Anda di halaman 1dari 5

UJI KEMAMPUAN EKSTRAK ASETON DAUN Carica papaya L.

SEBAGAI ABSORBEN TERHADAP GAS HIDROGEN SULFIDA


Sukma Ramadhani, Prabang Setyono, Sunarto JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

LATAR BELAKANG Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas dengan karakter tidak berwarna, mudah terbakar, sangat beracun dan memiliki bau seperti telur busuk. Klorofil memiliki kemiripan struktur dengan hemoglobin, yaitu terdiri atas cincin porfirin dengan perbedaan atom logam di tengahnya. Kemiripan struktur yang terjadi mengasumsikan adanya kemiripan fungsional antara klorofil dan hemoglobin yaitu dapat mengikat gas. Daun Carica papaya L. memiliki kandungan klorofil yang lebih tinggi dari sayuran hijau lainnya seperti daun kemangi, cincau, kangkung, bayam, singkong dan pegagan. Oleh karena itu perlu adanya penelitian untuk mengetahui kemampuan ekstrak aseton daun Carica papaya L. sebagai absorben terhadap gas H2S. TUJUAN Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perubahan fisik dan kimia, serta waktu optimal ekstrak aseton daun Carica papaya L. sebagai absorben terhadap gas H2S. METODE PENELITIAN ALAT Alat utama yang digunakan adalah tabung reaksi, bubble flow meter, kran 3 arah, fan blower, magnetic stirrer, stopwatch, spektrofotometer UV-VIS, kuvet dan botol fleaker. BAHAN Bahan yang digunakan adalah daun Carica papaya L., aseton 85%, aquades, sabun cair, kertas saring whatman 42, FeS (pirit), HCl dan NaOH.

UJI KEMAMPUAN EKSTRAK ASETON DAUN Carica papaya L. SEBAGAI ABSORBEN TERHADAP GAS HIDROGEN SULFIDA
Sukma Ramadhani, Prabang Setyono, Sunarto JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

CARA KERJA Ekstraksi daun Carica papaya L. dengan maserasi

Pembuatan ekstrak aseton daun Carica papaya L.

pembuatan gas H2S dengan mereaksikan FeS (pirit) dan HCl

Ekstrak aseton daun Carica papaya L. dipaparkan gas H2S, dengan volume larutan 500 ml dan variasi waktu pemaparan 30, 60, dan 90 menit

Kadar gas H2S Kadar klorofil sebelum dan sesudah perlakuan Nilai pH dan TDS sebelum dan sesudah perlakuan Perubahan fisik (warna larutan ) Waktu optimal penyerapan gas H2S

UJI KEMAMPUAN EKSTRAK ASETON DAUN Carica papaya L. SEBAGAI ABSORBEN TERHADAP GAS HIDROGEN SULFIDA
Sukma Ramadhani, Prabang Setyono, Sunarto JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
Keterangan 1. Botol pembuat gas H2S 2. 3 (pengaduk) 4. Kran botol sampel 5. Botol berisi larutan NaOH 6. Botol penetralisir air sabun 7. 8. Kran alir udara

Bubble Flow Meter . Stearer

Fan blower

ANALISIS DATA Analisis data digunakan uji T berpasangan untuk pH, TDS dan kadar klorofil, sedangkan kadar H 2S digunakan uji forecasts dan uji anova, jika hasil menunjukkan berbeda secara signifikan dilanjutkan dengan uji DMRT 0,5%. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Fisik dan Kimia

Gambar 1. Perubahan warna antara kontrol (a), pelarut aseton 85% (c) dan ekstrak aseton daun Carica papaya L. yang diberi perlakuan pemaparan gas H2S (b) (konsentrasi 10.000 mg/L).

UJI KEMAMPUAN EKSTRAK ASETON DAUN Carica papaya L. SEBAGAI ABSORBEN TERHADAP GAS HIDROGEN SULFIDA
Sukma Ramadhani, Prabang Setyono, Sunarto JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Gambar 2. Grafik rata-rata perubahan nilai pH dan TDS ekstrak aseton daun Carica papaya L. sebelum dan sesudah perlakuan perubahan warna dikarenakan reaksi hidrolisis klorofil yang menyebabkan perpindahan magnesium yang digantikan dua atom hidrogen membentuk feofitin yang berwarna hijau kecoklatan akibat adanya penambahan asam dari gas H2S (Steer, 1999). Gas H2S yang bersifat asam menyebabkan menurunnya nilai pH dan meningkatnya jumlah H+ yang didapat dari reaksi disosiasi gas H2S menjadi H+ dan S2(Kwartiningsih, 2009). Peningkatan nilai TDS disebabkan adanya interaksi antara sulfida (S2-) dengan ion logam magnesium (Mg2+) membentuk logam sulfida yang berwarna hitam. (Yusron, 2009).
B. Waktu Optimal Penyerapan gas H2S

Gambar 3. Grafik kadar H2S dan laju penyerapan gas H2S pada ekstrak aseton daun Carica papaya L. setelah perlakuan dengan inkubasi semalam.

UJI KEMAMPUAN EKSTRAK ASETON DAUN Carica papaya L. SEBAGAI ABSORBEN TERHADAP GAS HIDROGEN SULFIDA
Sukma Ramadhani, Prabang Setyono, Sunarto JURUSAN BIOLOGI, FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Penyerapan gas H2S pada waktu pemaparan selama 30 menit mencapai 405 ppm, sedangkan pada pemaparan selama 60 menit penyerapan meningkat tiga kali lipat mencapai 1396 ppm, kemudian pada waktu 90 menit meningkat empat kali lipat mencapai 1691 ppm gas H2S. Peningkatan penyerapan terus terjadi dari waktu ke waktu, namun apabila dilihat dari laju penyerapan yang terjadi, penyerapan tertinggi gas H 2S dicapai pada waktu pemaparan 60 menit mencapai 991 ppm, sedangkan penyerapan terendah gas H 2S dicapai pada waktu 90 menit sebesar 294 ppm. Peningkatan dan penurunan daya penyerapan ekstrak aseton diduga terjadi karena adanya pengaruh tingkat keoptimalan dan kejenuhan ekstrak aseton berinteraksi terhadap gas H2S. KESIMPULAN
1.

Terjadi perubahan fisik berupa perubahan warna pada kontrol (hijau tua), ekstrak aseton daun Carica papaya L. (hijau muda kecoklatan) dan aseton 85% (tidak mengalami perubahan warna, tetap bening). Perubahan kimia berupa menurunnya nilai pH ekstrak aseton daun Carica papaya L. sebelum perlakuan (6.52) dan setelah perlakuan (5.29), meningkatnya nilai TDS ekstrak aseton daun Carica papaya L. sebelum perlakuan (0.044 ppm) dan setelah perlakuan (0.067 ppm).

2.

Waktu optimal penyerapan H2S dicapai pada waktu pemaparan 60 menit sebesar masa inkubasi semalam.

991 ppm dengan

UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Hibah Penelitian Strategi Nasional 2010 atas dana riset yang diberikan a/n Prabang Setyono, S.Si., M.Si. DAFTAR PUSTAKA Kwartiningsih, E., A. Jumari, E. Pitri, dan Sumarmi. 2009. Pemodelan Matematis dan Penyelesaian Numeris pada Absorbsi H2S Menggunakan Larutan Absorben FE-EDTA dalam Packed Column .ekuilibrium. 8(1):17-24. Steer, J. 1999. Structure and Reactions of Chlorophyll. www.ch.ic.ac.uk. [18 Agustus 2009]. Yusron, M., B.W. Lay, A.M. Fauzi dan D.A. Santosa. 2009. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Pereduksi Sulfat pada Area Pertambangan Batu Bara Muara Enim, Sumatera Selatan. Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. 9(1): 26-35.

Anda mungkin juga menyukai