radio siaran sebagai subsektor dalam industri kreatif nasional sangat berpotensi untuk dikembangkan. Kapasitas dan layanan @Radio akan meningkatkan efektifitas dan nilai tambah yang terkait dengan rantai nilai dalam industri radio siaran, jelas Agina. Rantai nilai tersebut meliputi usaha kreasi, produksi, distribusi, dan komersialisasi. Trend konvergensi media akan terus bergerak merevolusi dunia. Akibatnya Vox Populi atau suara publik semakin teresonansi menjadi kekuatan yang luar biasa untuk mengadakan perubahan. Resonansi itu akan semakin kuat dan menjalar dalam waktu yang cepat karena tersedianya layanan teknologi dan inovasi penyiaran terbaru. Pers Dan Tantangannya di Tengah Zaman Teknologi Pada prinsipnya, ia mengemukakan, kemerdekaan pers merupakan hak publik yang dititipkan kepada masyarakat pers yang memiliki keahlian atau profesional melalui manajemen media massa dan penegakan kode etik jurnalistik. Hanya saja, masyarakat belakangan ini dapat memanfaatkan media massa sosial di Internet untuk lebih mengekspresikan keinginannya. "Kalau wartawan tidak sungguh-sungguh dalam berkarya, sudah sewajarnya kalau kemudian posisinya diambil alih oleh media masa sosial," paparnya. Sebagai contoh, semakin banyak anggota masyarakat yang memanfaatkan media massa sosial di Internet dengan menyampaikan informasi bergaya jurnalistik, dan sebagian dari mereka menyebut diri sebagai jurnalis warga. Oleh karena itu pula, ia menjelaskan, standar kompetensi wartawan (SKW) yang disahkan Dewan Pers pada 27 Januari 2010 harus diterapkan, dan pada gilirannya pendapatan wartawan akan lebih layak. Setidak-tidaknya, ia menilai,

pendapatan wartawan muda harus bisa di atas Upah Minimum Kabupaten (UMK), karena profesi wartawan merupakan pekerjaan intelektual yang memerlukan keterampilan khusus. Namun, katanya, kalau dikaitkan dengan SKW, maka seharusnya diimbangi dengan kemampuan yang lebih profesional, karena wartawan dalam bekerja selain harus harus padat karya, juga harus padat ide, dan didukung manajemen media massa yang padat modal. "Wartawan tidak boleh berhenti menulis dengan hanya memperhitungkan gaji," tutur wartawan ANTARA Multimedia Gateway di Kantor Berita ANTARA tersebut menambahkan. Kehadiran teknologi internet merupakan ancaman atau tantangan bagi para wartawan media massa baik cetak maupun elektronik? Direktur Eksekutif LPDS, Priyambodo SH menyatakan, kehadiran media massa sosial di internet mulai Facebook, Blogger, dan Twitter merupakan ancaman bagi keberadaan wartawan yang bekerja di media massa cetak dan elektronik. Karena itu, wartawan harus terus meningkatkan kapasitas dan kemampuan untuk lebih profesional (Kompas.com 18 April). Wartawan media massa Indonesia baik media cetak maupun elektronik harus terus-menerus meningkatkan kapasitas dan kemampuan mereka agar lebih profesional dalam menjalankan tugas sehari-hari. Jejaring internet bukan lagi dianggap sebagai ancaman, tapi merupakan tantangan yang dapat menjadi perangsang bagi wartawan media massa untuk terus meningkatkan kemampuan dan keahlian mereka dalam melakukan peliputan mendalam. Ini yang menjadi keunggulan media massa cetak, yakni kedalaman dan kelengkapan peliputannya. Jaringan sosial yang menggunakan fasilitas internet malah dapat menjadi mitra yang sangat membantu para wartawan dalam melakukan tugas sehari-hari dalam mengembangkan suatu berita. Apa yang ditampilkan di internet bisa dijadikan sebagai tips dan pengarah yang dapat dikembangkan dan dicek dan cek kembali dengan lebih mendalam oleh para wartawan, karena tidak semua peristiwa bisa diliput oleh wartawan media massa. Jaringan sosial internet juga dapat membantu media massa konvensional dalam mengembangkan opini publik yang positif tentang suatu permasalahan. Sebagai contoh sekarang ini perlu dibangun dan dikembangkan opini publik yang mendukung semakin mendesaknya perlu diberlakukan hukuman mati untuk koruptor dalam rangka memberantas tuntas budaya korupsi di negeri ini yang

tengah mengancam membuat negeri subur makmur menjadi negeri yang miskin dan terbelakang. Konvergensi Media Fenomena jurnalisme online sekarang ini menjadi contoh menarik. Khalayak pengakses media konvergen alias pembaca tinggal mengklik informasi yang diinginkan di komputer yang sudah dilengkapi dengan aplikasi internet untuk mengetahui informasi yang dikehendaki dan sejenak kemudian informasi itu pun muncul. Aplikasi transportasi teknologi komunikasi terbukti mampu bersimpangan jalur pengiriman informasi media kepada khalayaknya. Di sisi lain,

jurnalisme online juga memampukan wartawan untuk terus-menerus meng-update informasi yang mereka tampilkan seiring dengan temuan-temuan baru di lapangan. Dalam konteks ini, konsekuensi lanjutnya adalah berkurangnya fungsi editor dari sebuah lembaga pers karena wartawan relatif mempunyai kebebasan untuk segera mengunggah informasi baru tanpa terkendala lagi oleh mekanisme kerja lembaga pers konvensional yang relatif panjang. Pada aras teoritik, dengan munculnya media konvergen maka sejumlah pengertian mendasar tentang komunikasi massa tradisional terasa perlu diperdebatkan kembali. Konvergensi menimbulkan perubahan signifikan dalam ciriciri komunikasi massa tradisional atau konvensional. Media konvergen memadukan ciri-ciri komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi dalam satu media sekaligus. Karenanya, terjadi apa yang disebut sebagai demasivikasi (demasssification), yakni kondisi di mana ciri utama media massa yang menyebarkan informasi secara masif menjadi lenyap. Arus informasi yang berlangsung menjadi makin personal, karena tiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih informasi yang mereka butuhkan. Dalam catatan McMillan (2004), teknologi komunikasi baru memungkinkan sebuah media memfasilitasi komunikasi interpersonal yang termediasi. Dahulu ketika internet muncul di penghujung abad ke-21, pengguna internet dan masyarakat luas masih mengidentikkannya sebagai alat semata. Berbeda halnya sekarang, internet menjadi media tersendiri yang bahkan mempunyai kemampuan interaktif. Sifat interactivity dari penggunaan media konvergen telah melampaui kemampuan potensi umpan balik (feedback), karena

seorang khalayak pengakses media konvergen secara langsung memberikan umpan balik atas pesan-pesan yang disampaikan. Karakteristik komunikasi massa tradisional yang umpan baliknya tertunda, menjadi lenyap karena kemampuan interaktif media konvergen. Oleh karenanya diperlukan pendekatan baru di dalam melihat fenomena komunikasi massa. Disebabkan karena sifat interactivity media komunikasi baru, maka pokok-pokok pendekatan liniar (SMCRE = source - message - channel - receiver - effect/ feedback) komunikasi massa terasa kurang relevan lagi untuk media konvergen. Dalam konteks yang lebih luas, konvergensi media sesungguhnya bukan saja memperlihatkan perkembangan teknologi yang kian cepat. Konvergensi mengubah hubungan antara teknologi, industri, pasar, gaya hidup dan khalayak. Singkatnya, konvergensi mengubah pola-pola hubungan produksi dan konsumsi, yang penggunaannya berdampak serius pada berbagai bidang seperti ekonomi, politik, pendidikan, dan kebudayaan. Di negara maju semacam Amerika sendiri terdapat tren menurunnya pelanggan media cetak dan naiknya pelanggan internet. Bahkan diramalkan bahwa dalam beberapa dekade mendatang di negara tersebut masyarakat akan meninggalkan media massa tradisional dan beralih ke media konvergen. Jika tren seperti itu merebak ke berbagai negara, bukan tidak mungkin suatu saat nanti peran pers online akan menggantikan peran pers tradisional. Konvergensi memberikan kesempatan baru kepada publik untuk memperluas pilihan akses media sesuai selera mereka. Dari sisi ekonomi media, konvergensi berarti peluang-peluang profesi baru di dunia industri komunikasi. Tidak kalah pentingnya di dalam mempersiapkan sumber daya yang mampu merespon kebutuhan pasar ke depan adalah sektor pendidikan. Pendidikan sekarang harus mampu merespon tantangan perubahan yang salah satunya diakibatkan oleh merebaknya media konvergen. Terutama untuk jenjang pendidikan tinggi, diperlukan bukan saja kurikulum yang merangkum pelbagai aspek teknis mekanis teknologi komunikasi baru (ICT); melainkan juga perlu ditanamkan kaidah-kaidah profesional sehingga pada saatnya nanti para lulusan dapat berkarya di masyarakat secara etis dan bertanggung jawab.

Sumber-sumber: http://www.telkom.co.id/pojok-media/siaran-pers/telkom-launching-layanan-radiodan-program-nasional-kemitraan-radio-untuk-transformasi-industri.html <http://infointermedia.com>

Anda mungkin juga menyukai