Anda di halaman 1dari 2

Sains Dalam Paham Agama

Agama-agama besar seperti agama kristen islam dan yahudi yang sering disebut agama langit, menganut paham monoteisme artinya hanya ada satu Tuhan dan seluruh semesta serta isinya diciptakan oleh Tuhan. Tuhan dianggap memberikan wahyu dari langit melalui para utusan atau nabi-Nya kepada umatNya. Dimana agama-agama bumi, kebalikan dari agama langit, sering juga disebut kepercayaan,seperti agama Hindu, Budha dan Tao menganut paham monoisme yang mengatakan seluruh semesta alam saling terhubung dan tidak bisa dipisahkan. Batasan antara Tuhan dan ciptaan-Nya susah sekali dibedakan.Nabi bukanlah suatu sosok eksternal, tetapi lebih merupakan kesadaran tertinggi dalam setiap mahluk berwujud maupun tidak berwujud. Sehingga konsekuensi dari paham monoisme adalah Tuhan pun dianggap sedang berkembang yang tidak bisa diterima oleh paham monoteisme yaitu Tuhan adalah absolut. Jika dilihat dari sudut waktu Tuhan bisa berkembang dan tidak berkembang tergantung darisudut pandangnya. Dimana fisika Kuantum membuktikan bahwa alamsemesta ini adalah absolut meski sedang mengalami ekspansi sehingga merangkul paham monoteisme dan monoisme di dalamnya. Perbedaan terbesar antara paham monoteisme dan monoisme adalah Tanggung jawab dimana paham monoteisme meyakini adanya nasib, cobaan dari Tuhan dan takdir sedangkan menurut paham monoisme meyakini apa yang diterima atau dialami seseorang adalah hasil dari perbuatannya sendiri sehingga apa yang dialami adalah tanggung jawab dari hasil perbuatan atau tingkah laku sendiri yang tidak dapat dipisahkan.Dalam hal ini hukum fisika megatakan setiap aksi akan menghasilkan reaksi. Banyak orang tidak setuju pendekatan sains terhadap agama, yang mengatakan Tuhan tidak bisa dinalarkan bukan seperti ilmu pengetahuaan yang bisa dinalarkan. Akan tetapi banyak pemuka-pemuka agama yang menggunakan nalar dalam menggambarkan sosok Tuhan.

Kenyataannya,perkembangan Sains tidak menyangkal keberadaan Tuhan. Apa yang dibuktikan salah, bukanlah keberadaan Tuhan, tetapi konsep kita tentang Tuhan dan Ketuhanan. Menurut agama-agama awal mulanya sebelum diciptakan alam semesta adalah kegelapan abadi.Tuhan belum menciptakan apapun, Tuhan berada dalam kegelapan sehingga karena Tuhan meliputi segala sesuatu maka Tuhan adalah Kegelapan. Pada saat tercipta alam semesta (Big Bang), energi berubah menjadi materi, dan muncullah partikel cahaya yang disebut photon. Photon ini tidak kelihatan dan ketika bertumbukan dengan materi lain, maka materi tersebut berpendar dan cahaya pun terlihat.kesimpulannya cahaya lahir dari kegelapan karena cahaya adalah ilusi mata. Dari penemuan-penemuan yang ada bahwa Sains menuju kepada the inner working of the universe. Sains tidak bertujuan mengetahui dan memahami jalan pikiran Tuhan karena otak manusia tidak akan mampu mencerna keberadaan Tuhan. Sains melalui Fisika Kuantum mempelajari fakta-fakta melalui probabilitas peristiwa, bukan mengejar kebenaran. Jika kebenaran yang dikejar,maka yang dipakai adalah pendekatan filsafat. Tetapi antara kedua hal ini ada jembatan yang disebut meditasi. Meditasi adalah state of being. Suatu kondisi untuk memilih jalan secara sadar dan aktif dari sebagian banyak probabilitas yang diberikan oleh alam semesta sehingga dapat bertemu secara langsung dengan sang kebenaran itu sendiri, dengan Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai