Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi NAPZA Napza merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat / bahan adiktif lainnya adalah bahan/zat/obat yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA. B. Jenis NAPZA yang disalahgunakan Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan adalah : 1. Opioda Terdapat 3 golongan besar : a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein. b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin. c. Opioda sintetik : Metadon. Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak murni berwarna putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang kekuatannya 10 kali melebihi morfin. Sedangkan opioda sintetik mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein, Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer. Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi musuh. 2. Kokain Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut. Cara pemakaiannya yaitu dengan membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian dalam. Efek pemakain kokain adalah pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan lelah. Kanabis Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica. Cara penggunaan yaitu dengan dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering

3.

berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan tenggorokan. 4. Amphetamine Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga tablet. Cara penggunaan yaitu dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet diminum dengan air. Ada 2 jenis Amphetamine : a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine ). Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul. Biasa disebut inex. b. Metamphetamine ice. Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang khusus ( boong ). Biasa disebut dengan Shabu atau SS. LSD ( Lysergic Acid ). Termasuk dalam golongan halusinogen. Biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaannya dengan meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 12 jam. Efek rasa terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama lama menjadikan penggunaanya paranoid. Sedatif Hipnotik ( BENZODIAZEPIN ) Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat tidur). Cara pemakaiannya dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat anus. Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur. Solvent / Inhalasi Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup. Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry cleaning, Uap bensin. Biasanya digunakan dengan cara coba coba oleh anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu. Efek yang ditimbulkan antara lain pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual, muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati. Alkohol Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi umbian yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang lebih tinggi, bahkan 100 %. Efek yang ditimbulkan antara lain euphoria, bahkan penurunan kesadaran.

5.

6.

7.

8.

C. PENGARUH PEMAKAIAN ZAT ADIKTIF Apa yang terjadi bila seseorang menggunakan zat adiktif ? Bila seseorang menggunakan zat adiktif akan dijumpai gejala atau kondisi yang dinamakan Intoksikasi, dimana zat adiktif tersebut bekerja dalam susunan syaraf pusat (teler) yang menyebabkan perubahan memori. Perilaku, kognitif, alam perasaan, kesadaran. Apabila seseorang menggunakan berulang kali atau sering secara berkesinambungan akan tercapai suatu kondisi yang dinamakan toleransi. Kondisi tesebut adalah peningkatan jumlah penggunkaan zat adiktif untuk mencapai tujuan dari pemakai. Kondisi toleransi ini akan terus berlangsung sampai mencapai dosis yang optimal (over dosis). Pada pemakaian yang terus-menerus maka individu akan sampai pada tahap toleransi yang cukup tinggi, si pengguna zat adiktif ini bila ia menghentikan atau tidak menggunakan zat adiktif akan menimbulkan gejala-gejala yang dinamakan klien dalam kondisi with drawl atau syndroma putus zat. Gejala atau syndroma putus zat berbeda untuk tiap jenis zat adikif pada kondisi intoksikasi gejala akan berbeda sesuai dengan jenis zat yang disalah gunakan. D. Definisi Terapi Aktifitas Kelompok Terapi kelompok adalah bentuk terapi modalitas yang didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal ( individu dengan individu lain ). Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun dari interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan pengalamannya dan mengembangkan pola perilaku yang baru ( Dep Kes RI, 2000). Keliat dan Akemat ( 2004 ) menambahkan bahwa etrapi kelompok merupakan metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Focus terapi kelompok adalah membuat sadar diri ( self awereness ). Peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. (Pedoman Rehabilitas Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia). E. Tujuan Kelompok Tujuan terapi aktifitas kelompok : 1. Tujuan Umum a. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing) b. Membentuk sosialisasi c. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan prilaku defensif (bertahan terhadap stress) dan adaptasi. d. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif 2. Tujuan Khusus a. Melatih pemahaman identitas diri b. Penyaluran emosi c. Meningkatkan ketrampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari

d.

Bersifat rehabilitatif: pasien-pasien rehabilitatif adalah mereka yang telah sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan mandiri dan sosialdi tengah masyarakat. Dari segi rehabilitasi terapi kelompok bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.

F. Sasaran Adapun sasaran TAK ini adalah klien dengan gangguan konsep diri,harga diri rendah, dan menarik diri yang dialami oleh klien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan napza. G. Pedoman pelaksanaan TAK Sosialisasi ( TAKS ) pada klien Napza 1. Pengertian TAK sosialisasi adalah suatu bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama, yang mengalami gangguan jiwa khususnya yang mempunyai masalah hubungan social, sehingga memperluas hubungan dengan orang lain. 2. Tujuan Klien dapat berhubungan dengan orang lain. 3. Karakteristik klien a. Jarang/ tidak mau berkomunikasi dengan orang lain b. Menyendiri/ menghindar dari orang lain c. Aktifitas hidup sehari-hari/ ADL tidak adekuat d. Lebih banyak berada dikamar atau ditempat tidur e. Merasa tidak berguna f. Sudah mau berkomunikasi dengan perawat 4. Masalah keperawatan TAK sosialisasi digunakan pada masalah keperawatan : a. Isolasi social : menarik diri b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah c. Koping individu inefektif. 5. Proses TAK sosialisasi TAK sosial dibagi menjadi tiga fase sebagai berikut : a. Fase orientasi b. Fase kerja c. Fase terminasi 6. Kriteria evaluasi a. Struktur : Leader, Co-leader, fasilitator dan observer menjalankan fungsi masing-masing. b. Proses 1) Acara berjalan tepat waktu 2) Saran dan prasarana tersedia 3) Peserta berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung c. Hasil : 1) 75% peserta mengikuti TAK secara aktif 2) 75% peserta menyatakan manfaat TAK 7. Pengorganisasian TAK a. Terapis 1) Kriteria : telah mengikuti pelatihan TAKS

8.

9.

2) Peran dan fungsi : a) Leader : y Memimpin langkah-langkah pelaksanaan TAKS y Mengobservasi kemampuan klien dalam TAKS b) Observer : y Mengevaluasi kemampuan kien dalam TAKS y Mengevaluasi peran leader c) Fasilitator : Memfasilitasi kemampuan klien mempersepsikan sesuatu diluar dari kegiatan TAKS. 3) Seleksi klien a) Terapis menyeleksi klien sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan/ ditentukan. b) Terapis menyeleksi klien tidak lebih dari sepuluh orang untuk satu kelompok. c) Terapis melakukan kontrak klien yang telah ditetapkan tentang: tujuan TAKS, waktu kegiatan dan tempat kegiatan. Lingkungan a. Kegiatan TAKS dilaksanakan dalam ruangan terbuka/ tertutup, dengan catatan klien lain tidak mengganggu jalannya proses TAKS. b. Ruang terang, tenang, bersih, nyaman. c. Setting : disesuaikan dengan jenis permainan. Langkah-langkah pelaksanaan TAK sosialisasi a. Fase Orientasi b. Fase Kerja c. Fase terminasi

BAB III PEMBAHASAN

A. Masalah Keperawatan Pada klien Napza Disini kelompok akan mengangkat contoh kasus tentang pasien napza yang mengalami gangguan konsep diri, yaitu harga diri rendah. Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ). Menurut Schult & Videbeck ( 1998 ), gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap diiri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung Tanda dan gejala : 1. Perasaan negatif terhadap diri sendiri 2. Hilang kepercayaan diri 3. Merasa gagal mencapai keingginan 4. Menyatakan diri tidak berharga, tidak berguna dan tidak mampu 5. Mengeluh tidak mampu melakukan peran dan fungsi sebagai mana mestinya 6. Menarik diri dari kehidupan sosial 7. Banyak diam dan sulit berkomunikasi B. Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu di Kaji Gangguan konsep diri harga diri rendah Data yang perlu dikaji : 1. Perasaan rendah diri 2. Pikiran mengarah 3. Mengkritik diri sendiri 4. Kurang terlibat dalam hubungan sosial 5. Meremehkan kekuatan/ kemampuan diri 6. Menyalahkan diri sendiri 7. Perasaan putus asa dan tidak berdaya. C. Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. (Pedoman Rehabilitas Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia). TAK sosialisasi adalah suatu bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama, yang mengalami gangguan jiwa khususnya yang mempunyai masalah hubungan social, sehingga memperluas hubungan dengan orang lain. D. Strategi Pelaksanaan Kegiatan TAKS 1. Kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan metode diskusi 2. Pelaksanaan Metode diskusi ini dilaksanakan dengan mengikut sertakan 6-8 klien. Peserta diminta membuat bentuk setengah lingkaran. TUM : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.

TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya. TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek yang dimiliki. a. Kriteria hasil : 1) Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki a) aspek positif keluarga b) aspek positif lingkungan yang di miliki klien. 2) Intervensi a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien. b) Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif. c) Utamakan memberi pujian yang realistik. 3) Alat Bantu a) Tape dan kaset b) Bola tennis c) Format Evaluasi 4) Metode Metode yang digunakan dalam TAK ini adalah metode diskusi. Kegiatan ini dilaksanakan agar peserta dapat berinteraksi dengan orang lain secara baik, dan dapat mengontrol fungsi motorik dengan baik dan benar. 5) Setting tempat Tempat yang digunakan yaitu didalam ruangan aula. Dengan format yaitu peserta membuat setengah lingkaran, leader berdiri dihadapan seluruh peserta co leader berdiri disamping leader, fasilitator berada diantara peserta, observer berada dibelakang sebelah pojok peserta. Uraian tugas: a) Leader : bertugas memimpin jalannya TAK dan menjadi pengarah dalam menjalankan terapi, serta mengambil keputusan. b) Co leader:membantu leader dalam menjalankan TAK c) Observer: mengobservasi dan mengevaluasi jalannya TAK dan mendokumentasikan, mencatat modifikasi strategi untuk TAK yang akan datang d) Fasilitator: memfasilitasi peserta TAK sekaligus memastikan tersedianya fasilitas yang menunjang jalannya terapi. 6) Tata Tertib Kegiatan Adapun aturan selama kegiatan adalah: a) Lama kegiatan 45 menit b) Mengikuti instruksi leader c) Bila ingin keluar dari kegiatan eserta harus izin dengan pemimpin TAK d) Setiap peserta harus mengikuti kegiatan terapi hingga selesai. 7) Evaluasi Kriteria: mampu bersosialisasi Indicator: diharapkan peserta mampu mengerti 100% E. Strategi Pelaksanaan 1. Fase Orientasi a. Terapis memberi salam dan mengingatkan kontrak. b. Terapis memperkenalkan nama. c. Terapis menjelaskan tujuan TAK sosialisasi. d. Terapis menjelaskan dan menyepakati aturan TAK :

1) Bila akan mengemukakan pendapat, mengangkat tangan terlebih dahulu. 2) Bila akan meninggalkan kegiatan meminta izi terlebih dahulu kepada leader. 3) Selama kegiatan tidak ada yang merokok. 4) Jika tidak dapat mengikuti proses akan dikeluarkan dari kelompok. 5) Terapis menyepakati kontrak waktu dan tempat. Contoh langkah pelaksanaan : a. Salam terapeutik y Assalamualaikum. Selamat pagi bapak-bapak y Terima kasih telah bersedia berkumpul disini untuk mengikuti kegiatan yang akan kita lakukan bersama-sama. y Sebelumnya saya ingin mengingat kepada bapak-bapak sekalian, saya leader yang nantinya akan memimpin kegiatan ini dan dibantu oleh teman -teman saya sebagai co leader,fasilitator,observer dan kami adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak. b. Evaluasi dan validasi Bagaimana keadaan bapak-bapak hari ini? Semuanya baik? c. Kontrak 1) Adapun kegiatan yang dilaksanakan ini, kita beri nama terapi aktivitas kelompok (TAK). Tujuannya adalah melatih bapak-bapak sekalian dalam berinteraksi dengan orang lain. 2) Kegiatan akan dilaksanakn didalam diruangan lebih kurang selama 45 menit. 2. Fase kerja a. Teman baru 1) Tujuan : Peserta mampu menyebutkan jati diri pada temannya 2) Langkah-langkah : a) Peserta berpasangan dan duduk berhadapan. Setiap orang diberi kesempatan mengenalkan dirinya meliputi: mengucapkan salam, nama lengkap, nama panggilan, asal, alamat, hobi, sifat-sifat yang dimiliki, umur. b) Hentikan percakapan setelah 6-8 menit dan ajak peserta membentuk lingkaran besar. c) Berikan kesempatan pada peserta untuk mengenalkan pasangannya pada peserta lain. d) Beri umpan balik positif untuk setiap keberhasilan pasangannya pada peserta lain. e) Eksplorasi perasaan anggota kelompok setelah berkenalan den mengenalkan temannya. b. Teman baru 2 1) Tujuan : Peserta mampu mengenal lebih dalam satu orang anggota kelompok. 2) Langkah-langkah a) Peserta berpasangan dan duduk berhadapan. b) Peserta diberi waktu 8 menit untuk saling bertanya jawab dengan pertanyaan : y Apa yang sudah kamu lakukan sejak bangun pagi tadi sampai sekarang? y Apa yang kamu pikirkan hari ini ? y Bagaimana percakapan kamu hari ini ?

y Hentikan percakapan setelah 8 menit dan ajak peserta membentuk lingkaran besar. y Beri kesempatan pada setiap pasangan untuk melaporkan hasil percakapannya pada kelompok besar. y Beri umpan balik positif terhadap keberhasilan kelompok. Contoh langkah pelaksanaan : a. Fasilitator mengatur posisi pasien terlebih dahulu b. Diskusi dilakukan dengan menggunakan bola yang dijalankan dari satu pasien ke pasien yang lain sambil diiringi oleh musik dan apabila musik itu berhenti maka pasien yang memegang bola akan dapat salah satu kuis yang bisa diambil pada co leader. Lalu pasien berkenalan dengan teman disampingnya lalu menjawab pertanyaan yang terdapat didalam kertas tersebut. c. Kegiatan dilakukan selama 45 menit, kegiatan tersebut diulang-ulang sampai setiap pasien mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan. Bila pasien ingin keluar dari kegiatan maka peserta harus izin dengan leader dan menyampaikan alasannya. d. Setiap pasien harus mengikuti kegiatan hingga selesai. e. Fasilitator akan memperagakan kegiatannya terlebih dahulu, diharapkan pasien memperhatikan. f. Diharapkan pasien paham lalu kegiatanpun dimulai.

3. Fase Terminasi a. Bantu setiap peserta mengungkapkan pendapatnya tentang manfaat kegiatan kelomok yang telah dilaksanakan. b. Beri umpan balik positif dari apa yang telah dicapai para peserta. c. Simpulkan pendapat masing-masing peserta. d. Buat kontrak untuk pertemuan mendatang. e. Akhiri ertemuan dengan mengucapkan selamat. Contoh langkah pelaksanaan : a. Setelah selesai kegiatan diharapkan pasien dapat mengungkapkan perasaannya. b. Pasien diminta mengeluarkan pendapat tentang kegiatan yang telah dilakukan. F. Rencana Pelaksanaan Kegiatan TAK 1. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan dilaksanakan didalam ruangan didampingi oleh pembimbing. Kegiatan TAK dibuka oleh leader dan dilakukan pengenalan anggota tim terapi diantaranya sebagai co leader fasilitator dan observer. Leader menjelaskan tentang aturan pelaksanaan kegiatan, apabila peserta belum jelas bisa mengajukan pertanyaan. Setelah seluruh pasien mengerti maka TAK pun dapat dimulai. Setelah kegiatan selasai dan saat evaluasi pasien diharapkan dapat mengungkapkan perasaan, kemudian TAK ditutup dengan acara salam-salaman antara pasien dan tim terapi. 2. Analisa Kegiatan a. Kelebihan Ada beberapa kelebihan dalam pelaksanaan TAK antara lain: 1) Dapat mengobati klien dalam jumlah banyak

2) Anggota kelompok dapat mendiskusikan masalah-masalah mereka sehingga menurunkan perasaan terisolasi, perbedaan-perbedaan dan meningkatkan klien untuk berpartisipasi dan bertukar pikiran, masalah dengan orang lain 3) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menggali gaya-gaya berkomunikasi dari klien dalam lingkungan yang aman dan mampu menerima umpan balik dari orang lain 4) Anggota kelompok dapat belajar bermacam-macam cara dalam memecahkan masalah serta dapat membantu memecahkan masalah orang lain 5) Anggota kelompok dapat belajar peranannya dalam kelompok (sebagai anggota pembantu therapist) 6) Kelompok dapat menimbulkan pemahaman atau pengertian, konfrontasi, identifikasi kelompok rujukan b. Kekurangan 1) Kehidupan pribadi klien tidak terlindungi 2) Klien mengalami kesulitan dalam mengungkapkan masalahnya karena berbeda keyakinan atau sulit dalam berkomunikasi, tidak mau berubah 3) Jika therapist menyelenggarakan secara individual.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Terapi kelompok adalah bentuk terapi modalitas yang didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal ( individu dengan individu lain ). Klien mengalami konflik yang bersumber dari intrapersonal maupun dari interpersonal. Dengan bergabung dalam kelompok, klien dapat saling bertukar pikiran dan pengalamannya dan mengembangkan pola perilaku yang baru ( Dep Kes RI, 2000 ). TAK sosialisasi adalah suatu bagian dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama, yang mengalami gangguan jiwa khususnya yang mempunyai masalah hubungan social, sehingga memperluas hubungan dengan orang lain. B. Saran TAK merupakan tahap rehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tubuh yang mengalami gangguan akibat dari penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA. Janganlah sekali-sekali mempunyai rasa untuk mencoba, karena berawal dari perasaan eksperimen maka dapat terjerumus.

Daftar Pustaka

Sumiati, dkk. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAPZA. Jakarta : Trans Info Media Yosep, Iyus ( 2007 ). Keperawatan Jiwa, Bandung. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai