Anda di halaman 1dari 13

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1. Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Perusahaan Umum kehutanan Negara (Perum Perhutani) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah naungan Departemen Kehutanan dan Kementerian BUMN, didirikan berdasarkan PP No. 15 tahun 1972, diperbaharui dengan PP No. 2 tahun 1978, pada tahun 1999 dirubah dengan PP No. 36 tahun 1986 dan PP No. 53 tahun 1999. Tahun 2001 dengan PP No. 14 tahun 2001 Perum Perhutani diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan pada tahun 2003 dengan PP No. 30 tahun 2003, Pemerintah mengembalikan bentuk badan hukum Perhutani dari Perseroan Terbatas (PT) Perhutani, berubah kembali menjadi Perum Perhutani. Wilayah kerja Perum Perhutani Unit II Jawa Timur meliputi seluruh hutan negara yang berada di Propinsi Jawa Timur, tersebar di seluruh wilayah Kabupaten di Jawa Timur, Madura dan sebagian Jawa Tengah (sebagian Kabupaten Blora). Kawasan hutan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur termasuk wilayah Perlindungan Konservasi Alam (PKA) seluas 1.358.795,8 ha atau 29,3 % dari total luas wilayah Propinsi Jawa Timur seluas 4.642.857 ha, keberadaannya harus dipertahankan, karena sudah berada pada batas minimal ketentuan luas kawasan hutan, 30% dari luas daratan. Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan kelestarian serta terjaminnya keselamatan kekayaan Negara, perusahaan mengadakan/

menyelenggarakan usaha penggusahaan hutan yang meliputi kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemungutan hasil, pengolahan dan pemasaran serta usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan dengan persetujuan menteri.

2.2. Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Misi - Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip pengelolaan hutan lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung aliran sungai (DAS), serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestry serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. - Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta

sumberdaya manusia perusahaan yang modern, professional dan handal serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan. - Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah yang secara regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan

internasional.

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan Perum Perhutani Unit II Jawa Timur dipimpin oleh seorang kepala unit (Kanit) dibantu wakil kepala unit (Wakanit) dan 6 (enam) kepala Biro (Karo) yang membawahi 29 unit kerja terdiri dari: 23 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dan 6 (enam) Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM). Sejak tahun 2006 struktur organisasi Perum Perhutani telah berubah dengan kebijakan spin off dengan memisahkan fungsi produksi dengan fungsi pemasaran. Fungsi produksi ditangani oleh KPH. Masing-masing ditangani oleh seorang administratur atau kepala KPH, dan fungsi pemasaran maupun industrinya dilaksanakan oleh KBM di bawah pimpinan seorang manejer yang meliputi Kesatuan Bisnis Mandiri pemasaran kayu serta Kesatuan Bisnis Mandiri pemasaran non kayu. Struktur oganisasinya dapat dilihat pada ini. gambar 1 berikut

Gambar 1. Strukktur Organisasi Perusahaan

2.4. KPH Madiun Secara geografis KPH Madiun terletak di antara garis 70 30 s/d 70 50LS dan 40 30 s/d 40 50 BT dengan baris batas sebagai berikut: Sebelah Utara: KPH Saradan, Sebelah Timur: KPH Saradan dan Lawu Ds, Sebelah selatan: KPH Lawu Ds, Sebelah Barat: KPH Lawu Ds dan Ngawi Secara Administratif KPH Madiun terletak dalam 3 (tiga) Kabupaten yaitu: Kabupaten Madiun: 16.553,8 ha, Kabupaten Ponorogo: 12.961,9 ha, Kabupaten Magetan: 1.733,6 ha.

Total: 31.229,2 ha. Tabel 1. Luas Wilayah Kelas Perusahan KPH Madiun No 1 2 Kelas Perusahaan Jati Kayu putih J u m l a h Luas (ha) 27.528,2 3.701,1 31.229,2

Sumber Data: Buku Al Biro Perencanaan, 2010

KPH Madiun dibagi menjadi 4 (empat) bagian hutan yaitu: bagian hutan Caruban: 11.999,4 ha, bagian hutan Pagotan: 4.076,0 ha, bagian hutan Ponorogo Timur: 6.260,3 ha, bagian hutan Ponorogo Barat: 8.893,5 ha. KPH Madiun dibagi menjadi 2 SKPH yaitu SKPH Madiun Utara dan SKPH Madiun Selatan. Pembagian wilayahnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2. Pembagian Wilayah SKPH KPH Madiun No 1 2 3 4 5 6 SKPH Madiun Utara BKPH Brumbun BKPH Caruban BKPH Dagangan BKPH Dungus BKPH Mojorayung BKPH Ngadirejo Jumlah luas Luas (ha) 1.756,2 3.316,8 2.240,4 3.456,9 2.833,5 2.238,5 16.075,4 SKPH Madiun Selatan BKPH Bondrang BKPH Pulung BKPH Samprung BKPH Sukun BKPH Somoroto Jumlah luas Luas (ha) 2.925,5 2.207,4 3.613,5 3.701,1 2.538,6 15.153,8

Sumber Data : Buku Al Biro Perencanaan, 2010

Struktur Organisasi KPH Madiun

Gambar 2. Struktur KPH Madiun

2.5. BKPH Sukun 2.5.1. Pembagian Wilayah BKPH Sukun Untuk kelas perusahaan kayu putih di KPH Madiun hanya terdapat di SKPH Madiun Selatan tepatnya dalam kawasan BKPH Sukun, Selebihnya adalah kelas perusahaan Jati. Luas hutan kayu putih yang terdapat dalam wilayah BKPH Sukun adalah 3.736,1 ha, yang pengelolaannya dibagi dalam lima RPH. Pembagian wilayahnya dapat dilihat dalam tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Pembagian Luas Wilayah BKPH Sukun No 1 2 3 4 5 Resort Pemangkuhan Hutan Sukun Tambaksari Nglayang Sidohardjo Depok Luas Wilayah (ha) 804,5 663,9 856,4 692,8 683,4

Sumber Data: Luas Wilayah BKPH Sukun, 2008

Secara administratif BKPH Sukun berada dalam wilayah kabupaten Ponorogo dan terdapat dalam 4 (empat) kecamatan yaitu; Kecamatan Pulung (RPH Sukun), RPH Nglayang (Kecamatan Jenangan), RPH Tambaksari (Kecamatan Siman), RPH Depok (Kecamatan Melarak), RPH Sidohadjo (Kecamatan Melarak dan sebagian Kecamatan Pulung).

2.5.2. Batas Wilayah BKPH Sukun BKPH Sukun merupakan salah satu BKPH yang termasuk dalam SKPH Madiun Selatan dan secara administratif terdapat dalam lima kecamatan dengan batas-batas wilayahnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut. Tabel 4. Batas Administratif BKPH Sukun No 1 2 3 4 Batas Utara Selatan Timur Barat Desa/BKPH Desa Jenangan BKPH Bondrang BKPH Pulung Desa Merican

Sumber: Data Primer, 2011

2.5.3. Struktur organisasi BKPH Sukun Personalia BKPH Sukun terdiri dari 18 karyawan yang terdiri dari seorang Asper, lima KRPH, seorang TU, dan sebelas orang mandor. Struktur organisasinya dapat dilihat pada bagan berikut.
STRUKTUR ORGANISASI BKPH SUKUN
ASPER/KBKPH SUKUN

T . U BKPH

KRPH DEPOK

KRPH NGALAYANG

KRPH SUKUN

KRPH TAMBAKSARI

KRPH SIDOHARJO

MANDOR PUNGUT

MANDOR POLHUT

MANDOR PERSEMAIAN

MANDOR PUNGUT

MANDOR TANAM

MANDOR PUNGUT

MANDOR TANAM

MANDOR PUNGUT

MANDOR TANAM

MANDOR PUNGUT

MANDOR TANAM

Gambar 3. Struktur Organisasi BKPH Sukun

2.5.4. Sejarah Pengelolaan Kelas Perusahaan Kayu putih BKPH Sukun Pada awalnya daerah hutan di sekitar Sukun ditanami dengan kayu Jati, tetapi karena banyaknya pencurian kayu secara besarbesaran di daerah Sukun
10

mengakibatkan banyak tanah yang kosong. Untuk menghindari bencana alam, Pehutani menanam kayu putih melalui program reboisasi. Selain proses pertumbuhannya cepat, dan dapat menghasilkan minyak kayu putih, tanaman kayu putih juga jarang terjadi pencurian. Tahun 1924 melalui percobaan, kayu putih mulai ditanam di kawasan hutan Ponorogo timur antara lain di BKPH Sukun, BKPH Pulung, dan BKPH Bondrang, masing-masing seluas 0,25 ha. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya merehabilitasi tanahtanah kawasan hutan Ponorogo timur yang saat itu dikatakan kritis. Biji kayu putih (Melaleuca leucadendron) didatangkan dari Indonesia bagian timur yaitu dari pulau Buru dan Timor. Tahun 19251986 masa pelaksaan/proses percobaan pohon kayu putih, di BKPH Sukun ditentukan sebagai lokasi proyek serta pengembangan. Tahun 1937 kayu putih ditanam pertama kalinya di BKPH Sukun seluas 60,8 ha. Penanamannya secara generatif yaitu dengan biji yang didatangkan dari pulau Buru dan Timor. Percobaan penyulingan minyak kayu putih yang pertama kalipun dilakukan di BKPH Sukun. Hal ini merupakan tindak lanjut pemikiran pemanfaatan tanaman kayu putih yang semakin dikembangkan di kemudian hari. 2.5.5. Keadaan Lapangan a. Topografi dan Jenis Tanah BKPH sukun memiliki topografi lahan yang tergolong datar dengan kemiringan berkisar antara 8% - 15%. Dengan ketinggian 400 mdpl. Jenis tanah di wilayah BKPH Sukun terdiri dari jenis Aluvial dan bertekstur debuan. Tanah Alluvial adalah jenis tanah muda yang dalam proses pembentukannya masih terlihat campuran antara bahan organik dan bahan mineralnya. Tanah ini terbentuk dari endapan lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah. Sifat tanahnya cenderung subur karena masih terdapat banyak kandungan mineralnya yang merupakan unsur hara dan bisa dijadikan lahan pertanian. Jenis tanah ini belum mengalami perkembangan dengan keadaan tanah yang selalu basah dan PH yang berubah-ubah.

11

b.

Hidrologi Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau,

waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. Sumber pengairan dalam pengelolaan tanaman kayu putih di wilayah BKPH Sukun yaitu bersumber dari DAS Solo. Aliran DAS Solo mengalir sepanjang tahun, sehingga sektor pertanian dan perkebunan yang berada di sekitar kawasan ini dapat berjalan dengan baik. c. Iklim Iklim merupakan rata-rata kondisi admosfer yang merupakan hasil perhitungan parameter-parameter cuaca dalam jangka waktu yang lama. Unsurunsur iklim merupakan parameter yang sulit untuk dikendalikan dalam kegiatan pengelolaan hutan. Parameter cuaca yang digunakan dalam bidang kehutanan adalah curah hujan dan temperatur. Berdasarkan pembagian iklim Schmidt-Ferguson BKPH Sukun termasuk tipe iklim C (agak basah) dengan nilai Q= 0,33-0,60 dan suhu berkisar 230C-370C. Curah hujan 2000 mm/tahun dengan jumlah bulan hujan 8-9 bulan. d. Penutup lahan Penutupan lahan adalah perwujudan secara fisik (visual) dari vegetasi, benda alam, dan unsur-unsur budaya yang ada di permukaan bumi tanpa memperhatikan kegiatan manusia terhadap obyek tersebut (Townshend

dan Justice, 1981 dalam Hartanto, 2006). Sedangkan (Barret dan Curtis, 1982 dalam Hartanto, 2006) mengatakan bahwa permukaan bumi sebagian terdiri dari kenampakan alamiah (penutupan lahan) seperti vegetasi, salju, dan lain sebagainya. Dan sebagian lagi berupa kenampakan hasil aktivitas manusia (penggunaan lahan).

12

Tabel 5. Penutupan Lahan BKPH Sukun Penutupan lahan Hutan Non Hutan Jumlah Jumlah (ha) 3560,7 293,4 3437,8 Persentase (%) 92,38 7,61 100

Sumber data: Peta Potensi Hutan BKPH Sukun, 2008

Berdasarkan data pada tabel di atas, 92,38% lahan BKPH Sukun terdiri dari hutan kayu putih dan tegakan lainnya. Sedangkan 7,61% dari luas lahan tidak termasuk hutan. Penutupan lahan dalam kawasan berupa tegakan kayu putih (hutan produksi) dan tegakan lainnya yang berada dalam hutan lindung. 2.5.6. Sosial Ekonomi Masyarakat Penduduk Jumlah penduduk desa Sidoharjo keseluruhan adalah 3.663 orang atau 985 Kk yang terdiri dari 1799 orang (49,11%) laki-laki dan 1864 orang (50,89%) perempuan. Dengan luas 213 ha desa Sidoharjo mempunyai kepadatan penduduk 17 jiwa/ha. Berikut data jumlah penduduk disajikan pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Sidoharjo Berdasarkan Kelompok Umur
N o 1 2 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Kelompok Umur (Tahun) 0-18 510 522 1032 19-56 1009 1021 2030 > 56 280 321 601 Jumlah Total 1799 1864 3663 Persentase % 49,11 50,89 100

Sumber: Data Profil Desa Sidoharjo, 2010

Berdasarkan data pada tabel di atas, penduduk kelompok umur 0-18 tahun berjumlah 1032 orang (28,17%), 19-56 tahun berjumlah 2030 orang (55,41%), dan penduduk umur lebih dari 56 tahun 601 orang (16,40%).

13

Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan memperoleh pendidikan, masyarakat dapat memperbaiki kesejahteraan dalam hidupnya dan merupakan tolak ukur kehidupan dalam suatu komunitas. Berdasarkan data pada tabel 7, persentase penduduk Sidoharjo yang bertamatan SD sebesar 5,17%. Tidak tamat SLTP 1,68%. Tidak tamat SLTA 7,55%. Tamat SLTP/sederajad sebesar 11,84%. Bertamatan SLTA sebesar 18,71%. Tidak pernah sekolah 44,84%. Bertamatan D-1 6,43%. Tamatan S-1 3,73%. Sedangkan yang bertamatan S-2 sebesar 0,04%. Tingkat pendidikan

penduduk Sidoharjo sebagian besar berpendidikan SLTA yaitu sebesar 18,71%. Sedangkan penduduk yang tidak pernah sekolah berjumlah lebih besar, yaitu 44,84%. Tabel 7. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Sidoharjo
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tingkat Pendidikan Tamat SD Tidak tamat SLTP Tidak tamat SLTA Tamat SLTP/sederajat Tamat SLTA Tidak pernah sekolah Tamat D-1 Tamat S-1 Tamat S-2 Jumlah Jumlah (orang) 234 76 342 536 847 2030 291 169 2 4527 Persentase (%) 5,17 1,68 7,55 11,84 18,71 44,84 6,43 3,73 0,04 100

Sumber: Data Profil Desa Sidoharjo, 2010

Mata Pencaharian Masyarakat sekitar kawasan hutan BKPH Sukun pada umumnya bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani. Namun ada pula yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil, pengrajin industri rumah tangga, pedagang keliling, peternak, montir, TNI, POLRI, pensiunan PNS, pengacara, dosen swasta, karyawan perusahaan swasta, sopir, tukang ojek, tukang cukur, dan tukang batu/kayu. Selengkapnya akan disajikan pada tabel 8 berikut.

14

Tabel 8. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Sidoharjo No Jenis Pekerjaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Petani Buruh tani Pegawai Negeri Sipil Pengrajin industri rumah tangga Pedagang keliling Peternak Montir TNI Polri Pensiunan PNS Pengacara Dosen swasta Karyawan perusahaan swasta Sopir Tukang ojek Tukang cukur Tukang batu/kayu Jumlah L 189 427 238 24 87 1 6 3 3 227 3 1 84 76 2 1 26 1.398 P 158 299 215 17 15 0 0 0 0 163 0 1 26 0 0 0 0 894 Jumlah 347 726 453 41 102 1 6 3 3 390 3 2 110 76 2 1 26 2.292 Persentase
L P Jumlah (%)

13,52 30,54 17,02 1,71 6,22 0,07 0,42 0,21 0,21 16,24 0,21 0,07 6,00 5,43 0,14 0,07 1,86 100

17,67 15,13 33,45 31,67 24,05 19,76 1,90 1,67 0 0 0 0 18,23 0 0,112
1,788 4,45 0,04 0,26 0,13 0,13 17,01 0,13 0,08

2,908 4,79 0 0 0 0 100


3,31 0,08 0,04 1,13

100

Sumber: Data Profil Desa Sidoharjo, 2010

Berdasarkan data pada tabel di atas maka mayoritas mata pencaharian masyarakat desa Sidohardjo adalah buruh tani yaitu sebesar 31,67%. Di mana, jumlah buruh tani wanita lebih banyak dari buruh tani pria yaitu 33,45%. Atau buruh tani wanita desa Sidoharjo lebih besar 2,91% dari buruh tani pria. Hasil pertanian yang diperoleh biasanya berupa tanaman palawija dan umumnya tanaman palawija tersebut ditanam secara tumpang sari di bawah tegakan kayu putih. Pemilikan Lahan Masyarakat desa Sidoharjo pada umumnya tidak memiliki lahan pribadi untuk bercocok tanam. Kepemilikan lahan pertanian masyarakat Sidoharjo tidak lebih dari 5,0 ha. Berdasarkan data, masyarakat yang tidak memiliki lahan sebesar 62,18%. Sedangkan rata-rata kepemilikan lahan kurang dari 1,0 - 5,0 ha adalah

15

18.90%. Berikut disajikan data kepemilikan lahan pertanian tanaman pangan desa Sidoharjo. Tabel 9. Pemilikan Lahan Pertanian No Uraian 1 2 3 4 5 6 Keluarga yang memiliki tanah pertanian Tidak memiliki Memiliki kurang dari 1 ha Memiliki 1,0 - 5,0 ha Memiliki 5,0 - 10 ha Memiliki lebih dari 10 ha Jumlah Keterangan (Keluarga) 421 236 20 677 Persentase (%) 62,18 34,85 2,95 100

Sumber: Data Profil Desa Sidoharjo, 2010

Berdasarkan data di atas mengindikasikan bahwa, kepemilikan lahan pertanian masyarakat tidak lebih dari 5,0 ha. Hal ini dikarenakan kawasan hutan yang terdapat dalam wilayah desa sebagian besar adalah milik perhutani. Peternakan Jenis ternak yang diusahakan oleh masyarakat rata-rata merupakan jenis hewan sedang, seperti ayam kampung, jenis ayam broiler, kambing, domba dan kelinci. Berikut disajikan data populasi ternak masyarakat desa Sidoharjo. Tabel 10. Populasi Ternak No 1 2 3 4 5 6 Jenis Ternak Sapi Ayam kampung Ayam broiler Kambing Domba Kelinci Jumlah Perkiraan Jumlah Populasi 153 2413 1200 460 274 251 4751

Sumber: Data Profil Desa Sidoharjo, 2010

16

2.5.7. Potensi Hutan Data potensi sumber daya hutan terkini sangat diperlukan pihak manajemen Perum Perhutani dalam penentuan kebijakan ke depan. Data potensi sumber daya hutan dapat diperoleh dengan melakukan risalah sela dan risalah kilat. Dengan diaktifkannya kembali Buku Obor (buku pengamatan potensi dan pengelolaan sumberdaya hutan), maka tiap KRPH wajib mengisi data potensi kawasan hutan diwilayahnya terkini untuk mengetahui potensi hutan. Dalam kawasan hutan BKPH Sukun selain ada kelas yang produktif juga terdapat kelas yang tidak untuk produktif. BKPH Sukun dengan kelas perusahan kayu putih mempunyai luas wilayah 3736,1 ha, yang terdiri dari kelas hutan produktif dan kelas hutan tidak produktif. Potensi kelas hutan BKPH Sukun disajikan dalam tabel 11 berikut. Tabel 11. Susunan Kelas Hutan BKPH Sukun No A Kelas Hutan Untuk Produksi KU I KU II KU III KU IV KU V KU VI KU VII KU VIII KU IX KU X LTJL TK TKPBK TKL Jumlah Produksi Tidak untuk Produksi TBP LDTI HL Alur Jumlah Tidak Untuk Produksi Total Luas (ha) 407,9 680,7 525.7 257,6 0 0 162,4 202,5 68 0 0 235,5 915,1 105,3 3560,7 32,3 51,2 174,8 35,1 293,4 3854,1 Jumlah (%) 11,45 19,11 14,76 7,23 0 0 4,56 5,68 1,90 0 0 6,61 25,70 2,95

11,00 17,45 4,53 11,96

Sumber Data: Peta Potensi Kelas Hutan BKPH Sukun, 2008 Skala 1: 10.000

17

Anda mungkin juga menyukai

  • Skripsi Hendrikus CH M Enge
    Skripsi Hendrikus CH M Enge
    Dokumen69 halaman
    Skripsi Hendrikus CH M Enge
    Henzzen Engel Lionel
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    Henzzen Engel Lionel
    Belum ada peringkat
  • Programa Penyuluhan Pertanian1
    Programa Penyuluhan Pertanian1
    Dokumen27 halaman
    Programa Penyuluhan Pertanian1
    Henzzen Engel Lionel
    100% (2)
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka
    Henzzen Engel Lionel
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Henzzen Engel Lionel
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen42 halaman
    Bab Iv
    Henzzen Engel Lionel
    100% (1)
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    Henzzen Engel Lionel
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen42 halaman
    Bab Iv
    Henzzen Engel Lionel
    100% (1)
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen42 halaman
    Bab Iv
    Henzzen Engel Lionel
    100% (1)