DEFINISI
Mual keinginan tiba-tiba untuk muntah dan sering mengawali dan disertai muntah.
DEFINISI
Retching aktivitas respirasi secara ritmis yang mendahului muntah. Regurgitasi ekspulsi ringan isi lambung tanpa mual dan kontraksi otot diafragma perut.
serotonin 5-HT3 receptors; these may be stimulated by biliary or gastrointestinal distention, mucosal or peritoneal irritation, or infections.
histamine H1 and muscarinic cholinergic receptors. (3) sights, smells, or emotional experiences may induce vomiting. patients receiving chemotherapy may develop vomiting in anticipation of its administration. opioid, serotonin 5-HT3, neurokinin 1 (NK1) and dopamine D2 receptors.
Chemoreceptor trigger zone, located outside the blood-brain barrier in the area postrema of the medulla,
Drugs and chemotherapeutic agents, toxins, hypoxia, uremia, acidosis, and radiation therapy.
PATOFISIOLOGI
Relaksasi fundus dan sfingter + pe cepat tek. Intra abdomen (oleh otot abdomen dan diafragma) isi lambung terlempar ke esofagus Pe tekanan intratorakal mendorong ke mulut Reflek palatum dan glotis menutup nasofaring dan trakea.
PATOFISIOLOGI
Muntah dikontrol oleh 2 area di brainstem:
Pusat muntah Chemoreceptor trigger zone Aktivasi Chemoreceptor trigger zone impuls pusat muntah mekanisme Muntah
ETIOLOGI
HARRISON
PEMERIKSAAN
Anamnesis : Riwayat obat Waktu dan karakter:
Muntah pagi hari kehamilan, uremia, gastritis alkoholik Feculent emesis obtruksi usus distal, fistula gastrcolic Muntah proyektil: pe TIK, Muntah setelah makan : psikogenik,ulkus peptik, obbstruksi pylori, gastroparesis
Patients with acute or chronic symptoms should be asked about neurologic symptoms that suggest a central nervous system cause headache, stiff neck, vertigo, and focal paresthesias or weakness.
Acute symptoms without abdominal pain The acute onset of severe pain peritoneal irritation,
acute gastric intestinal obstruction pancreaticobiliary disease. Examination may reveal fever, focal tenderness or rigidity, guarding, or rebound tenderness.
Persistent vomiting
pregnancy gastric outlet obstruction gastroparesis ntestinal dysmotility psychogenic disorders central nervous system or systemic disorders.
Deplesi cairan IV
Malignancy
Labirin disease
Vertigo Tinitus
Muntah
Nyeri kepala + gangguan lapangan pandang
Demam
Inflamasi
Peningkatan TIK
Hematemesis
Muntah darah segar atau kehitaman (coffe ground) yang berasal dari proksimal ligamentum treiz
VARISES ESOFAGUS
Gambaran klinik: 1. Vomitus dengan darah merah terang 2. Riwayat penyalahgunan alkohol atau gangguan kesehatan dengan demam ringan, perdarahan hidung yang tidak jelas sebabnya dan adanya edema pada pergelangan kaki.
SYNDROMA MALLORY-WEISS
Robekan awal mulanya terjadi pada mukosa lambung, tetapi dalam perjalanannya menjalar ke esofagus. Terjadi karena herniasi mendadak lambung lewat diafragma setelah terdapat kenaikan tekanan intra abdomen. Gejala ingin muntah dan vomitus selalu mendahului hematemesis. Riwayat minum-minuman keras dalam jumlah banyak.
EROSI LAMBUNG
Umumnya terjadi akibat meminum obatobatan ulserogenik (aspirin, Indometazin, Fenilbutason dan Naproksen) Penggunaan alkohol dalam jumlah banyak.
ULKUS PEPTIKUM
Ulkus peptikum kronis merupakan penyebab tersering yang sering dijumpai. Ulkus duodenum>>> Penggunaan obat anti inflamasi non steroid.
NEOPLASMA
NEOPLAMA
Disfagia dan anemia akibat kehilangan darah yang kronis merupakan gambaran yang dijumpai pada karsinoma esofagus.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi Palpasi masa? Perkusi Auskultasi Bising usus? Suara paru? Funduskopi papiledem Cek elektrolit Iron deficiency anemia mucosal injury Hepatobilier
Pemeriksaan penunjang
TERAPI
Foto abdomen Upper endoscopy Colonoscopy CT SCAN MRI
KOMPLIKASI
Ruptur esofagus Mallory-Weiss syndrome Dehidrasi Malnutrisi Caries gigi Alkalosis metabolik Hipokalemia Pneumonitis aspirasi
TERAPI
Antihistamin (Dimenhydrinate dan promethazine HCl) disfungsi telinga dalam (labirin) vertigo, and migraines. Anticholinergik (scopolamin) motion sickness Metocloperamid Serotonin 5-HT3-receptor antagonists Ondansetron, granisetron, dolasetron, and palonosetron are effective in preventing chemotherapy- and radiation-induced emesis when initiated prior to treatment
TERIMA KASIH