Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Seksi : 97186 Dosen : Bpk. Drs. Abd Rahman L.

Oleh : 1. Doli Syanofetrio Jamel 2. 3. 4. 5. 98454/2009

UNIFERSITAS NEGERI PADANG (UNP) 2011

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN POKOK PERMASALAHAN PEMBAHASAN HAKEKAT MANUSIA A. Hakekat Manusia Dalam Pandangan Islam 1. Proses Penciptaan Manusia 2. Ruh dan Nafs 3. Fitrah Manusia B. Eksistensi dan Martabat Manusia 1. Fungsi Manusia 2. Tujuan Hidup Manusia C. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah dan Sebagai Khalifah Allah 1. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah 2. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah

BAB IV A. B.

PENUTUP Kesimpulan Sumber

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat,taufik,dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah mata kuliah Pendidikan Agama Islam tentang Hakikat Manusia ini. Pada kesempatan ini,kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Abd Rahman L selaku dosen pengajar mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca unutuk kabahagiaan dunia dan akhirat, Amin.

Padang, 21 Agustus 2011

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN Berbicara tentang manusia maka yang tergambar dalam fikiran adalah berbagai macam perspektif, ada yang mengatakan manusia adalah hewan rasional (animal rasional) dan pendapat ini dinyakini oleh para filosof. Sedangkan yang lain menilai manusia sebagai animal simbolik adalah pernyataaan tersebut dikarenakan manusia mengkomunikasikan bahasa melalui simbol-simbol dan manusia

menafsirkan simbol-simbol tersebut. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah sebagai homo feber dimana manusia adalah hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila terhadap kerja.Dan bagaimanakah hakikat manusia menurut islam? Insya Allah kami kelompok pertama akan membahas masalah tersebut.

BAB II

POKOK PERMASALAHAN 1. Apa hakekat manusia dalam pandangan Islam? 2. Bagaimanakah eksistensi dan martabat manusia 3. Bagaimanakah tanggung jawab manusia sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah?

BAB III

PEMBAHASAN HAKEKAT MANUSIA A. Hakekat Manusia Dalam Pandangan Islam 1. Proses Penciptaan Manusia Dalam pandangan agama Islam, asal usul manusia tidak terlepas dari figur Adam as. sebagai manusia pertama. Adam adalah manusia sempurna lengkap dengan kebudayaan nya sehingga diangkat sebagai khalifah dimuka bumi. Yang mengerti sekali tentang penciptaan manusia adalah pencipta manusia itu sendiri, yaitu Rabbul alamin, yakni Allah swt. Dalam alquran dijelaskan tentang penciptaan manusia antara lain dalam QS. Al Mukminin ayat 12, 13 dan 14, yang artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal daging,dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik. ( Q.S Al-Mukminun 12-14 )

Ayat tersebut menjelaskan tentang asal penciptaan manusia dari saripati tanah, dan pada tahap berikutnya berproses dari saripati tanah menjadi air mani. Air mani yang dimaksud adalah nuthfah. Kata nuthfah berarti air yang telah bercampur (setelah terjadi pembuahan antara spermatozoa dengan ovum). Dan posisi nuthfah ini berada pada tempat yang terpeliahara dan kokoh, yaitu rahim. Kemudian dijelaskan lagi oleh Allah swt, bahwa air mani tadi berubah menjadi segumpal darah, kemudian menjadi segumpal daging, kemudian menjadi tulang belulang, setelah itu tulang belulang itu dibungkus oleh Allah dengan daging, dan barulah Allah swt mengubah nya menjadi makhluk yang berbentuk lain.

2. Ruh Dan Nafs Setelah proses penciptaan fisik selesai, maka Allah swt meniubkan ruh. Ruh adalah salah satu komponen terpenting yang menentukan ciri kemanusiaan manusia. Allah swt berfirman dalam Q.S Shaad ayat 71-72: Ingatlah, ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan setelah Kutiupkan roh ciptaanKu; hendaklah kamu merendahkan diri, sujud kepadaNya". ( Q.S Shaad 71-72) Didalam Al quran yang mengetahui hakikat ruh itu hanyalah Allah swt. Hal ini menjadi bukti bahwa ilmu pengetahuan manusia sangat lah tebatas. Jadi mengenai hakikat ruh merupakan misteri besar bagi manusia. Hal ini dinyatakan oleh Allah swt dalam Q.S. Al-Isra ayat 85: Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. ( Q.S Al-Isra 85) Sedangkan nafs memiliki pengertian yang sangat terkait dengan aspek fisik manusia. Hubungan nafs dengan fisik manusia sangat erat meski sukar untuk diketahui dengan pasti bagaimana hubungan itu berjalan. Perpisahan antara nafs dengan fisik disebut maut. Dan hal ini juga merupakan misteri besar bagi manusia. Firman Allah swt dalam Q.S Al-Anaam ayat 93: ...alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat diwaktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan-tekanan sakarataul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata: Keluarkanlah nyawamu. ( Q.S Al-Anaam 93 ) Kemudian ditegaskan lagi oleh Allah swt dalam Q.S Ali Imran ayat 185: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasa mati. ( Q.S Ali Imran 185 )

3. Fitrah Manusia Kata fitrah merupakan derivasi dari kata fatara, yaitu ciptaan, suci dan seimbang. Fitrah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu penciptaan atau

kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk mengetahui dan cendrung kepada kebenaran. Pernyataan tersebut sejalan dalam Q.S Ar-Ruum ayat 30: Arahkanlah wawasanmu lurus-lurus kepada agama Allah, selaras dengan fitrah Allah yang telah menciptakan manusia serasi dengan fitrah kejiwaannya. Tidak ada suatu perubahan dalam ciptaan Allah tadi. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ( Q.S. Ar-Ruum 30 ) Kata fitrah dalam arti penciptaan tidak hanya dikaitkan dengan arti penciptaan fisik, melainkan juga dalam arti rohaniah, yaitu sifat-sifat dasar manusia yang baik karena fitrah itu disebutkan dalam konotasi nilai. Jadi, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk Allah swt yang sangat berbeda dengan makhluk lain nya dialam semesta ini. Ia memiliki karakter yang khas bahkan dibandingkan dengan makhluk yang paling mirip sekalipun. Kekhasan inilah yang menurut kitab suci menyebabkan konsekwensi-konsekwensi kemanusiaan diantara nya kesadaran, tanggung jawab dan adanya pembalasan.

B. Eksistensi Dan Martabat Manusia 1. Fungsi Manusia Fungsi manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah. Khalifah berarti pemimpin, wakil, pengelola dan pemelihara. Maka khalifah Allah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Allah untuk mewujudkan kemakmuran dimuka bumi. Sebagai wakil Allah, manusia dibekali dengan potensi untuk memahami dan menguasai hukum Allah yang terkandung dalam ciptaanNya. Segala yang dihasilkan manusia dalam konteks sebagai khalifah dilandasi dengan ketundukan dan ketaatan kepada Allah swt. Allah berfirman dalam Q.S Fathir ayat 39: Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka (akibat) kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orangorang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi

Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka. (Q.S Fathir ayat 39)

2. Tujuan Hidup Manusia Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku (Q.S. Adz-Dzariyaat : 56) Ayat diatas tersebut merupakan dalil yang berkenaan tentang keberadaan manusia di dunia. Manusia di dunia untuk mengabdi kepada Allah SWT. Sebagai bentuk mengakui keberadaan Allah adalah dengan mengikuti Rukun Iman dan Rukun Islam. Sebagai wujud keimanan terhadap Allah SWT, Allah SWT menyatakan bahwa manusia tidak cukup hanya meyakini didalam hati dan diucapkan oleh mulut, tetapi manusia harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan keberadaan manusia diciptakan Allah untuk menjadi manusia yang Islami (Islam yang benar). Menjadi Islam yang benar adalah dengan mengerti, memahami dan melaksanakan dalam kehidupan apa yang telah diperintahkanNya, dengan kata lain secara konsisten melaksanakan Rukun Iman dan Rukun Islam. Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaanNya untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam.

C. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah Dan Sebagai Khalifah Allah 1. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah. Allah SWT dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhlukmakhluk yang di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang ditentukan kepadanya. Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki -laki adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang pengembalaannya. (Muttafaq alaih) Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia diciptakan untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan. 2. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah. Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajiban untuk

menegakkan

kebenaran,

kebaikan,

mewujudkan

kedamaian,

menghapuskan

kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah. Firman Allah SWT dalam Q.S Al Baqarah ayat 30:

Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau? Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui. (Al-Baqarah:30) Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan makhluk yang paling istimewa. Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Ahzab ayat 72::

Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada langit dan bumi serta gunung -ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia (dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah) sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan. (Al-Ahzab: 72)

BAB IV

PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingkan dengan makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk dan khalifah di bumi.

B. Daftar Pustaka Al Quranul Karim Nasrul, H.S, dkk, 2009. Pendidikan Agama Islam Bernuansa Soft Skills. UNP-Press, Padang http://www.scribd.com/doc/21606090/Hakikat-Manusia-Menurut-Islam http://deniz.ucoz.com/news/eksistensi_martabat_manusia_pelajaran_agama/2009-1029-26 http://opi.110mb.com/haditsweb/quran/s35_fathir.htm

Anda mungkin juga menyukai