Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kepiting merupakan salah satu hewan yang hidup dan berkembang biak dalam air. Kepiting memiliki kandungan kalori ,fosfor dan kalsium yang tinggi. Kepiting juga merupakan makanan sehat dan bisa diolah dengan berbagai jenis bumbu. Oleh sebab itu banyak sekali restoran- resto ran mahal yang menyediakan menu khas seafood seprti kepiting. Tidak bisa dipungkiri bahwa kepiting mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Dan karena itu harga kepiting sangatlah mahal. Banyak pengusaha yang membudidayakan kepiting karena kepiting mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Tentunya apabila kita telaten membudidayakannya maka kita akan memperoleh keuntungan dari pembudidayaan tersebut. Kesuksesan dalam membudidayakan kepiting tentunya dipengaruhi oleh berbagai aspek, mulai dari pakan, biaya pembudidayaan kepiting, bibit benih kepiting, hingga lahan pembudidayaan kepiting. Kepiting tidak hanya bias dibudidayakan di rawa atau di laut, tapi juga bisa dibudidayakan di dalam kolam. Oleh sebab itu kami akan membahas secara spesifik mengenai persiapan pembuatan kolam kepiting.

B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui persiapan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan kolam kepiting.

C. Rumusan Makalah

Untuk membatasi penjelasan materi dalam makalah ini, kami merumuskan masalah menjadi persiapan apakah yang diperlukan dalam pembuatan kolam kepiting?

BAB II PEMBAHASAN

Sebelum kepiting dimasukkan ke dalam kolam, sebaiknya dilakukan persiapan terlebih dahulu agar kelak diperoleh hasil yang memuaskan. Persiapan kolam yang akan digunakan untuk memelihara kepiting antara lain meliputi pengeringan kolam, pengapuran kolam dan penyediaan pelindung. 1. Pengeringan Kolam Kolam yang akan digunakan untuk memelihara kepiting sebaiknya dikeringkan dahulu, terutama kolam yang sudah digunakan beberapa kali. Lamanya proses pengeringan kolam berkisar antara 4-7 hari, tergantung pada kondisi cuaca setempat. Sebaiknya pengeringan dilakukan hingga tanah dasar kolam menjadi retak-retak. Tujuan pengeringan kolam ialah untuk memutuskan siklus organisme penyakit yang mungkin ada serta menguapkan atau menguraikan senyawasenyawa beracun yang mungkin terbentuk selama kolam digunakan.

2. Perbaikan kolam Selama proses pengeringan berlansung, sebaiknya juga dilakukan perbaiikan sarama kolam seperti saluran air, pintu air, pematang dan lain-lain. Tujuan perbaikan kolam adalag untuk menjaga agar fungsi kolam sebagai media pemeliharaan kepiting tetap baik. Kolam yang rusak memungkinkan masuknya organisme predator atau keluarnya kepiting peliharaan. Pematang kolam yang bocor segera diperbaiki dengan cara menambalkan tanah ke bagian pematang yang bocor. Akan tetapi jika bocornya terlalu besar dan sulit ditambal, sebaiknya bagian tersebut dibongkar saja dan dibuat pematang baru. Anyaman bambu yang menempel pada dinding pematang diperiksa dengan teliti. Jika ada anyaman yang rusak harus segera diperbaiki agar Kepiting tidak dapat melarikan diri.

Pintu air sebaiknya juga diperiksa secara rutin agar aliran air dari dan ke kolam pemeliharaan terjamin kelancarannya. Kebocoran yang ada di pintu air selain dapat menyebabkan kolam tidak mampu menahan air sebagaimana mestinya juga dapat digunakan oleh Kepiting untuk melarikan diri atau sebagai jalan masuk bagi predator. Saluran air harus tetap dijaga kebersihannya, sehingga dapat mengalirkan air dengan lancar. Pengendapan lumpur yang terjadi di sepanjang saluran sebaiknya rutin dibersihkan; dengan demikian pula tumbuh-tumbuhan dan bangunan-bangunan yang dapat menghambat kelancaran air.

3. Pengapuran kolam Untuk memberantas penyakit dan meningkatkan pH tanah, sebaiknya dilakukan pengapuran kolam. Dosis yang dianjurkan dalam pengapuran kolam disesuaikan dengan kondisi tanah, tetapi umunya petani melakukan pengapuran kolam dengan dosis berkisar antara 10-20 kg setiap hektar kolam. Kolam hendaknya dicangkul terlebih dahulu agar proses pengapurannya menjadi lebih sempurna. Tanah yang dicangkul kurang lebih mencapai kedalaman 20 cm dan diberi air sehingga menjadi macak-macak (becek). Selanjutnya kapur ditebarkan secara meratake seluruh permukaan dasar koam dan dibiarkan selama beberapa waktu. Tiga hari setelah proses pengapuran selesai, barulah kolam mulai diisi air.

4. Penyediaan pelindung Kepiting mempunyai sifat kanibal , terutama pada saat kekurangan pakan atau melihat temannya sedang ganti kulit. Sifat semacam ini sering menyebabkan kematian di antara Kepiting, baik yang masih kecil maupu dewasa. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kanibalisme di antara sesama kepiting yang dipelihara, kolam sebaimnya dilengkapi dengan pelindung (shelter). Shelter dapat dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau bahan yang tahan air dan diletakkan di tempat tertentu. Shelter ini sangat berguna sebagai tempat berlindung, terutama bagi kepiting yang masih kecil atau kepiting yang sedang mengalami pergantian kulit.

BAB III KESIMPULAN


Berdasarkan uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa persiapan pembuatan kolam kepiting terdiri dari 4 cara. Yaitu, pengeringan kolam, perbaikan kolam, pengeringan kolam dan penyediaan pelindung. Hal-hal tersebut tentunya dilakukan untuk memberpaiki kualitas kolam pembudidayaan kepiting. Terutama kolam yang sudah digunakan berkali-kali. Perbaikan kualitas kolam tentunya akan mempengaruhi kondisi kepiting selama berada di dalam kolam. Sehingga, kualitas kolam kepiting akan berpengaruh terhadap nilai ekonomis kepiting. Oleh karena itu, persiapan-persiapan kolam yang dilakukan tadi penting untuk dilakukan terutama bagi para pengusaha yang menginginkan kepitingnya memiliki nilai jual yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai