An Industri Manufaktur Indonesia Dan Dunia 5

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Duniaindustri (Agustus 2011) Kabar gembira bagi industri manufaktur nasional.

Ma nufaktur menorehkan rekor pada semester I 2011 dengan mencatatkan pertumbuhan di atas perekonomian nasionl, pertama kali sejak krisis moneter 1997-1998. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang diolah dari Badan P usat Statistik (BPS), industri manufaktur nasional tumbuh 6,61% pada periode Jan uari-Juni 2011, melampaui laju perekonomian nasional yang tercatat 6,5% di perio de yang sama. Anggota Komite Ekonomi Nasional (KEN) yang sekaligus Co-Founder Recapital Adviso rs dan Saratoga Capital Sandiaga S Uno menilai terjadi migrasi arus modal ke sek tor manufaktur nasional yang cukup deras di semester I 2011 sehingga mampu mem-p ush pertumbuhan di atas perekonomian nasional. Pertumbuhan manufaktur bisa melampaui perekonomian, itu patut diapresiasi. Apalag i kondisi tersebut terjadi sebelum raksasa dunia (perusahaan multinasional besar ) datang ke Indonesia, ujarnya. Menurut dia, sektor manufaktur yang tumbuh tinggi akan menopang laju perekonomia n nasional di periode berikutnya. Terlebih lagi faktor eksternal mendukung hal t ersebut. Meski demikian, Sandiaga mengakui pemerintah dan dunia industri perlu memperkuat pembenahan di sektor infrastruktur dan birokrasi untuk mendukung pertumbuhan pe sat sektor manufaktur. Dua hambatan itu masih menjadi masalah klasik yang mengha ntui dunia industri nasional. Mestinya bisa, karena itu semata masalah internal, ilah pria yang akrab dipanggil Sandi itu. BPS mencatat indeks pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di kuartal II 2011 naik 4,79% dari kuartal II 2010. Mesin listrik dan perlengkapan nya tumbuh paling tinggi 19,96%, disusul logam dasar yang naik 18,3%, kimia naik 14,6%, kulit dan alas kaki (14,3%), kertas (11,47%), pengolahan tembakau (11,06 %), makanan dan minuman (8,7%), dan tekstil (7,25%). Tren Industrial Wave Duniaindustri mencatat Indonesia diperkirakan memasuki fase industrial wave duni a seiring pelemahan manufaktur Jepang akibat gempa dan tsunami serta penurunan p enetrasi manufaktur China. Seiring dengan itu, rebound pertumbuhan industri manu faktur nasional pada 2010 setelah terpuruk pada 2009 akan terus berlanjut pada 2 011. Kajian tim redaksi duniaindustri menunjukkan, penerapan tax holiday yang dijadwa lkan berlaku tahun ini akan mendorong fase industrial wave (gelombang booming in dustri manufaktur yang mengarah pada masuknya investasi asing serta berkembangny a basis produksi di suatu negara). Indonesia pernah mengalami industrial wave sa at Orde Lama dan Orde Baru dengan beberapa megaproyek industri yang mendorong in vestasi di sektor manufaktur. Faktor eksternal seperti pelemahan manufaktur Jepang, terutama di sektor otomoti f, alat berat, dan elektronik, tampaknya akan berlanjut pada relokasi basis prod uksi negara itu ke Indonesia. Sedangkan penurunan penetrasi manufaktur China jug a disebabkan ketergantungan negeri itu kepada Jepang, serta penguatan nilai mata uang yuan terhadap dolar Amerika Serikat. Di internal, lonjakan pertumbuhan industri manufaktur nasional dari 2,2% pada 20 09 menjadi di atas 5% pada 2010 menunjukkan potensi yang besar, terutama bagi in vestor asing. Sejumlah principal raksasa dunia pun sudah menjajaki untuk membang un basis produksi di Indonesia, antara lan Pohang Steel Corp (baja), Hankook Cor p (ban), Indorama Group (tekstil), Kuwait Petroleum (petrokimia).

Menteri Perindustrian MS Hidayat memproyeksikan, pertumbuhan industri manufaktur nasional akan mencapai 5,2% sampai 6,1% pada 2011 yang bertumpu pada enam kelom pok industri prioritas, yaitu industri padat karya, industri kecil dan menengah, industri barang modal, industri berbasis sumber daya alam, industri pertumbuhan tinggi, dan industri prioritas khusus. Kecenderungan membaiknya perekonomian nasional, regional, dana global, menjadi f aktor pendorong pertumbuhan sektor industri, sehingga Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri nasional sebesar 5,2% sampai 6,1% pada 2011. Un tuk mencapai pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tersebut, Kementerian Peri ndustrian memperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp124,6 triliun.(Tim redak si/01) Rekomendasi: Torehan pertumbuhan industri manufaktur di semester I 2011 yang mampu melampaui laju perekonomian nasional memang perlu diapresiasi. Seiring dengan itu, pemerin tah harus mampu memanfaatkan momentum dari tren industrial wave, sehingga indust ri manufaktur nasional dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nas ional. Kontribusi manufaktur akan diukur dari peningkatan tenaga kerja serta ken aikan devisa ekspor.

Anda mungkin juga menyukai