Anda di halaman 1dari 2

Elroy Y. Setiabudi 08220110001 Aug 14th 2011 JPCC 2nd Service, 10.00 - 11.30 Pdt.

Andreas Raharjo -Topik : Who are u? -Ringkasan : Di dalam kehidupan ini menilai diri sendiri secara obyektif sangatlah pnting, karena ketidakberhsilan kita menilai diri kita secara obyektif akan membawa bencana bagi kita sndiri(Mat 7:3-5). Setiap orang memiliki kecenderungan merasa dirinya lebih baik dari orang lain, tapi bukan berarti kita tidak boleh mengkoreksi orang lain. Sebelum kita mengkoreksi orang lain, kita harus mengkoreksi diri kita sendiri. Jika kita tidak bisamenilai diri kita sendri dengan benar bagaimana kita bs mnjadi berkat buat orang lain (ayt 5). Disaat seseorang merasa hebat/sombong, disaat itulah sebenarnya kekurangan kita tampak (Why 3:17). Dan yang terjadi kalau kita salah menilai diri kita sendiri : 1. Kita tidak dapat memperbaiki diri kita sendiri. 2. Kita tidak bisa menilai orang lain dengan benar. 3. Tidak bisa menjadi anggota tim yang baik. 4. Kita menjadi rentan. Ketika kita telah menjadi pribadi yang sombong, maka kita bisa dikuasai oleh spririt of decption, yaitu : 1. (Mal 1:2), menghasilkan roh pemberontakan. 2.(Mal 1:6), merasa tidak dikasihi. 3.(Mal 2:17), keadaan kitasemakin jelek, perkataan kita menyusahkan Tuhan, sehingga sendiri. Tuhan tidak bisa berbuat kebaikan bagi kita, karena perkataan kita

4.(Mal 3:8), kita mulai menipu Tuhan(persepulahan) dan diri kita sendiri, sehingga semakin susah Tuhan untuk memberkati kita. 5.(Mal 3:13), bicara kita mulai kurang ajar kepada Tuhan. Ketika kita mau belajar dari orang lain, disitulah maka kita akan dipakai oleh Tuhan. Saat kita keluar dari kesombongan kita, maka kita akan hidup diberkati, menilai diri kita secara obyektif, dan menjadi berkat bagi orang lain. Dan cara kita mnjadi orang yang rendah hati/menilai diri kita secara obyektif: 1. Dari diri sendiri, (2 Kor 12:6) belajaruntuk menahan diri, penguasaan diri, semakin kita bisa menahan diri, maka kita akan mnjadi orang yang lebih rendah hati, kekayaan rohani semakin banyak, wisdom kita semakin bnyak dari Tuhan. 2. Dari orang lain, memiliki telinga untuk mendengar nasehat/kritik dari orang lain, jangan telinga kita sombong, tidak tersentuh nasehat --> Simson. 3. Dari Tuhan sendiri, belajar untuk mendekat pada Tuhan lebih lagi (Maz 19:13), kita harus meminta Tuhan sendiri yang mengkoreksi kita. -Refleksi : Saat mendengar kothbah ini, saya menjadi tersadar, bahwa seringkali saya menjadi orang yang sombong, dimana saya tersinggung ketika ada orang lain menegur saya, menasehati saya, ataupun mengkritik saya. Dan kadang saya juga merasa bahwa diri saya adalah yang paling hebat dan paling berpotensi, tanpa menyadari sangat banyak kekurangan dalam diri saya. Dan saya pun sering mengkritik orang lain tanpa menyadari bahwa sebenarnya saya pun memiliki kekurangan seperti halnya orang yang saya kritik. Melalui kothbah ini mata saya pun dibukakan, agar saya bisa menjadi orang yang lebih rendah hati, dan bisa menilai diri saya secara adil dan obyektif. Saya akan belajar untuk memiliki penguasaan diri yang lebih lagi, sehinga saya bisa menjadi pribadi yang lebih rendah hati, dan saya pun akan belajar untuk bisa menerima kritik, saran dari orang lain, karena saya sadar sekarang kritik, saran tersebutlah yang akan memajukan pribadi saya, dan yang paling penting pula, saya akan meminta pada Tuhan, agar saya bisa menjadi pribadi yang rendah hati, dan memandang diri saya secara obyektif, dan akhirnya saya bisa memuliakan nama Tuhan melalui kehidupan saya, Amin!

Anda mungkin juga menyukai