Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOKIMIA

DIABETES MELITUS

Oleh :

ENY SUGIANA 200902030

PRODI DIII KEBIDANAN STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI 2009/2010

B B E L

L T

BEL

Diabetes Melitus merupakan penyakit hormonal yang timbul akibat gangguan produksi atau gangguan penggunaan Insulin. Insulin merupakan hormone yamg pipergunakan untuk mengubah gula, karbohidrat, dan zat lain menjadi energi. Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui, meskipun factor genetic dan lingkungan (kegemukan dan kurang olahraga) memegang peranan penting.

L
y y y y y y y y

Pengertian diabetes mellitus Klasifikasi Etiologi Diagnosis Patofisiologi Tanda dan gejala Pengkajian penatalaksanaan

T J Tujuan penulisan makalah ini antara lain adalah :


y y

Untuk memenuhi tugas mata kuliah biokimia Untuk menambah pengetahuan tentang diabetes mellitus

B B II PE B PE E TIAN

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hyperglikemia. Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. KLASIFIKASI Saat ini ada tiga tipe utama diabetes, yaitu : 1. Diabetes tipe I Timbul karena pankreas gagal/hanya sedikit dalam memproduksi insulin, sehingga timbul peningkatan kadar gula. Umumnya timbul pada usia 8-12 tahun, dan wanita lebih awal 1,5 tahun. Gejala yang timbul antara lain: sering kencing, rasa haus/lapar yang berlebihan, penurunan berat badan [10 -30%], mudah lelah, emosional, dan sebagainya. Faktor penyebabnya antara lain: proses autoimmun yang menyebabkan kerusakan sel beta pankreas, virus [mumps, coxsackie, hepatitis], diet [tidak minum ASI, konsumsi nitrosamin dalam jumlah besar], keracunan, stess, dan sebagainya. 2. Diabetes tipe II Timbul dari resistensi insulin [tubuh gagal untuk menggunakan insulin secara baik, baik penggunaan ataupun sekresinya], dan terjadi defisiensi relatif dari insulin. Umumnya timbul pada usia 40 tahun keatas, wanita lebih banyak daripada pria. Gejala yang timbul mencakup gejala pada diabetes tipe I, ditambah : sering terjadi infeksi, penglihatan kabur, luka sukar/lama sembuh, rasa tebal pada tangan dan kaki, infeksi berulang pada kulit, mulut, ataupun saluran kemih. Faktor penyebab terpenting adalah genetik dan kegemukan. Selain diabetes tipe II, terdapat istilah pre-diabetes. Pre-diabetes timbul bila kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tetapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe II.

3. Gestasional diabetes Yaitu diabetes yang timbul pada wanita hamil. Terjadi pada sekitar 4% wanita hamil.

ETIOLOGI 1. Diabetes tipe I


a. Faktor genetik

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
b. Faktor imunologi

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta. 2. Diabetes tipe II Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko : a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th) b. Obesitas c. Riwayat keluarga

DIAGNOSIS
y Anamesa

Dari keluhan sering kencing, rasa lapar dan haus yang berlebihan, penurunan berat badan (10-30%), mudah lelah, riwayat keluarga dengan diabetes.

y Pemeriksaan fisik

Misalnya ada kelainan mata pada retina Mata, luka yang sukar sembuh, dan sebagainya. PATOFISIOLOGI

TANDA DAN GEJALA Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim. Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah : 1. Katarak 2. Glaukoma 3. Retinopati 4. Gatal seluruh badan 5. Pruritus Vulvae 6. Infeksi bakteri kulit 7. Infeksi jamur di kulit 8. Dermatopati 9. Neuropati perifer 10. Neuropati viseral 11. Amiotropi 12. Ulkus Neurotropik 13. Penyakit ginjal 14. Penyakit pembuluh darah perifer 15. Penyakit koroner 16. Penyakit pembuluh darah otak 17. Hipertensi Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak

terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut. Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit k epala dan kebingungan mendadak. Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.

PENGKAJIAN
y Riwayat kesehatan keluarga y Riwayat kesehatan pasien dan kesehatan sebelumnya y Aktivitas dan istirahat y Sirkulasi y Integritas ego y Eliminasi y Makanan yang masuk / cairan y Neurosensori y Nyeri/kenyamanan y Pernafasan

MASALAH KEPE AWATAN


y Resiko tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi y Kekurangan volume cairan y Gangguan integritas kulit y Resiko terjadi injuri

PENATALAKSANAAN
y Diet

Yang dianjurkan adalah 10-20% kalori dari protein, < 10% kalori dari lemak saturated dan polyunsaturated, sisanya diperoleh dari lemak monounsaturated dan karbohidrat. Hindari pula konsumsi makanan yang mengandung gula murni.
y Olahraga

Terbukti dapat memperbaiki toleransi glukosa dan menurunkan pengobatan.


y Obat-obatan oral

Khususnya pada diabetes tipe II. Misalnya golongan biguanide (metformin), sulfonilurea (Glimepiride, Glipizide, Glyburide), Thiazolidinediones (Pioglitazone, Rosiglitazone), a-Glucosidase inhibitors (Acarbose, Miglitol).
y Insulin

baik short acting, intermediate, ataupun long acting insulin. Insulin diberikan pada diabetes tipe I. Selama terapi, baik dengan obat oral ataupun insulin, gula darah dipertahankan pada level 80-150 mg/dL (4.4-8.3 mmol/L).

EFEK GULA PADA WAJAH ANDA Oleh Admin pada April 14, 2010 topik Sebab & Resiko Tags: diabetes, gula, kencing manis, wajah

Anda

termasuk

orang

yang

suka

mengonsumsi makanan manis? Hati-hati, bukan hanya berisiko tinggi terkena diabetes, penuaan juga datang lebih cepat. Keriput tidak hanya dipicu oleh usia, tetapi juga konsumsi gula yang berlebihan. Konsumsi gula berlebihan, membuat kulit mudah terkena iritasi dan kering. Saat itulah, keriput mulai bermunculan di tempat-tempat tak terduga dengan sangat mudah. Tidak hanya itu, lingkaran hitam dan kantung di bawah mata juga terlihat makin jelas. Menurut Francesco Clark, pemilik produk perawatan kulit, Clarks Botanicals, gula memang bisa menjadi penyebab munculnya keriput dan penuaan lebih cepat. Gula rafinasi bisa membuat penuaan pada kulit melalui proses alami glikasi. Glikasi adalah keadaan ketika molekul gula diserap ke dalam aliran darah selama proses pencernaan dan membuat mantel molekul protein pada kulit Anda, kata Clark seperti VIVAnews kutip dari Bon Appetit.

Semakin banyak gula rafinasi yang dikonsumsi, maka proses glikasi dalam tubuh semakin banyak. Hal ini membuat kulit berubah warna, tidak sehat, kehilangan elastisitas, dan memicu keriput muncul lebih cepat, ujar Clark. Rupanya glikasi memengaruhi molekul protein yang membentuk kolagen dan elastisitas pada kulit. Menurut Dr. Nicholas Perricone, M.D., ahli kulit, gula memang bisa berdampak negatif pada kecantikan kulit.

Konsumsi gula berlebihan bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh, tidak hanya pada kulit, kata Perricone. Jadi mulai sekarang, kurang camilan manis favorit Anda, jika tidak ingin penuaan kulit datang lebih cepat. Gantilah dengan buah-buahan yang mengandung rasa manis alami, karena bisa membuat kulit Anda lebih awet muda. Sumber: VivaNews.com | Senin, 12 April 2010

10 TANAMAN AJAIB PENURUN KADAR GULA DARAH Oleh Admin pada November 03, 2008 topik Herbal & Jamu, Obat & Terapi Tags: Herbal, tanaman obat Anda penderita Diabetes? Jika kadar gula darah Anda bermasalah, tak ada salahnya mencoba 10 bahan berikut yang membantu menurunkan gula darah, meningkatkan sensitifitas insulin, menurunkan tekanan darah tinggi dan kolesterol, dan beberapa manfaat lain. 1. Gymnema Sylvestre Fungsi utama: Menurunkan gula darah Dosis umum: 200 250 miligram per hari

Nama Hindi tumbuhan ini berarti penghancur gula, dan tanaman ini dikatakan memiliki kemampuan untuk menurunkan kemampuan mendeteksi rasa manis. Tanaman ini dianggap sebagai tanaman paling kuat untuk mengendalikan gula darah. Kemungkinan besar, cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aktivitas enzim yang membantu sel tubuh untuk menggunakan glukosa atau dengan merangsang produksi insulin. Walaupun belum ada penelitian intensif, tapi belum ditemukan adanya efek samping serius untuk penggunaan tanaman ini. 2. Pare Fungsi utama: Menurunkan gula darah Dosis umum: 50 100 mililiter (3-6 sdm) jus per hari

Pare yang pahit ini dianggap mampu membantu sel menggunakan glukosa secara lebih efektif dan meredam penyerapan gula di dalam usus. Para peneliti di Filipina yang meneliti konsumsi pare kepada pria dan wanita dalam bentuk kapsul selama 3 bulan menemukan adanya penurunan gula darah,

walaupun sedikit, tetapi konstan. Permasalahan yang muncul adalah masalah pencernaan, tapi tidak jelas apa.

3. Magnesium Fungsi utama: Menurunkan gula darah Dosis umum: 250 350 miligram per hari

Kekurangan magnesium tidak jarang ditemui sebagai salah satu penyebab diabetes, bahkan gejala ini memperburuk kondisi gula darah dan resistansi insulin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen magnesium dapat memperbaiki fungsi insulin dan menurunkan gula darah. Coba konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengkonsumsi insulin.

4. Prickly Pear Cactus (Daging buah kaktus) Fungsi utama: Menurunkan gula darah Dosis umum: jika dikonsumsi sebagai makanan, 150 gram rebusan kaktus per hari.

Buah matang dari kaktus ini mampu menurunkan kadar gula darah dalam tubuh. Bentuk yang bisa ditemui adalah dalam bentuk buah, atau jus, atau bubuk. Para peneliti menemukan bahwa buah ini menurunkan kadar gula darah karena adanya komponen yang mirip dengan insulin. Buah ini juga tinggi kadar seratnya.

5. Gamma-Linolenic Acid (Asam Linoleat Gamma) Fungsi utama: Mengurangi sakit saraf Dosis umum: 270 540 milligrams sekali per hari

Asam Linoleat Gamma, atau GLA adalah asam lemak yang ditemukan dalam minyak bunga evening primrose. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita diabetes adalah orang yang memiliki level GLA rendah dalam darah, dan penelitian menunjukkan bahwa suplemen ini dapat menurunkan, bahkan mencegah sakit di saraf yang muncul akibat diabetes 6. Chromium (Krom) Fungsi utama: Menurunkan kadar gula Dosis umum: 200 mikrogram per hari. Mineral ini dianggap mampu meningkatkan kinerja insulin dan terlibat juga dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Beberapa penelituan menunjukkan bahwa mineral ini membantu menurunkan gula darah, tapi hanya untuk mereka yang memang kekurangan krom. 7. Bilberry Fungsi utama: Melindungi mata dan syaraf Dosis umum: 80-120 miligram standar billberry extract per hari.

Saudara blueberry ini memiliki antioksidan kuat dalam buah dan daunnya. Antioksidan yang dinamai antosianidin ini, membantu mencegah kerusakan sel darah kecil yang dapat merusak saraf dan retina mata. Penelitian terhadap hewan menunjukkan adanya penurunan gula darah juga akibat konsumsi buah

8. Alpha-Lipoic Acid (Asam Alpha Lopoic) Fungsi utama: Mengurangi rasa sakit syaraf, dan menurunkan kadar gula darah Dosis umum: 600-800 miligram per hari. Disingkat ALA, bahan yang mirip vitamin ini menetralkan berbagai radikal bebas. Pembentukan radikal bebas adalah salah satu faktor peningkatan gula darah, dapat membuat kerusakan saraf dan berbagai masalah lain. ALA jg mampu membantu sel otot untuk menyerap gula darah. Di salah satu penelitian di Jerman, sekelompok peneliti memerika 40 orang dewasa yang mengkonsumsi ALA dan placebo. Di akhir studi selama 4 minggu, ditemukan bahwa ALA meningkatkan sensitifitas insulin sebanyak 27 persen. . Fenugreek Fungsi utama: Menurunkan gula darah Dosis umum: 5 sampai 30 gram setuap makan, atau 15 sampai 90 gr per hari.

Biji-bijian yang digunakan sebagai bumbu masakan India ini mampu menurunkan tekanan darah, meningkatkan sensitifitas insulin, dan menurunkan kolesterol, menurut beberapa penelitian. Efek ini mungkin timbul karena tingginya kadar serat. Bijinya jg mengandung asam amino yang meningkatkan produksi insulin. Di salah satu penelitian terhadap fenugreek, 60 orang yang mengkonsumsi 25 gr bumbu ini menunjukkan peningkatan yang baik terhadap pengendalian gula darah. 10. Ginseng Fungsi utama: Menurunkan gula darah Dosis umum: 1-3 gram per hari dalam bentuk kapsul atau tablet, 3-5 mililiter dalam bentuk tincture 3kali sehari.

Dikenal karena kemampuannya yang mendorong sistem kekebalan tubuh, ginseng ini memiliki beberapa hasil positif mengenai diabetes. Para peneliti menemukan bahwa ginseng memperlambat penyerapan karbohidrat, meningkatkan kemampuan sel dalam menyerap glukosa, dan meningkatkan pelepasan insulin dari pankreas. Ditemukan juga di Toronto dalam suatu penelitian, bahwa ginseng mampu menurunkan kadar gula sampai 15-20 persen. Tak ada salahnya Anda mencoba suplemen alami tersebut, tapi ada baiknya konsultasikan dengan dokter Anda sebelum mengonsumsinya. Jika tidak ada perubahan setelah satu atau dua bulan, hentikan dan jangan buang-bunga lagi uang Anda. Salam sehat! (kpl/wiedy/rit) Sumber: KapanLagi.com

13 JENIS SAYUR DAN BUAH PENGGELONTOR KOLESTEROL Oleh Admin pada December 14, 2009 topik Diet & Makanan Tags: buah, kolesterol, sayur Penderita DM atau Diabetes Melitus biasanya tidak hanya terganggu kadar gula darahnya, tapi juga berimbas pada memburuknya koleseterol darah. Untuk itu ada beberapa resep dari berbagai jenis tanaman sayur dan buah yang bermanfaat untuk menetralisir kadar kolesterol. Beberapa jenis tanaman ada yang juga sekaligus bermanfaat menurunkan gula darah, seperti buncis dan jamur lingzhi.

Berikut resep yang ditawarkan Drs. Sudhaswadi Wiryodidagdo, Dosen Fakultas Farmasi Universitas Pancasila, Jakarta yang secara impiris turun-temurun sebagai penggelontor kolesterol. 1. Alpukat Bahan: 1/2 2 buah alpukat matang. Pemakaian: buah alpukat dimakan begitu saja sebagai buah. Lakukan setiap hari. 2. Wortel Bahan: 5 buah wortel segar ukuran sedang. Pemakaian: wortel dicuci bersih, lalu diblender atau diparut, kemudian diperas dan disaring. Minum airnya sekaligus, lakukan setiap hari. 3. Jamur Lingzhi Bahan: 10 gram jamur lingzhi. Pemakaian: jamur lingzhi dipotong-otong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, airnya diminum sekaligus. 4. Rumput Laut Bahan: 30 gram rumput laut kering Pemakaian: rumput laut digiling menjadi bubuk. Masukkan ke dalam cangkir, lalu seduh dengan air mendidih. Minum air tersebut setiap hari. 5. Belimbing Manis Bahan: 2 buah belimbing manis besar. Pemakaian: buah belimbing dimakan setelah makan pagi dan makan malam, masing-masing 1 buah.

6. Asam Bahan: 12 gram daun asam segar. Pemakaian: daun asam dicuci bersih, lalu didihkan dengan air 1 gelas selama 15 menit. Setelah dingin, air disaring lalu diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari. 7. Bawang merah Bahan: 20 gram bawang merah segar. Pemakaian: Bawang merah diiris tipis-tipis, dimakan bersama nasi. Lakukan 3 kali sehari dengan ukuran yang sama. 8. Bawang putih Bahan: 1-2 siung bawang putih. Pemakaian: bawang putih diiris tipis-tipis atau dipipiskan dan dibuat bulatan kecil. Lalu ditelan. Lakukan 2 kali sehari. . Temulawak Bahan: 3 jari rimpang temulawak segar. Pemakaian: Rimpang temulawak dikupas kulitnya, lalu diparut, tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap. Setelah dingin, endapannya dibuang, airnya diminum. Lakukan setiap hari. 10. Buncis Bahan: 30 gram buncis segar. Pemakaian: buncis dicuci bersih, lalu rebus. Setelah agak layu, buncis diangkat. Rebusan buncis ini dimakan bersama nasi. 11. Buah Murbei Bahan: 10 gram daun murbei segar. Pemakaian: Duan dicuci, lalu direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas, Setelah dingin, disaring dan diminum. Lakukan setiap hari. 12. Seledri Bahan: 30 gram akar seledri segar. Pemakaian: Akar seledri dicuci bersih, lalu direbus dengan 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring, minum sekaligus.

13. Daun Sirih Bahan: 15 lembar daun sirih segar. Pemakaian: Daun dicuci bersih, lali direbus dalam 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas. Setelah dingin, air disaring dan diminum sekaligus. Lakukan setiap hari. Sumber: Suara Karya Online | 27 November 2005 | Tri Wahyuni

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin baik absolute maupun relatif. Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yaitu, diabetes mellitus tipe I (diabetes tergantung insulin), diabetes mellitus tipe II (diabetes mellitus tidak tergantung insulin), diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan dan sindrom lainnya, diabetes mellitus gestasional.

DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997. Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999. Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997. Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002. Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996. Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002 Suara Karya Online | 27 November 2005 | Tri Wahyuni VivaNews.com | Senin, 12 April 2010

Anda mungkin juga menyukai