Anda di halaman 1dari 4

TIG seharusnya diinjeksikan secara IM dengan total dosis 3000 unit, yang diinjeksikan pada 3 tempat yang berbeda

dengan dosis bagi sama. Karena half-life dari TIG adalah 25-30 hari, maka hanya sekali terapi yang dibutuhkan. Semakin cepat diberikan maka semakin bermanfaat. Reaksi hipersensitivitas pada TIG belum terdapat datanya. TIG tidak bisa menetralisir tetanospasmin yang ada pada sistem saraf dan tidak juga memiliki efek khusus bisa diberikan pada lokasi luka. 1 Tatalaksana dengan TIG harus diberikan sebelum mengirimkan pasien dengan luka berat ke rumah sakit atau ketika ada kemungkinan terapi bisa terlambat. Orang dewasa dengan luka terbuka, tidak bersih, dan kotor harus diberikan single dose TIG 500 unit. Anak-anak dengan luka yang sama, tanpa memperkirakan usianya, bisa diberikan TIG 250 mg. Adanya riwayat vaksinasi yang tidak diketahui, baik orang dewasa atau anak-anak dengan luka minor diberikan dosis profilaksis 250 unit TIG sebelum dipindahkan ke rumah sakit. Selama perawatan di rumah sakit : o Pasien dengan luka terbuka dan kotor harus diberikan single dose 3000 sampai 6000 unit.
o

Untuk memastikan level antitoksin yang adekuat, dosis booster dengan tetanus toxoid bisa diberikan sesegera mungkin ketika kondisi pasien stabil.2

Komposisi:

Protein total ( di mana tidak kurang dari 90% adalah imunoglobulin G) 100-180 g/L Antibodi spesifik untuk melawan toksin C. Tetani tidak kurang dari 100IU/ ml Glycine (stabilizer) 22,5 g/l Thiomersal (pengawet) tidak lebih dari 0,1 g/l3

1 ampul mengandung 250 IU

TIG adalah fraksi plasma imunoglobulin yang jernih, tidak berwarna sampai kekuningan. TIG ini didapat dengan fraksinasi cold ethanol dari plasma pendonor yang sehat yang telah diimunisasi untuk melawan tetanus. TIG secara spesifik menetralkan toksin C. Tetani. Jumlah antibodi didapatkan paling tinggi pada 3-7 hari setelah pemberian dan half-life imunoglobulin dalam sirkulasi berkisar antara 17-25 hari.

Tatalaksana dari tetanus terdiri dari imunoglobulin tetanus untuk menetralisir toksin, obat untuk mengontrol spasm, antibiotik untuk menghilangkan kuman, tatalaksana komplikasi dan supportive care. Textbook standar merekomendasikan TIG diberikan secepat mungkin dengan intramuskular. Tidak ada konsensus mengenai dosis TIG yang harus diberikan. Administrasi TIG secara intathecal dianggap tidak efektif atau percobaan saja. Namun terdapat studi yang membandingkan efektifitas dari TIG intathecal dengan ATS (Anti Tetanus Serum) intavena dengan intrathecal. Angka morbiditas dan mortalitas secara signifikan lebih rendah pada TIG secara intrathecal. Sampai saat ini masih belum ada konsensus yang merekomendasikan rute dari pemberian atau dosis dari tetanus imunoglobulin. Meskipun textbook tidak merekomendasikan pemberikan TIG secara intrathecal. Kerugian dari TIG intramuskular adalah biaya yang mahal dan butuh injeksi berulang kali karena pemberian dengan volume yang besar.4 Toksin yang dihasilkan C. Tetani berikatan pada neuromuskular junction kemudian pindah ke alpha motor neuron secara retrograde aksonal. Toxin keluar dari motor neuron di spinal cord dan masuk keinhibitory interneuron yang bersebelahan di mana hal ini mencegah pelepasan dari neurotransmitter GABA. Sekali toksin ini mulai menaiki aksonnya, hal ini tidak bisa dihentikan dengan pemberian TIG yang sistemik. Namun TIG intrathecal mungkin bisa bekerja pada tingkat ini. Namun, efektivitas dari TIG intrathecal belum bisa disimpulkan. Butuh penelitian random yang dibutuhkan untuk mengevaluasi fungsi dari TIG intrathecal pada managment tetanus, terutama pada kasus yang berat.4

TIG digunakan untuk menyediakan imunitas pasif terhadap tetanus. Untuk profilaksis setelah paparan.

AAP (American Academy of Pediatrics) menyatakan bahwa profilaksis setelah paparan tidak dibutuhkan pada pasien dengan luka minor, bersih (tidak memperdulikan status imunisasi).2

Meski TIG bisa menetralisir eksotoksin yang tidak terikat, tapi TIG tidak bisa mempengaruhi toksin yang berikatan pada nerve endings.

1. Edlich RF, Hill LG, et al. Management and Prevention of Tetanus. Journal of Long-

Term Effects of Medical Implants 13(3) 139-154 tahun 2003 2. Guideline for the Use of Tetanus Vaccines and Immune Globulin (TIG) for Wound Management in the Aftermath of Earthquake. Ministry of Health Pakistan-World Health Organization 2005
3. Tetanus

Immune

Globulin.

www.medscape.com/druginfo/monograph?

cid=med&drugid=150460&drugname=tetanus+Immune+Globulin+
4. Geeta MG, et al. Intrathecal Tetanus Immunoglobulins in the Management of

Tetanus. Indian Journal of Pediatrics 2007 volume 74, January 2007 halaman 43-45

Anda mungkin juga menyukai