DAFTAR DISTRIBUSI
Manual HACCP didistribusikan sebagai salinan controlled document atau uncontrolled document dan dinyatakan dengan nomor copy yang diatur sebagai berikut :
No Copy 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
Pihak Penerima
Plant Manager Dept. Produksi Plant 1 Dept. Produksi Plant 2 Dept. QAQC Dept. Formulasi Dept. Teknik Dept. PPIC Logistik Dept. HRS Dept. PD Dept. PDCA Dept. FA Dept. Pembelian Pihak Luar Koordinator Sistem Jaminan Halal
Pemegang Plant Manager Kadep Produksi Plant 1 Kadep Produksi Plant 2 Kadep QAQC Kadep Formulasi Kadep Teknik Kadep PPIC Logistik Kadep HRS Kadep PD Kadep PDCA Kadep FA Kadep Pembelian Sesuai daftar distribusi Koordinator Sistem Jaminan Halal HoM Kadep Plant 2 Plus
Lokasi
Ruang Plant Manager Dokumen Kantor Produksi Plant 1 Kantor Produksi Plant 2 Kantor QAQC Kantor Formulasi Kantor Teknik Kantor PPIC Logistik Kantor HRS Kantor PD Kantor PDCA Kantor FA Kantor Pembelian Sesuai pemegang dokumen Ruang Koordinator Sistem Jaminan Halal Kantor HoM Kantor Produksi Plant 2 Plus
15 16
Hanya salinan terkontrol pada Manual HACCP yang menjadi subyek sistem kontrol dokumen. Salinan tak terkontrol dari Manual HACCP atau yang berkaitan mungkin didistribusi ke pihak yang berhubungan berdasarkan permintaan dan harus disetujui oleh Perwakilan Manajemen. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit Gresik tidak wajib memperbaharui pemegang salinan tak terkontrol dari setiap perubahan pada Manual HACCP.
DAFTAR PERUBAHAN
PERUBAHAN NO 1. TGL. 01 Sep 2009 MENGELUARKAN BAB NO. REVISI BAGIAN HALAMAN 2.2 9 0.3 URAIAN PERUBAHAN Deskripsi Baku dan Kemas Komitmen manajemen Deskripsi tugas dan pengurangan tugas tim Karakteristik baku dan kemas bahan bahan Bahan Bahan PARAF
2.
0.3
3.1
11
3.
0.3
5.4
14
4.
01 Sep 2009
0.3
15
5.
0.3
9.2
18
Pembuatan diagram alir proses Penerapan sistem dan pengembangan sistem HACCp
6.
0.3
39
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................... .1/39 DAFTAR DISTRIBUSI ....................................................................... .2/39 DAFTAR PERUBAHAN....................................................................... .3/39 DAFTAR ISI..................................................................................... 4/39
I.PENDAHULUAN ............................................................................. .7/39 1.1. Pengantar...............................................................................7/40 1.2. Tujuan...................................................................................7/40 1.3. Profil Perusahaan....................................................................7/40 1.4. Ruang Lingkup Produksi..........................................................8/40 II.PENGELOLAAN HACCP MANUAL ................................................... .9/39 2.1. Penjelasan HACCP Manual ................................................... .9/39 2.2. Pendistribusian Terkendali .................................................... .9/39 2.3.Pendistribusian Tak Terkendali ............................................... .9/39 2.2. Perubahan .......................................................................... 10/39 III. KOMITMEN MANAJEMEN ............................................................ 11/39 IV. PRP .......................................................................................... 12/39 4.1. Latar Belakang .................................................................... 12/39 4.2. Lingkup Pelaksanaan PRP..................................................... 12/39 V. TIM KEAMANAN PANGAN DALAM SISTEM HACCP ........................... 13/39 5.1. Pembentukan Tim Keamanan Pangan.................................... 13/39 5.2. Lingkup Deskripsi Tugas Tim Keamanan Pangan..................... 13/39 5.3. Tim-Tim Keamanan Pangan Dalam Sistem HACCP....................13/39 5.4. Deskripsi Tugas Tim keamanan Pangan ................................. 13/39 VI. PENETAPAN KARAKTERISTIK BAHAN BAKU dan BAHAN PEMBANTU.15/39 6.1. lingkup Karakteristik Bahan Baku dan Bahan Pembantu............15/39 6.2. Pembuatan Karakteristik Bahan Baku dan Bahan Pembantu......15/39 VII. PENETAPAN KARAKTERISTIK PRODUK........................................ 16/39 6.1. Lingkup Karakteristik Produk................................................. 16/39 6.2. Pembuatan Karakteristik Produk............................................ 16/39
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengantar HACCP adalah suatu piranti untuk menilai bahaya dan menetapkan sistem pengendalian yang memfokuskan pada pencegahan daripada mengandalkan sebagian besar pengujian produk akhir. Sistem HACCP yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan sistematika, mengidikasi bahaya dan tindakan pengendaliannya untuk menjamin keamanan pangan. Setiap sistem HACCP mengakomodasi perubahan seperti kemajuan dalam rancangan peralatan, prosedur pengolahan atau perkembangan teknologi. HACCP dapat diterapkan pada seluruh rantai makanan dari produk primer sampai konsumsi akhir dan penerapannya harus dipedomani dengan bukti secara ilmiah terhadap resiko kesehatan manusia. 1.2 Tujuan Selain untuk meningkatkan keamanan pangan, sistem HACCP juga ditujukan untuk: a. Melengkapi, memperkuat, serta terintegrasi dengan Quality Management System. b. Meningkatkan kepuasan konsumen dan kepercayaan dalam keamanan makanan. c. Memperbaiki pengertian dan motivasi kerja tim. d. Proteksi merk 1.3. Profil Perusahaan Nama Perusahaan Lokasi Jenis Produk Riwayat Perusahaan Merek : PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit : Raya Krikilan KM 28 Driyorejo Gresik 41177 : Biskuit : : Danza dan Gery
1997 : Didirikan dengan nama PT. Garudafood Jaya 1998 : Dikenal dengan nama PT. Garudafood Jaya PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
September 2009 Rev 0.3 Hal 7 dari 38
1.4. Ruang Lingkup Produksi Ruang lingkup produksi meliputi produksi untuk produk jenis biskuit yang meliputi lini wafer stick, wafer cream, dipstick, cookies, enrobing, crackers, coklat bar dan coklat pasta yang diproduksi oleh PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
2.4. Perubahan Perubahan-perubahan pada sistem HACCP harus melalui diskusi tim dan disetujui oleh tim secara keseluruhan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem HACCP merupakan perubahan yang harus diketahui dan disetujui oleh manajemen setelah dilakukan tinjauan. Hasil-hasil perubahan dituangkan pada semua dokumen yang menjadi acuan perubahan dan merupakan dokumen terkendali.
BAB III KOMITMEN MANAJEMEN PT. Garudafood Putra Putri Jaya berkomitmen penuh untuk menjaga keamanan pangan dari produk yang dihasilkan, memenuhi harapan pelanggan, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Semuanya telah tertuang dalam dokumen komitmen manajemen (MM.01.1.1)
BAB VII PENETAPAN KARAKTERISTIK PRODUK 7.1LINGKUP KARAKTERISTIK PRODUK Karakteristik produk yang menjadi lingkup HACCP adalah karakteristik produk biskuit lini wafer stick, wafer cream, dipstick, cookies, enrobing, crackers, coklat bar dan coklat pasta di PT. Garudafood Putra Putri Jaya yang nantinya akan dilakukan analisa terhadap bahaya yang mungkin terjadi mulai dari penerimaan bahan baku hingga produk jadi yang siap konsumsi. 7.2PEMBUATAN KARAKTERISTIK PRODUK Karakteristik produk dibuat untuk setiap jenis produk yang memiliki sifat-sifat yang spesifik bergantung pada jenis bahan baku, proses produksi, bahan pengemas, hingga handling yang dilakukan. Detail karakteristik produk tertuang dalam form Karakteristik Produk yang sudah ditetapkan.
dan
TRANSFER
KEGIATAN + INSPEKSI
BAB X VERIFIKASI DIAGRAM ALIR DI LAPANGAN 10.1. LINGKUP VERIFIKASI DIAGRAM ALIR Verifikasi diagram alir di lapangan dilakukan pada flow proses yang telah dibuat, dengan tujuan memastikan bahwa diagram alir yang dibuat sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. 10.2. PELAKSANAAN VERIFIKASI DIAGRAM ALIR Pelaksanaan diagram alir harus menggunakan diagram alir yang sudah dibuat, sebagai panduan agar lingkup diagram alir yang diverifikasi bisa spesifik dan mancapai sasaran. Pelaksanaan verifikasi harus dilaksanakan dengan pemilik / pelaksana proses sehingga bisa dilakukan kesepakatan tentang diagram alir yang sesuai. Hal-hal yang perlu diverifikasi adalah : a. Tahap proses produksi : tahap-tahap yang ada dalam proses produksi yang berisi aktivitas proses yang mengarah pada pelaksanaan proses keamanan pangan. b. Akurasi : Ketepatan tahap proses dari penerimaan bahan baku hingga produk jadi. c. Kelengkapan : Ketersediaan tahap proses yang lengkap dan tertuang dalam diagram alir. d. Pengelompokan kategori : Kategori diagram alir yang disesuaikan dengan tahapan proses.
b. Menetapkan Keakutan (Severe) Keakutan atau Severe adalah dampak yang mungkin timbul terhadap kesehatan konsumen, dan juga dampak terhadap reputasi bisnis. High Medium Low Very low : : : : Gangguan berat sampai mematikan, akut Gangguan sedang-cepat menyebar dan kronis Gangguan sedang dengan penyebaran terbatas Gangguan sangat ringan
Penetapan keakutan dapat berdasar pada : Pengetahuan tim Literatur Pemasok Produsen pangan lain Informasi mengenai penarikan produk Keluhan konsumen Daerah-daerah proses, bahan baku, atau produk yang telah diidentifikasi merupakan daerah bermasalah c. Penetapan Signifikansi Bahaya Penetapan signifikansi bahaya dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya, yang penghilangan atau pengurangannya sampai tingkat yang dapat diterima adalah signifikan untuk produksi makanan yang aman. Bahaya-bahaya yang signifikan harus dikendalikan bila layak mungkin terjadi dan menyebabkan resiko yang tidak dapat diterima pada konsumen. Metode penetapan bahaya adalah dengan mengkombinasikan tingkat keakutan dengan tingkat resiko.
High
4 3 2 1
Very low
5 4 3 2
Low
6 5 4 3
Medium
7 6 5 4
High
R I S K
S EV E R ITY
BAHAYA SIGNIFIKAN
Tabel 1. Matriks penetapan kategori bahaya 11.4. Penetapan Tindakan Pencegahan Tindakan pencegahan merupakan faktor-faktor, tindakan dan kegiatan yang digunakan untuk mengendalikan bahaya yang teridentifikasi. Tindakan pencegahan dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai ke tingkat yang dapat diterima. Tindakan pengendalian bisa lebih dari satu tindakan tergantung pada kebutuhan pengendalian apabila suatu bahaya tergolong spesifik dan lebih dari satu bahaya.
11.5. Pengesahan Analisa Bahaya Keseluruhan analisa bahaya yang telah dituangkan dalam analisa bahaya harus disetujui dan ditandatangani oleh manajemen untuk kemudian diberlakukan hingga terdapat perubahan pada analisa bahaya. Analisa bahaya yang ada harus ditinjau sekurangkurangnya 6 bulan sekali atau apabila diidentifikasi ada bahaya baru yang dimungkinkan terjadi. Tabel-tabel analisa bahaya harus didokumentasikan sesuai prosedur pengendalian dokumen sebagai dokumen terkendali.
Ya
Bukan CCP Ya
P2
P3 Ya P4 Ya
Dapatkah Pencemaran terjadi ? Tidak Apakah langkah selanjutnya dapat mengendalikan bahaya Tidak CCP Bukan CCP
Bukan CCP
ya
ya
tidak CCP
P 3. Apakah ada risiko kontaminasi silang terhadap fasilitas atau produk lain yang tidak dapat di kendalikan ?
ya
CCP
e. Hasil penetapan CCP / TKK harus disetujui dan disahkan manajemen. Dilakukan tinjauan minimal 6 bulan sekali atau apabila ada tinjauan yang diperlukan sebelum 6 bulan. Dokumen CCP / TKK harus didokumentasikan sesuai prosedur pengendalian dokumen sebagai dokumen terkendali.
BAB XV PENETAPAN TINDAKAN KOREKSI 15. 1. LINGKUP TINDAKAN KOREKSI Tindakan koreksi merupakan tindakan yang diambil ketika hasil monitoring pada CCP terdapat deviasi yang mengindikasikan CCP tidak terkendali dengan tujuan menjamin eliminasi bahaya, memiliki rencana yang pasti untuk tindakan pada setiap CCP, menjamin bahwa disposisi produk yang tidak memenuhi tidak mengakibatkan potensi bahaya yang baru serta menjamin bahwa CCP telah berada dibawah pengendalian. 15. 2. PENETAPAN TINDAKAN KOREKSI a. Harus dalam perencanaan HACCP b. Harus tetap dalam arsip sampai batas daya tahan produk c. Dilakukan bila terjadi deviasi pada batas kritis d. Meliputi yang dilakukan terhadap produk yang terkena e. Rekaman pemantauan dapat juga menunjukkan tindakan koreksi yang diambil f. Terdapat 2 level tindakan koreksi : - Tindakan segera : penyesuaian proses agar menjadi terkontrol kembali dan menangani produk-produk yang dicurigai terkena dampak penyimpangan - Tindakan pencegahan : pertanggungjawaban untuk tindakan koreksi dan pencatatan tindakan koreksi g. Rencana tindakan koreksi harus mencakup personil yang bertanggungjawab melaksanakan tindakan koreksi, deskripsi penyimpangan dan tindakan koreksi yang akan dilakukan serta pelaksanaan pencatatan / rekaman tindakan koreksi dan disposisi dilakukan dan disimpan. h. Penetapan tindakan koreksi harus disetujui dan disahkan oleh manajemen. Dilakukan tinjauan minimal 6 bulan sekali atau apabila ada tinjauan yang diperlukan sebelum 6 bulan.
17. 1. LINGKUP OPRPs OPRP menjadi sistem yang digunakan untuk mengendalikan bahaya yang terdapat pada bahan baku, formulasi, dan proses yang diindikasikan signifikan untuk menjamin bahwa tahapan itu tidak mempengaruhi keamanan produk. Dengan kata lain OPRP disusun untuk mengendalikan semua Control Point yang terindikasi signifikan dalam bahan baku, formulasi dan proses. 17.2. PENYUSUNAN OPRPs a. Bahaya keamanan pangan yang dikendalikan oleh OPRP pada prinsipnya sama dengan yang dipantau dengan rencana HACCP yang dikelompokkan menjadi bahaya biologi, kimia, dan fisika b. Bahaya yang dikendalikan oleh OPRP adalah bahaya signifikan yang pengendaliannya dengan aktifitas PRP. c. Hal-hal yang terdapat dalam OPRP antara lain : - Tahapan proses - Bahaya keamanan pangan yang harus dikendalikan - Control Measure : Berisi parameter yang dikendalikan untuk dapat memastikan hazard terkendali - Verifikasi : Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa control measure dijalankan sesuai rencana dan harus dilakukan secara rutin dalam interval waktu yang ditetapkan - Validasi : Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa control measure efektif untuk mengendalikan bahaya Rekaman monitoring : Hasil monitoring harus dicatat dan didokumentasikan secara lengkap dalam rekaman monitoring, harus selalu dievaluasi untuk kepentingan Pengembangan yang berkelanjutan
BAB XVIII PENYUSUNAN SISTEM PENGENDALIAN DOKUMEN 18. 1. LINGKUP DOKUMEN Dokumen atau rekaman adalah bukti tertulis bahwa suatu tindakan telah dilakukan. 18.2. PENYUSUNAN SISTEM PENGENDALIAN DOKUMEN Mengacu pada SOP Pengendalian Dokumen : Kode dokumen S8.6.2.00-01
19.1. LINGKUP METODE TINDAKAN PENGENDALIAN Metode tindakan pengendalian merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan CCP atau CP yang mencakup tindakan monitoring, tindakan koreksi, tindakan verifikasi dan tindakan validasi. Metode tindakan pengendalian harus dilakukan dan terus ditinjau efektifitasnya paling tidak sekali dalam 6 bulan oleh manajemen agar didapat metode pengendalian yang efektif dan efisien. 19.2. PENETAPAN METODE TINDAKAN PENGENDALIAN a. Tindakan pengendalian yang terdapat dalam rencana HACCP mencakup monitoring, tindakan koreksi, dan verifikasi. b. Tindakan pengendalian yang terdapat pada OPRP mencakup control measure, verifikasi dan validasi. c. Semua tindakan pengendalian harus ditinjau efektifitasnya yang mencakup : - Efektifitasnya tindakan pengendalian terhadap bahaya keamanan pangan yang teridentifikasi - Kelayakan pemantauan - Penempatannya dalam sistem - Kemungkinan kegagalan fungsi tindakan pengendalian atau variasi proses yang signifikan - Keparahan sebagai konsekuensi kegagalan fungsi - Penetapan dan penerapan secara khusus untuk mengeliminasi atau mereduksi tingkat bahaya tertentu secara signifikan - Pengaruh pengaruh sinergi d. Semua metode tindakan pengendalian dibuatkan dokumen tertulis yang mencakup prosedur, work instruction, dan standart-standart yang diperlukan. e. Control measure harus selalu direview secara periodik dan jika perlu dimutakhirkan. f. Control measure secara periodik harus diverifikasi dan divalidasi. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
QUALITY ASSURANCE DEPARTEMENT
September 2009 Rev 0.3 Hal 34 dari 38
BAB XX REVIEW MANAJEMEN 20.1 LINGKUP MANAGEMENT REVIEW HACCP a. Tujuan dari Management Review untuk menilai keefektifan sistem yang berhubungan dengan HACCP Criteria dan Kebijakan Keamanan Pangan (KKP) Perusahaan dan sasaran untuk menentukan apakah perlu perubahan dalam prosedur, metode untuk meningkatkan keefektifan sistem b. Management Review HACCP harus diadakan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun. Notulen rapat Management Review HACCP disimpan sebagai catatan c. Leader Tim HACCP ditunjuk sebagai personel yang menangani sistem Manajemen Keamanan Pangan d. Kinerja Sistem Manajemen Keamanan Pangan dilaporkan oleh Leader Tim HACCP pada Management Review ini e. Hasil Sistem Management Keamanan Pangan harus terdokumentasi, ditindaklanjuti, dan diverifikasi oleh QA Departement dan dilaporkan pada pihak Management 20.2. MANAGEMENT REVIEW HACCP a. Hal-hal yang menjadi tinjauan manajemen dalam HACCP adalah tercakup : b. Temuan Audit Internal c. Temuan Audit External d. Keluhan Pelanggan e. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan f. Monitoring Pengendalian CCP g. Verifikasi System HACCP
21. 1. PENGEMBANGAN HACCP a. Penerapan dan Pemeliharaan PRP / PPD PRP merupakan syarat dasar yang penerapannya harus dilaksanakan secara konsisten dan terus ditinjau ulang agar menjadi dasar mengendalikan bahaya keamanan pangan dan dipelihara secara konsisten pula. b. Penyusunan Rencana HACCP Rencana HACCP disusun berdasar langkah-langkah pada bab III hingga bab XV. c. Penyusunan OPRP / PPD Operasional OPRP disusun berdasar bab XVI d. Penyusunan metode pengendalian Penyusunan metode pengendalian berdasar pada bab XVIII 21. 2. PENERAPAN SISTEM HACCP a. Pemutakhiran Informasi Awal yang mencakup : - Dokumen karakteristik produk - Dokumen maksud pengguna - Dokumen diagram alir - Dokumen tahapan proses - Dokumen tindakan pengendalian - Perubahan Tanggung jawab staff dan Management - Perubahan supplier dan bahan baku - Perubahan Formula - Perubahan Pengguna (konsumen) - Perubahan perlengkapan dan kondisi proses - Perubahan packaging, penyimpanan, dan kondisi distribusi - Pengembangan dalam informasi pengetahuan yang berhubungan dengan komposisi, Proses produksi, dan produk. b. Verifikasi Awal yang mencakup : - Verifikasi diagram alir yang dianalisa sudah dimutakhirkan PT. Garudafood Putra Putri Jaya Divisi Biskuit
QUALITY ASSURANCE DEPARTEMENT
September 2009 Rev 0.3 Hal 36 dari 38