Anda di halaman 1dari 4

KEIMANAN Dalam karya tafsirnya Al Mizan, Allamah Thabathabai menjelaskan secara panjang lebar maksud ayat ini.

Allah meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh ( sehingga mereka selalu konsisten orangmenghadapi segala ujian dan cobaan) di dunia dan akhirat (QS. Ibrahim: 27)

Beliau menegaskan bahwa orang-orang yang beriman apabila konsisten serta bertahan orangmemantapkan iman mereka , Allah akan memantapkan mereka atas dasar keimanan itu di dunia dan di akhirat. Tanpa pemantapan dari Allah, maka kemantapan yang bersumber dari diri manusia saja tidak akan bermanfaat dan mereka tidak akan memperoleh manfaat sedikitpun. Demikian ini karena segala persoalan kembali kepada Allah juga. Dengan demikian , penggalan ayat ini sejajar dengan firmanNya : Ketika mereka sesat, Allahpun menyesatkan mereka (QS. Ash-Shaff:5). Hanya saja lanjut Allamah AshThabathabaiThabathabai- dalam hal kesesatan , manusia yang bermula, baru Allah SWT mengukuhkan sesuai dengan keinginan orang yang sesat. Sedangkan dalam hal petunjuk, Allah yang bermula, sedangkan sang hamba mempertahankannya lalu Allah lebih mengukuhkannya lagi. Allah SWT menciptakan manusia dalam kesucian fitrah, Dia menancapkan naluri Ketuhanan dalam jiwanya dan mengilhaminya kedurhakaan serta ketakwaan. Ini adalah hidayah fitrah, yang kemudian didukung oleh ajakan agama yang disampaikan oleh para Nabi dan RasulNya. Manusia jika mengikutri fitrah kesuciannya dan cenderung untuk mencapai makrifat serta beramal salih, niscaya Allah SWT menganugerahinya hidayah, sehingga dengan demikian dia memperoleh dari Allah hidayah kepada keimanan setelah kesucian fitrah itu.

KEIMANAN Sebaliknya apabila ia menyimpang dari tuntunan fitrahnya, terbawa oleh dunia dan nafsunya serta membelakangi kebenaran, maka dia dalam keadaan sesat, tetapi kesesatan itu bukan bermula dari Allah SWT. Kesesatan yang bermula dari dirinya ini, mengundang tambahan penyesatan dari Allah SWT terhadapnya dari jalan yang lurus, dan Dia akan memantapkan penyesatanNya pada orang tersebut. Ketika ini Allah telah mencabut taufik Nya dan tidak lagi melimpahkan kepadanya rahmat dan hidayah Nya. Ini terjadi setelah dia sebelumnya memilih kesesatan. Karena itu redaksi ayat berbicara tentang kesesatan menetapkan terlebih dahulu kesesatan mereka dengan menyatakan Ketika mereka sesat, Allahpun
menyesatkan mereka (QS. Ash-Shaff:5). Ash-

Kita dapat melihat bahwa yang disebut terlebih dahulu oleh ayat ash- Shaff ini adalah ashkesesatan mereka, baru dinyatakan bahwa Allah menyesatkan, sedang pada ayat 27 surah Ibrahim yang sedang diterangkan ini dinyatakan bahwa Allah meneguhkan orang-orang orangyang beriman dengan ucapan yang teguh yakni yang dibicarakan adalah orang-orang orangyang beriman, atau dengan kata lain mereka yang telah memiliki keimanan, mereka itulah yang diteguhkan oleh Allah SWT. Iman terlebih dahulu ada dalam hati mereka, baru kemudian Allah meneguhkannya. Namun, perlu diingat bahwa keimanan awal itupun pada hakekatnya bermula dari Allah SWT . Karena Dialah yang menciptakan manusia memiliki fitrah keimanan. Itulah yang disusul oleh kecenderungan hatinya, selanjutnya lagi Allah SWT untuk kedua kalinya- mengukuhkan kecenderungan dan kalinyapilihan manusia beriman itu.

KEIMANAN Pemantapan iman ini,apabila dihubungkan dengan pohon yang baik, adalah pemantapan akar pohon itu sehingga terhunjam kedalam tanah. Kalau akar pohon telah terhunjam, maka ia akan tumbuh berkembang dan berbuah pada setiap saat. Artinya, ia akan berkembang di dunia dan di akhirat.

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai