Anda di halaman 1dari 19

Premedikasi Antibiotik dalam Pencabutan Gigi pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

Nora Fitria Tu Regina Steven Fresa Nathania R.

Flora Normal dan Flora Patogen Rongga Mulut


Mulut adalah salah satu bagian yang memiliki populasi dan variasi mikroorganisme terbanyak dari tubuh. Berbagai mikroorganisme dapat kita temukan di dalam mulut, baik bakteri anaerobik dan aerobik. Bakteremia disebabkan oleh kontaminasi atau infeksi dari flora normal atau mikroorganisme patogen di rongga mulut selama prosedur pembedahan.

Flora Normal dan Flora Patogen Rongga Mulut


Organisme yang mendominasi adalah Streptococcus, Staphylococcus sp., bakteri gram negatif HACEK (Haemophilus, Actinobacillus, Cardiobaterium, Eikenella, Kingella).

Bakteremia dan Risikonya


Bakteremia terjadi lebih sering pada prosedur oral invasif dengan tingkat pendarahan yang tinggi, seperti ekstraksi gigi dan bedah periodontal. Dapat terjadi akibat penggosokan gigi, mengunyah, dan pembersihan gigi menggunakan dental floss, meskipun dengan jumlah bakteri lebih sedikit dan masa bakteremia yang singkat jika dibandingkan dengan bakteremia yang berasal dari prosedur yang invasif.

Bakteremia dan Risikonya


Puncak bakteremia terjadi selama 2 menit pertama setelah prosedur ekstraksi gigi atau prosedur perawatan gigi yang invasif. Tetapi, bakteri oral ditemukan di dalam kultur darah setelah 1 sampai 45 menit setelah ekstraksi gigi.

Bakteremia dan Risikonya


Pasien-pasien berikut ini lebih cenderung mengalami infeksi local atau sistemik:
pasien imunokompresi pasien kanker pasien imunodepresi kongenital atau yang didapat (SLE) pasien imunodepresi yang diinduksi obat (terapi steroid, kemoterapi) pasien imunodepresi akibat infeksi (AIDS) pasien pasca splenektomi resipien transplantasi organ pasien dengan gagal ginjal dan hati

Profilaksis Antibiotik pada Bedah Mulut


Bakteremia tidak dapat dihindari, tapi akibat dari bakteremia pada pasien yang sehat dapat dikurangi. Berdasarkan penelitian, bakteremia (dideteksi dengan kultur darah) lebih sedikit terjadi pada grup anak-anak yang menerima profilaksis amoxicillin (33% insiden) jika dibandingkan dengan grup yang diberi placebo (84%).

Spektrum Antimikroba
Pemilihan spectrum antimikroba yang digunakan untuk profilaksis harus dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan:
bakteri normal yang berada di dalam rongga mulut (Streptococcus viridans) bakteri aerobik dan anaerobik yang terdeteksi pada bakteriemia yang berasal dari rongga mulut bakteri yang terlibat dalam infeksi odontogenik semua bakteri yang terlibat dalam komplikasi lokal dan sistemik

Pilihan Antibiotik Microbial untuk Tujuan Profilaksis dan Terapi


Menurut penelitian antibiotik satu-satunya yang memenuhi persyaratan farmakodinamik adalah amoxicillin+ asam klavulanat, pada dosis 875/125mg per 8 jam. Karena efektif untuk eradikasi 5 jenis bakteria yang diisolasi dalam infeksi dental (Streptococcus viridans, Peptostreptokokus sp., Prevotella intermedia, Porphyromonas gingivalis, dan Fusobacterium nucleatum).

Pilihan Antibiotik Microbial untuk Tujuan Profilaksis dan Terapi


Klindamisin juga memenuhi persyaratan, Namun, klindamisin tidak terlalu efektif terhadap stafilokokus, streptokokus, dan peptostreptokokus karena level resistensi yang cukup tinggi. Metronidazol, Makrolide dan Spiramisin tidak efektif terhadap semua gram positif (Streptokokus dan Peptostreptokokus) dan juga Fusobakterium.

Pilihan Antibiotik Microbial untuk Tujuan Profilaksis dan Terapi


Antibiotik yang ideal adalah dengan dosis tinggi amoxicillin/ asam klavulanat, karena adanya produksi beta laktamase pada Prevotella, Fusobakterium, dan Kapnositofaga, dan karena tercatat adanya resistensi yang cukup tinggi pada tetrasiklin dan azithromycin. Masalah mungkin muncul pada pasien-pasien yang alergi terhadap beta laktamase, namun dapat dipilih Klindamisin sebagai pilihan yang logis karena S. Viridans mempunyai resistensi yang tinggi terhadap tetrasiklin dan makrolide, dan makrolide tidak efektif melawan Prevotella. Karena bakteriemia hanya terjadi sementara dan dalam jangka pendek, profilaksis harus diberikan 30-60 menit sebelum prosedur dental. Dosis tunggal dapat dikatakan cukup.

4 macam tipe infeksi yang perlu dicegah: Infeksi lokal dan akibatnya (flegmon, abses, kehilangan gigi, hilangnya implant dan prostese) Sistemik general atau infeksi lokal pada pasienpasien dengan sistem imun yang buruk. Infeksi sistemik dengan tempat infeksi fokal yang disebabkan karena penyebab fokal pada pasien yang rentan terhadap infeksi (misal katub jantung buatan, prostese tulang dan penggantian sendi) Kolonisasi vaskular yang menginduksi lesi pada pasien yang rentan.

Regimen yang Paling Sesuai Sebagai Profilaksis untuk Mencegah Resiko Bakteriemia
Antibiotik yang ideal adalah dengan dosis tinggi amoxicillin/ asam klavulanat, karena adanya produksi beta laktamase pada Prevotella, Fusobakterium, dan Kapnositofaga, dan karena tercatat adanya resistensi yang cukup tinggi pada tetrasiklin dan azithromycin. Masalah mungkin muncul pada pasien-pasien yang alergi terhadap beta laktamase, namun dapat dipilih Klindamisin sebagai pilihan yang logis karena S. Viridans mempunyai resistensi yang tinggi terhadap tetrasiklin dan makrolide, dan makrolide tidak efektif melawan Prevotella.

GAGAL GINJAL KRONIK


adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Penurunan fungsi ginjal berkaitan dengan menurunnya fungsi ekskresi obat-obatan. Dosis obat dapat terakumulasi dalam darah dan menyebabkan toksisitas. Karena itu pada penderita dengan GGK perlu dilakukan tes fungsi ginjal sebelum mengkonsumsi obat-obatan(dalam hal ini antibiotik) untuk menyesuaikan dosis obat.

GAGAL GINJAL KRONIK


Selain itu dalam memilih antibiotik sebaiknya yang terutama di ekskresi oleh hati. Misalnya golongan Makrolid. Atau dengan penggunaan antibiotik yang tidak toksik apabila dikonsumsi dengan dosis yang telah disesuaikan.

Kreatinin Klirens
Nilai kreatinin dan kreatinin klirens digunakan untuk mengukur kadar produk metabolisme kreatinin dalam darah dan urin, untuk mengukur kerja ginjal. Kreatinin adalah petanda endogen LFG (Laju Filtrasi Glomerulus) yang disintesis terutama dalam otot skelet dan sebagian kecil disintesis di hati, pankreas, dan ginjal.

Kreatin dibentuk ketika makanan diubah menjadi energi melalui proses yang disebut metabolisme. Kreatin dipecahkan menjadi substansi lain yang disebut kreatinin, yang diambil dari darah oleh ginjal, dan kemudian diekskresikan melalui urin.

Dosis Antibiotik yang Disesuaikan Berdasarkan Level Kreatinin Klirens

Anda mungkin juga menyukai