LANDASAN TEORI Keletihan otot adalah ketidakmampuan sel-sel otot untuk menahan gaya yang diperlukan untuk berkontraksi lagi. Pada umumnya, setiap makhluk hidup memiliki insting yang kuat tentang hal keletihan otot ini. Mereka cenderung memberhentikan kegiatan mereka saat hampir mengalami keletihan otot, fenomena ini dinamakan central fatigue. Walaupun mekanisme pasti dari keletihan otot masih belum sepenuhnya diketauhi, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain: 1. Kekurangan Ca2+ yang disekresikan oleh retikulum sarkoplasma. 2. Kekurangan Creatine Phospate. 3. Kekurangan suplai oksigen, cadangan glikogen, dan nutrisi lainnya yang mengakibatkan penumpukan asam laktat. Pengembalian kekuatan kontraksi otot memerlukan waktu tertentu yang berbeda untuk setiap orang. Proses yang diperlukan untuk pengembalian kekuatan kontraksi otot salah satunya adalah penambahan suplai oksigen. Hal ini menjelaskan mengapa setelah tubuh mengalami keletihan otot dan berhenti beraktivitas, napas masih tersengal-sengal (rapid breathe). Fenomena ini dinamakan oxygen debt. Tujuan tubuh menambah suplai oksigen ke tempat yang mengalami keletihan otot antara lain adalah : 1. Mengembalikan asam laktat menjadi glikogen di hati. 2. Meresintesis creatine phospate dan ATP. 3. Mengembalikan oksigen yang terambil di myoglobin. Faktanya, hanya sedikit asam laktat yang diubah ke glikogen di hati. Penimbunan glikogen akan dilakukan setelah mendapat asupan makanan lagi. Asam laktat kebanyakan diubah menjadi asam piruvat dan memasuki siklus krebs untuk memproduksi ATP. Ketika hal ini terjadi, tubuh meningkatkan suhunya sehingga kecepatan reaksi untuk memproduksi ATP juga bertambah, juga karena myocardium masih berkontraksi diatas saat istirahat. Kemudian, perbaikan jaringan juga terjadi saat ini. Oleh karena itu, recovery oxygen uptake adalah istilah yang lebih tepat. Pemijatan (Massage) Pemijatan adalah sebuah manipulasi yang dilakukan oleh pemijat (bisa diri sendiri maupun orang lain) yang dilakukan kepada tendon, ligamen, saraf, dan/atau otot. Berbagai studi masih berlangsung untuk membuka scientific truth dibalik pemijatan ini. Secara evidence based, pemijatan memberikan kelegaan dari tekanan fisik maupun mental, rasa nyeri, kekakuan otot, dan lainnya. II. ALAT dan BAHAN Alat : - Ergograph - Metronome (diatur 1 detik) Bahan : - Sukarelawan untuk mejadi OP
III. CARA KERJA III.A. PERCOBAAN III.A.1 Percobaan I : Pengaruh frekuensi tinggi terhadap oto saat bekerja, istirahat, dan pijatan saat muscle fatique Langkah atau tahapan kerja : a. -Pilihlah satu orang siswa untuk dijadikan subjek percobaan. b. -siswa tersebut diarahkan untuk duduk dan meletakkan lengan dominannya di atas meja percobaan dan jari tangannya siap untuk menarik tarikan di Ergograph (contoh pada gambar 1.1).
Gambar 1.1 Ergograph c. -dengan menggunakan stopwatch, hitunglah jumlah tarikan yang dapat dia lakukan setiap detiknya samapai siswa tersebut tidak kuat/ tidak dapat lagi untuk menarik Erograph tersebut. d. - Suruh subjek untuk beristirahat selama 1 menit e. - Lakukan kembali tahap c, dan catat kembali waktu dan jumlah tarikan yang dapat subjek lakukan f. - Istirahtlah 1 menit dan lakukan pijatan pada lengan bawah subjek tersebut. g. - ulang tahap c dan catat kembali waktu dan jumlah tarikan yang dapat dilakukannya. pertanyaan : Does the muscle fatique happen? what is the effect of rest and do massage? III. B. HASIL PERCOBAAN III.B.1. PERCOBAAN I Nama OP : Nathania Sutisna Waktu Permulaan 35 det Setelah istirahat 1 menit 27 det Setelah istirahat 1 menit 27 det dan pemijatan Pergerakan jari 35x 27x 27x
Tabel 1.1 Hasil percobaan 1 - untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi muscle fatique.
IV. PEMBAHASAN Keletihan otot berlangsung pada musculus flexor digitorum dari OP yang terus menerus memfleksikan telunjuknya selama 1 detik sekali dengan kekuatan tarikan yang cukup besar. Waktu 1 menit yang diberikan untuk istirahat tidak cukup untuk mengembalikan kekuatan otot kembali seperti semula, terlihat dari penurunan angka pergerakan jari dari perlakuan pertama dan kedua. Hal ini membuktikan bahwa 1 menit bukan waktu yang cukup untuk OP untuk recovery oxygen uptake. Dari hasil percobaan, tidak ada efek dari hasil pemijatan karena dalam keletihan ototnya, perlakuan tidak dipijat dan dipijat tidak memperlihatkan hasil yang signifikan. Tetapi saat pemijatan dilakukan, OP merasa keletihan ototnya berkurang saat itu. V. DAFTAR PUSTAKA Tortora, Gerard J. PRINCIPLES OF ANATOMY AND PHYSIOLOGY. Asia: WILEY. 2009 www.mayoclinic.com