Anda di halaman 1dari 11

Tanya ttg Bejana tekan

Totok Sriyanto totoksriyanto@yahoo.com Selamat siang, Saya mohon bantuan ttg aturan compressor test (bejana tekan)? Ditempatku ada drill contactor yang baru akan melakukan pengeboran dg compressor sbg pendukungnya. Apakah ada ttg tes yang harus dilakukan untuk itu ? (keperluan mereka hanya sampai 200 psi). Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih. supriyatno_gatot supriyatno_gatot@yahoo.com Tes yang diperlukan adalah untuk meyakinkan bahwa bajana tekan yang digunakan mampu dan aman dioperasikan pada tekanan tertentu (200 psi). Yang perlu dilakukan adalah : visual, dimensional, thickness survey dan menghitung ulang kekuatan bajana tekan tsb, berdasarkan hasil inspeksinya. Haryo Bawono haryo.bawono@gmail.com Dear, Test pada Bejana Tekan bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1. Hydro test, mengisi FULL bejana tekan dengan air, kemudian diberi pressure sebesar 1.3 x MAWP (Maximum Allowable Working Pressure). 2. Pneumatic Test, mengisi FULL bejana tekan dengan udara bertekanan, kemudian diberi pressure 1.1 x MAWP. MAWP bisa diketahui pada Name Plate bejana tekan tersebut. Semoga dapat membantu. Yosca.Hananta@ikpt.com

Salam, Menambahkan masukan Mas Haryo........

Sesuai Standard hydrostatic test (pengetesan dengan media air) pada bejana tekan ( ASME-VIII Div 1 , UG-99 (b) note 33 ). Apabila nilai MAWP tidak didapatkan maka nilai tersebut dapat diasumsikan sebagai nilai dari design pressure system. Design pressure didapatkan dari formula berikut: dp = op + 30 psi or dp = op + (10%*dp) ------> whichever is the greater dp : design pressure op : operating pressure psi : pound per square inchi referense : pressure vessel handbook - eugene f megyesy Demikian tambahannya, smoga dapat membantu. Crootth Crootth yangfana_adalahwaktu@yahoo.com Menurut mas Haryo ini Pneumatic Test ini (sampeyan bilang dengan udara bertekanan) dilakukan pake apa? kompresor udara? nah kalau bejanannya MAWPnya 5000 psig, apakah perlu dicari kompressor udara yang punya discharge 5500 psig?? Terus berapa lama anda keep tekanan setinggi itu (misalnya)? MAWP bisa diketahui dari name plate? nah kalau name plate nya salah ketik bagaimana (misalnya MAWP sebenarnya 200 psig, tapi tertulisnya 2000 psig)? Apa ga MBLEDAK nantinya? "Dirman Artib" dir.art@gmail.com Mas Crooth, Saya tertarik dengan ruas name plate yg salah ketik (yg lain nya silahkan teman-teman lain menambahkan). Sebuah name plate bukanlah hanya sepotong plate SS yg ditulis/diketik tetapi plate ini merepresentasikan processes, procedures dan aturan serta persyaratan yang seyogyanya telah dilewati sebelum plate ini diketik, termasuk proses & prosedur& persyaratan saat mengetik name plate itu sendiri. Kita menyebutnya sebagai Quality Assurance-QA (lebih luas Business Assurance). Persoalannya adalah bahwa Quality Assurance ini levelnya tentu berbeda-beda dan tergantung dari standard yg dipakai dan lebih jauh adalah pelaksaan standard dan persyaratan tersebut.

Sebuah bejana tekan milik Mr.Situmorang yg tukang tambal pinggir jalan akan berbeda QA nya dengan bejana tekan milik Mr. John yg disandarkan kepada U-Stamp of standard ASME Sect. VIII. Simplifying that U-Stamp itu lahir dari kecilnya resiko salah ketik seperti yg anda sangsikan, walaupun resikonya secara relatif tentu tidak bisa ZERO, karena misalnya human error bisa terjadi saat situkang ketik lagi mabok whisky dan saat verifikasinya si ASME's Inspector of certified agency dari ASME juga sedang makan obat batuk yg bikin teler. Tetapi paling tidak resiko meledak yg dijamin oleh QA of Mr. Situmorang dibandingkan QA of Mr. John akan lebih kecil. PS. Kepada Mas Buwono dan GTS, saya sarankan agar lebih baik menyebutkan standard dan reference apa yg dianut agar org lain juga yakin QA jalur mana yg dipakai sehingga muncul angka 1.3 dan 1.1 MAWP serta keyakinan bahwa harus ada visual dan thickness inspection, hitung ulang dll. Kalau memang berasal dari engineeering judgment tentunya juga ada logic development yg melatarbelakanginya, gitu. Sukses untuk anda ber2 ! Crootth Crootth yangfana_adalahwaktu@yahoo.com Good Explanation pak Dirman Mengingatkan saya pada QA/QC yang bertugas untuk mereview pekerjaan tukang pahat di Candi Sukuh Sebuah candi yang aduhai untuk dinikmati relief pahatannya. Dirman Artib dir.art@gmail.com Mudah-mudahan suatu hari nanti arkeolog kita menemukan Quality Control and Inspection/Test Plan (QCITP) nya yang mungkin masih tertimbun tanah, supaya bisa diketahui siapa 3rd party yg review dan siapa yg meng-approve. Btw. Pembuatan candi itu nggak melibatkan Certified Process Safety Engineer, kan ?

Kalau ya, berarti diharapkan ditemukan juga tuh Safety Case Report nya :)

Yosca.Hananta@ikpt.com Bener Mas Dirman, Yang namanya name plate adalah sebuah representasi desain suatu equipment dan yang terpenting adalah adanya unsur safety didalamnya. Sehingga kesalahan dalam penulisan informasi yang tertuang di dalam sebuah nameplate, dikemudian hari akan fatal akibatnya. Jadi soal name plate tidak bisa dianggap remeh. Dapat saya tambahkan bahwa regulasi perihal nameplate bejana tekan dapat dilihat di UG-119 (ASME-VIII Div.1). Melengkapi masukan dari Mas Haryo..... Nilai hydrostatic test (media air) 1.3 * MAWP, sesuai dengan regulasi ASME-VIII Div. UG-99 (b). sedangkan nilai pneumatic test (media udara) 1.1 * MAWP, sesuai dengan regulasi ASME-VIII Div. UG-100 (b). Setahu saya, selain permintaan dari owner, kualifikasi untuk melakukan pneumatic test juga tidak mudah. Dan jarang sekali permintaan untuk melakukan pneumatic test pada bejana tekan dalam kondisi baru. Mungkin jika ada rekan-rekan migas yang telah berpengalaman mengenai pneumatic test pada bejana tekan, mohon bisa disharing ilmunya. Haryo Bawono haryo.bawono@gmail.com Sepakat dengan mas Dirman, Sebuah nameplate tidak dibuat sekonyong-konyong lantas dipasang di equipment. Sebelum dibuat, sketch drawing Name Plate direview oleh engineers yang mendesain equipment, serta approval dari inspector terkait. Untuk pnumatic test apabila hydrotest tak pneumatic test lebih diambil dari Plant Air CMIIW pada vessel, ini merupakan second opinion mungkin dilakukan. Mengingat secara safety, berbahaya. Untuk source-nya mungkin bisa Receiver yang terhubung dengan kompressor.

Sidiq Kurniawan sidiq.kurniawan@wintermar.com Pak Haryo Bawono, Angka tersebut menggunakan standard/referensi apa?

Aroon Pardede aroon.pardede@gmail.com Tertarik ingin bertanya (walaupun masih belum mudheng bener). Jadi, dalam pengetesan bejana tekan (pressure vessel), ada 2 jenis test: - hydrostatic test (menggunakan incompressible fluid) - pneumatic test (compressible fluid) Sesuai dengan pernyataan pak Yosca dibawah, pneumatic test jarang sekali dilakukan untuk produk baru. Nah... pertanyaan saya, * apakah pneumatic test hanya terbatas pada pressure vessel yang tidak baru? * apa yang menjadi dasar pemilihan hydrostatic test dan/atau pneumatic test? * Lalu, mengapa koefisien pengecekan antara hydrostatic test dan pneumatic test tidak sama (1.3 vs. 1.1 x MAWP)? Saya pernah mendapat sharing (sorri, saya juga tidak ingat darimana / siapa sumbernya... mungkin dari milis ini, tapi saya tidak ingat siapa pengirimnya) bahwa pneumatic test lebih memiliki potensi bahaya yang lebih tinggi dari hydrostatic test? Apakah benar? Mengapa? Terima kasih,

Teddy Delfry Teddy.Delfry@saipem.co.id Sedikit menambahkan, mohon maaf kalau salah. Berbicara tentang Hydrotest maupun Pneumatic Test, sebenarnya dapat kita lihat rulenya dari Code yang berlaku.

Namun sejauh ini saya juga belum menemukan kata2 yang menyatakan bahwa Pneumatic Test hanya berlaku utk equipment yang tidak baru. Tetapi apa yang dinyatakan oleh Pak Yosca sedikit berbeda dengan apa yang jadi pertanyaan Pak Pardede. Disana Pak Yosca menyatakan menurut hemat dia, jarang ada permintaan utk pneumatic test pada equipment dalam kondisi baru (baru siap difabrikasi dan masih berada di shop). Dimana kemungkinan diadakannya (ketersediaan) pengetesan mengunakan air lebih besar presentasenya ketimbang menggunakan udara/fluid bertekanan. Itu bukan berarti pneumatic test hanya terbatas pada pressure yang tidak baru seperti yang Pak Pardede tanyakan. Hydro test atau pneumatic test secara kasar dapat kita nyatakan salah satu tujuannya adalah sebagai suatu cara utk menentukan ada tidaknya kebocoran disamaping tujuan lainnya. Sekarang gimana caranya kita mau melakukan hydrotest sementara air yang digunakan tidak ada / susah didapat / kurang banyak? Pneumatic test ata Hydro-Pneumatic test mungkin bisa kita lakukan. Jika equipment yang ditest adalah SS, sementara kita menggunakan raw water, yang mana kualiatas dari air tsb setelah hydro test bisa menyebabkan Microbially Induced Corrosion atau Stress Corrosion Craking atau Pitting & Crevive corrosion kalau seandainya kita tidak bisa secara langsung me-drain air tsb (within 48 hours misalnya)? Mungkin juga untuk material SS requirement utk test nya adalah Potable Water (drinking water), sementara jumlahnya banyak, sehingga sulit didapatkan. Jika equipment sudah berada di lapangan (ini termasuk equipment baru juga, baru difabrikasi dan baru aja nyape dilapangan), sudah di install dan connect dengan pipeline, dan sudah di purging dengan nitrogen, kemudian karena suatu dan lain hal terjadi pergantian gasket pada clossure, kemudian ada requirement harus dilakukan pengetesan kebocoran apakah pergantian gasket tadi sudah benar (tidak ada kebocoran), tentu kita akan test dengan pneumatic (nitrogen), bukan pakai hydrotest.

Tapi kalau pressurenya gede (pas saat disite) kan susah juga nyari orang yang jual nitrogen (tabung), dan pas saat pressure setimbang, nitrogennya malah ngak bisa ngalir lagi, terpaksa ganti tabung baru. Sampai requirement pressurenya terpenuhi. Kalau mau pake pneumatic test untuk fluid tertentu seperti nitrogen tentu saja harganya mahal dibandingkan air (raw water utk material cs, masak mo pake pneumatic yg nitrogen segala hehehe bercanda pak) Jadi (mungkin) menurut hemat saya, hydrotest maupun pneumatic test bisa dilakukan tergatung dari 1. 2. 3. 4. 5. Ketersedian Kondisi Harga Safety dll

Kurang lebih contoh-contohnya seperti itu, saya sendiri juga belum baca batasan kapan hydro maupun pneumatic test dilakukan. Mari kita sama-sama membaca dan cari tahu. Sekian dulu, nanti jika saya ada tambahan saya coba info lagi Jika adanya salah, mohon di infonya. Aroon Pardede aroon.pardede@gmail.com Ternyata aspek OOT lebih 'rame', ketimbang aspek teknisnya... hehehe :) By the way, anyway, busway, gimana dengan pertanyaan teknis saya dibawah? adakah bapak2 yang ahli2 ini menjawabnya? memang mungkin ini 'stupid question', tapi buat saya, gak papa, saat ini memang saya stupid, yang penting saya mau terus belajar.... biar gak terus-terusan stupid, hehehe :) so, kalau bapak2 tidak terlalu sibuk, boleh kiranya menyempatkan waktu menjawab pertanyaan dibawah, dengan sedikit "show off" juga boleh kok.... hehehe... juz kidding :). Egi Al Ghifari egi.alghaifari@gmail.com

Kalau refrigeration engineer ikutan cuap-cuap masalah PV jadinya show off gak ya? Saya coba jawab pertanyaannya teknisnya ya, 1. Apakah Pneumatic Test terbatas pada PV yang tidak baru? Saya kira bukan masalah baru atau tidaknya, tetapi memungkinkan atau tidaknya. Dasarnya ada di paragraf UG-100, Subsection A, ASME VIII Div. 1. Untuk PV yang akan digunakan sebagai evap. atau condenser di sistem refrigerasi, kebanyakan akan ditest pneumatik, karena kita tidak ada ingin sisa air bercampur dengan refrigerant. Tentunya PV untuk menyimpan methyl isocyanate juga tidak akan menggunakan fluida air. 2. Apakah yang menjadi dasar pemilihan Penumatic atau Hydraulic? Ini secara gamblang disebutkan di Code yang sama sebagai berikut; *(1) *that are so designed and/or supported that they cannot safely be filled with water;* (2) *not readily dried, that are to be used in services where traces of the testing liquid cannot be tolerated and the parts of which have, where possible, been previously tested by hydrostatic pressure to the pressure required in UG-99. 3. Lalu, mengapa koefisien pengecekan antara hydrostatic test dan pneumatic test tidak sama (1.3 vs. 1.1 x MAWP)? Jawaban gampangnya sih karena secara gamblang disebutkan di paragraf UG99 dan UG-100 Code diatas. Kalau secara logika, karena sifat udara yang kompresibel, risiko hazard lebih tinggi kalau terjadi kegagalan i.e meleduk dan melemparkan *debris*. Semoga informatif. Yosca.Hananta@ikpt.com Very informatif pak egi..........thanks atas sharingnya. Saya tambahkan pula, ditinjau dari sisi contruction........ pneumatic test dilakukan sebagai second option dan apabila hydrostatic test dipandang tidak memungkinkan. Sebagai gambaran, jika suatu bejana tekan (sebagai contoh tipe column) dalam kondisi sudah terinstall di pondasi, sudah terinstall internal partnya (mist eliminator, demister, vane pack dsb), dan connection external piping juga telah terinstall.......dan seandainya ada requirement untuk integrity test atau leak test pada kondisi

tersebut.......maka sangat sulit dilakukan hydrostatic test (media air). kenapa?, karena :

bila

menggunakan

1. supportnya (skirt) tidak didesain untuk menahan berat equipment plus internal part plus full water. max desain untuk support vertical equipment adalah sampai pada berat operatingnya saja. bisa juga, jika diawal skirt didesain untuk menahan berat equipment plus internal part plus full water....namun yang pasti akan jadi over desain dan tdk ekonomis. 2. Sama halnya dengan pondasi untuk equipment. Sejauh yang saya ketahui, pondasi column jarang didesain untuk menahan berat equipment sampai full water..... max. sampai pada berat operating saja. bisa juga, jika diawal pondasi didesain untuk menahan berat equipment plus internal part plus full water....namun yang pasti akan jadi over desain dan tdk ekonomis. bisa juga, jika equipment dipindahkan dari pondasinya, tapi...... hal tersebut akan menjadi sulit, sulit dan sulit dilakukan sebab memindahkan sebuah equipment yang tinggi lagi besar tidaklah suatu tindakan yang safety, menurut saya. Perlu diketahui bahwa selisih antara berat vessel yang full water dengan berat operating tidak sedikit lho dan itu sangat berimbas pada komposisi desain support/pondasinya. Maka sebagai second option untuk intergrity test atau leak test pada kondisi tersebut dilakukan dengan pneumatic test. tentunya dengan prosedur yang benar. Demikian tambahannya......... Dirman Artib dir.art@gmail.com Yang OOT yg mana ya ? Saya perhatikan informasi dari kawan-kawan adalah teknis semua. Aroon Pardede aroon.pardede@gmail.com

Pak Dirman and all,

Saya membaca email2 ini menggunakan view "thread", supaya kelihatan cerita bersambungnya.... Nah... ternyata, masih dalam thread ini, ada rekan mengirim email yang subject nya (show off...), dan email application saya (Thunderbird) menganggapnya masih thread yang sama, walaupun judul berbeda... Saya tidak lagi membaca judul emailnya, karena email application saya menganggap dia masih satu thread dengan subject email ini.... So, tanpa terasa, saya melihatnya sebagai sesuatu yang OOT.... (please view my screenshot) Sekali lagi, mohon maaf bila ga nyambung.... mungkin subjek "show off..." itu gak ada hubugannya dengan thread ini, dan hanya 'software glitch' sorry....

KangBono bondan.caroko@gmail.com Hydro test atau pneumatic test secara kasar dapat kita nyatakan salah satu tujuannya adalah sebagai suatu cara utk menentukan ada tidaknya kebocoran disamaping tujuan lainnya." Maaf Pak Teddy, sependek pengetahuan saya - sesuai spesifikasi di tempat saya bekerja, hydrotest maupun pneumatic test tujuannya tidak ke arah mencari kebocoran, namun lebih untuk mengetes integrity dari material yang dites terhadap test pressure. Setelah equipment terpasang, dalam jadwal & scope commissioning, baru akan dilakukan leak test itu sendiri (umumnya dengan nitrogen).

Teddy Delfry Teddy.Delfry@saipem.co.id Benar Pak, kata2 yang salah tulis sebenarnya sudah saya revisi dengan tambahan (kemamuan equipment utk menerima beban yang diberikan dalam hal ini sebesar nilai dari test pressure). Tapi berhubung waktu saya reply email ini tidak bisa masuk ke milis migas.

Bapak terlalu corcern dengan kata2 tsb, sementara disana ada kata2 disamping tujuan lainnya (prioritas utama dari test tersebut, bukan tujuan lainnya) tetapi terima kasih atas infonya. Saya hanya coba melukiskan dengan contoh-contoh pemisalan berdasarkan dari apa yang ditanya (agar mudah dipahami), karena saya merasakan apa yang jadi pertanyaan (Pak Pardede) itu hanya sekedar pertanyaan main-main dan hanya test case saja ( & kita disuruh show of force & OOT, not sharing knowledge). Kalau mau tahu jawaban secara lebih baik, kita semua tentu bisa baca di ASME Sec. VIII. Ntar kalau jawaban saya sama dengan Bapak, nanti saya malah dapat tawaran di TOTAL hehehe bercanda Pak, jangan marah ya.

Anda mungkin juga menyukai