Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sanitasi Kapal Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit dengan melenyapkan atau mengendalikan faktor-faktor lingkungan yang merupakan mata rantai penularan penyakit. Sedangkan menurut Permenkes No.530/87 sanitasi kapal adalah segala usaha yang ditujukan terhadap faktor lingkungan di dalam kapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal mencakup seluruh aspek penilaian kompartemen kapal antara lain dapur, ruang penyediaan makanan, palka, gudang, kamar anak buah kapal, penyediaan air bersih, dan penyajian makanan serta pengendalian vektor penular penyakit atau rodent (WHO, 2005). Sanitasi kapal berlaku untuk semua jenis kapal baik kapal penumpang, maupun kapal barang. Pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan untuk pengeluaran sertifikat sanitasi guna memperoleh Surat Izin Kesehatan Berlayar (SIKB). Hasil pemeriksaan dinyatakan berisiko tinggi atau risiko rendah, jika kapal yang diperiksa dinyatakan risiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control Certificate (SSCC) setelah dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko rendah diterbitkan Ship Sanitation Exemption Control Certificate (SSCEC), dan pemeriksaan dilakukan dalam masa waktu enam bulan sekali (WHO, 2007). Adapun institusi yang bahwa memiliki KKP kewenangan mempunyai untuk melakukan pemeriksaan adalah Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Menurut Permenkes No.356/Menkes/IV/2008, tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja Pelabuhan/ Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak kesehatan lingkungan. Selain itu salah satu fungsi penting KKP adalah pelaksanaan pengamatan penyakit karantina dan penyakit menular potensial wabah nasional sesuai penyakit yang berkaitan dengan lalulintas internasional, pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan Pelabuhan / Bandara dan Lintas Batas Darat (DepkesRI, 2008).

Tujuan pemeriksaan sanitasi kapal dimaksudkan agar kapal bebas dari ancaman penyakit yang berpotensi wabah, dan mencegah penularan penyakit menular, serta menciptakan suasana nyaman dan aman bagi penumpang, ABK maupun nakhoda kapal (WHO, 2007). Upaya sanitasi kapal merupakan tanggung jawab pemilik kapal melalui nakhoda kapal dan anak buah kapal. ABK bertanggung jawab terhadap kebersihan kapal dan sarana lainnya yang mendukung sanitasi kapal. Sedangkan fungsi Nahkoda kapal adalah sebagai pemimpin dan pengendali keseluruhan dari pelaksanaan sanitasi kapal. Pemilik kapal wajib menyertakan Standart Operational Prosedure (SOP) sanitasi kapal yang mengacu pada IHR dan ketentuan lainnya (WHO, 2005). Menurut WHO (2007) nahkoda kapal bertanggung jawab terhadap keamanan kapal dari sumber panyakit dan melaporkan dalam bentuk form MDH (Maritime Declaration of Health) kepada otoritas kesehatan pelabuhan setiap masuk wilayah suatu negara. 2.3. Tugas dan Fungsi Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan Tugas dan fungsi di bidang pengendalian risiko lingkungan tertuang dalam Permenkes RI No. 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang organisasi dan tata kerja kantor kesehatan pelabuhan : Pasal 15 : Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pemantauan, dan evaluasi serta penyusuan laporan di bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan teknologi, serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Pasal 16 : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan menyelenggarakan fungsi :

a. Pengawasan penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan minuman; b. Hygiene dan sanitasi lingkungan gedung/bangunan; c. Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah; d. Pemeriksaan dan pengawasan hiegene dan sanitasi kapal/pesawat/alat transportasi lainnya di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; e. Pemberantasan serangga penular penyakit, tikus dan pinjal di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; f. Kajian dan pengembangan teknologi di bidang pengendalian risiko lingkungan bandara,pelabuhan, dan lintas batas darat negara; g. Pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian risiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pengendalian risiko lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara; i. Penyusunan laporan di bidang pengendalian risiko lingkungan. Pasal 17 : Bidang Pengendalian Risiko Lingkungan terdiri dari: a. Seksi Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit; b. Seksi Sanitasi dan Dampak Risiko Lingkungan. Pasal 18: (1) Seksi Pengendalian Vektor dan Binatang Penular Penyakit mernpunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan, dan koordinasi pelaksanaan pemberantasan serangga penular penyakit, tikus, dan pinjal, pengamanan pestisida, kajian dan diseminasi informasi, pengembangan jejaring kerja, kemitraan dan teknologi serta pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian vektor dan binatang penular penyakit di lingkungan bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. (2) Seksi Sanitasi dan Dampak Risiko Lingkungan mernpunyai tugas melakukan penyiapan bahan, perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan laporan,

dan koordinasi pelaksanaan pengawasan penyediaan air bersih, serta pengamanan makanan dan minuman, hygiene dan sanitasi kapal laut dan pesawat, hygine dan sanitasi gedung/bandara, hygiene dan sanitasi kapal laut dan pesawat, hygiene dan sanitasi gedung/bangunan, pengawasan pencemaran udara, air, tanah, kajian dan diseminasi.

BAB 3 PEMBAHASAN

Karantina berasal dan kata QUADRAGINTA (latin) yang artinya : 40. Dulu semua penderita diisolasi selama 40 hari. Pada tahun 1348 lebih dari 60 juta orang penduduk dunia meninggal karena penyakit Pes (Black Death). Pada tahun 1348 Pelabuhan Venesia sebagai salah satu pelabuhan yang terbesar di Eropa melakukan upaya KARANTINA dengan cara menolak masuknya kapal yang datang dan daerah terjangkit Pes serta terhadap kapal yang dicurigai terjangkit penyakit PES (plaque). Dari peristiwa tersebutlah karantina pertama kali terbentuk. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 612/Menkes/SK/V/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan pada Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia, upaya peningkatan pelaksanaan tindakan kekarantinaan di pintu masuk/ di luar pintu masuk negara dipandang perlu dalam rangka melaksanakan amanah International Health Regulation (IHR) 2005 guna mencegah penularan dan penyebaran penyakit potensial wabah yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Kegiatan karantina kesehatan sendiri terbagi atas dua yaitu di luar pintu masuk berupa pengkarantinaan rumah, pengkarantinaan wilayah dan pengkarantinaan Rumah Sakit serta pembatasan sosial berskala besar dan di pintu masuk negara berupa kegiatan pengawasan lalu lintas orang, barang dan alat angkut pada waktu terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat. Penyelenggaraan karantina kesehatan harus berdasarkan peraturan perundang-undangan, landasan ilmiah termasuk kajian epidemiologi serta berpedoman pada kebijakan nasional bidang kesehatan; untuk pelaksanaan di lapangan harus memperhatikan dan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat serta spesifik daerah.

Karantina kesehatan menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan bersamasama oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan melibatkan berbagai pihak yang terkait dari dalam dan luar negeri. Pemberdayaan masyarakat mutlak diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan. Hal ini mengingat pada dasarnya upaya deteksi dini dan respons cepat awal munculnya kedaruratan kesehatan masyarakat yang mersahkan dunia dan penaggulangannya adalah dimulai dari laporan masyarakat dan selanjutnya untuk pelaksanaannya juga harus mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat termasuk swasta atau dunia usaha. Mekanisme pencatatan dan pelaporan perlu diupayakan secara konseptual dan sistematis mulai dari masyarakat dan berbagai pihak terkait secara cepat dan berjenjang sampai tingkat pusat yang kemudian dilanjutkan koordinasi internasional menggunakan alat komunikasi yang paling efektif dan efisien. Sumber daya pendukung seperti SDM (sumber daya manusia), prasarana, sarana, peralatan, logistik dan dana operasional serta mekanisme pengdistribusian sampai ke lapangan harus dipersiapkan mulai dari perencanaan yang matang berdasarkan data yang akurat dan cermat. Karantina rumah adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan penghuni suatu rumah yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukkan gejala penyakit dengan syarat di dalam rumah tersebut terdapat suspek suatu pandemi setelah melalui penyelidikan surveilans dan anggota keluarga yang kontak erat dengan suspek tersebut. Karantina dilakukan setelah ada sinyal epidemiologi yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sesuai dengan Undangundang nomor 4 tahun 1984 dan PP nomor 40 tahun1991 dengan sasaran anggota keluarga suspek, hewan dan peralatan / barang yang diduga kontak dengan suspek. Karantina wilayah adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan masyarakat yang diduga terinfeksi penyakit meski belum menunjukkan gejala penyakit dengan syarat masyarakat dalam suatu wilayah geografis diduga telah terinfeksi (meski belum menunjukkan gejala penyakit KLB). Karantina dilakukan

melalui keputusan menteri kesehatan berupa pernyataan telah terjadi KLB episenter pandemi dengan konfirmasi laboratorium atau sinyal virologi dengan sasaran masyarakat,hewan, perlatan /barang yang ada di suatu wilayah diduga terinfeksi. Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan kegiatan dan/atau pemisahan semua orang yang berada di sebagian /seluruh di suatu RS ketika terjadi penularan dari manusia ke manusia secara terbatas di RS tersebut yang berpotensi menimbulkan kedaruratan masyarakat yang meresahkan dunia. Karantina dilakukan setelah ada perintah pelaksanaan RS dari menteri kesehatan setelah mendapat laporan dari direktur rumah sakit telah terjadi episenter pandemi di RS yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakayt yang meresahkan dunia dengan sasaran semua orang dan peralatan/barang yang ada di RS yang akan dilakukan pengkarantinaan RS.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan 1. Pandemi adalah suatu kondisi dimana wabah penyakit yang telah menyebar ke berbagai Negara dan atau keseluruh belahan dunia.
2.

Dengan banyaknya KLB influenza baru, Direktur Jenderal WHO mendeklarasikan adanya PHEIC pandemi influenza baru dan bahwa ancaman pandemi influenza adalah nyata. Apabila suatu negara menjadi episenter pandemik maka di pintu masuk dan keluar negara tersebut harus melakukan upaya menahan penyebaran penyakit tersebut keluar negara tersebut.

3.

Kegiatan karantina kesehatan terbagi atas dua yaitu di luar pintu masuk berupa pengkarantinaan rumah, pengkarantinaan wilayah,dan pengkarantinaan Rumah Sakit serta pembatasan sosial berskala besar dan di pintu masuk negara berupa kegiatan pengawasan lalu lintas orang, barang, dan alat angkut pada waktu terjadi kedaruratan kesehatan masyarakat.

4.

Tujuan karantina adalah mencegah penyebaran penyakit yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia yang dapat dengan cepat menyebar antar manusia melalui kegiatan karantina kesehatan baik di pintu masuk dan di luar pintu masuk negara.

10

4.2 Saran 1. Perlu diadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit-penyakit pandemik dan prosedur pelaksaan karantina kesehatan yang harus dijalani, baik dipintu masuk negara maupun di luar pintu masuk negara. 2. Perlu sosialisasi tentang pelaksanaan karantina kesehatan kepada seluruh puskesmas, Rumah Sakit, perkantoran untuk meningkatkan kewaspadaan petugas kesehatan terhadap penyelenggaraan karantina kesehatan dan meningkatkan kualitas masayarakat sebagai SDM Indonesia.
3. Penyediaan buffer stock logistic perlu dilakukan semaksimal mungkin

dalam

rangka

mencegah

penyebaran

penyakit

yang

berpotensi

menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia yang dapat dengan cepat menyebar antar manusia.

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Departemen International 2011].

Kesehatan Health

RI.

2008.

Panduan

Petugas

Kesehatan from:

Regulations

(IHR)

2005.

Available

http://www.pdfwindows.com/pdf/buku-saku-ihr-untitled/ [Accesed 28 Juni

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Dan Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza.

3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Kepmenkes No. 612/MENKES/SK/V/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Karantina Kesehatan Pada Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Yang Meresahkan Dunia. Jakarta

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Kepmenkes No. 300/MENKES/SK/IV/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Episenter Pandemi Influenza Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

5. Subdit

Karantina Kesehatan Yogyakarta. 2008. Karantina Dalam Health Regulations (IHR) 2005. Available from:

Perspektif Pengendalian Penyakit di Indonesia dalam Rangka Penerapan International http://www.pdfwindows.com/pdf/karantina_dalam_perspektif_ihr_2005/ [Accesed 28 Juni 2011].

12

6. Pusat Kajian Administrasi International Lembaga Administrasi Negara.

2004. Laporan Akhir Kajian Manajemen Wilayah Perbatasan Negara. Available http://www.pdfwindows.com/pdf/perbatasan_negara_full_report/ [Accesed 28 Juni 2011]. from:

7. Direktorat Jenderal PP & PL Depkes RI. 2008. Surveilans Epidemiologi

Influenza Pandemi di Indonesia. Jakarta

8. World Health Organization. 2007. Pencegahan Pengendalian Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Available from:

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas I Medan. 2007. Karantina Dari Masa ke Masa: Sejarah Karantina Kesehatan. Available from: http://kkpmedan.blogspot.com

13

Anda mungkin juga menyukai