Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan di bidang kesehatan dan sebagai salah satu bagian dari pencerminan dalam keberhasilan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada suatu Negara. Angka Kematian Ibu (AKI) sampai pada saat ini masih sangat memprihatinkan dan memerlukan perhatian yang sunguh-sungguh karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi. (1) Berdasarkan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah menurun dari 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009. Dari perkembangan yang menggembirakan tersebut, kita masih menghadapi beberapa kenyataan yang cukup menyedihkan dimana Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tetap masih yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara. (1) Hampir 45% kematian ibu di Indonesia diakibatkan oleh perdarahan. Setiap perdarahan yang terjadi dalam kehamilan harus dianggap sebagai keadaan yang berbahaya dan serius dengan resiko tinggi karena dapat menimbulkan kematian ibu dan janin. (9)

Perdarahan dapat terjadi pada kehamilan muda dan pada kehamilan tua atau lanjut. Penelitian Menurut matluntt Slager dan Eistman menunjukkan bahwa antara 20 40% ibu hamil mengalami pendarahan pada awal kehamilannya. Dan setengah setengah dari ibu hamil yang mengalami pendarahan mengalami abortus, antara 1020% kehamilan berakhir dengan abortus, dan kebanyakan abortus terjadi pada masa 8- 12 minggu pertama usia kehamilan hampir 80%. (21) Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. Berdasarkan jenis tindakan yang dilakukan, abortus dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu: abortus yang terjadi tanpa tindakan terjadi dengan sendirinya (abortus spontan) dan abortus yang terjadi akibat tindakan atau disengaja (abortus provokatus). Abortus provokatus dibedakan lagi menjadi 2, yaitu: abortus provokatus yang dilakukan atas indikasi medik karena kehamilan yang dapat membahayakan jiwa ibu, misalnya karena pasien menderita penyakit jantung yang berat) dan Abortus provokatus kriminalis abortus yang dilakukan tanpa adanya alasan medis yang sah dan hal ini dilarang oleh hukum. Berdasarkan gambaran klinik, abortus dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu : abortus imminens, abortus insipiens, abortus inkompletus, abortus kompletus, missed abortion, abortus habitualis Kisaran angka kejadian abortus di Indonesia, abortus inkompletus sebanyak %, missed abortus sebanyak %, abortus immines sebanyak %, spontan (abortus

kompletus) sebanyak %, abortus insipiens sebanyak %, abortus habitualis %, abortus infeksiosus %. Abortus pada ibu hamil terjadi karena 4 hal yang paling sering menjadi faktor peyebab yaitu: kelainan pertumbuhan hasil konsepsi berhubungan dengan kelainan kromosom, kelainan pada plasenta, faktor ibu (seperti penyakit penyakit khronis yang diderita, gaya hidup tidak sehat, usia ibu, paritas ibu, jarak kehamilan dan persalinan yang terlalu dekat, riwayat kehamilan yang lalu dengan abortus) dan Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim. (13) Mengingat bahwa sebagian besar abortus spontan disebabkan oleh abnormalitas kromosom maka tidak ada langkah pencegahan kejadian ini. satu langkah penting pencegahan adalah meningkatkan kesehatan sebelum kehamilan sehingga memperbaiki lingkungan dimana hasil konsepsi akan tumbuh nantinya, dengan cara: olahraga secara teratur, konsumsi makanan sehat, mengatasi stress, memperoleh berat badan yang ideal, minum asam folat setiap hari, dilarang merokok, minum minuman keras , caffein dan mengkonsumsi obat-obatan sembarangan. (20) Berdasarkan uraian tersebut ibu hamil yang mengalami pendarahan pada kehamil muda, perlu untuk mewaspadai tentang adanya tanda dan gejala terjadinya abortus atau keguguran. Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut merupakan salah satu rumah sakit rujukan yang ada di wilayah Kabupaten Garut, dimana mampu menyediakan fasilitas rujukan dan mampu melayani sebagai PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal

Emergency Komprehensif) untuk melayani kasus-kasus ginekologi dan salah satunya kasus pendarahan. Berdasarkan data rekam medis Rumah Sakit dr. Slamet Garut dari bulan Januari samapai dengan Juni 2011 di Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut tercatat 713 (46,83%) kasus Perdarahan pada kehamilan muda yang diakibatkan oleh kejadian Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) sebanyak 20 (2.80%) kasus, mola hidatidosa (hamil anggur) sebanyak 37(5.18%) kasus, dan sebanyak 624 kasus (92%) dikarenakan abortus. (6) Perincian kasus abortus berdasarkan gambaran klinik data rekam medis Rumah Sakit dr. Slamet Garut adalah: abortus inkompletus sebanyak 432(65,85%) kasus, missed abortus sebanyak 76 (11,58%) kasus, abortus immines sebanyak 22 (3,35%) kasus, spontan (abortus kompletus) sebanyak 26 (3,95%) kasus, abortus insipiens sebanyak 5 (0,76%) kasus, abortus habitualis 1 (0.15%) kasus, abortus infeksiosus 2 (0,30%) kasus. (6) Melihat fenomena masih banyaknya kasus abortus inkompletus tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengambil salah satu kasus dengan judul: Asuhan Kebidanan Komperhensif Pada Ny D G3P2A0 Gravida 9-10 minggu di BPS bidan T pada bulan Juli 2011 dengan data Klien sebagai berikut Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu datang ke BPS bidan T pada hari Rabu tanggal 06 Juli 2011 pukul 17.00 WIB dengan didampingi oleh keluaraga (ibu), keluaran bercak darah berwarna merah dari alat genetalianya mulanya sedikit kemudian menjadi banyak, disertai nyeri pada perut

bagian bawah, Ny.D dan keluarga (ibu) merasa cemas dan khawatir dengan keadaan tersebut. Abortus inkompletus sangat penting diketahui oleh bidan hal ini tercantum dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

369/Menkes/SK/III/2007 pada Keterampilan Dasar no. 13 bahwa seorang bidan harus mampu Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal (poin c. perdarahan pervaginam) dan melakukan penanganan yang tepat termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan tepat. (9) Hal ini bertujuan agar komplikasi yang timbulkan akibat abortus inkompletus dapat diminimalkan seminimal mungkin. Guna mencegah terjadinya perdarahan dan atau infeksi karena semakin muda usia kehamilan maka tubuh akan mengeluarkan hasil konsepsi secara spontan dan tidak memerlukan prosedur medik. Bila hasil konsepsi tidak dapat keluar secara spontan, maka tindakan untuk menghentikan perdarahan dan mencegah infeksi adalah dilatasi dan kuretase dengan cara merujuk ke pasilitas kesehatan PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif). Terapi medik pasca dilatasi dan kuretase dapat digunakan untuk mengendalikan perdarahan dan bertujuan untuk menekan Angka Kematian Ibu (AKI) akibat perdarahan khususnya yang disebabkan oleh abortus inkompletus. 1.2 Rumusan Penelitian

Mengetahui bagaimana asuhan kebidanan yang di berikan pada Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Memberikan Asuhan Kebidanan Komperhensif pada pada Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengumpulkan dan menelaah data subjektif

pada Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut b. Mengumpulkan dan menelaah data objektif

pada Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut c. Menyimpulkan data Subjektif dan data objektif

yang telah dikumpulkan untuk menetapkan analisa kebidanan yang meliputi diagnosa, masalah potensial, dan masalah lain yang terjadi pada

Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut d. Menetapkan serta menelaah

tindakan/penatalaksanaan (tindakan mandiri, kolaboratif rujukan) yang diberikan sesuai dengan analisa kebidanan dan evaluasi terhadap tindakan yang telah diberikan pada Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut e. Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan

yang diberikan pada kasus Ny.D G3P2A0 gravida 9-10 minggu dengan abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Lahan Penelitian

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan untuk BPS dalam menyusun rencana pelayanan kesehatan kepada ibu yang mengalami abortus inkompletus di BPS Bidan T Kp. Pasir Muncang Ds. Haurpanggung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut. 1.4.2 Bagi Peneliti

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung kepada pada klien dan menambah wawasan lebih jauh dalam melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan abortus inkompletus. 1.4.2 Bagi Responden Terpecahkannya masalah, responden dapat mengetahui dan menambah wawasan pengetahuan sehingga diharapkan dapat mengurangi kecemasan akibat abortus, dan pasca aborts dengan diberikannya konseling, dan asuhan kebidanan pada responden dan kelarga. 1.4.4 Bagi pendidikan Diharapkan bermanfaat untuk menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa dan sebagai tambahan informasi untuk lebih memperdalam pengetahuan dalam memperikan asuhan kebidanan pada kasus abortus inkompletus.

1.5 Sistematika Penulisan 1.5.1 BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan 1.5.2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, terdiri dari beberapa uraian materi yang berkaitan dengan tinjauan pustaka yang erat hubungannya dengan masalah penelitian.

1.5.3

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPRASIONAL, terdiri dari kerangka konsep penelitian, definisi oprasional, dan hipotesis.

1.5.4

BAB IV METODELOGI PENELITIAN, terdiri dari rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data penelitian, ruang lingkup penelitian, teknik pengumpulan sampel, teknik pengumpulan data, dan rencana kegiatan penelitian.

Anda mungkin juga menyukai