Anda di halaman 1dari 147

PRARANCANGAN PABRIK BIODISEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT DAN ETANOL

KAPASITAS 50.000 TON PER TAHUN

TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Kimia

Disusun Oleh : Lina Trianti 02 521 092

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT DAN ETANOL DENGAN KAPASITAS 50.000 TON/TAHUN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama : Lina Trianti No Mahasiswa : 02 521 092 Menyatakan bahwa seluruh hasil penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa ada beberapa bagian dari karya ini adalah bukan hasil karya sendiri, maka saya siap menanggung resiko dan konsekuensi apapun. Demikian pernyataan ini saya buat, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, Februari 2008

( Lina Trianti )

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik biodiesel dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit dan Etanol dengan Kapasitas 50.000 Ton/Tahun dapat terselesaikan. Penyusunan tugas akhir ini sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan kesarjanaan di Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Dengan mengerjakan tugas ini, mahasiswa diharapkan mampu menerapkan berbagai teori dan pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan untuk merancang alat proses pabrik kimia serta dapat mengambil kesimpulan tentang kelayakan ekonomi pembangunan pabrik tersebut. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada : 1. Bapak Fathul Wahid, ST. MSc., sebagai Dekan FTI UII. 2. Ibu Dra. Kamariah Anwar, MS., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia FTI UII. 3. Bapak Arif Hidayat, ST. MT., selaku dosen pembimbing. 4. bapak, ibu, kakak, dan adek tercinta yang selalu berdoa untukku setiap saat dan dukungannya sangat melebihi segala-galanya.

5. Seluruh teman-teman Teknik Kimia Universitas Islam Indonesia Yogyakarta angkatan 02, yang selalu membantu kita. Akhirnya skripsi ini bisa selesai, tentunya dengan bantuan kalian.. Oleh karena itu, kritik dan saran yang positif untuk perbaikan skripsi ini sangat penyusun harapkan dari semua pihak. Semoga laporan ini bermanfaat. Amiiiin.. Wassalamualaikum Wr. Wb

Yogyakarta, Februari 2008

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul......... Halaman Pernyataan Keaslian................. i ii

Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing........... iii Halaman Pengesahan Penguji.......... Kata Pengantar...... Persembahan......................................................................................................... Motto..................................................................................................................... Daftar Isi........ iv v vii ix x

Daftar Tabel....... xii Daftar Gambar........ xiii Abstrak................. xiv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik.......... 1 1.2 Tinjauan Pustaka....... ... 2 BAB II. PERANCANGAN PRODUK 2.1 Spesifikasi Bahan Baku...... 6 2.2 Spesifikasi Produk.................. ... 8 2.3 Pengendalian Produksi............ 9 BAB III. PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses.......... 11 3.2 Spesifikasi Alat Proses...... 3.3 Perencanaan Produksi .......................................................................... 12 33

BAB IV. PERANCANGAN PABRIK 4.1 Lokasi Pabrik 4.2 Tata Letak Pabrik 4.3 Tata Letak Alat Proses. 4.4 Alir Proses dan Material. 4.5 Pelayanan Teknik (Utilitas) 4.6 Organisasi Perusahaan 4.7 Evaluasi Ekonomi. BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan........ DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN 107 109 39 42 45 50 60 75 96

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Target pemanfaatan biodisel .................................................................. 34 Tabel 3.2. Produksi nasional minyak goreng ........................................................... 34 Tabel 3.3. Perkiraan produksi nasional dalms ........................................................ 35 Tabel 3.4. Estimasi produksi dalms nasional ............................................................ 36 Tabel 3.5. Kapasitas pabrik biodisel yang sudah beroperasi dan akan segera dibangun ................................................................................................. 37 Tabel 4.1. Kapasitas produksi PT. Ivo Mas Tunggal Jaya dan PT. Muslim Mas ... 41 Tabel 4.2. Neraca massa total .................................................................................. 50 Tabel 4.3. Neraca Massa Mixer-01 ............................................................................ 51 Tabel 4.4. Neraca Massa Reaktor-01 ....................................................................... 51 Tabel 4.5. Neraca Massa Reaktor -02 ....................................................................... 52 Tabel 4.6. Neraca Massa Reaktor-03 ....................................................................... 52 Tabel 4.7. Neraca Massa Netralizer-01 ................................................................... .. 53 Tabel 4.8. Neraca massa Dekanter-01 ........................................................................ 53 Tabel 4.9. Neraca Massa Menara Distilasi-01 ........................................................ ... 54 Tabel 4.10. Neraca Panas total ................................................................................ .. 55 Tabel 4.11. Neraca panas Melter-01 ....................................................................... 56

Tabel 4.12. Neraca panas reaktor -01 ........................................................................ 56 Tabel 4.13. Neraca panas reaktor -02 .........................................................................57 Tabel 4.14. Neraca panas Reaktor -03 ........................................................................ 57 Tabel 4.15. Neraca panas Netralizer-01 ..................................................................... 58

Tabel 4.16. Neraca Panas MEnara Distilasi -01 ..........................................................59 Tabel 4.17. Penggolongan jabatan ........................................................................... 89 Tabel 4.18. Jumlah karyawan pada masing-masing bagian ...................................... 90 Tabel 4.19. Perincian golongan dan gaji ................................................................ 92 Tabel 4.20. Fixed Capital Investment...................................................................... 102 Tabel 4.21. Working Capital.................................................................................. 102 Tabel 4.22. Manufacturing Cost............................................................................. 103 Tabel 4.23. General Expense.................................................................................... 103 Tabel 5.1 Hasil evaluasi ekonomi ............................................................................ 108

ABSTRACT

Preliminary design of Biodiesel plant from Palm Fatty Acid Distillate and Ethanol with capacity 50,000 ton/year is planned to be built in Belawan, North Sumatera. This chemical plant will be operated for 330 day/year or 24 hours a day with 192 employees. Raw material needed is Palm fatty Acid Distillate 5744 kg/hour and Ethanol 1041 kg/hour. The production process will be operated at temperature 70C, at pressure about of 1 atm using Continuous Steared Tank Reaktor (CSTR) with convesion 90% . The utiliy consist of 8251 kg/hour of cooling water, 10000 kg/hour of housing water, 1313 kg/hour of steam, 334 m/hour of fuel while the power of electricity of about 765 kVA provided by PLN. This chemical plant also use generator set as reserve. An economic analysis shows thats this chemical plant need to be covered by fixed capital of about Rp.90.504.419.131, working capital of about Rp. 76.452.324.985. The profit before tax is Rp. 21.594.706.600 while the profit after tax is Rp. 10.797.353.300. Percentage of return on investemen (ROI) before tax is 23,86% while after tax is 11,93%. Pay out time (POT) after tax is 3,0 years while after tax is 4,6 years. The value of break evek point (BEP) for about 55,7% and shut down point (SDP) of about 31,5%. Based on the economic analysis, It is concluded that plant design of Biodiesel with capacity 50,000 ton/years is feasible to be built.

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG PENDIRIAN PABRIK Minyak bumi merupakan komoditas strategis, sumber energi perputaran roda perekonomian semua negara. Karena itu, wajar jika semua negara menjadikannya sebagai faktor penting dalam menentukan kebijakan luar negeri untuk menjamin kesinambungan pasokan. Akibatnya, pengaruh minyak bumi pada peta dan tatanan hubungan global tidak dapat diabaikan lagi. Sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk lebih dari 220 juta jiwa, Indonesia menghadapai masalah energi yang cukup mendasar. Minyak bumi sebagai sumber energi utama yang tidak terbarukan tingkat ketersediaanya semakin berkurang. Produksi minyak bumi Indonesia yang telah mencapai puncaknya pada tahun 1977 yaitu sebesar 1,7 juta barel per hari terus menurun hingga tinggal 1,125 juta barel per hari tahun 2004. Di sisi lain konsumsi minyak bumi terus meningkat dan tercatat 0,95 juta barel per hari tahun 2000, menjadi 1,0516 juta barel per hari tahun 2003 dan sedikit menurun menjadi 1,0362 juta barel per hari tahun 2004. Cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis dalam waktu 20 tahun (Subur, 2007). Melihat kenyataan di atas perlu dipikirkan pencarian sumber energi alternatif pengganti minyak bumi. Sumber energi baru yang dikembangkan haruslah yang terbarukan dan lebih ramah lingkungan. Salah satu pilihan sumber energi baru pengganti solar berbahan baku minyak bumi yaitu biodisel. Biodisel mempunyai beberapa keuntungan dan kelebihan bila dibandingkan dengan solar, yaitu (Torubarov, 2007): 1. Bahan baku yang dapat diperbarui.

2. Tidak tergantung minyak bumi dan gas alam. 3. Kandungan emisi CO2, belerang dan senyawa aromatik yang lebih rendah sehingga memenuhi Standar Euro IV. 4. Tidak beracun 5. Biodegradabel 6. Daya pelumasan yang tinggi Berbagai bahan baku telah diteliti dan dikembangkan untuk memproduksi biodisel, diantaranya minyak nabati (minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak goreng bekas, dan lain-lain), lemak hewani, dan distilat asam lemak minyak sawit. Pendirian pabrik biodisel mendesak untuk dilakukan agar tidak terjadi krisis energi di masa mendatang dan Indonesia tidak tergantung dengan impor bahan bakar dari negara lain.

1.2. TINJAUAN PUSTAKA 1.2.1. Pemilihan Proses Biodisel didefinisikan sebagai bahan bakar yang berupa ester mono alkil dari asam lemak rantai panjang yang diturunkan dari minyak nabati atau lemak hewani. Ester mono alkil merupakan produk reaksi alkohol rantai lurus seperti metanol dan etanol, dengan lemak atau minyak (trigleserida) membentuk gliserol dan ester dari asam lemak rantai panjang. Biodisel dapat digunakan tanpa dicampur atau dengan dicampur solar (Gerpen et. al., 2004). Ester mono alkil juga dapat dihasilkan dari reaksi asam lemak bebas dengan alkohol (Supranto dkk, 2003).

Bahan baku yang dapat digunakan sebagai sumber minyak/lemak/ asam lemak sangat banyak, diantaranya : Minyak kedelai, minyak kelapa sawit, minyak lobak, minyak kelapa, minyak biji bunga matahari, minyak jarak, minyak jagung, minyak biji kapas (www.asiabiodieselboard.com), dalms (Supranto,2003), lemak hewan

(http://en.wikipedia.org), dan lain-lain. Bahan baku sebagai sumber alkohol dapat berupa metanol, etanol, propanol, dan butanol. Bahan pembantu asam dapat dipakai asam sulfat, asam klorida, atau asam fosfat sedangkan bahan pembantu basa dapat berupa natrium hidroksida atau kalium hidroksida (Gerpen et. al., 2004). Proses pembuatan biodisel sangat bervariasi tergantung dari bahan baku yang digunakan dan saat ini masih terus dikembangkan, disempurnakan, dan dicari alternatif proses yang lebih menguntungkan, namun secara prinsip dibagi menjadi dua : 1. Esterifikasi asam lemak dengan alkohol Pada proses ini asam lemak direaksikan dengan metanol dalam reaktor tangki perpengaduk dengan katalis asam membentuk metil ester dan air. Reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
O R C OH + R'-OH
asam

O R C OR' + H 2O

.........(1) (Supranto,2003)

Produk keluar reaktor dinetralkan dengan basa lalu dipisahkan fase organik dari fase airnya dalam dekanter. Campuran organik keluar dekanter dimurnikan dengan pencucian dan evaporator. (Gerpen, 2003). 2. Trans-esterifikasi minyak atau lemak dengan alkohol dengan katalis basa

Pada proses ini minyak atau lemak direaksikan dengan alkohol dalam reaktor tangki berpengaduk dengan katalis basa. Reaksi yang terjadi:

3 R-OH

basa

3 R-COR

.........(2)

(Supranto,2003) Produk keluar reaktor dinetralkan dengan asam lalu dipisahkan antara fase metil ester dengan fase air dalam dekanter. Fase metil ester keluar dekanter dimurnikan dengan pencucian dan evaporator. Produk samping yang diperoleh dalam fase air yaitu gliserol (Rachmadi, 2007). Bahan baku: Bahan baku yang digunakan adalah Distilat asam lemak minyak sawit : Harga bahan baku : Rp. 3.188 /kg (Indofood Agri,2007) Ketersediaannya : Cukup banyak namun tergantung dari produksi minyak goreng.

Untuk tahun 2007 diperkirakan produksi dalms nasional sebesar 0,5856 ribu ton/th. Teknologi proses : Sudah diketahui dengan baik. BPPT sudah mendaftarkan paten pembuatan biodisel dari dalms (www.bappenas.co.id). Sudah ada pabrik biodisel yang menggunakan dalms sebagai bahan bakunya, antara lain Eco Solution (www.desmetballestraoleo.com), Korea Selatan dan Gareware Polyester Ltd, India (www.tradekey.com) Bahan baku dipilih dalms dengan pertimbangan:

1. Harga lebih murah dari minyak kelapa sawit 2. Ketersediannya sudah jelas sumber dan kuantitasnya 3. Teknologi sudah dikuasai 1.2.2. Kegunan produk Biodisel berguna sebagai pengganti bahan bakar solar berbasis minyak bumi, baik untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin disel pada kegiatan transportasi maupun sebagai bahan bakar pada pusat pembangkit listrik dengan bermesin disel (Supranto dkk, 2003)

BAB II PERANCANGAN PRODUK


2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU A. Distilat Asam Lemak Minyak Sawit Rumus bangun Fase Berat molekul Densitas Titik beku Titik didih Kelarutan dalam air Kemurnian B. Etanol Rumus kimia Fase Berat molekul Titik beku Titik didih Densitas Panas penguapan Kemurnian : : : : : : : : C2H5OH Cair ( 1 atm, 30 oC) 46 kg/ kgmol 114,1 oC 78,3 oC 789 kg/m3 38770 J/mol 99,9 % : : : : : : : : C15H31COOH Padat ( 1 atm, 30 oC) 256 kg/ kgmol 840 kg/m3 63 oC 351 oC Sukar larut 99 %

C. Air

Rumus kimia Fase Berat molekul Titik beku Titik didih Densitas Panas penguapan Kemurnian

: : : : : : : :

H2O Cair ( 1 atm, 30 oC) 18 kg/ kgmol 0 oC 100 oC 999 kg/m3 3840863 J/mol 99,99 %

D. KOH Rumus kimia Fase Berat molekul Densitas Titik beku Titik didih Kelarutan dalam air : : : : : : : KOH Padat ( 1 atm, 30 oC) 56 kg/ kgmol 2.044 kg/m3 360 oC 1320 oC Mudah larut

E. HCl Rumus kimia Fase larutan : : HCl Cair ( 1 atm, 30 oC, 37,8 g HCl/100 g

larutan) Berat molekul HCl Densitas larutan Kelarutan dalam air : : : 36,46 kg/ kgmol 1,19 kg/m3 42,02 g/ 100 g larutan

2.2. SPESIFIKASI PRODUK A. Biodisel (Etil palmitat) Rumus bangun : C2H5 Berat molekul Densitas Titik beku Titik didih Kelarutan dalam air Kemurnian : : : : : : O O C C15H31

284 kg/ kgmol

805 kg/m3 22 oC 191 oC Sukar larut 99,8 %

2.3. PENGENDALIAN PRODUKSI Pengendalian produksi dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang akan dihasilkan, dan ini sudah harus dilakukan sejak dari bahan baku sampai menjadi produk. Selain pengawasan mutu bahan baku, bahan pembantu, produk setengah jadi maupun

produk jadi, penting juga dilakukan pengawasan mutu air yang digunakan untuk menunjang mutu proses. Semua pengawasan mutu dapat dilakukan analisa di laboratorium maupun menggunakan alat kontrol. Pengendalian dan pengawasan jalannya operasi dilakukan dengan alat pengendalian yang berpusat di control room, dilakukan dengan cara automatic control yang menggunakan indikator apabila terjadi penyimpangan pada indikator dari yang telah ditetapkan atau diset, yaitu nyala lampu, bunyi alarm dsb. Bila terjadi penyimpangan maka penyimpangan tersebut harus dikembalikan pada kondisi atau set semula baik secara manual atau otomatis. Beberapa alat kontrol yang dijalankan yaitu kontrol tehadap kondisi operasi baik tekanan maupun temperatur. Jika pengendalian proses dilakukan terhadap kerja pada suatu harga tertentu supaya dihasilkan produk yang memenuhi standart, maka pengendalian mutu dilakukan untuk mengetahui apakah bahan baku dan produk telah sesuai dengan spesifikasi. Setelah perencanaan produksi disusun dan proses produksi dijalankan perlu adanya pengawasan dan pengendalian produksi agar proses berjalan dengan baik. Kegiatan proses produksi diharapkan menghasilkan produk yang mutunya sesuai dengan standar dan jumlah produksi yang sesuai dengan rencana serta waktu yang tepat sesuai jadwal, untuk itu perlu dilaksanakan pengendalian produksi sebagai berikut : 1. Pengendalian Kualitas Penyimpangan kualitas terjadi karena mutu bahan baku tidak baik, kerusakan operasi dan kerusakan alat. Penyimpangan dapat diketahui dari hasil monitor atau analisa pada bagian Laboratorium Pemeriksaan.

2.

Pengendalian Kuantitas Penyimpangan kuantitas terjadi karena kesalahan operator, kerusakan mesin, keterlambatan pengadaan bahan baku, perbaikan alat terlalu lama dan lain-lain. Penyimpangan tersebut perlu diidentifikasi penyebabnya dan diadakan evaluasi. Selanjutnya diadakan perencanaan kembali sesuai dengan kondisi perusahaan.

3.

Pengendalian Waktu Untuk mencapai kualitas tertentu perlu adanya waktu tertentu pula.

4.

Pengendalian Bahan Proses Bila ingin dicapai kapasitas produksi yang diinginkan, maka bahan proses harus mencukupi, untuk itu diperlukan pengendalian bahan proses agar tidak terjadi kekurangan.

BAB III PERANCANGAN PROSES


3.1. URAIAN PROSES Bahan baku Dalms padat bersuhu 30oC dari Gudang-01 diangkut dengan Belt Conveyor- 01 menuju Melter (MT)-01 untuk dilelehkan dan dinaikkan suhunya menjadi 70oC. Bahan baku etanol bersuhu 30oC dari Tangki Penyimpan (T)-02 dicampur dengan larutan HCl bersuhu 30oC dari T-01 di dalam Mixer (M)-01. Campuran keluar M-01 dipanaskan dalam Heat Exchanger (HE)-01 menjadi 70oC lalu bersama-sama dengan dalms cair keluar MT-01, recycle dari Dekanter(D)-01 dan recycle dari HE-04

dimasukkan ke dalam Reaktor(R)-01. Reaksi yang terjadi : C2H5OH + C15H31COOH


HCl

+ H2 O

O C H5 C Reaktor yang digunakan yaitu Reaktor Alir 2Tangki BerpengadukC15H31 tiga buah disusun seri. Reaksi esterifikasi di atas merupakan reaksi endotermis sehingga untuk menjaga reaksi tetap berjalan pada suhu 70oC maka dialirkan steam di dalam jaket reaktor. Campuran produk dan sisa reaktan dimasukkan ke dalam Netralizer (N)-01 untuk dinetralkan pHnya dengan larutan KOH. Campuran dua fasa yang telah netral selanjutnya dipisahkan di dalam Dekanter (D)-01. Hasil bawah D-01 berupa fasa air yang masih mengandung etanol sebagian direcycle ke R-01 dan sisanya dipurge. Hasil atas D-01 berupa fasa biodisel dipanaskan dalam HE-02 sampai 195oC lalu dimasukkan ke dalam Menara Distilasi (MD)-01. Hasil atas MD-01 berupa biodisel kemurnian tinggi didinginkan di dalam HE-03 sampai 40oC selanjutnya disimpan sebagai produk dalam T-04. Hasil bawah MD-01 berupa sisa dalms sebagian direcycle ke R-01 dan sisanya dipurge.

3.2. SPESIFIKASI ALAT PROSES 1. Akumulator (AC)-01 Tugas Jenis Jumlah : Menampung embunan dari C-01 sebanyak 13740,85 kg/j : Drum horizontal : 1 buah - Tekanan = 1 atm - Suhu Dimensi Tangki Volume : 3,19 m3 = 197,4 C

Kondisi Operasi :

Diameter : 1,2 m Tinggi : 2,5 m

Bahan konstruksi : Carbon steel Harga : $ 6164

2. Belt Conveyor (BC)-01 Tugas Jenis Jumlah : Mengangkut dalms dari T-01 ke MT-01 sebanyak 5744,5 kg/j. : Belt Conveyor Continuous Closed : 1 buah - Tekanan = 1 atm - Suhu Dimensi Belt : Panjang Tinggi : 5,9 m :2m = 30 C

Kondisi Operasi :

Sudut kemiringan : 20o

Lebar belt : 14 in Speed : 200 fpm

Daya motor : 0,5 Hp Harga : $ 5097

3. Condenser (C)-01 Tugas Jenis Jumlah Tube side Tube : Diameter luar (ODt) = Diameter dalam (IDt) = Panjang (L) = Pitch = square pitch 1,25 OD t = jumlah tube = jumlah pass = Fluida : organik suhu organik masuk ( t1) = suhu organik keluar (t2) = massa organik (M) = Shell side shell : Diameter shell (Ds) = Baffle spacing (B) jumlah pass = = 0,30 m 0,09 m 1 197,7 197,7
o o

: Mengembunkan uap keluar dari atas MD-01 sebanyak 13740,85 kg/j : Shell and tube : 1 buah

2 cm 1,6 cm 6,1 m 2,5 cm 50 2

C C

13740,9 kg/j

Fluida :

air pendingin suhu masuk suhu keluar massa = = = 30 50


o o

C C

37863,4 kg/j

Harga

: $ 14967

4. Dekanter (D)-01 Tugas Jenis Jumlah : Memisahkan campuran 2 fasa keluar dari N-01 sebanyak 9042,4 kg/j : Drum vertikal : 1 buah - Tekanan = 1 atm - Suhu bahan konstruksi : Shell : Diameter dalam : Tebal : Tinggi head : tipe : Tebal : Pipa masuk IPS : schedule number 10S ID : Tinggi interface : Tinggi light take off Tinggi heavy take off : 2,635 in 2,89 m 5,20 m 4,66 m = 70 C stainless steel 0,3 m 0,1875 in 5,8 m torispherical dished 0,1875 in 2,5 in

Kondisi Operasi :

Harga

: $ 120198

5. Gudang (G)-01 Tugas Jenis Jumlah : Menyimpan bahan baku dalms untuk keperluan selama 1 bulan : Bangunan berdinding bata dan beratap tertutup. : 1 buah - Tekanan = 1 atm - Suhu Tinggi tumpukan DALMS = Luas = 1181,73 m2 Lebar = 30 m 39,3909 m => => 30 m 40 m = 30 C 5 m

Kondisi Operasi :

panjang gudang = Harga : $ 54230

6. Heat Exchanger (HE)-01 Tugas Jenis Jumlah Tube side Tube : Diameter luar (ODt) = Diameter dalam (IDt) = Panjang (L) = Pitch = square pitch 1,25 OD t = jumlah tube = jumlah pass = 2,00E-02 m 1,60E-02 m 6,1 m 2,50E-02 m 49 4 : Memanaskan umpan etanol sebanyak 1104,5 kg/j : Shell and tube : 1 buah

Fluida : organik suhu organik masuk ( t1) = suhu organik keluar (t2) = massa organik (M) = Shell side Shell : Diameter shell (Ds) = Baffle spacing (B) jumlah pass Fluida : steam suhu masuk suhu keluar massa Harga : $ 17896 100 100
o o

30 70

o o

C C

1104,49755 kg/j

0,30 m = 0,06 m 1

C C

15,975 kg/j

7. Heat Exchanger (HE)-02 Tugas Jenis Jumlah Tube side Tube: Diameter luar (ODt) = Diameter dalam (IDt) = Panjang (L) = Pitch = square pitch 1,25 OD t = jumlah tube = 2,00E-02 m 1,60E-02 m 6,1 m 2,50E-02 m 68 : Memanaskan hasil atas dekanter -01 sebanyak 7197,8 kg/j : Shell and tube : 1 buah

jumlah pass = fluida: organik suhu organik masuk ( t1) = suhu organik keluar (t2) = massa organik (M) = Shell side shell Diameter shell (Ds) = Baffle spacing (B) jumlah pass fluida steam suhu masuk suhu keluar massa Harga : $14642 8. Heat Exchanger (HE)-03 Tugas Jenis Jumlah Tube side Tube: Diameter luar (ODt) = Diameter dalam (IDt) = Panjang (L) = Pitch = square pitch 1,25 OD t = : Mendinginkan distilat MD -01 sebanyak 6245,9 kg/j : Shell and tube : 1 buah = =

70 C 195,5 C 7197,757437 kg/j

0,338854955 m 0,067770991 m 1

207 C 207 C 59,62461097 kg/j

2,00E-02 m 1,60E-02 m 6,1 m 2,50E-02 m

jumlah tube = jumlah pass = fluida : organik suhu organik masuk ( t1) = suhu organik keluar (t2) = massa organik (M) = Shell side shell : Diameter shell (Ds) = Baffle spacing (B) jumlah pass fluida : air pendingin suhu masuk suhu keluar massa Harga : $ 29501 9. Heat Exchanger (HE)-04 Tugas Jenis Jumlah Ukuran : = =

168 8

197,7 C 40 C 6245,841497 kg/j

0,476259933 m 0,144321192 m 1

30 C 50 C 30793,4579 kg/j

: Mendinginkan bottom product MD -01 recycle sebanyak 112 kg/j : double pipe : 1 buah Luas Transfer Panas = Panjang Jumlah hairpin = = 13,2048 m2 16 ft 5 Inner Pipe : organik

Annulus : Air pendingin

IPS : 4 Sch : 40 Harga : $ 13666 10. Menara Diatilasi (MD)-01 Tugas Jenis Jumlah

IPS : 3 Sch : 40

: Memisahkan campuran dari hasil atas D-01 sebanyak 7197,8 kg/j : kolom dengan sieve plate : 1 buah = = = = = = = = = = = = = = 1 atm 197,7 C 308,1 C 9 0,5 m 7 m 1,36 m Carbon steel 4,76 mm torispherical dished head 4,76 mm asbestos 0,044 m 9

Tinggi menara Diameter menara Bahan konstruksi Tebal shell Jenis head Tebal head Isolator Tebal isolator Jumlah plate Tekanan Suhu top Suhu bottom Jumlah stage Plate spacing Harga : $ 169510

11. Mixer (M)-01 Tugas : Mencampur bahan baku etanol sebanyak 1041,3 kg/j dengan HCl sebanyak 63,2 kg/j. Jenis Jumlah Volume = Tinggi = Diameter = : tangki berpengaduk : 1 buah 0,14 m3 = 0,73 m 0,49 m

Bahan konstruksi = Stainless steel Tebal shell = Daya pengaduk = Harga : $ 4880 0,00635 m 0,5 Hp

12. Melter (MT)-01 Tugas Jenis Jumlah Volume : Diameter : tinggi : : Meleburkan dan memanaskan bahan baku dalms sebanyak 5744,5 kg/j : tangki berpengaduk : 1 buah 4,36 m3 1,47 m 2,21 m

Bahan konstruksi : Stainless steel Daya pengaduk : Pemanas : 3 Hp

Steam, T=100 C, P = 1 atm massa : 827,70 kg/j

Harga : $ 31345 13. Netralizer (N) -01 Tugas Jenis Jumlah : Menetralkan produk keluar R-03 sebanyak 9192,9 kg/j : tangki berpengaduk : 1 buah

Shell dan head Diameter luar shell Tinggi cairan dalam tangki tinggi shell Diameter dalam shell tinggi head dan bottom Tebal shell tebal head pengaduk dan baffle diameter pengaduk lebar pengaduk lebar baffle jarak pengaduk dari dasar Jaket N dan P Diameter jaket kecepatan putar pengaduk motor dipakai, Hp Harga : $128852 d= b= w= zi = Dj = N, rps 0,60 m 0,12 m 0,18 m 0,60 m 2,08 m 2,3 5 OD = L= H= ID = zh = ts = th = 1,82 m 2,57 m 2,72 m 1,81 m 0,39 m 0,00635 in 0,00635 m

14. Pompa (P)-01 Tugas : Memompa katalis asam klorida dari T-01 ke M-01 sebanyak 63,23 kg/j Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 15. Pompa (P)-02 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 16. Pompa (P)-03 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 17. Pompa (P)-04 : Memompa etanol dan katalis dari M-01 ke R-01 sebanyak 1104.3 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 38,2 ft : 0,5 Hp Standar NEMA : $ 7088 : Memompa etanol dari T-02 ke M-01 sebanyak 1041.3 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 40,3 ft : 0,5 Hp Standar NEMA : $ 7088 : pompa sentrifugal : 2 buah : 9,3 ft : 0,5 Hp Standar NEMA : $ 7088

Tugas Jenis Jumlah Head

: Memompa dalms dari MT-01 ke R-01 sebanyak 5744,5 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 346 ft : 5 Hp Standar NEMA : $ 15410

Tenaga motor Harga 18. Pompa (P)-05 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 19. Pompa (P)-06 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 20. Pompa (P)-07 Tugas Jenis

: Memompa KOH dari T-03 ke N-01 sebanyak 209,5 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 57,5 ft : 0,5 Hp Standar NEMA : $ 7088

: Memompa produk keluar R-01 ke R-02 sebanyak 9193 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 59,6 ft : 1,5 Hp Standar NEMA : $ 10787

: Memompa produk keluar R-02 ke R-03 sebanyak 9193 kg/j : pompa sentrifugal

Jumlah Head

: 2 buah : 59,6 ft : 1,5 Hp Standar NEMA : $ 10787

Tenaga motor Harga 21. Pompa (P)-08 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 22. Pompa (P)-09 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 23. Pompa (P)-10 Tugas Jenis Jumlah Head

: Memompa produk keluar R-03 ke N-01 sebanyak 9193 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 59,6 ft : 1,5 Hp Standar NEMA : $ 10787

: Memompa produk keluar N-01 ke D-01 sebanyak 9402 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 57,8 ft : 1 Hp Standar NEMA : $ 8629

: Memompa produk AC-01 ke MD-01 sebanyak 13740 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 34,9 ft

Tenaga motor Harga 24. Pompa (P)-11 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 25. Pompa (P)-12 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 26. Pompa (P)-13 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga

: 1 Hp Standar NEMA : $ 8629

: Memompa produk hasil bawah MD-01 sebanyak 951,9 kg/j : pompa sentrifugal : 2 buah : 40,9 ft : 2 Hp Standar NEMA : $ 10787

: Memompa Umpan Segar asam klorida dari Tank Truck ke T-01 : pompa sentrifugal : 2 buah : 14 ft : 0,5 Hp Standar NEMA : $ 7088

: Memompa Umpan Segar etanol dari Tank Truck ke T-02 : pompa sentrifugal : 2 buah : 40 ft : 1 Hp Standar NEMA : $ 8630

27. Pompa (P)-14 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 28. Pompa (P)-15 Tugas Jenis Jumlah Head Tenaga motor Harga 29. Reaktor (R)-01 Tugas : Mereaksikan dalms sebanyak 5744,5 kg/j dengan etanol 1041,3 kg/j. Jenis Jumlah : Reaktor alir tangki berpengaduk : 1 buah sebanyak : Memompa produk biodiesel dari T-04 ke tank truck : pompa sentrifugal : 2 buah : 18,3 ft : 1 Hp Standar NEMA : $ 8630 : Memompa Umpan Segar etanol dari Tank Truck ke T-03 : pompa sentrifugal : 2 buah : 32,4 ft : 0,5 Hp Standar NEMA : $ 7088

Shell dan head Diameter luar shell Tinggi cairan dalam tangki tinggi shell OD = L= H= 1,98 m 2,63 m 2,93 m

Diameter dalam shell tinggi head dan bottom Tebal shell tebal head pengaduk dan baffle diameter pengaduk lebar pengaduk lebar baffle jarak pengaduk dari dasar jaket Diameter jaket kecepatan putar pengaduk daya motor yang diperlukan Harga : $ 268443 30. Reaktor (R)-02 Tugas

ID = zh = ts = th =

1,96 m 0,42 m 0,00635 m 0,00605 m

d= b= w= zi =

0,65 m 0,13 m 0,19 m 0,65 m

Dj = N, rps P, Hp

2,08 m 2,2 7,5

: Mereaksikan dalms sebanyak 5744,5 kg/j dengan etanol 1041,3 kg/j.

sebanyak

Jenis Jumlah

: Reaktor alir tangki berpengaduk : 1 buah

Shell dan head Diameter luar shell Tinggi cairan dalam tangki tinggi shell OD = L= H= 1,98 m 2,63 m 2,93 m

Diameter dalam shell tinggi head dan bottom Tebal shell tebal head pengaduk dan baffle diameter pengaduk lebar pengaduk lebar baffle jarak pengaduk dari dasar jaket Diameter jaket kecepatan putar pengaduk daya motor yang diperlukan Harga : $ 268443 31. Reaktor (R)-03 Tugas

ID = zh = ts = th =

1,96 m 0,42 m 0,00635 m 0,00605 m

d= b= w= zi =

0,65 m 0,13 m 0,19 m 0,65 m

Dj = N, rps P, Hp

2,08 m 1,7 5

: Mereaksikan dalms sebanyak 5744,5 kg/j dengan etanol sebanyak 1041,3 kg/j.

Jenis Jumlah

: Reaktor alir tangki berpengaduk : 1 buah

Shell dan head Diameter luar shell Tinggi cairan dalam tangki tinggi shell OD = L= H= 1,98 m 2,63 m 2,93 m

Diameter dalam shell tinggi head dan bottom Tebal shell tebal head pengaduk dan baffle diameter pengaduk lebar pengaduk lebar baffle jarak pengaduk dari dasar jaket Diameter jaket kecepatan putar pengaduk daya motor yang diperlukan Harga : $ 268443 32. Reboiler (RB)-01 Tugas Jenis Jumlah Tube side Tube : Diameter luar (ODt) = Diameter dalam (IDt) = Panjang (L) =

ID = zh = ts = th =

1,96 m 0,42 m 0,00635 m 0,00605 m

d= b= w= zi =

0,65 m 0,13 m 0,19 m 0,65 m

Dj = N, rps P, Hp

2,08 m 1,7 5

: Menguapkan cairan keluar dari bottom MD-01 sebanyak 17176 kg/j : Shell and tube : 1 buah

2,00E-02 m 1,60E-02 m 6,1 m 2,50E-02 m

Pitch = square pitch 1,25 OD t =

jumlah tube = jumlah pass = Fluida : organik suhu organik masuk ( t1) = suhu organik keluar (t2) = massa organik (M) = Shell side shell Diameter shell (Ds) = Baffle spacing (B) jumlah pass fluida steam suhu masuk suhu keluar massa Harga : $ 22343 33. Tangki penyimpan (T)-01 Tugas Jenis Jumlah = =

174 4

308 C 308 C 17176,0 kg/j

0,48 m 0,096 m 1

338 C 338 C 13632, kg/j

: Menyimpan kebutuhan HCl selama satu bulan : flat bottomed cylindrical vessel : 1 buah = = 4,5 m 3,6 m 60,01 m3

diameter tangki tinggi tangki Volume tangki = Harga : $ 21584

34. Tangki penyimpan (T)-02 Tugas Jenis Jumlah : Menyimpan kebutuhan etanol selama satu bulan : flat bottomed cylindrical vessel : 1 buah = = 10,668 m

diameter tangki tinggi tangki Volume tangki = Harga : $ 136661

10,9728 m 980,2868 m3

35. Tangki penyimpan (T)-03 Tugas Jenis Jumlah : Menyimpan kebutuhan KOH selama satu bulan : flat bottomed cylindrical vessel : 1 buah = = 6,096 m 7,3152 m 213,4 m3

diameter tangki tinggi tangki Volume tangki = Harga : $ 50868

36. Tangki penyimpan (T)-04 Tugas Jenis Jumlah : Menyimpan produk biodisel selama satu bulan : flat bottomed cylindrical vessel : 1 buah = = 21,336 m 16,4592 m 5881,721 m3

diameter tangki tinggi tangki Volume tangki =

Harga : $ 439053

3.3. PERENCANAAN PRODUKSI Pada Prarancangan Pabrik biodisel ini sebagai bahan baku dipilih distilat asam lemak minyak sawit (dalms) dan etanol. Penentuan kapasitas pabrik dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut: 1. Kebutuhan biodisel nasional. Pemerintah telah menuangkan kebijakan dalam Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025 tentang target pemanfaatan biodisel secara nasional seperti terlihat dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Target pemanfaatan biodisel Tahun pasar Volume 2005-2010 2 % konsumsi solar 720.000 kL/tahun 2011-2015 3 % konsumsi solar 1,5 juta kL/tahun (1.320.000 ton/th) 2016-2025 5 % konsumsi solar 4,7 juta kL/tahun (4.136.000 ton/th)

(massa)*) (633.600 ton/th)

*) Berdasarkan pada berat jenis rata-rata biodisel 0,88 kg/L (Supranto, 2003)

2. Ketersediaan bahan baku Dalms

Dalms merupakan hasil samping pengolahan CPO menjadi minyak goreng (Supranto,2003). Produksi nasional minyak goreng dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terlihat dalam Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Produksi nasional minyak goreng tahun 2002 2004 2007 Produksi nasional minyak goreng, ton 3,73 juta 7,2 juta 8,55 juta (Malau,2007) sumber www.wartaekonomi.com

Secara keseluruhan proses penyulingan CPO dapat menghasilkan 73% olein (untuk minyak goreng) , 21% stearin (untuk margain dan shortening), 5% dalms dan 0.5% buangan (www.eeca.govt.nz). Maka produksi nasional dalms dapat diperkirakan dengan persamaan berkut: produksi dalms = 5 / 73 x produksi minyak goreng ....... (1) Hasil perhitungan persamaan (1) disajikan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Perkiraan produksi nasional dalms tahun Produksi nasional dalms, ton 2002 2004 2007 0.2554 juta 0.4932 juta 0.5856 juta

Pabrik biodisel ini direncanakan didirikan pada tahun 2010. Perkiraan produksi nasional dalms pada tahun tersebut dilakukan dengan regresi linier data pada Tabel 3.3. Hasil regresi terlihat pada Gambar 3.1.
0,6 JUTA TON /TAHUN

y = 0,0633x - 126,35 R2 = 0,8733

0,4

0,2

0 2000

2002

2004 TAHUN

2006

2008

Gambar 3.1. Regresi linier produksi dalms

Diperoleh persamaan : Produksi dalms (juta ton/th) = 0,0633 x tahun -126,35 ....... (2)

Perkiraan produksi dalms sampai tahun 2010 dapat dihitung dengan persamaan (2). Hasil perhitungan terlihat dalam Tabel 3.4. Tabel 3.4. Estimasi produksi dalms nasional tahun 2008 2009 produksi dalms, juta ton/th 0,7564 0,8197

3. Kapasitas pabrik yang sudah ada Kapasitas pabrik yang sudah ada diperlukan untuk memperkirakan kapasitas minimal yang menguntungkan secara komersial. Beberapa pabrik biodisel yang sudah berjalan baik di dunia maupun di Indonesia terlihat dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kapasitas pabrik biodisel yang sudah beroperasi dan akan segera dibangun Nama perusahaan North Prairie Productions Biopaliwa SA Usina Bararcol Acor Mid Antantic Biodiesel Fabrica T B PT Sumi Asih PT. Wilmar Bioenergy PT Bakrie Rekin Bio Energy PT. Biksindo Utama Kapasitas, ton/th 150.000 50.000 50.000 100.000 20.000 40.000 64.000 350.000 100.000 50.000 Lokasi Amerika Serikat Polandia Brazil Spanyol Amerika Serikat Portugal Bekasi Riau Batam Lampung

Sumber : www.desmetballestraoleo.com

Dari tiga pertimbangan di atas, maka ditetapkan kapasitas pabrik biodisel yang akan dirancang sebesar 50.000 ton/tahun dengan pertimbangan sebagai berikut: 1. Sudah di atas kapasitas terkecil pabrik yang beroperasi (20.000 ton/tahun) sehingga diperkirakan kapasitas ini sudah ekonomis. 2. Kapasitas tidak ditinggikan untuk mengantisipasi agar harga dalms tidak terlalu terpengaruh. Dalms juga banyak digunakan oleh berbagai industri, misalnya: industri sabun dan makanan hewan, sehingga dikhawatirkan bila kapasitas pabrik dibuat

terlalu tinggi maka terjadi terlalu banyak permintaan akan dalms sehingga harga menjadi naik. 3. Kapasitas tidak ditinggikan agar tidak terlalu terpengaruh dengan fluktuasi produksi dalms yang tergantung dari produksi minyak goreng.

BAB IV PERANCANGAN PABRIK


4.1. Lokasi Pabrik Pemilihan lokasi pabrik didasarkan atas pertimbangan yang secara praktis lebih menguntungkan, baik ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi pabrik antara lain : 1. Penyediaan Bahan Baku Lokasi pabrik sebaiknya dekat dengan penyediaan bahan baku dan pemasaran produk untuk menghemat biaya transportasi. Pabrik juga sebaiknya dekat dengan pelabuhan jika ada bahan baku atau produk yang dikirim dari atau ke luar negeri. 2. Pemasaran Ester dalam hal ini ditujukan untuk menggantikan bahan bakar mesin diesel sehingga merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh banyak industri baik sebagai bahan bakar untuk menjalankan mesin, selain itu juga dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan yang menggunakan mesin diesel. Sehingga diusahakan pendirian pabrik dilakukan di suatu kawasan industri. 3. Ketersediaan Energi dan Air Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam suatu pabrik, baik untuk proses, pendingin, atau kebutuhan lainnya. Sumber air biasanya berupa sungai, air laut, atau danau. Energi merupakan faktor utama dalam operasional pabrik.

4. Ketersediaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan pelaku dari proses produksi. Ketersediaan tenaga kerja yang terampil dan terdidik akan memeperlancar jalannya proses produksi. 5. Kondisi Geografis dan Sosial Letak pabrik sebaiknya terletak di daerah yang stabil dari gangguan bencana alam (banjir, gempa bumi, dll). Kebijakan pemerintah setempat juga turut mempengaruhi lokasi pabrik yang akan dipilih. Kondisi sosial masyarakat diharapkan memberi dukungan terhadap operasional pabrik sehingga dipilih lokasi yang memiliki masyarakat yang dapat menerima keberadaan pabrik. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, maka pabrik Biodiesel ini dalam perencanaannya akan didirikan di Deliserdang, Propinsi Sumatera Utara. Faktor-faktor pendukungnya antara lain: 1. Sumatera Utara menjadi daerah yang memiliki kapasitas pabrik minyak goreng terbesar di Indonesia. Pada tahun 2005, produksi minyak goreng Sumatera utara berjumlah 2480 ribu ton (Malau, 2007) dengan perkiraan produksi dalms 170 ribu ton. Suplai dalms direncanakan dipenuhi dari dua pabrik, yaitu PT. Ivo Mas Tunggal Jaya dan PT. Musim Mas, Deliserdang Sumatera Utara.

Tabel 4.1. Kapasitas produksi PT. Ivo Mas Tunggal Jaya dan PT. Muslim Mas Tahun 2006 PT. Musim Mas, Deli Sumut PT. Ivo Mas Tunggal Jaya, Belawan Sumut Produksi minyak goreng, ribu ton 716,25 609 Perkiraan Produksi dalms, ribu ton 49,06 41,7

(www.wartaekonomi.com) Bila terjadi kekurangan suplai dari kedua pabrik tersebut maka dalms dapat disuplai dari pabrik-pabrik lain yang ada di Sumatera Utara. Dipilih lokasi pabrik mendekati sumber bahan baku dalms karena dari hasil perhitungan neraca massa diperoleh hasil bahwa kebutuhan dalms jauh lebih besar daripada etanol sehingga lebih ekonomis jika mengangkut etanol dari sumber ke lokasi pabrik daripada dalms. Alasan pemilihan lokasi ini dikuatkan dengan pabrik-pabrik biodisel yang telah dan akan berdiri di Indonesia. Semua pabrik tersebut didirikan di dekat sumber bahan baku minyak/asam lemak. 2. Dekat dengan pelabuhan Belawan yang akan memudahkan pengangkutan bahan baku kebutuhan pabrik yang didatangkan dari luar pulau. 3. Dekat dengan laut yang dapat digunakan sebagai sumber air. 4. Sarana dan prasarana transportasi yang memadai. 5. Tenaga kerja mudah diperoleh dari daerah sekitarnya, baik tenaga kasar maupun tenaga terdidik karena dekat dengan kota besar Medan. 6. Deliserdang merupakan kawasan industri yang sudah mapan sehingga keberadaan pabrik baru akan mudah mendapat dukungan pemerintah setempat dan masyarakat. 7. Pemasaran produk biodisel juga diharapkan mudah diserap pasar karena Deliserdang dan daerah lain di Sumatera Utara banyak Industri, serta dekat dengan Medan yang merupakan kota besar sehingga banyak kendaraan bermotor yang memakai mesin disel. Selain itu bila akan mengekspor produk juga mudah karena dekat dengan pelabuhan Belawan.

4.2. Tata Letak Pabrik Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang meliputi tempat bekerjanya karyawan, tempat peralatan, tempat penimbunan bahan baku dan produk yang saling berhubungan. Tata letak pabrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga penggunaan area pabrik effisien dan proses produksi serta distribusi dapat berjalan dengan lancar, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi karyawan dapat terpenuhi. Selain peralatan proses, beberapa banguna fisik lain seperti kantor, bengkel, poliklinik, laboratorium, kantin, pemadam kebakaran, pos penjagaan, dan sebagainya ditempatkan pada bagian yang tidak mengganggu lalu lintas, barang dan proses. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah : 1. Daerah Proses Daerah proses adalah daerah yang digunakan untuk menempatkan alat-alat yang berhubungan dengan proses produksi. Dimana daerah proses ini diletakkan pada daerah yang terpisah dari bagian lain. 2. Keamanan Keamanan terhadap kemungkinan adanya bahaya kebakaran, ledakan, asap, atau gas beracun harus benar-benar diperhatikan di dalam menentukan tata letak pabrik. Untuk itu harus dilakukan penempatan alat-alat pengamanan seperti hidran, penampung air yang cukup, dan penahan ledakan. Tangki penyimpanan bahan baku dan produk yang berbahaya harus diletakkan di area khusus dan perlu adanya jarak antara bangunan satu dengan lainnya guna memberikan pertolongan dan penyediaan jalan bagi karyawan untuk menyelamatkan diri.

3. Luas Area yang Tersedia Harga tanah menjadi hal yang membatasi kemampuan penyedia area. Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia. Jika harga tanah amat tinggi, maka diperlukan effisiensi dalam pemakaian ruangan hingga peralatan tertentu diletakkan diatas peralatan yang lain, ataupun lantai ruangan diatur sedemikian rupa agar menghemat tempat. 4. Instalasi dan Utilitas Pemasangan dan distribusi yang baik dari gas, udara, steam, dan listrik akan membantu kemudahan kerja dan perawatan. Penempatan peralatan proses di tata sedemikian rupa sehingga petugas dapat dengan mudah menjangkaunya dan dapat terjalin kelancaran operasi serta memudahkan perawatannya. Secara garis besar tata letak pabrik dibagi dalam beberapa daerah utama, yaitu : 1. Daerah administrasi/perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol Disini merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses serta produk. 2. Daerah proses Daerah tempat alat-alat proses diletakkan dan tempat proses berlangsung 3. Daerah pergudangan umum, bengkel dan garasi 4. Daerah utilitas

Hasil perancangan tata letak pabrik biodisel terlihat dalam Gambar 4.1.
Keterangan : 1. Pos jaga 2. Kantor keamanan 3. Parkir karyawan 4. Cafetaria 5. Kantor administrasi 6. Parkir tamu 7. Laboratorium 8. Kantor R & D 9. Kantor K3 10. Bengkel 11. Fire station 12. Area Proses 13. Control room 14. Daerah Pengembangan 15. Area Utilitas 16. Kantor Utilitas 17. Area Penyimpanan 18. Tempat ibadah 19. Klinik Kesehatan 20. Area Pengembangan
Skala 1 : 1500

1 19 6 5

2 4 3

9 18 7 8 10

11

20

13 12 16

15

17

Gambar 4.1. Tata letak pabrik biodisel dari dalms

4.3. Tata Letak Alat Proses Dalam perancangan tata letak peralatan proses ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 1. Aliran bahan baku dan produk Pengaliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan ekonomis yang besar, serta menunjang kelancaran dan keamanan produksi. Perlu juga diperhatikan penempatan pipa, dimana untuk pipa di atas tanah perlu dipasang pada ketinggian tiga meter atau lebih, sedangkan untuk pemipaan pada permukaan tanah diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja. 2. Aliran udara Kelancaran aliran udara di dalam dan disekitar area proses perlu diperhatikan. Hal ini bertujuan untuk menghindari stagnansi udara pada suatu tempat yang dapat mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang berbahaya, sehingga dapat membahayakan keselamatan pekerja. Disamping itu juga perlu diperhatikan arah hembusan angin. 3. Cahaya Penerangan seluruh pabrik harus memadai pada tempat-tempat proses yang berbahaya atau beresiko tinggi. 4. Lalu lintas manusia Dalam hal perancangan tata letak peralatan perlu diperhatikan agar pekerja dapat menjangkau seluruh alat proses dengan cepat dan mudah. Jika terjadi gangguan

pada alat proses dapat segera diperbaiki. Selain itu, keamanan pekerja dalam menjalankan tugasnya perlu diprioritaskan. 5. Tata letak alat proses Dalam menempatkan alat-alat proses pada pabrik diusahakan agar dapat menekan biaya operasi dengan tetap menjamin kelancaran dan keamanan poduksi pabrik sehingga dapat menguntungkan dari segi ekonomi. 6. Jarak antar alat proses Untuk alat proses yang mempunyai suhu dan tekanan tinggi sebaiknya dipisahkan dari alat proses lainnya, sehingga apabila terjadi ledakan atau kebakaran pada alat tersebut tidak membahayakan pada alat-alat proses lainnya. 7. Maintenance Maitenance berguna untuk menjaga sarana atau fasilitas peralatan pabrik dengan cara pemeliharaan dan perbaikan alat agar produksi dapat berjalan dengan lancar dan produktivitas menjadi tinggi sehingga akan tercapai target produksi dan spesifikasi bahan baku yang diharapkan. Perawatan preventif dilakukan setiap hari untuk menjaga dari kerusakan alat dan kebersihan lingkungan alat. Sedangkan perawatan periodik dilakukan secara terjadwal sesuai dengan buku petunjuk yang ada. Penjadwalan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga alat-alat mendapat perawatan khusus secara bergantian. Alat-alat berproduksi secara kontinyu dan akan berhenti jika terjadi kerusakan. Perawatan alat-alat proses dilakukan dengan prosedur yang tepat. Hal ini dilihat dari penjadwalan yang dilakukan pada tiap-tiap alat. Perawatan tiap alat meliputi : a. Over head 1 x 1 tahun

Merupakan perbaikan dan pengecekan serta leveling alat secara keseluruhan meliputi pembongkaran alat, pergantian bagian-bagian alat yang rusak, kemudian dikembalikan seperti kondisi semula. b. Repairing Merupakan kegiatan maintenance yang bersifat memperbaiki bagian-bagian alat yang rusak. Hal ini biasanya dilakukan setelah pemeriksaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi maintenance adalah : Umur alat Semakin tua umur alat semakin banyak pula perawatan yang harus diberikan yang menyebabkan bertambahnya biaya perawatan Bahan baku Penggunaan bahan baku yang kurang berkualitas akan kerusakan alat sehingga alat akan lebih sering dibersihkan. Tata letak alat proses harus harus dirancang sedemikian rupa sehingga : a. Kelancaran proses produksi dapat terjamin b. Dapat mengefektifkan penggunaan ruangan c. Biaya material dikendalikan agar lebih rendah, sehingga dapat mengurangi biaya kapital yang tidak penting. d. Jika tata letak peralatan proses sudah benar dan proses produksi lancar, maka perusahaan tidak perlu memakai alat angkut dengan biaya mahal. Tata letak peralatan pabrik biodisel dari bahan baku dalms dan etanol dapat dilihat pada gambar berikut : menyebabkan

Gambar 4.2. Tata letak peralatan proses pabrik biodisel

4.4. Alir Proses dan Material Berdasarkan kapasitas yang ada maka di peroleh neraca massa dan neraca panas baik produk maupun bahan baku. Sehingga kita dapat menentukan alat-alat apa yang akan kita gunakan dalam pendirian pabrik, selain dari sifat-sifat kimia dan fisik produk dan bahan baku. Hasil perhitungan neraca massa dan neraca panas sebagai berikut :

4.4.1. Perhitungan Neraca Massa a. Neraca Massa Total Tabel 4.2. Neraca massa total MASUK ARUS komponen 1 2 4 6 C2H5OH HCL H2O as palmitat tri palmitat KOH H2O kg/j 1041,26 22,76 40,46 5712,81 31,69 34,92 174,61 KELUAR ARUS komponen 10 as palmitat tri palmitat etanol H2O etil palmitat KCl 14 etil palmitat as palmitat tri palmitat KCl 12 etanol H2O etil palmitat as palmitat jumlah 7058,54 jumlah kg/j 1,58 0,07 28,12 621,37 3,15 46,40 7,41 72,90 31,61 0,05 1,13 0,94 6237,50 6,25 7058,54

b. Mixer-01 Tabel 4.3. Neraca Massa Mixer-01 MASUK Arus senyawa dr tangki etanol etanol dr tangki HCl HCl H2O Jumlah kg/j KELUAR Arus senyawa 1041,26 ke R-01 etanol H2O HCl 22,76 KOH 40,46 1104,49 Jumlah kg/j 1041,26 40,46 22,76

1104,49

c. Reaktor-01 Tabel 4.4. Neraca Massa Reaktor-01 MASUK Arus dr mixer KELUAR kg/j Arus senyawa 1041,26 ke R-02 etanol 40,46 H2O 22,76 etil palmitat as palmitat 5712,81 tri palmitat 31,69 KCl HCl 84,36 1265,94 9,46 4,74 0,23 139,21 55,59 546,81 237,11 0,41 9192,90 Jumlah 9192,90

senyawa etanol H2O HCl asam palmitat tri palmitat etanol H2O etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl

kg/j 369,20 1602,40 4735,14 2054,71 269,04 139,62 22,76

dr tangki DALMS recycle 1 (dr D-01)

recycle 2 (dr MD-1)

Jumlah d.. Reaktor-02

Tabel 4.5. Neraca Massa Reaktor -02 MASUK Arus dr R-01 KELUAR kg/j Arus senyawa 369,20 ke R-03 etanol 1602,40 H2O 4735,14 etil palmitat asam 2054,71 palmitat 269,04 tri palmitat 139,62 KCl 22,76 HCl 9192,90 Jumlah

senyawa etanol H2O etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl HCl Jumlah

kg/j 59,99 1723,40 6644,18 333,89 269,04 139,62 22,76 9192,90

e.. Reaktor-03

Tabel 4.6. Neraca Massa Reaktor-03 MASUK Arus dr R-02 KELUAR kg/j Arus senyawa 59,99 ke N-01 etanol 1723,40 H2O 6644,18 etil palmitat asam 333,89 palmitat 269,04 tri palmitat 139,62 KCl 22,76 HCl KOH 9192,90 Jumlah

senyawa etanol H2O etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl HCl KOH Jumlah

kg/j 5,99 1744,53 6977,54 33,38 269,04 139,62 22,76

9192,90

f. Netralizer-01 Tabel 4.7. Neraca Massa Netralizer-01 MASUK Arus dr R-03 KELUAR kg/j Arus senyawa 5,99 ke D-01 etanol 1744,53 H2O 6977,54 etil palmitat 33,38 as palmitat 269,04 tri palmitat 139,62 KCl 22,76 174,61 34,92 9402,44 Jumlah 9402,44

senyawa etanol H2O etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl HCl H2O KOH Jumlah

kg/j 113,61 1888,26 6313,13 632,30 269,04 186,09

dr tangki KOH

g. Dekanter-01 Tabel 4.8. Neraca massa Dekanter-01 MASUK Arus dr N-01 KELUAR kg/j Arus senyawa ke MD113,61 01 etanol 1888,26 H2O 6313,13 etil palmitat 632,30 as palmitat 269,04 tri palmitat 186,09 KCl ke R-01 etanol dan purge H2O etil palmitat as palmitat tri palmitat KCl Jumlah h. Menara Distilasi-01 Tabel 4.9. Neraca Massa Menara Distilasi-01 MASUK Arus dr D-01 KELUAR kg/j Arus senyawa 1,13 ke TP etanol 0,94 biodiesel H2O 6300,50 etil palmitat 625,97 as palmitat 268,72 tri palmitat 0,46 ke R-01 etil palmitat dan purge as palmitat tri palmitat KCl 7197,75 Jumlah 9402,44 Jumlah

senyawa etanol H2O etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl

kg/j 1,13 0,94 6300,50 625,97 268,72 0,46 112,48 1887,31 12,62 6,32 0,31 185,625 9402,44

senyawa etanol H2O etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl

kg/j 1,13 0,94 6237,50 6,25

63,00 619,71 268,72 0,46 7197,75

Jumlah

4.4.2. Perhitungan Neraca Panas a. Neraca Panas Total Tabel 4.10. Neraca Panas total Masuk arus Komponen 1 asam palmitat Tripalmitat 4 HCL C2H5OH H2O 5 H2O KOH steam MT-01 steam HE-01 steam R-01 steam R-02 steam R-03 panas rx N-01 steam HE-02 dowtherm A panas, kJ/j 52687,29 94,37 2195,54 73542,37 1207,29 3662,03 250,21 1816357 631049,4 901291,6 368429,8 64337,74 81662,66 2355172 3595555 Keluar arus Komponen 13 DALMS TG C2H5OH Etil ester H2O KCl 15 etanol H2O etil palmitat asam palmitat 18 DALMS TG Etil ester KCl panas rx R-01 panas rx R-02 panas rx R-03 air pend CD-01 air pend HE-03 air pend HE-04 peleburan dalms peleburan TG air pend N-01 panas hilang jumlah panas, kJ/j 1027,41 55,34 3026,81 2155,06 45725,49 4884,78 40,01 59,41 226126,31 239,72 333640,71 153694,08 35546,51 13,28 901749,5 368616,95 64370,42 3180525,2 2586650,5 533125,45 1198596,8 2084,10 58354,19 247186,76 9947495

jumlah

9947495

b. Melter-01 Tabel 4.11. Neraca panas Melter-01 Masuk arus Keluar arus

Komponen 1 as palmitat Tripalmitat

panas, kJ/j 52687,29 94,37

Komponen 1 as palmitat Tripalmitat

panas, kJ/j 667191,28 1266,55 1198596,8 2084,10 1869139

pemanas steam

1816357 peleburan as palmitat Tripalmitat 1869139 jumlah

jumlah c. Reaktor-01

Tabel 4.12. Neraca panas reaktor -01 Masuk arus Keluar arus

Komponen

panas, kJ/j 571322,1 978,74 94507,07 5922,07 2370,14 901291,6

Komponen 6 asam palmitat tripalmitat etanol etil palmitat air asam klorida

panas, kJ/j 187393,64 978,74 30998,31 403257,69 49643,66 2370,14 901749,5

1, 4, 12, as palmitat dan 18 tripalmitat etanol air asam klorida pemanas steam

panas rx jumlah 1576392 jumlah

1576392

d. Reaktor-02 Tabel 4.13. Neraca panas reaktor -02 Masuk arus Keluar arus

Komponen 6 as palmitat

panas, kJ/j 187393,6

Komponen 7 as palmitat

panas, kJ/j 30451,46

Lanjutan Tabel 4.13. tripalmitat etanol etil palmitat air asam klorida pemanas steam jumlah e. Reaktor-03 Tabel 4.14. Neraca panas Reaktor -03 Masuk arus Keluar arus 978,74 30998,32 403257,7 49643,67 2370,14 368429,8 panas rx 1043072 jumlah tripalmitat etanol etil palmitat air asam klorida 978,74 5037,22 568101,27 67516,16 2370,14 368616,95 1043072

Komponen asam 7 palmitat tripalmitat etanol etil palmitat air asam klorida

panas, kJ/j

Komponen asam 8 palmitat tripalmitat etanol etil palmitat air asam klorida

panas, kJ/j

30451,47 978,74 5037,22 568101,3 67516,17 2370,14

3045,14 978,74 503,72 596887,39 70637,18 2370,14 64370,42

pemanas steam jumlah f. Netralizer-01

64337,74 panas rx 738792,8 jumlah

738792,76

Tabel 4.15. Neraca panas Netralizer-01 Masuk arus 8+5 Keluar arus

Komponen as palmitat tripalmitat etanol etil palmitat air asam klorida KOH kalium klorida

panas, kJ/j 57132,21 8329,11 9450,70 540077,3 252798,2 2370,14 250,21

Komponen 9 as palmitat tripalmitat etanol etil palmitat air kalium klorida

panas, kJ/j 57132,20 8329,11 9450,70 540077,26 276333,06 9588,31

7194,40 pendingin air 81662,66

58354,19

panas rx jumlah

959264,87

jumlah

959264,87

g. Menara Distilasi-01 Tabel 4.16. Neraca Panas MEnara Distilasi -01 Masuk arus umpan Keluar arus

masuk etanol H2O etil palmitat as palmitat tri palmitat KCl

kJ/j

keluar etanol H2O etil palmitat asam palmitat etil palmitat asam palmitat tri palmitat KCl

kJ/j 526,14 697,58 2808914,9 2977,26 48958,84 509792,05 74589,07 69,68

518,12 distilat 688,09 2798454,2 293645,46 42684,65 81,44 bottom product 3595555,30

Beban RB-01

beban CD-01 panas hilang jumlah 6731627,40 jumlah

3180525,20 104576,54 6731627,40

4.5. Pelayanan Teknik (Utilitas) Utilitas berfungsi untuk menyediakan bahan-bahan penunjang untuk mendukung kelancaran pada sistem produksi di seluruh pabrik. Unit-unit yang ada di utilitas terdiri dari : 1. Unit penyediaan dan pengolahan air (Water System) 2. Unit pembangkit steam (Steam Generation System) 3. Unit penyedia udara instrument (Instrument Air System) 4. Unit pembangkit dan pendistribusian listrik (Power Plant and Power Distribution System) A. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air a. Air untuk keperluan umum ( General Uses) kebutuhan air ini meliputi kebutuhan laboratorium, kantor, karyawan, dll diperkirakan sebesar 10.000 kg/j b. Air untuk pembangkit steam ( Boiler Feed Water ) 1. HE -01 2. MT -01 3. R-01 4.R-02 5.R-03 6.HE-02 = = = = = = 15,97 kg/j 635,28 kg/j 406,90 kg/j 166,33 kg/j 29,04 kg/j 59,62 kg/j 1313,17 kg/j 1575,81 kg/j 157,58 kg/j

Jumlah kebutuhan =

Over design 20%, kebutuhan air umpan boiler = Recovery 90 %, sehingga make - up =

c. Air pendingin untuk pendingin alat proses 1. N-01 2. CD-01 3. HE-03 4. HE -04 = = = = 2,79 kg/j 37863,40 kg/j 30793,46 kg/j 6346,73 kg/j kebutuhan total = 75006,38 kg/jam = 82507,01 kg/j

over design 10 %, kebutuhan air pendingin Recovery melalui cooling tower 90 % maka make - up air pendingin proses d. Air untuk pemadam kebakaran Disediakan air sebanyak 600 ft3/hari Jumlah kebutuhan air total PROSES PENGOLAHAN AIR

8250,70 kg/j

= =

712,97 kg/j 21033,38 kg/j

Pabrik menggunakan air laut sebagai sumber air pembuat steam dan sebagai media pendingin. Air laut untuk media pendingin memerlukan make-up water untuk mengganti kehilangan air akibat penguapan di cooling tower dan yang hilang di sistem Air laut yang dibutuhkan pabrik disediakan oleh sea water intake sebesar 21,12 m3/jam Air laut diambil dari laut yang ada di sekitar pabrik yang dipompakan dengan pompa air laut sebagai umpan unit desalinasi. Kandungan padatan yang terbawa dihilangkan dengan filter. Pertumbuhan ganggang laut, karang laut, rumput laut,

dan mikroorganisme dapat terjadi seiring dengan mengalirnya air laut. Untuk mencegah hal tersebut, dilakukan injeksi Natrium hipoklorit (NaOCl). di air laut intake sebesar 1 ppm secara kontinyu. UNIT DESALINASI Unit desalinasi bekerja berdasarkan prinsip distilasi , dimana komponen/ larutan yang mempunyai titik didih lebih rendah dari komponen lainnya diuapkan di evaporator sehingga terpisah dari komponen lainnya. Fungsi unit ini adalah untuk menghilangkan garam-garam yang terdapat pada air laut sehingga diperoleh air bebas garam. Garam-garam pada air laut bersifat non volatil sehingga untuk memisahkannya digunakan proses penguapan, sehingga uap yang terbentuk tersebut dapat diembunkan dan diperoleh air tawar. Unit desalinasi air laut menggunakan tipe reheat (pemanasan ulang) terdiri dari evaporator multi efek dengan heat reject section, main ejector, ejector condenser, pompa blow down brine, pompa distilat dan injeksi anti scale. Unit ini mendapatkan suplai steam yang digunakan untuk pemanasan lewat main ejector dan sebagai driving steam untuk vent ejector. Hasil dikontrol dengan pengaturan tekanan steam inlet. Dengan menurunkan tekanan steam pada inlet main ejector , kecepatan produksi unit desalinasi dapat dikurangi dan sebaliknya. Evaporator

beroperasi pada tekanan vakum dengan tujuan agar air laut yang masuk evaporator dapat teruapkan pada suhu yang cukup rendah. Air laut umpan mencegah pembentukan scale di permukaan diberi anti scale untuk

tube di evaporator. Dengan suhu operasi

yang rendah , resiko pembentukan scale dapat dikurangi.

Steam masuk ke efek pertama mengalir lewat tube menguapkan umpan air laut yang dimasukkan pada evaporator efek pertama. Air laut yang menguap pada efek pertama masuk ke efek kedua lewat tube menguapkan umpan air laut yang masuk ke efek kedua lewat bawah. Begitu seterusnya sampai efek ketiga. Air desal / distilat water berasal dari : 1. air laut yang menguap dari efek pertama, kedua dan ketiga, kemudian mengembun di kondensor. 2. Kondensat dari steam yang mengembun. UNIT DEMINERALISASI Unit ini bertugas untuk mengurangi kandungan ion positif (+) dan ion negatif (-) dalam air desalinasi karena akan menghasilkan scale dalam boiler. Air hasil desalinasi masih mengandung ion-ion yang dapat membentuk garam-garam dalam air. Proses demineralisasi bertujuan untuk mengeluarkan garam-garam tersebut menggunakan resinresin penukar ion yang ada di dalam alat penukar ion. Resin kation adalah suatu material sintesis yang dapat menukar ion-ion positif, sedangkan resin anion adalah suatu mineral sintesis yang dapat menukar ion-ion negatif. Ion positif (kation) diantaranya : Ca++, Mg++, Na+, K+,sedangkan ion-ion negatif misalnya SO4--, Cl-, NO3-, CO2, SiO2. Proses demineralisasi dilakukan dalam dua tahap : 1. Air dialirkan melalui penukar ion positif (kation), reaksinya : Ca++ RH + Mg++ Na+ Ca++ RNa+ Mg++ + H+

2. Air selanjutnya dialirkan melalui penukar ion negatif (anion), reaksinya : HCO3HCO3-

ROH + SO4-ClSiO2

RClSiO2

SO4-- + OH-

Dengan demikian didapat hasil akhir air yang sudah bebas mineral ( air demin). Air demin selanjutnya digunakan sebagai air umpan boiler dan sebagai make-up cooling water. Produksi air demin dilakukan secara terus menerus dan semakin lama kemampuan resin kation dan anion menjadi berkurang dan akhirnya akan jenuh sehingga mengakibatkan ion-ion lolos, ini ditandai dengan naiknya konduktivitas dan lolosnya silika di monitor pada silica analizer . Untuk mengaktifkan kembali resin tersebut, maka dilakukan regenerasi dengan larutan H2SO4 konsentrasi 5-7 %volum untuk resin kation, sedangkan untuk resin anion diregenerasi dengan larutan NaOH konsentrasi 4-6% volum. B. Unit Pembangkit Steam Unit ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan steam pada proses produksi, yaitu dengan menyediakan ketel uap (boiler) dengan spesifikasi: Kapasitas Tekanan Jenis Jumlah : 1313,17 kg/jam : 18 atm : Fire Tube Boiler : 1 buah

Boiler tersebut dilengkapi dengan sebuah unit economizer safety valve system dan pengaman-pengaman yang bekerja secara otomatis. Air dari water treatment plant yang akan digunakan sebagai umpan boiler terlebih dahulu diatur kadar silica, O2, Ca, Mg yang mungkin masih terikut, dengan jalan

menambahkan bahan-bahan kimia ke dalam boiler feed water tank. Selain itu juga perlu diatur pH nya yaitu sekitar 10,5 11,5 karena pada pH yang terlalu tinggi korosifitasnya tinggi. Sebelum masuk ke boiler, umpan dimasukkan dahulu ke dalam economizer, yaitu alat penukar panas yang memanfaatkan panas dari gas sisa pembakaran minyak residu yang keluar dari boiler. Di dalam alat ini air dinaikkan temperaturnya hingga 100 1020C, kemudian diumpankan ke boiler. Di dalam boiler, api yang keluar dari alat pembakaran (burner) bertugas untuk memanaskan lorong api dan pipa-pipa api. Gas sisa pembakaran ini masuk ke economizer sebelum dibuang melalui cerobong asap, sehingga air di dalam boiler menyerap panas dari dinding-dinding dan pipa-pipa api maka air menjadi mendidih. Uap air yang terbentuk terkumpul sampai mencapai tekanan 10 bar, baru kemudian dialirkan ke steam header untuk didistribusikan ke area-area proses.

C. Unit Pembangkit Udara Instrumen Udara tekan diperlukan untuk pemakaian alat pneumatic control. Total kebutuhan udara tekan diperkirakan 50,4 m3/jam. Tekanan udara instrument didesain 40 psig. D. Unit Pembangkit Listrik Kebutuhan akan tenaga listrik dipabrik ini sebesar 0,611 MWatt. Sudah termasuk penerangan, laboratorium, rumah tangga, perkantoran, pendingin ruangan (AC)

dan kebutuhan lainnya. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, pabrik Biodiesel menggunakan listrik dari PLN, dan untuk cadangan listrik digunakan generator diesel dengan kapasitas 0,62 MW jika pasokan listrik kurang. Spesifikasi generator diesel yang digunakan adalah: Kapasitas : 0,62 MWatt Jenis Jumlah : Generator Diesel : 1 buah

E. Spesifikasi Peralatan Utilitas 1. Pompa Utilitas -01 Fungsi : Mengalirkan air dari laut menuju bak awal (BU-1). Tipe Power motor Harga : Centrifugal pump : 0,5 hp : $ 700 pengendap

2. Bak Pengendap Awal (BU-01) Fungsi : Mengendapkan kotoran kasar dalam air. Pengendapan terjadi karena gravitasi, dengan waktu tinggal 4 jam. Tipe Volume bak Panjang bak Lebar Tinggi : Bak berbentuk empat persegi panjang : 155 m3 : 10 m :5m :3m

Waktu tinggal Harga

: 4 jam : Rp. 30.000.000

3. Pompa - 02 Fungsi : Mengalirkan air dari bak pengendap awal (BU-01) menuju unit demineralisasi 4. Pompa-03 Fungsi : Mengalirkan air dari tangki pentimpan air menuju semua unit yang membutuhkan Tipe Harga : Centrifugal pump : $ 6900 Tipe Power motor Harga : Centrifugal pump : 0,5 hp : $ 700

5. Tangki Penampung Air Bersih (BU-02) Fungsi :Menampung air bersih berasal dari unit desalinasi dengan waktu tinggal 12 jam. Tipe Panjang bak Lebar bak Kedalaman bak Waktu tinggal Harga : Bak berbentuk empat persegi panjang bertutup : 17 m :8m :3m : 12 jam : Rp. 50.000.000

6. Pompa-04

Fungsi Tipe Power motor

: Mengalirkan air dari anion exchanger ke boiler : Centrifugal pump : 0,5 hp : $ 700

Harga

7. Tangki Air Rumah Tangga dan Kantor Fungsi : Menampung air kebutuhan rumah tangga dan kantor dari bak penampung air bersih (BU-02) dengan waktu tinggal 24 jam. Tipe Diameter tangki Tinggi tangki Harga : Tangki silinder vertikal : 4,9 m : 4,9 m : Rp. 6.780.001

8. Pompa-05 Fungsi : Mengalirkan air dari bak cooling tower menuju sistem pendinginan proses. Tipe Power motor Harga : Centrifugal pump : 2,5 hp : $ 550

9. Kation Exchanger Fungsi Tipe : Mengikat ion-ion positif yang ada dalam air : Tangki silinder tegak yang berisi tumpukan butir-butir resin penukar ion. Jenis resin : C-300 dengan notasi RH2

Volume resin Diameter bed resin Tinggi bed resin Harga

: 0,0844 gallon : 0,13 m : 4.70 m : $ 1108

10. Tangki Larutan H2SO4 (TU-05) Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan H2SO4 untuk regenerasi ion exchanger Tipe Diameter tangki Tinggi tangki Harga : Tangki silinder vertikal : 0,19 m : 0,38 m : $ 12979

11. Anion Exchanger (AN-01) Fungsi Tipe : Mengikat ion-ion negatif yang ada dalam air : Tangki silinder tegak yang berisi tumpukan butir-butir resin penukar ion. Jenis resin Diameter bed resin Tinggi bed resin Harga : C-500 dengan notasi R(OH)2 : 0,12 m : 1,50 m : $ 1108

12. Tangki Larutan NaOH (TU-06) Fungsi : Menyiapkan dan menyimpan larutan NaOH untuk regenerasi ion exchanger Tipe : Tangki silinder vertikal

Volume tangki Diameter tangki Tinggi tangki Harga

: 0,08 m3 : 0,37 m : 0,74 m : $ 11979

13. Deaerator Fungsi : Melepaskan gas-gas yang terlarut dalam air seperti O2,CO2 dan lain-lain. Tipe : Tangki silinder tegak yang berisi bahan isian, dimana air disemprotkan dari atas dan udara panas dialirkan dari bawah secara counter current.

Tipe bahan isian Jenis bahan isian Ukuran bahan isian Volume bahan isian Diameter tangki Tinggi tangki Luas penampang Harga 14 Tangki Bahan Bakar

: Rascing ring : Stone ware : 0,25 in : 2.603 gallon : 0,8 m : 17,6 m : 0,56 m2 : $ 38846.

Fungsi

: Menyimpan bahan bakar untuk persediaan 1 bulan sebagai bahan bakar boiler.

Tipe Waktu tinggal Kebutuhan Volume tangki Diameter tangki Tinggi tangki Harga 15. Cooling Tower Fungsi

: Tangki silinder vertikal : 720 jam : 4.966 lb/jam : 541.227,7292 m3 : 13,7 m : 13,7 m : $ 20518

: Mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan untuk di sirkulasi kembali.

Tipe Kapasitas Area tower Tinggi tower Power untuk fan Pump hp Harga 16. Tangki kondensat Fungsi

: Deck tower : 96,91 gpm : 69,22 ft2 :8m : 2,8381 hp : 1,1629 hp : Rp. 116.188.040

: Menampung air hasil recycle pada proses

pemanasan dan air dari daerator. Tipe : Tangki silinder vertikal

Waktu tinggal Volume tangki Diameter tangki Tinggi tangki Harga 17. Generator Fungsi

: 1 jam : 1.368,5965 m3 : 1,8757 m : 1,8757 m : $ 9,792.92

: Menyediakan energi listrik sebagai cadangan apabila listrik PLN padam.

Tipe Kapasitas Tegangan Effisiensi Jumlah generator Bahan bakar Harga

: AC Generator : 765 kVA : 220/360 volt : 80% : 1 buah : Solar : Rp. 200.000.000

Condensor Evaporator

P-01 Air Laut Bak pengendap awal

P-02

Air laut pekat steam

Air rumah tangga

Cooling tower

Pendingin

P-05

Pemanas Tangki penampung


P-03

Kation Exchanger

Anion Exchanger

Boiler

Blowdown

P-04

Gambar 4.3. Skema Proses pengolahan air laut

4.6. Organisasi Perusahaan Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Secara fisik, struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk grafik yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada. Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah stuktur organisasi yang terdapat dan dipergunakan dalam perusahaan tersebut, karena hal ini berhubungan dengan komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan, demi tercapainya hubungan kerja yang baik antar karyawan. Untuk mendapatkan suatu sistem organisasi yang terbaik maka perlu diperhatikan beberapa asas yang dapat dijadikan pedoman, antara lain perumusan tugas perusahaan dengan jelas, pendelegasian wewenang, pembagian tugas kerja yang jelas, kesatuan perintah dan tanggung jawab, sistem pengontrol atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan organisasi perusahaan yang fleksibel. Sistem strukstur organisasi perusahaan ada tiga yaitu line, line dan staff, serta sistem fungsional. Dengan berpedoman terhadap asas-asas tersebut maka diperoleh bentuk struktur organisasi yang baik, yaitu sistem line/lini dan staff. Pada sistem ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian pula kebaikan dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat dalam sistem organisasi fungsional, sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung jawab pada seorang atasan saja. Sedangkan untuk mencapai kelancaran produksi, maka perlu dibentuk staff ahli yang terdiri atas orang-

orang yang ahli di bidangnya. Bantuan pikiran dan nasehat akan diberikan oleh staf ahli kepada tingkat pengawas, demi tercapainya tujuan perusahaan. Ada dua kelompok orang-orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi line/lini dan staf ini, yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang disebut lini dan orang-orang yang menjalankan tugasnya dengan keahlian yang dimilikinya dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-saran kepada unit operasional dan disebut staf. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan, dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya diwakili oleh Dewan Komisaris, sedangkan tugas untuk menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh seorang Direktur yang dibantu oleh Kepala Bidang Produksi serta Kepala Bidang Keuangan dan Umum. Kepala Bidang membawahi beberapa Kepala Seksi, yang akan bertanggung jawab membawahi seksi-seksi dalam perusahaan, sebagai bagian dari pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Kepala Bidang Produksi membawahi Seksi Operasi dan Seksi Teknik. Sedangkan Kepala Bidang Keuangan dan Umum yang membidangi kelancaran pelayanan dan pemasaran, membawahi Seksi Umum, Seksi Pemasaran, dan Seksi Keuangan & Administrasi. Masing-masing Kepala Seksi akan membawahi Koordinator Unit atau langsung membawahi karyawan. Unit koordinator untuk mengkoordinasi dan mengawasi karyawan yang ada di unitnya. Dengan adanya struktur organisasi pada perusahaan maka akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain : Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembagian tugas,

tanggungjawab, wewenang, dan lain-lain.

Penempatan pegawai yang lebih tepat Penyusunan program pengembangan manajemen perusahaan akan lebih terarah Ikut menentukan pelatihan yang diperlukan untuk pejabat yang sudah ada Sebagai bahan orientasi untuk pejabat Dapat mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila terbukti kurang lancar.

4.6.1 Tugas dan Wewenang a. Pemegang Saham Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan adalah beberapa orang yang mengumpulkan modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi

perusahan tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan yang berbentuk PT adalah rapat umum pemegang saham (RUPS). Pada rapat umum tersebut,para pemegang saham bertugas untuk : 1. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris. 2. Mengangkat dan memberhentikan Direktur. 3.Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi tahunan dari perusahaan.

b. Dewan Komisaris Dewan Komisaris merupakan pelaksana dari pemilik saham dan

bertanggungjawab terhadap pemilik saham. Tugas Dewan Komisaris meliputi

1. Menilai dan menyetujui Direksi tentang kebijakan umum, target laba perusahaan , alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan pemasaran 2. Mengawasi tugas direksi 3. Membantu direksi dalam hal yang penting c. Dewan Direksi Direktur Utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan. Direktur Utama bertanggungjawab pada Dewan Komisaris atas segala tindakan dan kebijaksanaan yang telah diambil sebagai pimpinan perusahaan. Direktur Utama membawahi Direktur Teknik dan Produksi serta Direktur Keuangan dan Umum. Tugas Direktur Utama antara lain : 1. Melakukan kebijaksanaan perusahaan dan mempertanggungjawabkan

pekerjaaannya pada pemegang saham pada rapat umum pemegang saham. 2. Menjaga kestabilan manajemen perusahaan dan membuat kelangsungan hubungan yang baik antara pemilik saham, pimpinan dan karyawan. 3. Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan persetujuan rapat untuk pemegang saham. 4. Mengkoordinasi kerja sama dengan Direktur Teknik dan Produksi, Direktur Keuangan dan Umum, serta Personalia. Tugas Direktur Teknik dan Produksi antara lain : 1. Bertanggungjawab pada Direktur Utama dalam bidang produksi dan teknik. 2. Mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan kepala bagian yang dibawahinya.

Tugas Direktur Keuangan dan Umum antara lain : 1. Bertanggungjawab kepada Direktur Utama dalam bidang keuangan, pelayanan umum, K3 dan litbang serta pemasaran. 2. Mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan kepala bagian yang dibawahinya.

d. Staff Ahli Staff ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu Dewan Direksi dalam menjalankan tugasnya baik yang berhubungan dengan teknis maupun administrasi. Staff ahli bertanggungjawab kepada Direktur Utama sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing. Tugas dan wewenang staff ahli antara lain : 1. Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan perusahaan. 2. Mengadakan evaluasi teknik dan ekonomi perusahaan. 3. Memberikan saran dalam bidang hukum

e. Kepala Bagian Secara umum tugas kepala bagian adalah mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan garisgaris yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Kepala bagian dapat juga bertindak sebagai staff direktur bersama-sama dengan staff ahli. Kepala bagian ini bertanggungjawab kepada direktur masing-masing.

1) Kepala Bagian Produksi Bertanggungjawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam bidang mutu dan kelancaran produksi. Kepala bagian membawahi : Seksi proses. Seksi pengendalian Seksi Laboratorium

2) Kepala Bagian Teknik Tugas antara lain : Bertanggungjawab kepada Direktur Teknik dan Produksi dalam bidang peralatan proses dan utilitas serta mengkoordinasi kepala-kepala seksi yang dibawahinya. Kepala bagian teknik membawahi : Seksi pemeliharaan Seksi utilitas 3) Kepala Bagian Pemasaran Bertanggungjawab kepada Direktur Keuangan dan Umum dalam bidang bahan baku dan pemasaran hasil produksi. Kepala Bagian Pemasaran membawahi : Seksi Pembelian Seksi Pemasaran/penjualan 4) Kepala Bagian Keuangan Bertanggungjawab kepada Direktur Keuangan dan Umum dalam bidang administrasi dan keuangan.

Kepala Bagaian Keuangan membawahi : Seksi Administrasi Seksi kas 5) Kepala Bagian Umum Bertanggungjawab kepada Direktu Keuangan dan Umum dalam bidang personalia, hubungan masyarakat dan keamanan. Kepala Bagian Umum membawahi : Seksi Personalia Seksi Humas Seksi Keamanan

f. Kepala Seksi Kepala seksi adalah pelaksana pekrjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai rencana yang telah diatur oleh kepala bagian masimg-masing supaya diperoleh hasil yang maksimum dan efektif selama berlangsungnya proses produksi. Setiap kepala seksi bertanggungjawab kepada kepala bagian sesuai dengan seksinya masingmasing. 1) Kepala Seksi Proses Tugas Kepala Seksi Proses bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi dalam bidang mutu dan kelancaran proses produksi. Seksi Proses : Tugas seksi proses antara lain : Mengawasi jalannya proses dan produksi dan

Menjalankan tindakan sepenuhnya pada peralatan produksi yang mengalami kerusakan sebelum diperbaiki oleh seksi yang berwenang.

2) Kepala Seksi Pengendalian Tugas Kepala Seksi Pengendalian bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi dalam hal kelancaran proses produksi yang berkaitan dengan keselamatan aktivitas produksi. Seksi Pengendalian : Tugas seksi Pengendalian antara lain : Menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan mengurangi potensi bahaya yang ada. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan keselamatan proses, instalasi peralatan, karyawan, dan lingkungan (inspeksi)

3) Kepala Seksi Laboratorium Tugas Kepala Seksi Pengendalian bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Produksi dalam hal pengawasan dan analisa produksi. Seksi Laboratorium : Tugas seksi Laboratorium antara lain : Mengawasi dan menganalisa mutu bahan baku dan bahan pembantu, Mengawasi dan menganalisa mutu produksi, Mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan buangan pabrik, dan

Membuat laporan berkala kepada Kepala Bagian Produksi.

4) Kepala Seksi Pemeliharaan Tugas Kepala Seksi pemeliharaan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Teknik dalam bidang pemeliharaan peralatan., inspeksi dan keselamatan proses dan lingkungan, ikut memberikan bantuan teknik kepada seksi operasi. Seksi Pemeliharaan : Tugas seksi Pemeliharaan antara lain : merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan fasilitas gedung dan peralatan pabrik serta memperbaiki kerusakan peralatan pabrik. 5) Kepala Seksi Utilitas Tugas kepala seksi penelitian adalah bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Teknik dalam hal utilitas. Seksi Utilitas : Tugas seksi Utilitas antara lain : Melaksanakan dan mengatur sarana utilitas untuk memenuhi kebutuhan proses, kebutuhan air, uap air dan tenaga kerja. 6) Kepala Seksi Penelitian Tugas kepala seksi penelitian adalah bertanggungjawab kepada Kepala Bagian R & D dalam hal mutu produk. Seksi Penelitian : Tugas Seksi Penelitian antara lain : Melakukan riset guna mempertinggi mutu suatu produk

7) Kepala Seksi Pengembangan

Tugas Kepala Seksi Pengembangan adalah bertanggungjawab kepada Kepala Bagian R & D dalam hal pengembangan produksi. Seksi Pengembangan : Tugas seksi Pengembangan antara lain : Mengadakan pemilihan pemasaran produk ke suatu tempat dan mempertinggi efisiensi kerja. Mempertinggi mutu suatu produk, memperbaiki proses

pabrik/perencanaan alat dan pengembangan produksi 8) Kepala Seksi Administrasi Tugas Kepala Seksi Administrasi ini bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan dalam hal administrasi.

Seksi Administrasi : Tugas Seksi Administrasi antara lain : Menyelenggarakan pencatatan utang piutang, administrasi, persediaan kantor, pembukuan serta masalah perpajakan. 9) Kepala Seksi Keuangan Tugas Kepala Seksi Administrasi ini bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Keuangan dalam hal keuangan/anggaran. Seksi Keuangan : Tugas seksi Keuangan antara lain : Menghitung penggunaan uang perusahaan, Mengamankan uang dan meramalkan tentang keuangan masa depan, serta

Mengadakan perhitungan tentang gaji dan insentif karyawan.

10) Kepala Seksi Penjualan Tugas Kepala Seksi Penjualan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pemasaran dalam bidang pemasaran hasil produksi. Seksi Penjualan : Tugas seksi Penjualan antara lain : Merencanakan strategi penjualan hasil produksi dan mengatur distribusi hasil produksi dari gudang. 11) Kepala Seksi Pembelian Tugas Kepala Seksi Pembelian bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Pemasaran dalam bidang penyediaan bahan baku dan peralatan. Seksi Pembelian : Tugas seksi pembelian antara lain : Melaksanakan pembelian barang dan peralatan yang dibutuhkan perusahaan, serta mengetahui harga pasaran dari suatu bahan baku serta mengatur keluar masuknya bahan dan alat dari gudang. 12) Kepala Seksi Personalia Tugas Kepala Seksi Personalia bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum dalam hal sumber daya manusia. Seksi personalia :. Tugas seksi Personalia antara lain : Mengelola sumber daya manusia dan manajemen.

Membina tenaga kerja dan menciptakana suasana kerja yang sebaik mungkin antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya supaya tidak terjadi pemborosan waktu dan biaya

Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi kerja yang tenang dan dinamis, serta

Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan.

13) Kepala Seksi Humas Tugas Kepala Seksi Humas bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum dalam hal hubungan masyarakat. Seksi Humas : Tugas seksi Humas antara lain : Mengatur hubungan antara perusahaan dengan masyarakat di luar lingkungan perusahaan. 14) Kepala Seksi Keamanan Tugas Kepala Seksi Humas bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Umum yang menyangkut keamanan di sekitar pabrik. Seksi Keamanan : Tugas seksi Keamanan antara lain : Menjaga semua bangunan pabrik dan fasilitas perusahaan Mengawasi keluar masuknya orang baik karyawan atau bukan di lingkungan pabrik, serta

Menjaga dan memelihara kerahasiaan yang berhubungan dengan intern perusahaan.

4.6.2 Sistem Kepegawaian dan Sistem Gaji Pada pabrik Biodiesel ini sistem gaji karyawan berbeda-beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggungjawab dan keahlian. Pembagian karyawan pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan antara lain : 1). Karyawan Tetap Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan dengan Surat Keputusan (SK) direksi dan mendapat gaji bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerja. 2). Karyawan Harian Yaitu karyawan yang diangkat dan diberhentikan direksi tanpa SK direksi dan mendapat upah harian yang dibayar tiap-tiap akhir pekan. 3). Karyawan Borongan Yaitu karyawan yang dikaryakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini menerima upah borongan untuk suatu pekerjaan. 4.6.3. Pembagian Jam Kerja Karyawan Jadwal kerja di perusahaan ini di bagi menjadi dua bagian, yaitu jadwal kerja kantor (jadwal non shift) dan jadwal kerja pabrik (jadwal shift). a. Jadwal Non Shift Jadwal ini berlaku untuk karyawan kantor (office). Dalam satu minggu jam kantor adalah 40 jam dengan perincian sebagai berikut : Senin Jumat : 08.00 16.30 WIB.

Istirahat Coffee Break I Coffee Break II Sabtu Istirahat Sabtu

: 12.00 13.00 WIB. : 09.45 10.00 WIB. : 14.45 15.00 WIB. : 08.00 13.30 WIB. : 12.00 12.30 WIB.

b. Jadwal Shift Jadwal kerja ini diberlakukan kepada karyawan yang berhubungan langsung dengan proses produksi, misalnya bagian produksi, mekanik, laboratorium, genset dan elektrik, dan instrumentasi. Jadwal kerja pabrik ini dibagi dalam 3 shift, yaitu : Shift I Shift II Shift III : 24.00 08.00 WIB. : 08.00 16.00 WIB. : 16.00 24.00 WIB.

Setelah dua hari masuk shift II, dua hari shift III, dan dua hari shift I, maka karyawan shift ini mendapat libur selama dua hari. Setiap masuk kerja shift, karyawan diberikan waktu istirahat selama 1 jam secara bergantian. Diluar jam kerja kantor maupun pabrik tersebut, apabila karyawan masih dibutuhkan untuk bekerja, maka kelebihan jam kerja tersebut akan diperhitungkan sebagai kerja lembur (overtime) dengan perhitungan gaji yang tersendiri. Untuk hari besar (hari libur nasional), karyawan kantor diliburkan. Sedangkan karyawan pabrik tetap masuk kerja sesuai jadwalnya dengan perhitungan lembur. 4.6.4. Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan dan Gaji a. Penggolongan Jabatan Tabel 4.17. Penggolongan jabatan

No (1) 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Jabatan (2) Direktur Utama Direktur Teknik dan Produksi Direktur Keuangan dan Umum Kepala Bagian Produksi Kepala Bagian Teknik Kepala Bagian R & D

Pendidikan (3) Sarjana Teknik Kimia Sarjana Teknik Kimia Sarjana Ekonomi Sarjana Teknik Kimia Sarjana Teknik Mesin/Elektro Sarjana Teknik Kimia

Lanjutan Tabel 4.17. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 13. 14. 15. Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Pemasaran Kepala Bagian Umum Kepala Seksi Operator Sekretaris Staff Medis Paramedis Lain-lain Sarjana Ekonomi Sarjana Ekonomi Sarjana Hukum Sarjana Muda Teknik Kimia STM/SMU/Sederajat Akademi Sekretaris Sarjana Muda / D III Dokter Perawat SD/SMP/Sederjat

b.. Perincian Jumlah Karyawan Tabel 4.18. Jumlah karyawan pada masing-masing bagian NO Jabatan (1) (2) 1. Direktur Utama 2. Direktur Teknik dan Produksi 3. Direktur Keuangan dan Umum Jumlah (3) 1 1 1

4. Staff Ahli 5. Sekretaris 6. Kepala Bagian Umum 7. Kepala Bagian Pemasaran 8. Kepala Bagian Keuangan 9. Kepala Bagian Teknik 10. Kepala Bagian Produksi 11. Kepala Bagian R & D 12. Kepala Seksi Personalia 13. Kepala Seksi Humas 14. Kepala Seksi Keamanan 15. Kepala Seksi Pembelian 16. Kepala Seksi Pemasaran 17 Kepala Seksi Administrasi 18 Kepala Seksi Kas/Anggaran 19. Kepala Seksi Proses 20. Kepala Seksi Pengendalian 21. Kepala Seksi Laboratorium 22 Kepala Seksi Pemeliharaan 23. Kepala Seksi Utilitas Lanjutan Tabel 4.18. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. Kepala Seksi Pengembangan Kepala Seksi Penelitian Karyawan Personalia Karyawan Humas Karyawan Keamanan Karyawan Pembelian Karyawan Pemasaran Karyawan Administrasi Karyawan Kas/Anggaran Karyawan Proses Karyawan Pengendalian Karyawan Laboratorium Karyawan Pemeliharaan Karyawan Utilitas Karyawan KKK Karyawan Litbang KaryawanPemadam Kebakaran Medis Paramedis Sopir Cleaning Service Total

2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 3 9 4 4 3 3 32 4 6 4 10 3 4 4 1 3 3 8 139

c.. Sistem Gaji Pegawai Sistem gaji perusahaan ini dibagi menjadi 3 golongan yaitu : 1. Gaji Bulanan Gaji ini diberikan kepada pegawai tetap dan besarnya gaji sesuai dengan peraturan perusahaan. 2. Gaji Harian Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap atau buruh harian. 3. Gaji Lembur Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan dan besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan. Penggolongan Gaji Berdasarkan Jabatan Tabel 4.19. Perincian golongan dan gaji Golongan (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Direktur Staff Ahli Kepala Bagian Kepala Seksi Sekretaris Dokter Paramedis Karyawan Satpam Sopir Cleaning service Jabatan (2) Direktur Utama Gaji/Bulan (3) Rp. 15.000.000,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 7.000.000,00 Rp. 7.000.000,00 Rp. 5.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 4.000.000,00 Rp. 2.000.000,00 Rp. 1.500.000,00 Rp. Rp. Rp. 1.000.000,00 800.000,00 600.000,00

d. Kesejahteraan Sosial Karyawan Semua karyawan dan staff di perusahaan ini akan mendapat : 1. Salary a. Salary/bulan b. Bonus per tahun untuk staff, min 2 kali basic salary c. THR per tahun untuk semua staff, 1 kali basic salary d. Natal per tahun untuk semua staff, 1 kali basic salary e. Jasa per tahun untuk semua staff, 1 kali basic salary 2. Jaminan sosial dan pajak pendapatan a. Pajak pendapatan semua karyawan menjadi tanggungan perusahaan b. Jamsostek : 3,5 % kali basic salary. 3. Medical a. Emergency : tersedia poliklinik pengobatan gratis b. Tahunan : pengobatan untuk staff dan keluarganya bebas, ditanggung perusahaan. 4. Perumahan Untuk staff disediakan mess 5. Rekreasi dan olahraga a. Rekreasi : Setiap 1 tahun sekali karyawan + keluarga bersama-sama mengadakan tour atas biaya perusahaan b. Olahraga : tersedia lapangan tennis dan bulu tangkis 1,5 % tanggungan perusahaan 2 % tanggungan karyawan

6. Kenaikan gaji dan promosi a. Kenaikan gaji dilakukan setiap akhir tahun dengan memperhatikan besarnya inflasi, prestasi kerja dan lain-lain. b. Promosi dilakukan setiap akhir tahun dengan memperhatikan pendidikan, prestasi kerja, dan lain-lain. 7. Hak cuti dan ijin a. Cuti tahunan : setiap karyawan mendapatkan cuti setiap tahun selama 12 hari setelah tahun kelima mendapat tambahan 2 hari (total 20 hari) b. Ijin tidak masuk kerja diatur dalam KKB yang ada. 8. Pakaian kerja dan sepatu. Setiap tahun mendapat jatah 2 stell.

STRUKTUR ORGANISASI

Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Staff Ahli Direktur Produksi dan Teknik Direktur Keuangan dan Umum

Kabag Teknik Kabag Keuangan

Kabag Produksi

Kabag R & D

Kabag Umum

Kabag Pemasaran

Seksi Pemeliharaan Seksi Laboratorium

Seksi Utilitas

Seksi Proses

Seksi Pengendalian

Seksi Penelitian

Seksi Pengembangan

Seksi Administrasi

Seksi Kas

Seksi Personalia Seksi Keamanan

Seksi Humas

Seksi Pembelian

Seksi Penjualan

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Staff

Gambar 4.4. Struktur organisasi perusahaan

4.7. Evaluasi Ekonomi Analisa ekonomi dimaksudkan untuk mengetahui apakah pabrik yang dirancang dapat menguntungkan atau tidak. Untuk itu pada perancangan pabrik Dodecylbenzene ini dibuat evaluasi atau penilaian investasi yang ditinjau dengan metode: 1. 2. 3. 4. 5. Return Of Investment Pay Out Time Discounted Cash Flow rate Of Return Break Even Point Shut Down Point Untuk meninjau faktor-faktor diatas perlu diadakan penafsiran terhadap beberapa faktor, yaitu: 1. Penaksiran Modal Industri (Total Capital Investment) yang terdiri atas: a. b. 2. Modal Tetap (Fixed Capital) Modal Kerja (Working Capital)

Penentuan Biaya Produksi Total (Production Investment) yang terdiri atas: a. b. Biaya Pembuatan (Manufacturing Cost) Biaya Pengeluaran Umum (General Expense)

3.

Total Pendapatan.

4.7.1. Penaksiran Harga Peralatan Harga peralatan proses sealu mengalami perubahan setiap tahun tergantung pada kondisi ekonomi yang ada. Untuk mengetahui harga peralatan yang ada sekarang,

dapat ditaksir dari harga tahun lalu berdasarkan indeks harga. Persamaan pendekatan yang digunakan untuk memperkirakan harga peralatan pada saat seakrang adalah: Ex = Ey

Nx Ny

(Aries & Newton P.16, 1955)

Dalam hubungan ini: Ex = harga alat pada tahun X Ey = harga alat pada tahun Y Nx = nilai indeks tahun X Ny = nilai indeks tahun Y Index harga yang dipakai : ENGINEERING NEWS RECORD CONSTRUCTION COST INDEX Hubungan indeks harga dengan tahun dari 1985 sampai dengan 2001 terlihat dalam Gambar berikut:

7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1980

y = 91,154x - 176118 R2 = 0,9656

index

1985

1990

1995

2000

2005

tahun

Gambar 4.5. Hubungan tahun dengan indeks harga Untuk jenis alat yang sama tapi kapasitas berbeda, harga suatu alat dapat diperkirakan dengan menggunakan persamaan pendekatan sebagai berikut:

Cb Eb = Ea Ca
Dimana:

Ea = Harga alat dengan kapasitas diketahui. Eb = Harga alat dengan kapasitas dicari. Ca = Kapasitas alat A. Cb = Kapasitas alat B. x = Eksponen. Besarnya harga eksponen bermacam-macam, tergantung dari jenis alat yang akan dicari harganya. Harga eksponen untuk bermacam-macam jenis alat dapat dilihat pada Peter & Timmerhause 2th edition, halaman 170. 4.7.2. Perhitungan Biaya A. .Capital Investment

Capital investment adalah banyaknya pengeluaran-pengeluaran yang


diperlukan untuk fasilitas-fasilitas produksi dan untuk menjalankannya. Capital

investment meliputi:
a. Fixed Capital Investment adalah investasi untuk mendirikan fasilitas produksi dan pembuatannya. b. Working Capital adalah investasi yang diperlukan untuk menjalankan usaha/modal dari suatu pabrik selama waktu tertentu.

B. Manufacturing Cost

Manufacturing cost adalah biaya yang diperlukan untuk produksi suatu


bahan, merupakan jumlah direct, indirect dan fixed manufacturing cost yang berkaitan dengan produk. a. Direct Cost adalah adalah pengeluaran yang berkaitan langsung dengan pembuatan produk. b. Indirect Cost adalah pengeluaran-pengeluaran sebagai akibat tidak langsung karena operasi pabrik. c. Fixed Cost merupakan harga yang berkaitan dengan fixed capital dan pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dimana harganya tetap, tidak tergantung waktu maupun tingkat produksi. d. General Expanses atau pengeluaran umum meliputi pengeluaran-pengeluaran yang bersangkutan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang tidak termasuk

manufacturing cost.
C. General Expense

General expense atau pengeluaran umum meliputi pengeluaran-pengeluaran


yang berkaitan dengan fungsi-fungsi perusahaan yang tidak termasuk manufacturing

cost.
4.7.3. Analisa Kelayakan Untuk dapat mengetahui keuntungan yang diperoleh tergolong besar atau tidak, sehingga dapat dikategorikan apakah pabrik tersebut potensial atau tidak, maka dilakukan analisa atau evaluasi kelayakan. A. Percent Return of Investment (ROI)

Return of Investment adalah biaya fixed capital yang kembali pertahun atau
tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari tingkat investasi yang telah dikeluarkan. ROI =

Pr ofit x 100% FCI

FCI

= Fixed Capital Investment

B. Pay Out Time (POT)

Pay Out Time adalah jumlah tahun yang telah berselang, sebelum didapatkan sebuah penerimaan yang melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang diperlukan untuk kembalinya capital investment dengan profit sebelum dikurangi depresiasi.
C. Discounted Cash Flow of Return (DCFR)

Evaluasi keuntungan dengan cara discounted cash flow uang tiap tahun berdasarkan investasi yng tidak kembali setiap akhir tahun selama umur pabrik (present value).
D. Break Even Point (BEP)

Break even point adalah titik impas (kondisi dimana pabrik tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian). Kapasitas pabrik pada saat sales value sama dengan total cost. Pabrik akan rugi jika beroperasi di bawah BEP dan untung jika beroperasi diatasnya. BEP = Dengan: Fa = Annual Fixed Expense Ra = Annual Regulated Expense Fa 0,3Ra x 100% Sa Va 0,7 Ra

Va = Annual Variabel Expense Sa = Annual Sales Value Expense


E. Shut Down Point (SDP)

Shut down point adalah level produksi dimana biaya untuk menjalankan operasi pabrik akan lebih mahal daripada biaya untuk menutup pabrik dan membayar fixed cost. SDP = 0,3Ra x 100 % Sa Va 0,7 Ra

4.7.4. Hasil Perhitungan A. Penentuan Total Capital Investment (TCI) Modal Tetap (Fixed Capital Investment)

Tabel 4.20. Fixed Capital Investment


No (1) Type of Capital Investment (2) US $ (3) Rupiah (Rp) (4)

Delivered Equipment Equipment Instalation Piping Instrumentation Insulation Electrical Buildings Land and Yard Improvement Utilities Pysical Plant Cost 10 Engineering and Construction Direct Plant Cost 11 Contractors Fee 12 Contingency Fixed Capital Kurs mata uang : $ 1 = Rp. 10.000,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1.938.344 212.375 284.009 204.790 54.779 168.551 974.902 3.837.752 767.550 4.605.303 230.265 690.795 5.526.364

819.835.318 947.934.586 76.859.561 128.099.268 7.500.000.000 15.000.000.000 32.793 24.472.761.528 4.894.552.305 29.367.313.834 1.468.365.691 4.405.097.075 35.240.776.600

Total Fixed Capital Investment dalam rupiah= Rp. 90.504.419.131


Modal Kerja (Working Capital)

Tabel 4.21. Working Capital


Type of Expenses (2) Raw Material Inventory In Process Inventory Product Inventory Extended Credit Available Cash Total Working Capital Total Working Capital : No (1) 1 2 3 4 5 US $ (3) 1.404.109 13.004 1.733.945 2.454.240 1.733.945 7.339.245 Rupiah (Rp) (4)

11.431.654 1.524.220.546 1.524.220.546 3.059.872.746

= Rp76.452.324.985
4.8.1.1. Biaya Produksi Total (Total Production Cost) A. Manufacturing Cost

Tabel 4.22. Manufacturing Cost


No (1) 1 2 3 4 5 6 7 Type of Expenses (2) Raw Materials Labor Cost Supervision Maitenance Plant Supplies Royalties and Patents Utilities Direct Manufacturing Cost Payroll and Overhead Laboratory Plant Overhead Packaging ang Shipping Indirect Manufacturing Cost Depreciation Property Taxes Insurance Fixed Manufacturing Cost Total Manufacturing Cost US $ (3) 16.849.315 Rupiah (Rp) (4)

1.344.000.000 134.400.000 1.810.088.383 271.513.257 294.509 17.143.824 9.141.343.954 12.701.345.594 201.600.000 134.400.000 672.000.000 2.945.089 1.008.000.000 3.524.077.660 704.815.532 352.407.766 4.581.300.958 18.290.646.552

1 2 3 4 1 2 3

2.945.089 552.636 110.527 55.264 718.427 20.807.341

Sehingga Total Manufacturing Cost : Rp. 226.364.051.737


B. General Expense

Tabel 4.23. General Expense


Type of Expenses

1. Administration (AE) 2. Sales (SE) 3. Research (RE) 4. Finance(FE) GENERAL EXPENSE (GE)

Rp US$ 548.719.397 624.220 914.532.328 1.040.367 640.172.629 728.257 3.983.058.572 1.653.523 6.086.482.925 4.046.367

Sehingga Total General Expense dalam rupiah = Rp. 46.550.156.611 Total Biaya Produksi = TMC + GE = Rp 272.914.208.348
4.8.1.2. Keuntungan (Profit)

Keuntungan

= Total Penjualan Produk Total Biaya Produksi = Rp 5.900 / liter

Harga Jual Produk biodiesel

Harga Jual Produk Seluruhnya (Sa) Total Penjualan Produk = = Total Biaya Produksi Pajak keuntungan sebesar 40%. Keuntungan Sebelum Pajak Keuntungan Setelah Pajak
4.8.1.3. Analisa Kelayakan

laju produksi x harga jual produk Rp. 294.508.914.947 Rp. 272.914.208.348

= =

Rp. 21.594.706.600 Rp. 10.797.353.300

1. Persent Return of Investment (ROI)

ROI =

Pr ofit x 100% FCI = 23,86 % =11,93 %

ROI sebelum Pajak ROI setelah Pajak

2. Pay Out Time (POT)

POT =

FCI Keuntungan + Depresiasi

x 100%

POT sebelum Pajak POT setelah Pajak

= 2,95 tahun =4,55 tahun

3. Break Even Point (BEP)

Fixed Manufacturing Cost (Fa) = Rp. 11.765.574.487 Variabel Cost (Va) Regulated Cost (Ra) Penjualan Produk (Sa) BEP BEP = = Rp210.030.475.610 = Rp. 51.118.158.251 = Rp. 294.508.914.947

Fa 0,3Ra x 100% Sa Va 0,7 Ra

= 55,65 %

4. Shut Down Point (SDP)

SDP SDP

0,3Ra x 100 % Sa Va 0,7 Ra

= 31,49 %

5. Discounted Cash Flow (DCF)

Umur Pabrik Fixed Capital (FC) Working Capital (WC)

= 10 tahun = Rp 90.504.419.131 = Rp. 76.452.324.985

Cash Flow (CF) Salvage Value (SV) DCFR

= Rp. 40.366.085.874 = Rp. 9.050.441.913 = 27,10 %

Bunga Bank rata-rata saat ini = 8 % sampai 10 %

3,00E+11

2,50E+11

Ra

2,00E+11 Rp/tahun

Sa

1,50E+11
Va

1,00E+11
BEP SDP

5,00E+10
0,3 Ra

0,00E+00 0 20 40 60 80 100 Kapasitas produksi, %

Fa

Gambar grafik 4.6 Nilai BEP dan SDP

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa, baik analisa ekonomi maupun teknik maka dapat diambil kesimpulan : 1. Pendirian Pabrik Biodiesel di Indonesia cukup menarik karena diperkirakan kebutuhan Biodiesel akan meningkat sejalan dengan naiknya harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia. 2. Pabrik Biodisel dari Dalms dan Etanol ini digolongkan Pabrik beresiko rendah karena dijalankan pada variabel suhu dan tekanan operasi rendah (kondisi atmosferis), serta bahan baku dan produk bukan bahan yang mudah meledak. 3. Dari segi bahan baku, pemasaran dan lingkungan, lokasi pabrik Biodiesel di daerah Deliserdang, Sumatera Utara cukup menguntungkan karena

kemudahan dalam mendapatkan bahan baku, tenaga kerja, ketersediaan air dan listrik 4. Hasil evaluasi ekonomi pabrik Biodisel pada kapasitas 50.000 ton/tahun ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 5.1 Hasil evaluasi ekonomi


Parameter kelayakan Hasil hitungan Standart Kelayakan

Keuntungan (sebelum pajak) Keuntungan (setelah pajak) ROI (sebelum pajak) ROI (setelah pajak) POT (sebelum pajak) POT (setelah pajak) BEP SDP DCFR

Rp. 21.594.706.600 Rp. 10.797.353.300 23,86 % 11,93 % 2,95 tahun 4,55 tahun 55,65 % 31,49 % 27,10 %

Minimum 11% (Aries Newton,1954) Maksimum 5 tahun 40% - 60% < BEP > bunga Bank (1,5 kali bunga bank

Dari hasil analisa ekonomi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pabrik Biodisel dari dalms dan etanol dengan kapasitas 50.000 ton/tahun ini layak dikaji ulang untuk didirikan.

REAKTOR -01

Tugas

: Mereaksikan 5712,81 kg/j distilat asam lemak minyak sawit dengan 1041,26 kg/j etanol menjadi 6977,55 kg/j biodisel.

Jenis

: Reaktor Alir Tangki Berpengaduk dilengkapi dengan jaket pemanas

Kondisi : P = 1 atm T = 70 o C

KINETIKA REAKSI
O R C OH + C2H5OH
asam

O R C OC2H5 + H2O

k1 k2

.....( 1 )

Kecepatan berkurangnya A dapat ditulis: (-rA) = k1 CAa CBb k2 CCc CDd ..... (2)

Kondisi operasi dijalankan sebelum tercapainya kesetimbangan, maka kecepatan reaksi ke kiri dapat diabaikan. (-rA) = k1 CAa CBb Asumsi reaksi elementer, maka a=1 dan b =1. (-rA) = k1 CA CB kecepatan reaksi mengikuti hukum Arhenius : k1 = A e-E/RT ..... (5) ..... (4) ..... (3)

Reaksi esterifikasi dalms dengan etanol didekati dengan reaksi pseudo homogen order 2 dengan harga k1 sebagai berikut :

Suhu
o

k, L/(mol menit) 0,0188 0,0229 0,0245 0,0279 (Supranto, 2003)

K 313 323 333 343

40 50 60 70

maka dengan regresi linier diperoleh : k1 = 1,4249 e-1347/T ..... (6)

NERACA MASSA
Neraca massa A:

Fv CA i CB i

Vi+1

Reaktor ke i+1

Fv CA i+1 CB i+1

Massa A masuk reaktor -massa A keluar reaktor - massa A bereaksi = 0 Fv CAi - Fv CAi+1 - k1 CAi+1 CBi+1 Vi+1 = 0 Vi+1 = ( Fv CAi - Fv CAi+1 ) / k1 CAi+1 CBi+1 A ..... (7)

Reaktor disusun seri dan jumlahnya perlu dioptimasi untuk mendapatkan harga total yang minimal.

Diketahui kondisi umpan : komponen kg/j DALMS TG C2H5OH H2O HCl KCl TOTAL 6264,36 269,04 1125,62 1306,41 22,76 139,62 9192,90 kgmol/j 24,47 0,33 24,47 72,57 0,62 1,87 124,35

konversi total DALMS = konstanta kecep reaksi pada 70 C = = rA= CA= CB= rA= k*CA*CB CAo*(1-XA) CBo*(1-XA) = CAo(M-XA) 0,0245 1/men(kgmol/m3) 1,47 1/j (kgmol/m3) 0,9

k*Cao^2*(1-XA)*(M-XA)

kecepatan alir volumetris masuk reaktor (Fv) = massa/densitas = = = 10,59 m3/j 2,31 kgmol/m3 2,31 kgmol/m3

konsentrasi A masuk reaktor (CA0) = mol A/volume konsentrasi B masuk reaktor (CB0) = mol B/volume M =(CB0/CA0) = 1

Perhitungan 1 buah RATB :

V=

Fv( XA XAo) k .CAo(1 XA)( M XA)


V= 121,59 m3

..... (8)

Perhitungan 2 buah RATB : XA0 = XAtotal = XA1= 0,7635 0,9 0

V1 =
V2 =

Fv( XA XAo) k .CAo (1 XA)( M XA)


Fv( XA1 XA) k .CAo(1 XA1 )( M XA1 )
18,44 m3 ..... (9)

V1 =V2=

Perhitungan 3 buah RATB : Xao= Xa= Xa1= XA2= 0 0,6720 0,8375 0,9000

V1 = V2 =

Fv( XA XAo) k .CAo (1 XA)( M XA) Fv( XA1 XA) k .CAo(1 XA1 )( M XA1 ) Fv( XA2 XA1 ) k .CAo(1 XA2 )( M XA2 )
..... (10)

V3 =

V1 = V2 = V3= Perhitungan 4 buah RATB :

8,44 m3

Xao= Xa= Xa1= XA2= Xa3=

0 0,6000 0,7800 0,8600 0,9000

V1 = V2 = V3 = V4 =

Fv( XA XAo) k .CAo (1 XA)( M XA) Fv( XA1 XA) k .CAo(1 XA1 )( M XA1 ) Fv( XA2 XA1 ) k .CAo(1 XA2 )( M XA2 ) Fv( XA3 XA2 ) k .CAo(1 XA3 )( M XA3 )
5,40 m3 ..... (11)

V1 =V2 =V3 =V4 =

Hasil optimasi terlihat pada tabel berikut :

jumlah RATB 1 2 3 4

volume per Harga vessel total harga, RATB, m3 per RATB, $ $ 121,59 340800 340800 18,44 125400 250800 8,45 82500 247500 5,40 65400 261600

Terlihat bahwa jumlah reaktor yang menghasilkan total cost minimum yaitu 3 buah. Komposisi keluar Reaktor ke-3 terlihat pada tabel berikut :

komponen DALMS TG C2H5OH Etil ester H2O HCl KCl TOTAL

kg/j 33,39 269,04 6,00 6977,55 1744,53 22,76 139,63 9192,90

kgmol/j 0,13 0,33 0,13 24,57 96,92 0,62 1,87 124,35

MECHANICAL DESIGN 1. Menentukan dimensi reaktor


Jumlah reaktor hasil optimasi =3 volume reaktor dari hasil optimasi :V1= V2 = V3 = = 8,45 m 312,960925 ft
3

8449,944975 liter =VL (VOLUME CAIRAN)


3 V1= V2 = 10,139934 m = 3 375,55311 ft

over design dipakai 20 %, maka volume reaktor = = 10139,93397 liter =

Untuk tangki berpengaduk, rasio H / D antara 1 s/d 2 (Tabel 4-16, Ulrich, hal 168-169) ) Dipilih tangki silinder dengan H = 1.5 x D

Jenis head yang dipilih Terispherical flanged and dished head, karena operasi pada tekanan rendah dan harganya murah
3 3 Volume Head, VH = 0.0847 D (D = FT ; V = FT )

(Brownell&Young, p.88)

VR =

.D2 .H + 2.VH

VR =

.D2. (1,5 x D) + 2 x 0,0847 D3

3 375,55311 ft =

1.1775 D3 + 0.1694 D3

D = D = Maka: H = VH = 0.0847 D VH
= 3

278,8278 ft

6,532990148 ft =

1,959897045 m

9,7995 ft =

2,939845567 m

23,6167 ft3

Volume cairan dalam shell, VC = VL -VH VC


=

289,3442 ft3

Tinggi cairan dalam shell, L =

4 .V C .D 2
103,6340295 in =

L =

8,636169121 ft = 2,632304348 m

2. Menentukan tebal dinding reaktor


Dipilih dinding dengan jenis Stanless Steel SA 302, grade A Stainless steel dipilih Karena campuran dalam reaktor korosif (mengandung HCl ) ts = P.r +C f .E 0.6.P

Dimana : ts = Tebal dinding reaktor minimum, in P = Tekanan design, psi r = jari-jari reaktor, in = 39,19794089 in 18750 psi

f = Tekanan maksimum yang diizinkan = E = Effisiensi penyambungan = 0,85

C = Faktor korosi adalah 0.02 in/year, sehingga untuk umur reaktor 10 tahun m Faktor korosinya adalah Preaksi = 1atm = 14.7 psi Pdesign ts Dipilih tebal standar 1/4 in OD = ID + 2 ts OD = 78,8827 in = = 1,2 Preaksi 0,2434 in 0,2500 in = 0,00635 m 17,64 psi 0,2 in

Standarisasi dari table 5.7 Brownell & Young, hal 91, didapat: OD = ID = 78 in = 1,9685 m 1,9812 m

3. Menghitung ukuran head

t b OA
B icr A

r ID
Sf

OD a
C

Keterangan Gambar: ID = diameter dalam head OD = diameter luar head a = jari-jari dalam head t = tebal head

Standarisasi dari table 5.7 Brownell & Young, hal 91, didapat: OD = icr = r= a = 0.5 x D a = AB = a - icr AB BC = r - icr BC AC = AC b = r-AC Standarisasi dari table 5.7 Brownell & Young, hal 91, didapat: OD = icr = r= a = 0.5 x D 54 in = 53,5833 in = 54 in = 1,361016667 m 1,361016667 m 1,361016667 m = 73,250 = 1,86055 m = 34,4479 in = 0,8749777 m 39,1979 in = 0,995627699 78 in = 4,7500 in = 78 in = 1,9812 m 0,12065 m 1,9812 m

(BC) 2 (AB) 2
= 64,6444 in = 1,6419684 m

icr = r= a = 0.5 x D

53,5833 in = 54 in =

1,361016667 m 1,361016667 m

4..

Menghitung Ukuran dan power pengaduk

Kecepatan putaran dibuat tinggi agar porses transfer massa dapat berlangsung dengan baik Digunakan pengaduk jenis turbin dengan 6 sudu (six blades turbine) karena turbin memilik range volume yang besar dan dapat digunakan untuk kecepatan putaran yang cukup tinggi Data pengaduk diperoleh dari Brown "Unit Operation" hal. 507 Ukuran Pengaduk: # Diameter pengaduk (d) d = ID/3 d= # Lebar sudu pengaduk (b) b = d/5 b = 0,1307 m 0,6533 m = 2,143343408 ft

# Panjang sudu pengaduk (l) l = d/4 l = 0,1633 m

# lebar baffle(w) w = 0.1 x ID w = 0,1960 m

# Jarak pengaduk dengan dasara tangki Zi/d = 0.75-1.3 ; dipilih 1 Zi = 0,65329901 m

# Kecepatan putar pengaduk (N)

N=

600 WELH .d 2.d

(Rase,H.F.,Pers.8.8,p.345)

WELH = ZL x Sg Dimana : N d Zl Sg WELH kecepatan putar pengaduk, rpm diameter pengaduk, m tinggi cairan dalam tangki, m specific gravity water equivalent liquid Height, ft

Kecepatan ujung pengaduk 600-900 rpm (pheriperal speed)


campuran = air = 1037,52004 kg/m3 998 kg/m3

Sg = (campuran/air) Sg Zl Zl WELH = Zl x Sg WELH = 9,121805326 ft = = ? Kecepatan putar pengaduk N = Pakai N = 130,0497 rpm = 2,2000 rps 2,1674951 rps 2,7365416 m 1,396268 1 BUAH = 1,0396

tinggi cairan dalam tangki, m = 2,632304348 m = 8,7743478 ft

Jumlah Pengaduk = WELH/ID

# Menghitung power pengaduk

P=

Np . . N 3. d 5 gc

(Brown, "Unit Operation" hal.508)

Dimana: P Np N d gc daya pengaduk, lb.ft/s power number kecepatan putar pengaduk, rps densitas campuran,lbm/ft3 diameter pengaduk, ft gravitasi = 32,17 ft.lbm/s2.lbf

N x d 2x
Nre =

18,7201 kg/m j = 184574,7265

viskositas cairan= Nre

dari fig 19-13 , untuk Nre 652,18 dan pengaduk jenis turbin dengan 6 sudu, diperoleh Np = 4 P = 5258,7745 Watt = 6,9194 HP

Effisiensi motor penggerak = 90% Daya penggerak motor =

; sehingga

7,6883 HP

5. Desain Pemanas
ada pilihan antara jaket atau koil jaket lebih murah dibandingkan koil untuk total Volume tangki yang sama (figure 5-23 Ulrich, hal 297) Koil dipilih bila luas transfer panas yang diperlukan tidak mampu dipenuhi jaket

desain pemanas : steam tekanan rendah dengan : suhu = tekanan = panas penguapan steam = panas yang harus ditambahkan = 100 C 1 atm 39500 kJ/kmol 892931,8534 kJ/j

menghitung kebutuhan steam mc = Q/ l = 406,9056547 kg/j

kebutuhan luas transfer panas (A) dihitung dengan persamaan A = Q/ Ud DT Ud= koefisien transfer panas overall A yang diperoleh dari pesamaan di atas tidak boleh lebih besar dari luas bottom ditambah luas shell reaktor yang tercelup cairan A bottom = (3,14/4) * OD^2 A shell = OD* 3,14* H OD = diameter luar reaktor = 1,95989704 m L = tinggi cairan di reaktor = 2,63230435 m A bottom = A shell = Atotal 3,01533919 m2 16,1994029 m2 19,2147421 m2

Menghitung Ud 1/Ud = 1/Uc + Rd Uc = hoi hi / (hoi +hi) hoi = OD * ho / ID Uc = koefisien transfer panas overall saat alat masih bersih Rd = tahanan deposit fluida (det.m2.C/J) ho = koefisien transfer panas fluida dalam jaket hi = koefisien transfer panas fluida dalam tangki hoi = koefisien transfer panas fluida dalam jaket terkoreksi OD = diameter luar reaktor ID = diameter dalam reaktor = = 1,9812 m 1,9685 m 2,0812 m = 0,000528 untuk oil

Dj = diameter jaket, ditetapkan sebesar OD+0,1m =

Menghitung koefisien transfer panas fluida dalam tangki

d2 N k hi = 0,360 ID
hi = = #

2/ 3

cp k

1/3

(Kern,

3596692,429 J/ j m2 oC 999,0812302 J/det m2 C

Menghitung koefisien transfer panas fluida dalam jaket untuk steam, ho = = 1500 Btu/j ft2 F = 8517 J/det m2 C

menghitung hoi hoi = 8571,948387 J/ j m2 oC

menghitung Uc Uc = menghitung Ud 1/Ud = Ud = 0,00011708 8540,85536 J/ j m2 oC 2,372459821 J/j m2 C 8551,56755 J/ j m2 oC

menghitung A Dt = A= 30 C 1,42457422 m2 19,2147421 m2

A hitung lebih kecil dari A yang tersedia maka jaket bisa dipakai

6. Mencari tebal isolator


Asumsi : 1. keadaan steady state 2. suhu udara luar 3. suhu dinding luar isolator = 50 r1 = jari-jari dalam shell r2 = jari-jari luar shell r3 = jari-jari luar setelah diisolasi x1 = tebal dinding shell x2 = tebal isolator T1 = suhu dinding dalam shell T2 = suhu dinding luar shell T3 = suhu isolator luar T4 = suhu udara luar 50 C 30 C = = 323 K 303 K 100,0 C = 373,0 K 0,9843 m 0,9906 m 30 C

q1 = konveksi bahan ke dinding dalam shell q2 = konduksi dalam shell ke luar shell q3 = konduksi luar shell ke permukaan luar isolator q4 = konveksi dan radiasi permukaan luar isolator ke udara Bahan isolator : asbestos, dengan sifat-sifat : ks = = = 36 lb/ft 0,111 btu/j.ft.F= 0,96 0,1921 W/m.C (Table 4.1 Kern, p. 72) (Table Kern, p. 795)

Bahan dinding shell : stainless steel 316 AISI dengan kd = 44,9991 W/m.C (Table 3 Kern )

a. Menentukan koefisien perpindahan panas konveksi (hc) udara (Holman, pp. 267 - 275) Tf = = 0,5.(T3 + T4) 40 C = 313 K

Sifat-sifat fisis udara pada suhu Tf : (Table A-5 Holman, p. 542) = 0,998 kg/m 1,009 kJ/kg.C 2,08E-05 kg/m.s 2,08E-05 m/s 0,03003 W/m.C

cp = v k = = =

3 g(T T4 )L 3 Gr = = 2 v
Pr = cp k =

3,69E+10

1 T f

0,003 1/K

0,70

Gr x Pr =

2,57E+10

Selanjutnya hc dapat dihitung menggunakan persamaan untuk plat vertikal :

hc =

k L

1/3 .0,1.(Gr.P r) =

3,02 W/m.C untuk 10 < Gr.Pr < 10


9 13

b. Menentukan koefisien perpindahan panas radiasi (hr) asbes-udara (Holman, p. 393)

4 4 hr(T3 T4 ) = (T3 T4 )
, = konstanta Stefan-Boltzmann = hr = 6,68 W/m.C 5,67E-08 W/m.K
4

c. Menghitung tebal isolator Perpindahan panas dianggap dalam keadaan steady state, sehingga q1=q2=q3=q4 dengan q adalah panas yang ditransfer tiap lapisan.

2 L T T 1 2 q2 = ln R /R 2 1 kd

( (

2L T T 2 3 q3 = ln(R3 /R 2 ) ks

)
( )

q 4 = (hc + hr ).2 R L T3 T 4 3

(1)

Jika q2=q4 diperoleh persamaan :

ln R 2 /R1 q T2 = T1 4 . 2L kd
Jika q3=q4 diperoleh persamaan :
R 3 = R 2 exp

)
)

(2)

2 k s L T2 T3 q4

(3)

Dengan cara trial & error : (1). R3 1,039 q4 3720,62 (2). T2 99,97 (3). R3 1,03893 selisih -0,00007 sehingga diperoleh tebal isolator = R3 - R2 = 0,05 m = 48,40 mm 1,91 in =

2 2
0,42 m

4
3,77 m 2,93 m 2,63 m
. 0,16 m

8
0,65 m

0,13 m

0,42 m

6
0,20 m

9
1,98 m

Keterangan : 1 . motor pengaduk 2 . pipa masuk umpan 3. fastener 4. jaket pendingin 5. baffle 6. Outlet kondensat steam 7. Inlet pemanas steam 8. pengaduk 9. pipa produk

Gambar 1. Reaktor -01

10 METER

CD-01 M-01 HE-01 P-03 P-06 P-07 P-08 P-09 HE-04 RB-01 R-01 R-02 R-03 N-01 D-01 HE-02 MD-01

AC-01

P-10

P-11 HE-03

T-01 P-12 P-01 P-04

T-02 P-13 P-02

MT-01 G-01 T-04

T-03 P-14 P-05 P-15

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, Blue print Pengelolaan Energi Nasional 2005-2025, www. esdm.go.id Anonim, 2007, http://physchem.ox.ac.uk/MSDS/OL/oleic_acid.html Anonim, 2007, http://www.physchem.ox.ac.uk/MSDS/LI/linoleic_acid.html Anonim, 2007, http://avogadro.chem.iastate.edu/MSDS/methanol.htm Anonim, 2007, http://www.eeca.govt.nz/eeca-library/renewable-

energy/biofuels/report/ cost-of-biodiesel-production-03.pdf Anonim, 2007http://kimia.upi.edu/isiberita.php?kode=19%20 April% 202007,%20Pukul % 2013:48:27

Ardiansyah, A., 2006, Investor Lirik Pabrik Biodisel di Sumatera Selatan, http:// www .tempointeraktif.com/hg/nusa/sumatera/2006/10/02/brk,20061002-85148,id. html
Aries, R.S and Newton, R.D., 1955, Chemical Engineering Cost Estimation, Mc Grow Hill Book Company, New York. Bhattacharyya, D.K., 2007, Biodiesel Feed Stock, Production Technology, Commercial Feasibility & Economy Impact, Calcutta University India, Bappenas, http://www.bappenas.go.id/index.php?module=Filemanager&func=do wnload&pathext=ContentExpress/Lampid%202007/&view=Bab%2022_IPTEK. pdf 2007,

Biro Pusat Statistik,1995-2006, Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Indonesia foreign, Trade Statistic Import, yogjakarta. Brown, G.G., 1978, Unit Operation, John Wiley and Sons Inc, New York Modern Asia Edition, Charles Tuttle Co, Tokyo. Brownell, L.E., and Young, E.H., 1979, Process Equipment Design , Willey Eastern Ltd., New Delhi. Chongkong, S., Tongurai, C., Chetpattananondh, P., Bunyakan, C., 2007, Biodiesel production by esterification of palm fatty acid distillate, Biomass and Bioenergy, v. 31, p. 3568 Coulson, J.M., 1983, Chemical Engineering , Aucklond, Mc. Graw Hill, International Student Edition, Singapore. Desmetballestraoleo, 2007, http://www.desmetballestraoleo.com/oleo05/index.html Faith, Keyes & Clark., 1955, Industrial Chemical, 4th ed, John Wiley and Sons, Inc., New York. Foust, Alan S and Wenzel L.A., 1979, Principles of Unit Operations , 2 nd.ed. John Willey and Sons, New York. Frank L. Evans, Jr., 1974, Equipment Design Hand Book for Refineries and Chemical Plants , Vol. 1 & 2, Texas. Gerpen, J.V., Shanks, B., Pruszko,R., Clements,D., and Knothe, G., 2004, Biodiesel Production Technology, National Renewable Energy Laboratory, Colorado Gaol, E.L., 2007, Indonesia Episentrum Kelapa Sawit

http://erik12127.wordpress.com/ 2007/10/08/indonesia-episentrum-kelapa-sawit/

Hill, C.G, 1996, An Introduction to Chemical Engineering Kinetics and Reactor Design , John Wiley and Sons. Inc, New York

Indofood agri resources Ltd. ,2007, http://www.finanznachrichten.de/pdf/20070430 _171531_5JS_0E87F86AB26B1C48482572CD0016BFE1.1.pdf


Kern, D.Q., 1950, Process Heat Transfer, 24th ed., Mc.Graw Hill International Editions, Singapore. Kirk Othmer, 1983, Encyclopedia of Chemical Technology , 2 Interscience Willey. Levenspiel, Octave, 1972, Chemical Reaction Engineering, 2nd ed., John Willey and Sons Inc., Singapore. Liang, T, 2005, http://tjhunliang.blogspot.com/2005/09/bab-8-produk-standari
nd

.ed. Vol.7.

sasi.html Ludwig, E.E., 1965, Applied Process Design for Chemical and Petrochemical Plant , Vol. 1-3, Gulf Publishing Co., Houston. Malau, M.C., 2007, Minyak Goreng Dikembangkan, http://www.seputar-indone sia.com/edisicetak/sumatra-utara/minyak-goreng-dikembangkan-3.html Mc. Adams, W. H., 1954, Heat Transmision, 3th ed., Kogakusha Co. Ltd., Tokyo. Mc. Ketta, John, 1983, Encyclopedia Chemical Process and Design, Marchell Dekker Inc., New York. Patnaik, P., 2003, Handbook of Inorganic Chemical, p. 867-870, 899-902, Mc Graw Hill company, Inc. New york. Perry, R.H., and Green, D.W., 1984, Perrys Chemical Engineers Hand Book , 6th. ed. Mc. Graw Hill Co., International Student edition, Kogakusha, Tokyo.

Petter, M.S., and Timmerhauss, H.C., 1990, Plant Design and Economics for Chemical Engineering , 3rd. Ed. Mc. Graw Hill, kogakusha, Tokyo. Powell, S.T., 1954, Water Conditioning for Industry, Mc.Graw Hill Kogakusha Book Company, Inc., Tokyo Rahmadi, A, 2007, Proses Pembuatan Biodiesel: Apa memang sangat mudah ya?, www.bfuel.biz/files/presentasi_Workshop_KMI_Arie.pdf Rase, H.F and Barrow, M.H, 1957, Chemical Reactor Design for Process Plant , John wiley and Sons. Inc, New York Smith, J.M, 1973, Chemical Engineering Kinetics , 3rd ed, Mc GrawHill Book Kogakusha, Tokyo Smith, J.M., and Van Ness,H.C., 1975, Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics , 3 rd. Ed. Mc. Graw Hill, kogakusha, Tokyo. Suara merdeka, 2006, http://www.suaramerdeka.com/harian/0611/22/x_ked.html Subur, S, 2007, Pabrik Biodiesel Terintegrasi: Terobosan untuk Mempercepat Pengembangan Biodisel, http://members.bumn-ri.com/ptpn9/news.html?news id=18657 Sularso., 1996, Pompa dan Kompressor, cetakan VI, P.T Pradnya Paramita, Jakarta. Supranto, Purnomo, dan Suhardi, 2003, Biodisel bahan bakar mesin disel produk Esterifikasi Destilat Asam Lemak Minyak Sawit, Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia 2003 Torubarov, A., 2007, Development of New Technology and Equipment for Production of

Biodiesel,www.biistate.net/chemconference/2004/presentations/English/Organic/ Gos NIIOKhT.ppt TradeKey, 2006,http://www.tradekey.com/profile_view/uid/190993/Garware-

Polyester-Ltd.htm Treyball, R.E., 1968, Mass Transfer Operations , 2nd. Ed. Mc. Graw Hill, International Student Edition, Singapore. Ulrich, G.G., 1984, A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economics , John Willey and Sons, New York. Wartaekonomi,2007, http://www.wartaekonomi.com/article_comment.asp?aid=9519& cid=25

Widodo,

2006,

Perspektif

Pengembangan

Biofuel

di

Indonesia

http:

//indeni.org/index.php?option=com_content&task=blogcategory&id=22&Itemid=62
Wikipedia,2007, http://en.wikipedia.org/wiki/Tallow Yaws, C. L., 1999, Chemical Properties Handbook, p. 1-29, 185-211, 288-313, McGraw Hill Company, Inc., New York

Anda mungkin juga menyukai