Anda di halaman 1dari 13

TERNAK LELE SANGKURIANG

Keunggulan Lele Sangkuriang

ara pengusaha ternak lele maupun pebisnis yang bergerak dalam budidaya lele kini mulai melirik

dan meyakini Keunggulan Lele Sangkuriang. Hasil modifikasi lele dumbo keluaran terbaru ini memang pantas untuk diminati oleh berbagai kalangan karena memang telah terbukti memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan lele dumbo pendahulunya. Keunggulan lele sangkuriang yang antara lain adalah : ~ Lele sangkuriang memiliki hasil produksi yang lebih tinggi, baik pada segmen pembenihan maupun pembesaran, hal ini dapat dilihat dari hasil pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk 10.000 ekor benih lele sangkuriang, peternak lele biasanya dapat memanen hasil 1 s/d 1,4 ton lele konsumsi. Sungguh pencapaian yang luar biasa, disamping kualitas pakan yang baik, tentunya kualitas dan keunggulan lele sangkuriang yang luar biasa juga menjadi faktor keberhasilan produksi yang lebih tinggi. ~ Masa panen lele sangkuriang lebih cepat, keunggulan lele sangkuriang dalam hal ini disebabkan pertumbuhan lele sangkurian terbilang sangat cepat, misalnya saja untuk benih lele berukuran 2/3 cm untuk tumbuh ke ukuran 5/6 cm lele sangkuriang hanya perlu waktu 20 s/d 25 hari. Demikian juga pada segmen pembesaran, para pengusaha ternak lele yang biasa menggunakan bibit 5/6 cm hanya membutuhkan waktu 50 s/d 60 hari sampai pada saat panen, ini jika ternak lele sangkuriang berada pada lokasi yang bersuhu dingin, jika ternak lele berlokasi pada suhu yang lebih panas, masa panen bisa lebih cepat lagi yaitu + 45 hari. ~ keunggulan lele sangkuriang juga terdapat pada telurnya, lele sangkuriang memiliki telur lebih banyak dan daya tetas yang lebih hebat, hal ini bisa dibuktikan dengan jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor induk lele sangkuriang dalam setiap pemijahan berjumlah + 40.000 s/d 60.000 butir dengan kemampuan tetas telur lebih dari 90 %. ~ Lele sangkuriang memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, hal ini bisa jadi karena lele sangkuriang telah mengalami proses perbaikan secara genetika yang dilakukan oleh para ahli perikanan, sehingga keunggulan lele sangkuriang dari sisi kekebalan/daya tahan tubuh melebihi pendahulunya, namun bukan berarti kita harus lengah dengan perawatan lele sangkuriang, kita tetap harus menjaga dan waspada kepada setiap bahaya dan penyakit yang mungkin menyerang lele sangkuriang, hanya saja daya tahan yang lebih terhadap penyakit tentunya jadi hal yang lebih menguntungkan untuk para peternak lele. ~ keunggulan lele sangkuriang juga dapat dirasakan melalui cita rasa dagingnya yang telah banyak dibuktikan oleh berbagai kalangan, disamping rasanya yang lebih gurih, lele sangkuriang memiliki tekstur daging yang lebih padat dan minim akan lemak. ~ keunggulan lele sangkuriang dalam proses pembudidayaan dan pemeliharaan yang terbilang mudah dan sederhana, baik dari segi lokasi, sarana kolam, perawatan air dan perawatan ikan jauh

lebih mudah dan sederhana, karena lele sangkuriang juga bisa dibudidayakan dalam lahan yang terbilang sempit, tentunya dengan menggunakan metode dan teknologi yang benar dan memenuhi syarat. ~ Keunggulan lele sangkuriang juga bisa dilihat dalam hal pengadaan benih, kini benih lele sangkuriang sudah mulai mudah didapat, namun harus tetap selektif memilih tempat untuk membeli benih, usahakan membeli benih lele sangkuriang pada tempat-tempat yang sudah terjamin dan bisa dipercaya.

Syarat Lokasi Ternak Lele

emahami syarat Lokasi ternak lele merupakan langkah awal yang harus diperhatikan, ikan

lele memang termasuk jenis ikan yang mempunyai toleransi yang cukup tinggi terhadap lingkungan, namun demikian bukan berarti kita boleh menganggap remeh masalah persyaratan lokasi ternak lele. Dengan mengetahui lebih jelas persyaratan apa saja yang harus dipenuhi, diharapkan para peternak lele mampu mengembangkan usahanya lebih optimal sehingga berhasil memenuhi target yang diharapkan, baik dalam segmen pembesaran maupun segmen pengadaan benih atau bibit lele, adapun beberapa syarat lokasi ternak atau budidaya lele yang harus diperhatikan adalah : ~ Memperhatikan jenis tanah, tanah yang baik untuk kolam lele adalah tanah yang berjenis lempung atau tanah liat, mengandung lumpur, tidak berporos dan memiliki kesuburan yang baik. Contoh lokasi yang cocok untuk ternak lele adalah persawahan, namun bisa juga membuat kolam lele di pekarangan rumah, di kebun atau di tempat lain yang tanahnya dapat memenuhi syarat lokasi ternak lele. Perlu diketahui, daerah yang baik untuk perkembangan dan pemeliharaan lele adalah dataran rendah hingga daerah yang memiliki ketinggian 700 m dpl. Lokasi ternak lele yang kita buat juga sebaiknya berdekatan dengan sumber air, perhatikan juga elevasi tanah antara permukaan kolam dan sumber air adalah 5-10 %, carilah lokasi yang jauh dari jalan raya, tempat yang teduh sangat baik untuk ikan lele, namun jangan menempatkan kolam lele di bawah pepohonan yang daunnya mudah berguguran serta hindari lokasi ternak lele yang rawan banjir. Di daerah yang memiliki suhu 200 C ikan lele bisa hidup, namun suhu optimal untuk lele antara 250-280C. Untuk pertumbuhan larva lele, suhu yang diperlukan adalah 260-300C dan suhu yang baik untuk proses pemijahan adalah 240-280C. ~ Lokasi yang memiliki kondisi air yang agak tenang dan memiliki kedalaman yang cukup juga merupakan salah satu syarat lokasi ternak lele yang harus diperhatikan, PH air yang baik untuk lele adalah 6,5-9, kesadahan maksimal 100 ppm dan optimal pada kisaran 50 ppm, tingkat kekeruhan (turbidity) 30-60 cm, kekeruhan yang dimaksud bukanlah kekeruhan lumpur. Kebutuhan oksigen optimal ikan lele dari 0,3 ppm untuk lele dewasa sampai jenuh untuk lele ukuran burayak, hal inilah yang membuat ikan lele dapat hidup meskipun dalam kondisi air yang keruh dan kurang baik serta kurang kadar oksigennya, selama air tersebut tidak tercemar oleh zat kimia atau zat yang mematikan lainnya. Permukaan air kolam juga harus dijaga, jangan sampai ditutupi oleh material-material yang merugikan seperti sampah atau tumbuhan eceng gondok.

Pembenihan Lele Sangkuriang

egmen pembenihan lele sangkuriang adalah usaha ternak lele sangkuriang yang berorientasi

pada pengadaan benih lele sangkuriang, dalam hal ini para peternak melakukan kegiatan perawatan induk, pemijahan, penetasan dan pemeliharaan benih lele yang baru menetas hingga benih mencapai ukuran yang biasa digunakan untuk segmen pembesaran yaitu 5/6 cm atau 7/8 cm. Kebutuhan kolam pembenihan lele sangkuriang memerlukan lahan yang cukup luas, disarankan untuk menggunakan kolam terpal, selain lebih mudah dan hemat, penggunaan kolam terpal juga bisa meminimalisasi hama yang biasanya banyak terdapat pada kolam tanah, kolam terdiri dari : ~ Kolam perawatan induk yang berukuran + 5 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. ~ Kolam pemijahan ukurannya + 4 m x 2 m dengan ketinggian sekitar 1 meter. ~ Kolam penetasan dan pemeliharaan benih ukurannya + 6 m x 3 m dengan ketinggian sekitar 50 cm sebanyak 10 kolam. Kolam indukan untuk pembenihan lele sangkuriang dengan ukuran seperti diatas biasanya bisa menampung hingga tiga paket indukan, satu paket indukan biasanya berisi 15 atau 16 ekor, terdiri dari 5 atau 6 ekor jantan dan 10 ekor betina. indukan atau bibit lele sangkuriang sebaiknya dibeli dari tempat-tempat yang jelas dan terpercaya sebagai tempat budidaya lele sangkuriang. Sebelum membeli indukan lele sangkuriang langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kolam perawatan induk, dengan ukuran kolam seperti diatas pengisian air kolam kurang lebih 120 cm. Lakukan pengomposan agar kualitas air kolam menjadi baik dan memenuhi standart sehingga indukan-indukan lele dapat hidup dengan sehat dan memiliki kondisi yang baik untuk melakukan proses pemijahan. Pengomposan yang baik biasanya akan menjadikan air berwarna hijau pekat karena mengandung mikroorganisme dan zat-zat yang baik untuk ikan, lama proses pengomposan kurang lebih 10 hari, setelah itu baru indukan lele sangkuriang bisa dimasukan ke dalam kolam. Dalam metode pembenihan lele sangkuriang, indukan lele jantan dan betina tidak dipisahkan, semua indukan lele dimasukan dalam satu kolam, berdasarkan pengalaman di lapangan, dikarenakan warna air kolam yang tidak jernih (Berwarna Hijau Pekat) maka biasanya indukan lele tidak akan melakukan pemijahan liar. Perawatan indukan merupakan faktor yang penting dalam usaha pembenihan lele sangkuriang, indukan lele sangkuriang sebaiknya diberikan pakan pelet hanya satu kali sehari, sangat dianjurkan memberikan pakan pada jam 20.00 malam hari, namun harus dipastikan bahwa semua indukan lele dapat makan dengan kenyang. Berikan pakan yang berprotein tinggi agar kualitas telur semakin baik, jika ingin memberikan pakan tambahan (contoh : ayam tiren yang direbus) cukup satu minggu sekali, jika terlalu sering dikhawatirkan akan membuat indukan kelebihan lemak sehingga mengganggu produktifitas telur. Langkah selanjutnya adalah membuat kakaban dan menyiapkan kolam pemijahan, dalam pembenihan lele sangkuriang setiap kakaban yang digunakan berukuran panjang 1,5 m dan lebar 40 cm, buat 18 kakaban menggunakan ijuk dan bambu sebagai penjepit. Setelah itu isi kolam pemijahan

dengan air bersih setinggi 25 cm s/d 30 cm, Masukan 18 kakaban yang sudah disiapkan ke dalam kolam pemijahan, pastikan kakaban dalam kondisi bersih, usahakan dasar kolam tertutup rapat dengan kakaban, jika kakaban mengapung, gunakan batu kali yang tidak tajam agar tidak melukai indukan, batu kali digunakan untuk menahan kakaban agar tenggelam, pastikan batu yang digunakan sebagai penahan tenggelam 10 cm dibawah permukaan air. Para pelaku usaha pembenihan lele sangkuriang harus memahami dalam hal memilih induk yang sehat dan telah siap untuk memijah, indukan jantan yang siap memijah biasanya alat kelaminnya terlihat memanjang dan berwarna kemerahan, jika diusap pada bagian sirip atas, dari depan ke arah ekor, maka sirip atas akan berdiri, ini menandakan indukan jantan sedang birahi. Indukan betina yang siap memijah memiliki ciri perut yang besar dan lembek, alat kelamin tampak bulat dan membesar berwarna kemerahan. Perbandingan yang ideal untuk satu kali pemijahan adalah 3 ekor induk jantan dan 4 ekor induk betina, masukan indukan yang telah dipilih ke dalam kolam pemijahan yang telah disiapkan. Pemijahan yang baik biasanya dilakukan pada sore hari, proses pemindahan indukan dari kolam indukan ke kolam pemijahan dilakukan per-ekor dan harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai melukai indukan atau membuat indukan menjadi stress. Indukan lele sangkuriang biasanya memijah pada malam hari, sehingga keesokan pagi biasanya telur lele sangkuriang yang sudah dibuahi akan terlihat memenuhi kakaban. Langkah selanjutnya adalah memindahkan kakaban ke dalam kolam penetasan. Proses ini dilakukan pada sore hari, pindahkan kakaban yang telah berisi telur ke dalam kolam penetasan yang telah disiapkan satu hari sebelum proses pemindahan kakaban, dari 10 kolam penetasan gunakan 6 kolam, masing-masing diisi 3 kakaban/kolam (18 kakaban). Kolam penetasan dibersihkan dan diisi dengan air bersih setinggi 20 cm untuk daerah yang bersuhu panas dan 15 cm untuk daerah yang lebih dingin, berikan larutan atau cairan yang dapat meningkatkan kualitas air dan menjaga kestabilan PH air pada setiap kolam penetasan agar kualitas air menjadi baik dan memenuhi persyaratan untuk proses pembenihan lele sangkuriang, untuk mengetahui kualitas air sebaiknya menggunakan alat pengukur PH air. Pada 4 kolam penetasan yang masih tersisa lakukan pengomposan pada 3 kolam, agar nanti bisa digunakan untuk tempat benih lele pada saat proses penyortiran. 1 kolam yang tersisa tidak perlu dikompos, gunanya untuk mengumpulkan seluruh kakaban yang akan diangkat pada hari ke 13. Setelah semua kakaban dari kolam pemijahan telah dipindahkan ke dalam kolam penetasan, maka semua indukan yang telah memijah harus dikembalikan ke dalam kolam indukan sore itu juga, pindahkan indukan dengan hati-hati, biasanya indukan lele akan beristirahat dan akan kembali bereproduksi setelah satu bulan jika dirawat dengan baik dan benar. Keesokan paginya biasanya telur-telur lele sangkuriang mulai menetas, benih-benih lele yang baru menetas tidak memerlukan makanan sampai pada hari ke empat, karena mereka masih memiliki cadangan makanan yang dibawa dari lahir, pada hari ke empat barulah benih-benih lele tersebut diberikan pakan alami berupa cacing sutera yang masih hidup. letakkan tumpukan cacing sutera yang dibagi menjadi 9 tumpukan kecil-kecil di dasar kolam pada sudut yang berbeda-beda agar seluruh benih rata mendapatkan makanan, pengontrolan cacing sutera sangat penting dan harus diperhatikan

oleh para pembudidaya pembenihan lele sangkuriang, jika habis tambahkan, begitu seterusnya sampai benih berumur 13 hari. Pada saat benih lele sangkuriang berumur 13 hari, seluruh kakaban dari kolam penetasan boleh dipindahkan kedalam kolam yang sudah tersedia. Lakukan pemindahan kakaban dengan sangat hatihati, sebaiknya kakaban dicelup-celupkan dulu dengan perlahan agar benih lele yang menempel terlepas. Setelah berumur 13 hari pemberian cacing sutera dihentikan lalu diganti dengan pengli (Pakan udang). Pemberian pengli dilakukan sedikit-sedikit agar benih terbiasa, berikan 6 kali setiap hari, pemberian pengli dihentikan jika sudah menghabiskan 5 kantong pengli. Setelah itu pakan diganti dengan PF1000, cara pemberian pakan dan banyaknya sama, yaitu sampai menghabiskan 5 kantong, setelah benih berumur 20 hari para pembenih lele sangkuriang biasanya melakukan penyortiran. Proses penyortiran pada usaha pembenihan lele sangkuriang menggunakan 3 jenis baskom sortir, baskom untuk ukuran benih 2/3 cm, baskom untuk ukuran benih 3/4 cm & baskom untuk ukuran benih 5/6 cm, pada penyortiran tahap pertama ini biasanya akan ditemukan 4 jenis ukuran : ~ Ukuran pertama adalah yang paling kecil, ukuran ini adalah benih yang lolos dari baskom 2/3 cm, masukan kembali benih lele ukuran paling kecil ini ke kolamnya semula dan berikan lagi pakan pengli. ~ Ukuran yang kedua adalah ukuran 2/3 cm, masukan benih ukuran 2/3 cm ini kedalam salah satu dari 3 kolam yang sudah tersedia yaitu, kolam yang sudah dikompos sebelumnya. Untuk benih ukuran ini pakan yang diberikan adalah PF1000, sesekali boleh juga diselingi dengan pengli. ~ Ukuran yang ketiga adalah ukuran 3/4 cm, masukan benih ukuran 3/4 cm ini kedalam salah satu dari 2 kolam yang tersisa. Benih ukuran ini juga diberikan pakan PF1000. ~ Ukuran benih yang keempat adalah ukuran 4/6 cm atau lebih, namun biasanya jumlahnya belum banyak, masukan benih ukuran ini kedalam kolam terakhir. Benih ukuran ini sudah boleh diberikan pakan L1. Benih-benih lele yang sudah ditempatkan dalam kolam yang sesuai dengan ukurannya harus dirawat dengan baik, perhatikan kualitas air dan hama-hama pengganggu yang mungkin saja muncul dan dapat mengganggu kelangsungan hidup benih-benih lele tersebut, berikan pakan sesuai aturan yang telah ditentukan. Satu minggu kemudian atau setelah benih lele berumur 27 hari, lakukan penyortiran tahap dua, pada penyortiran yang kedua ini biasanya benih lele dengan ukuran 5/6 cm sudah mulai banyak, para pengusaha pembenihan lele sangkuriang sudah bisa menjual benih lele tersebut kepada para peternak lele yang bergerak pada segmen pembesaran, namun jika masih ingin membesarkan benih sampai ukuran yang lebih besar lagi, lakukan tahap-tahap seperti sebelumnya.

Pakan Lele

engetahui jenis-jenis pakan lele adalah hal yang sangat penting dalam usaha ternak lele, seperti

pada umumnya, pada pembudidayaan hewan ternak apapun pakan merupakan faktor yang sangat penting, tanpa pemberian pakan yang baik mustahil untuk mewujudkan target produksi yang akan dicapai meskipun benih yang digunakan adalah kualitas super. Pada usaha ternak lele, disamping lokasi/tempat dan kondisi air, pakan merupakan salah satu faktor penunjang utama pertumbuhan dan kesehatan lele. Pakan lele yang baik serta ditunjang dengan tata cara pemberian pakan yang tepat, baik dalam hal waktu maupun penggunaannya, sehingga para peternak lele dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari ikan yang terkenal banyak makan ini. Adapun jenis-jenis pakan lele adalah : ~ Pakan lele yang pertama adalah pelet, pelet merupakan pakan yang biasanya diproduksi oleh pabrik, komposisi pelet olahan pabrik biasanya mengandung ; berbagai macam jenis tepung (terigu, ikan, tulang, daging), bungkil kedelai dan kelapa, mineral, dedak halus, minyak dan berbagai macam vitamin yang diperlukan untuk ikan lele. Mayarakat pada umumnya mengenal dua jenis pelet, pelet apung dan pelet tenggelam. Seperti namanya, disebut pelet apung karena sifatnya yang mengapung diatas air kolam pada saat ditebar, sementara pelet tenggelam adalah jenis pelet yang langsung akan tenggelam jika ditebar pada kolam. Pabrik yang memproduksi pelet di Indonesia sangat banyak, oleh karena itu sebaiknya para peternak lele harus selektif dalam memilih jenis pelet dan tempat pembeliannya. Pilihlah pelet yang berprotein tinggi, biasanya kandungan protein yang tinggi terdapat dalam pelet apung, sementara pelet tenggelam kisaran proteinnya lebih rendah, oleh sebab itu para pelaku usaha budidaya lele disegmen pembesaran biasanya hanya memberikan pelet tenggelam pada saat akhir menjelang masa panen. ~ Pakan lele yang kedua adalah pakan tambahan, pakan tambahan digunakan oleh para peternak lele di segmen pembesaran agar lebih dapat menekan biaya produksi. Sesuai namanya, pakan tambahan bersifat sebagai tambahan, tidak baik memberikan pakan tambahan secara berlebihan, Pemberian pakan tambahan yang baik biasanya + sepuluh hari pada saat akan menjelang masa panen. Menurut pengalaman para peternak lele, karena pemberian pakan tambahan ini pada saat pekan terakhir panen, maka yang dikurangi adalah takaran pelet tenggelam. Jenis pakan tambahan untuk pakan lelesangat banyak, tergantung selera dan kemudahan yang bisa dilakukan oleh para peternak lele, misalnya ; ayam tiren, ikan runcah ataupun yang lainnya yang penting memiliki kandungan protein dan gizi yang cukup untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan, dengan catatan harus mengolah pakan tambahan dengan baik dan benar serta tetap menjaga kebersihan dan kesehatan pakan agar baik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. ~ Pakan lele yang ketiga adalah pakan alami, pakan alami adalah pakan yang dihasilkan oleh alam dan mengandung protein cukup tinggi sehingga sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele, jenisnya juga sangat banyak dan beragam seperti ; cacing sutera, biasanya cacing sutera digunakan pada segmen pembenihan, diberikan pada saat benih lele berumur 4 hari s/d 13 hari. Pakan alami lainnya adalah plankton, uget-uget, kutu air atau mikroorganisme lainnya yang bisa tumbuh di dalam kolam, namun pertumbuhannya sangat sedikit, oleh karena itulah dilakukan proses pengomposan pada kolam perawatan benih dan pembesaran agar pertumbuhan mikroorganisme yang menguntungkan bisa lebih banyak, dan sangat disarankan untuk tidak mengganti air kolam sampai pada saat panen, kecuali terjadi hal-hal yang mengharuskan untuk mengganti air kolam.

Cara Pemberian Pakan Lele Ditulis tanggal 30 Jun 2011

engetahui tata cara pemberian pakan lele merupakan hal yang sangat penting dan

berpengaruh sangat besar dalam kesuksesan produksi budidaya ternak lele. Sebaliknya, kesalahan dalam tata cara pemberian pakan lele dapat berakibat buruk, dari benih atau bibit lele yang mudah terserang penyakit sampai kondisi yang paling fatal yaitu kematian pada ikan lele yang dibudidayakan. Banyaknya keluhan dari para pengusaha ternak atau budidaya lele tentang penyakit yang menjangkit lele peliharaan mereka sebagian besar diakibatkan dari kurang atau mungkin sama sekali belum mengetahui tentang tata cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, adapun tata cara pemberian pakan lele dapat dibagi menjadi : 1. Waktu Pemberian Pakan 2. Persiapan Pemberian Pakan 3. Cara Memberikan Pakan Tata cara pemberian pakan lele pada segmen pembenihan dan pembesaran tidak terlalu banyak perbedaan, perbedaan paling mendasar hanya pada pakan alami dan pakan tambahan. Pada segmen pembenihan ada pemberian pakan alami berupa cacing sutera pada saat larva berumur lima hari, sementara pada segmen pembesaran jarang sekali ada pembudidaya yang meberikan cacing sutera, sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan berupa ayam tiren, ikan runcah dan lainnya. Kita akan coba menjelaskan satu persatu dari ketiga bagian tata cara pemberian pakan lele. 1. Waktu Pemberian Pakan Dalam tata cara pemberian pakan lele, mengetahui waktu pemberian pakan merupakan hal yang sangat penting, selain harus mengatur waktu pemberian pakan lele sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, baik yang menggunakan tiga kali sehari atau lima sampai dengan enam kali sehari (Setiap 3 jam). Yang sangat penting dan harus diperhatikan adalah pemberian pakan lele tidak boleh dimulai terlalu pagi, atau lebih jelasnya, jangan memberikan pakan pada lele sebelum jam sembilan pagi. Kenapa demikian? Berdasarkan penelitian pada waktu pagi sebelum jam sembilan, permukaan air kolam masih tercemar oleh zat-zat yang merugikan yang dibawa oleh udara, jadi jika kita memberikan pakan pada saat yang terlalu pagi, maka pakan akan bercampur dengan zat-zat tersebut sehingga menjadi racun dan berbahaya bagi kesehatan ikan. Dengan menunggu hingga jam sembilan, diharapkan sudah cukup waktu untuk zat-zat tersebut menguap karena disinari oleh matahari. Adapun penyakit yang bisa ditimbulkan dari kebiasaan memberikan pakan yang terlalu pagi adalah radang insang, diakibatkan oleh parasit karena ikan memakan pakan yang telah tercemar oleh zat-zat yang merugikan. 2. Persiapan Pemberian Pakan Walaupun terlihat sepele, persiapan pemberian pakan juga merupakan faktor yang tidak bisa dilupakan dalam tata cara pemberian pakan lele. Persiapan pemberian pakan untuk pakan yang berbentuk pelet, sebaiknya para pengusaha ternak lele harus membiasakan membibis pakan pelet yang akan diberikan (kecuali pelet tenggelam), Bibis adalah proses membasahi pelet dengan air (dianjurkan dengan air hangat), gunanya agar pelet mengembang, sehingga ikan lele yang mempunyai sifat rakus tidak akan memakan pelet terlalu banyak atau berlebihan, jika kita

memberikan pelet dalam kondisi kering, lele akan terus saja menyantap pelet dengan rakus, terlalu banyaknya lele menyantap pelet kering yang belum mengembang akan berakibat fatal, karena peletpelet tersebut akan mengembang dalam perut lele, kondisi ini akan berakibat buruk pada kesehatan lele bahkan bisa mengakibatkan kematian. Adapun tata cara pemberian pakan lele untuk pakan tambahan persiapannya adalah dengan cara mengolah atau membersihkan pakan tersebut dengan baik, misalnya jika kita membeli cacing sutera dari toko ikan atau pengepul, sebaiknya cacing-cacing tersebut dicuci atau dibilas sebelum disebar ke kolam. Atau jika kita menggunakan ayam tiren pada segmen pembesaran, sebaiknya ayam tersebut direbus, jangan dibakar, karena jika dengan proses membakar, biasanya yang matang/hangus hanya bagian kulitnya saja, sementara bagian dalamnya belum matang, sehingga masih terdapat zat-zat yang berbahaya untuk kesehatan ikan, sementara jika prosesnya dilakukan dengan cara merebus, biasanya ayam tiren akan matang secara keseluruhan dan aman dikonsumsi oleh lele. 3. Cara Memberikan Pakan Cara memberikan pakan yang baik juga wajib diketahui oleh para pelaku usaha ternak lele agar tata cara pemberian pakan lele menjadi lengkap dan tepat guna. a. Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian, untuk mudahnya kita umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung kiri, langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung kanan kolam, setelah pelet habis, sebar lagi secukupnya pada sisi tengah kolam, setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam, lakukan proses tersebut sampai ikan lele kenyang, cirinya adalah terlihatnya beberapa butir pelet yang tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam. Metode pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak, sehingga membantu pertumbuhan ikan, selain itu, dengan cara ini para pelaku usaha ternak lele juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan lele. b. Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda, pelet tenggelam tidak disebar, melainkan hanya ditebarkan pada satu titik, sesuai namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar, jadi tebarkanlah sedikit-sedikit, karena lele termasuk ikan yang suka mengejar pakan yang bergerak, jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak akan dimakan, jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon ikan sudah nampak menurun, sebaiknya pemberian pakan dihentikan, ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan pelet tenggelam. c. Pada segmen pembenihan, pakan alami seperti cacing sutera diberikan dengan cara disebar di sudut, di sisi dan di bagian tengah kolam, cacing sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan kemudian diletakkan pada titik yang berbeda, tehnik ini sangat efektif karena larva lele yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada segmen pembesaran, pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren sebaiknya digantung, hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa tulang yang berserakan pada dasar kolam, dengan cara seperti ini, tulang yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang, sisa tulang yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak lele pada saat panen atau menguras kolam, karena bisa saja terinjak dan melukai kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal. Semoga saja ulasan ini bermanfaat, diharapkan dengan diterapkannya cara pemberian pakan lele yang baik dan benar, para pelaku usaha ternak lele dapat mencegah resiko lele terserang penyakit atau kerugian lainnya, sehingga angka kematian lebih dapat diminimalisir dan dapat mencapai target

produksi yang diinginkan, karena pada prinsipnya, mencegah itu sangat jauh lebih berguna dari pada mengobati, sukses untuk seluruh pengusaha ternak lele Indonesia, salam

Cara Sukses Budidaya Ikan Lele Ditulis tanggal 14 Jul 2011

anyak orang yang tergiur dengan kesuksesan budidaya ikan lele, khususnya lele sangkuriang,

pemberitaan tentang tokoh-tokoh yang sukses dalam usaha ternak atau budidaya lele semakin menginspirasi banyak orang untuk ikut terjun dan berharap meraih kesuksesan dalam usaha ini. Ditambah lagi dengan semakin banyaknya informasi dari beberapa media tentang peluang usaha budidaya ikan lele yang semakin menjanjikan karena pangsa pasarnya yang luas dan permintaan akan ikan lele yang terus meningkat, bahkan belakangan ini telah ramai dibicarakan bahwa ikan lele akan ikut andil dalam komoditi ekspor, dikarenakan ada beberapa negara yang memang sangat membutuhkan pasokan ikan lele, bagi para pelaku usaha dan bisnis hal ini tentunya lebih menambah semangat lagi untuk segera memulai usaha budidaya ikan lele. Semangat dan keyakinan memang sangat dibutuhkan dalam merintis suatu usaha, akan tetapi kesuksesan memerlukan lebih dari sekedar semangat dan keyakinan, telah banyak orang yang merasa yakin dan bersemangat penuh untuk menggeluti usaha budidaya atau ternak ikan lele harus berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan, jenis usaha atau bisnis yang berbasis pada mahluk hidup memang mempunyai tantangan tersendiri, sebagai orang yang baru akan memulai atau mungkin sudah pernah gagal tidak ada salahnya langkah-langkah dibawah ini dijadikan bahan pertimbangan : 1. Kenali Ikan Lele Jangan menganggap remeh masalah ini, jika anda memulai usaha budidaya ikan lele tanpa mengenal ikan lele adalah merupakan kesalahan yang fatal, kenalilah jenis-jenisnya, habitatnya, makanan dan tata cara perawatannya. 2. Perisapan Kolam Ikan lele Persiapan kolam merupakan kewajiban yang sangat penting dan harus diperhatikan dengan baik bagi para pelaku usaha budidaya lele, banyak kesalahan awal terjadi dari sini, kolam ikan lele yang tidak memenuhi persyaratan akan berakibat buruk untuk kelanjutan usaha budidaya ikan lele, kolam haruslah disesuaikan dengan kebutuhan, apakah untuk segmen pembenihan atau segmen pembesaran, demikian juga dengan jenis kolamnya, kolam tanah, kolam semen atau kolam terpal, ukuran kolam juga harus diperhatikan agar dapat disesuaikan dengan kisaran tebar ideal yang biasanya berkisar 100 s/d 120 ekor/m2. 3. Persiapan Air Kolam Langkah selanjutnya adalah persiapan air kolam, persiapan ini juga wajib dan berperan sangat penting, pasalnya, banyak penyakit dan tingginya angka kematian ikan lele bisa jadi faktor penyebabnya adalah karena kondisi air yang tidak memenuhi syarat, misalnya saja masalah ph air, banyak pengusaha ternak lele hanya sebatas mengetahui saja bahwa ph yang baik untuk ikan lele adalah antara 7 s/d 8, mengetahui tapi tidak menerapkannya adalah langkah yang sangat merugikan, khususnya dalam usaha budidaya ikan lele, jangan sekali-kali berani menebar benih dengan kondisi ph yang belum memenuhi syarat, maka itu sebaiknya gunakanlah alat pengukur ph yang kini telah banyak di pasaran. Sekali lagi yang perlu diingat, ikan lele adalah mahluk yang hidup di air, jadi

usahakanlah ikan lele tersebut merasa nyaman dan sesuai dengan kebutuhan hidupnya dengan melaksanakan persiapan air kolam secara benar sehingga ikan lele dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan target yang kita inginkan. 4. Tata Cara Pemberian Pakan Ikan Lele Terdengarnya mudah, tapi jangan pernah menganggap remeh masalah pemberian pakan untuk ikan lele, apalagi bagi para pembudidaya yang baru memulai, boleh jadi ikan lele adalah jenis ikan yang rakus dan tergolong omnivora, tapi jika tidak benar dalam tata cara dan waktu pemberian pakannya sama saja anda sedang melakukan pembuangan uang ke dalam kolam, kenapa demikian? Karena banyak jenis penyakit yang timbul dan mengakibatkan kematian pada ikan lele disebabkan dari kesalahan tata cara dan waktu pemberian pakan, kalau sudah demikian dua hal yang pasti akan terjadi, anda akan kehilangan banyak bibit lele dan pakan yang terbuang sia-sia. 5. Proses Pengambilan dan Penebaran Indukan atau Bibit Ikan Lele Proses pengambilan dan penebaran indukan atau bibit ikan lele harus dilakukan dengan cara-cara yang benar, misalnya proses pembelian induk untuk segmen pembenihan, selain kualitas indukan ikan lele yang harus baik, tempat pembelian juga harus terjamin dan dapat dipercaya, setelah itu proses pengiriman indukan juga harus dengan cara-cara yang benar, agar indukan ikan lele tidak stres dan selamat sampai ke kolam kita, pada saat indukan ikan lele dilepaskan dikolam indukan juga harus dengan tata cara yang benar. Pada segmen pembenihan juga ada proses penyortiran, bibit lele yang sudah disortir sesuai dengan ukurannya akan dijual atau dimasukkan kedalam kolam pembesaran benih selanjutnya, para pengusaha budidaya lele biasanya melakukan proses puasa pada benih lele sebelum melakukan penyortiran, hal ini juga dilakukan oleh para pembudidayai ikan lele pada segmen pembesaran, para pembudidaya ikan lele di segmen pembesaran biasanya tidak langsung memberi makan pada bibit lele yang baru ditebar selama setengah hari, berdasarkan pengalaman, bibit lele yang ditebar dan langsung diberi makan lebih rentan terserang penyakit dan mati. Langkah-langkah ini mungkin hanya acuan dasar dari banyak faktor pendukung kesuksesan dalam usaha budidaya ikan lele, untuk lebih jelasnya anda bisa membaca artikel lainnya pada situs kami, jadilah ahli sebelum memulai usaha dengan banyak membaca artikel dan sharing seputar dunia lele di ternaklele.com. Salam sukses untuk anda semua

Inovasi Teknologi Kolam Budidaya Lele Ditulis tanggal 11 Jul 2011

novasi Teknologi dalam budidaya lele terus mengalami perkembangan, terlebih beberapa tahun

belakangan ini, dari setiap sisi perubahan pada teknologi budidaya lele diharapakan mampu meningkatkan produksi dengan cara yang lebih evisien namun tetap evektif, sehingga para pelaku usaha ternak dan budidaya lele lebih bisa dimudahkan lagi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dari sekian banyak inovasi teknologi budidaya lele, yang paling menarik adalah tata cara pembuatan kolam, teknologi pembuatan kolam dalam budidaya lele terus mengalami perubahan, yang paling terkenal dan sering dibicarakan belakangan ini adalah teknologi kolam terpal. Selain lebih murah dari sisi ekonomi, perawatan kolam terpal juga relatif lebih mudah dan tetap bisa diandalkan karena dapat menekan angka kerugian benih atau bibit lele, jika dibandingkan dengan kolam lele dari tanah, resiko

kerugian para pengusaha budidaya lele akan lebih besar, karena pada kolam tanah banyak terdapat hama dan terkadang terjadi kebocoran yang sulit untuk dideteksi. Inovasi teknologi kolam pada budidaya lele juga dapat disesuaikan dengan lahan dan kemampuan modal para pengusaha budidaya dan ternak lele, contoh yang paling signifikan misanya pada pada segmen pembenihan, sebelumnya para pembudidaya ikan lele beranggapan pembuatan kolam pada segmen pembenihan harus menggunakan lahan yang cukup luas, anggapan itu belakangan ini ditepis oleh beberapa orang pembudidaya lele sangkuriang yang memiliki lahan dan modal usaha terbatas, pada dasarnya lahan dan modal usaha yang besar memang sangat berguna bagi setiap pengusaha, namun jika kita memiliki keterbatasan, bukan suatu alasan bagi kita untuk menyerah, bahkan bagi beberapa rekan pembudidaya lele sangkuriang, keterbatasan itu malah memicu mereka untuk lebih mengembangkan potensi yang ada. Keterbatasan lahan dan modal menginspirasi mereka untuk dapat terus melakukan budidaya lele pada segmen pembenihan, untuk proses pemijahan digunakan kolam yang lebih kecil dengan ukuran 2m(P)x1,5m(L)x1m(T), menggunakan 4 kakaban, indukan lele yang dipijahkan juga hanya 2 jantan dan 1 betina, sementara kolam penetasan yang digunakan berukuran 2mx4mx0,5m sebanyak 6 buah, 4 kolam diperuntukan untuk penetasan, saat indukan telah bertelur dikakaban, pada setiap kolam penetasan diletakkan satu kakaban, sementara 2 kolam yang tersisa digunakan untuk hasil penyortiran benih lele, berdasarkan pengalaman, dengan tehnik ini hasil produksi tetap evektif , bahkan beberapa pembudidaya lele mengakui dengan tehnik seperti ini hasil produksi benih lele lebih meningkat. Untuk anda yang belum mencoba, silahkan mencoba, untuk yang sudah mencoba, semoga kesuksesan dalam budidaya lele terus menginspirasi anda, salam sukses

Pemasaran Lele Ditulis tanggal 21 Jan 2011

ata cara pemasaran lele atau menjual hasil produksi lele sebenarnya tidak terlalu sulit, namun

sangat wajar jika seorang yang baru memulai atau baru akan menjalankan usaha ternak lele biasanya muncul pertanyaan bagaimana nanti cara memasarkannya? Jangan-jangan pemasaran lele itu sulit dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan atau keraguan seputar pemasaran ikan lele, dikarenakan terlalu banyak keraguan dan kekhawatiran akan hal tersebut akhirnya malah banyak orang yang tadinya sudah memiliki semangat usaha yang tinggi malah mengurungkan niatnya untuk menggeluti usaha ternak lele. Dalam satu usaha, pemasaran merupakan hal yang sangat penting, demikian juga halnya dalam pemasaran lele, namun sangat disayangkan jika kegagalan pemasaran produksi lele terjadi karena faktor usaha pemasaran yang kurang atau memang belum menjalankan strategi pemasaran lele secara maksimal, apa pendapat anda tentang orang-orang yang kalah sebelum berperang? Menyedihkan bukan Peluang pemasaran lele sangat besar, ini bukan sekedar slogan atau propaganda, telah banyak survey dan riset-riset pemasaran dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dibidangnya, kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi memang semakin meningkat, jika kebutuhan masyarakat akan lele konsumsi semakin meningkat, mungkinkah pemasaran lele akan sulit? Pertanyaannya, sudahkah tata cara pemasaran lele dilakukan dengan maksimal? Sebelum membahas tata cara pemasaran lele, yang pertama kita lakukan adalah mengetahui sasaran atau target pasar ikan lele konsumsi, mungkin telah

banyak diinformasikan bahwa terdapat beberapa target pasar untuk ikan lele konsumsi, diantaranya adalah ; warung pecel lele, warteg, rumah-rumah makan lainnya atau bahkan resto-resto yang sudah mulai menawarkan menu special ikan lele, ditambah lagi belakangan ini semakin banyak berkembang tempat-tempat usaha yang mengelola daging ikan lele atau yang lebih dikenal dengan istilah lele olahan, mulai dari baso lele sampai dengan lele presto, ini baru target pemasaran lele secara umum, namun untuk orang-orang yang ingin melakukan pemasaran lele hal ini jangan dianggap remeh, dari tempat-tempat inilah sebetulnya daya serap kebutuhan lele sangat tinggi. Sebagai contoh yang mudah untuk target pemasaran lele adalah warung pecel lele yang kian menjamur dimana-mana. Analogikan saja jika di sekitar kita ada sekitar 50 warung pecel lele, ini adalah perumpamaan standart dan mungkin dalam wilayah yang radiusnya tidak terlalu luas, berdasarkan survey dilapangan, kebutuhan ikan lele konsumsi perwarung pecel lele adalah 2 s/d 3 kg/hari pada hari biasa, bahkan pada hari-hari libur bisa meningkat hingga 5 kg atau lebih perharinya, jika dikalikan saja dengan angka yang terendah yaitu 2 kg/hari x 50 warung pecel lele, maka kebutuhan lele konsumsi di daerah kita adalah 100 kg/hari atau 3 ton/bulan. Jika dengan estimasi sederhana seperti contoh diatas saja sudah jelas kebutuhan akan lele konsumsi di daerah sekitar kita, maka kenapa harus pusing memikirkan pemasaran lele atau untuk yang baru memulai usaha ternak lele, terlalu khawatir berlebihan sampai-sampai kalau tidak laku harus mengirim kemana? Setelah mengetahui kebutuhan lele konsumsi di daerah sendiri, mari hitung kemampuan produksi , tentunya dengan hitungan yang sederhana juga. Untuk peternak lele yang baru memulai usaha, katakanlah usaha pembesaran lele dimulai dengan 1.000 benih yang ditebar pada kolam 10m2, berdasarkan pengalaman budidaya lele dengan benih 1.000 ekor tersebut biasanya akan memanen hasil sekitar 1 kuintal atau lebih ikan lele konsumsi setelah 60 hari atau 2 bulan, tentunya dengan perawatan dan tata cara pemberian pakan lele yang sesuai aturan, rasanya untuk memenuhi kebutuhan lele di daerah sendiri saja yang berkisar 3 ton/bulan kita harus bekerja keras dan ekstra semangat lagi. Dari estimasi tersebut terbukti bahwa pemasaran lele di daerah sekitar kita saja sudah merupakan peluang yang sangat besar, apalagi jika anda memang memiliki kemampuan di bidang marketing, itu baru dari warung pecel lele saja, bagaimana dengan peluang pemasaran lele pada usaha pengelolaan daging lele yang lainnya, pastinya akan lebih banyak lagi peluang pemasaran lele yang akan didapatkan. Bahkan ada beberapa pengalaman dari para peternak lele skala rumah tangga, mereka hanya memiliki kolam di halaman rumah, saat akan panen mereka memasang plang di depan rumah, alhasil seluruh produksi lelenya laris terjual. Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul, hal ini bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus menjualnya sendiri. Jika ada pertanyaan, dimana kita bisa mendapatkan pengepul? Percaya deh, disetiap daerah terdapat banyak para pengepul, tergantung usaha, lobi dan nego anda dengan pihak-pihak yang terkait. Mungkinkah melakukan pemasaran lele jika kita tidak memiliki produksi? Segala sesuatunya harus dicoba, selagi dalam koridor yang baik dan benar, dalam era sekarang ini kita harus lebih aktif dan kreatif khususnya dalam menciptakan pangsa pasar sendiri, bukan berarti ada larangan untuk mendapat pangsa pasar yang lebih luas, contoh di atas adalah untuk rekan-rekan yang baru atau baru

akan memulai, semoga bisa lebih termotivasi, jika anda seorang peternak lele professional atau sudah menguasai peta pemasaran lele nasional mungkin hal tersebut jauh lebih baik, namun yang dibahas disini adalah bagaimana memulai usaha dari skala yang sangat sederhana namun bisa menciptakan pasar sendiri yang lebih mudah dan dekat dengan lokasi ternak lele, sehingga tidak terlalu dipusingkan dengan proses pengiriman, resiko dan biaya tambahan yang nantinya malah akan keluar lebih banyak lagi. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah sendiri, biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele akan berkembang seiring dengan semakin banyaknya permintaan dan relasi yang terus bertambah.

Anda mungkin juga menyukai