Anda di halaman 1dari 10

Berdiri paling depan membuatku tersenyum-senyum sendiri. Kubetulkan letak kacamataku.

wajahku parlente dengan kaos polo yg terlihat keren abis. Jam tangan rolex juga bertengger di tanganku.di belakangku berdiri emakemak sanggulan membawa keranjang jamu. Keringatnya,aduhai,banyak nian. Bau sekali. Kasihan orang miskin.

Hari ini panas sekali.sudah 5 kali aku berkeliling pasar, jamuku belum juga habis.daripada capek,mending beli tiket dulu untuk mudik. Punggunggku sakit juga lamalama membawa keranjang jamu tuaku. Capek. Kulihat laki-laki sok keren di depanku melihatku dengan jijik. Dasar orang kaya,barangnya bagus memang!tapi seenaknya sendiri! Sementara di belakangku ada mahasiswa ganteng yang sedang membaca buku.buku nya kecil bergambar.apa itu namanya,aku tak tahu.lumayan, buat cuci mata! Aku frustasi. Uangku habis sejak kemarin,hanya bisa membeli sebatang rokok yg sedang kuhisap ini. Tato di badanku tidak membuatku terlihat gagah, malah kayak banci,karena badanku yg kecil. Aku mau pulang ke kampong, minta uang bapak. Di depanku ada mahasiswa kayaknya, pendiam, antri sambil baca komik. Pengen pinjam aku, belum baca yg seri itu. Sementara di belakangku ada lelaki rapi berseragam hotel Hutanto berwarna biru muda. Bersepatu hitam, keren sekali. Lumayan tampan pula! Aduh,anak satu ini rewel sekali!minta ini minta itu! Sekarang menarik-narik rokku pula! Bisa melorot nanti!menjaga keponakan paling bandel bisa membuatku gila! Seorang pekerja hotel yang berdiri di depan ku memperhatikanku,sepertinya dia mengira anak ini sebagai anakku. Woy!ini keponakanku! Seseorang di belakangku sepertinya orang NTT atau NTB, tidak tahulah.pokoknya kulitnya hitam,rambutnya keriting. Badannya tinggi sekali.tapi senyumnya manis,sepertinya orang yg ramah. Menjadi resimen mahasiswa membuatku harus siap bertugas kapan saja. Berbaret ungu pula,membelikan tiket komandanku. Harus berlari aku dari markas tadi. Kulitku jadi makin hitam.di depanku ada orang luar jawa yg ramah,tadi sempat tersenyum padaku. Badan tinggi besar dan hitam. Di belakangku adalah seorang remaja wanita yang sepertinya pemakai narkoba. Wajahnya pucat dan tidak sehat.pakaiannya serampangan. Bau alcohol juga.

Komik Shincan ini sudah hamper habis kubaca.aku penasaran sekali dengan ceritanya, sampai antri tiket aku juga terus membaca. Orang ganteng sepertiku makin terlihat keren. Hihi. Kuperhatikan sejenak, ibu-ibu di depanku ini kasihan juga. Membawa beban jamu segitu banyak. Jadi teringat ibuku di rumah. Bersanggul juga.kalau orang di belakangku?bodo amat! Aku paling benci perokok! Badannya juga penuh tato. Tapi kerempeng.huh! Aku pekerja mapan.wajahku lumayan. Banyak wanita antri pergi denganku. Hari ini aku disuruh bosku membeli tiket,maka aku pergi dengan seragam biru muda kebanggaanku. Di depanku ada preman pasar yg sudah mau pensiun, kurus kering, bertato,tidak sopan juga,merokok di sembarang tempat. Di belakangku seorang anak kecil sedang menarik-narik rok ibunya.kasihan.ibunya terlihat kusut wajahnya. Sepertinya anaknya rewel. Menjadi orang asing di Jogja ini membuatku harus bisa adaptasi.kulitku hitam manis, tapi gigiku putih, dan selalu kutunjukkan pada siapa saja. NTB kampung halamanku. Di depanku seorang wanita bersama anaknya yang rewel menarik perhatianku. Wanita itu sepertinya sangat sebal dengan kelakuan anaknya. Tapi kok tidak mirip ya? Di belakangku berdiri seorang anggota resimen mahasiswa.baret ungu nya mencolok sekali. Kulitnya juga hitam sepertiku,tapi karena latihan pastinya.

Sepertinya penampiilanku mencurigakan. Aku belum sempat mandi sejak pesta miras tadi malam. Pakaianku sobek-sobek,gaya anak muda jaman sekarang. Seorang anggota resimen mahasiswa sepertinya mencurigaiku, ia mengintip berkali-kali, baret ungunya selalu bergerak. Di belakangku ada seorang peternak kelihatannya. Bau ayam memenuhi udara. Huek. Tapi dari penampilannya,sepertinya peternak yg sukses. Pakaiannya bagus. Menjadi guru di masa tua sangat melelahkan,tapi harus tetap semangat! Selesai mengajar, masih berbaju coklat harian, aku membeli tiket kereta untuk menjenguk cucuku. Di depanku ada juragan ayam (dari baunya,bau ayam!) yg kaya. Di belakangku ada penjual rambutan keliling tapi lalu diam saja setelah kulihat menerima telepon. Hanya menunduk sambil memegangi rambutan yang dipeluknya. Ada apa dengan laki-laki itu?

Aku terburu-buru,belum sempat pakai parfum tadi.padahal baru saja dari kandang ayam.haduh.pasti bauku kemana-mana.padahal bajuku sudah keren. Beginilah nasib orang yang kaya karena ayam ternak. Di depanku ada wanita mengerikan berbaju sobek-sobek dan mencurigakan,sepertinya terkena pergaulan bebas. Di belakangku ada seorang guru senior yang sudah putih rambutnya, tapi masih segar. Selalu tersenyum. Baju dinar coklatnya sudah luntur, tapi semangat nya belum. Mataku sembab. Aku baru mendapat telepon dari bapakku yang mengabarkan bahwa ibu di kampung sakit keras. Rambutan yg sedang ku coba kujual hanya bisa ku pegangi. Aku kalut. Di depanku ada bapak guru tua beruban yang terlihat simpati padaku. Di belakangku ada seorang anak SMA yang sedang tertawa-tawa sambil melihat layar HP. FB an kayaknya.

Teman-temanku memang gokil!sejak tadi aku tertawatawa membaca komentar mereka di FB. Tak henti mataku menatap HP. Meski aku masih SMA,dengan seragam seperti ini, aku tidak takut di copet. Aku bisa silat!di depanku ada bapak-bapak yg menunduk terus, tadi sempet telepon juga, membawa banyak rambutan. Di belakangku ada laki-laki misterius,berpakaian serba hitam,berkacamata hitam.apa dia mau mencopet ku ya?

Sejak tadi aku mengincar anak di depanku ini. PD sekali dia! Pakai seragam SMA, membawa HP bagus,ketawatawa juga. Lihat saja,setelah ku copet, baru tahu rasa dia! Pakaianku yang serba hitam memang mencurigakan,tapi biar saja dia tahu.di belakangku ada atlit badminton sepertinya, masih SMP, membawa raket 2 buah di tas punggungnya. Boleh juga jadi sasaran berikutnya!

Aku disuruh menunggu ayah sambil mengantri tiket disini setelah latihan bulutangkisku berakhir. Tubuhku kecil, keberatan membawa sepatu dan 2 buah raket. Walau sudah SMP, badanku tetap kecil. Di depanku ini orangnya mencurigakan sekali?kayak perampok!hitam-hitam. Tapi tenang, dibelakangku ada polwan berbadan tegap berseragam. Wajahnya sangar!

Menjadi abdi masyarakat sebagai polisi wanita memang melelahkan, makanya mukaku agak kusut,terkesan menakutkan. Badanku juga tegap. Aku sedang dalam tugas,mengawasi orang mencurigakan di depan anak kecil membawa raket yang ada di depanku.sepertinya pencopet itu mengincar atlit badminton ini juga. Di belakangku ada pria pendek botak yg sedang mendengarkan radio dari earphone. Sepertinya acara music.

Dug,jedag,jedug, suara music menyenangkan sekali di telingaku.sesekali ki hentakan kaki. Biar badanku pendek, aku seorang musisi.tapi kepalaku gundul karena kanker otak. Didepanku ada ibu polwan yang berdiri tegap,gagah sekali,menakutkan. Di belakangku ada pemuda dengan penampilan sangat tidak modern, membawa stopmap, sepertinya sedang mencari kerja. Dia tinggi sekali, dan bajunya batik lusuh.pasti dari desa.mukanya memelas sekali. Dalam keadaan apapun, harus selalu mengingat Tuhan! Maka di stasiun seperti inipun,aku memegang tasbih dan berdzikiir komat-kamit. Sorban dan janggutku berat. Janggut belum kucukur, sorban belum kucuci.di depanku ada seorang laki-laki lusuh membawa stopmap,berbaju batik usang. Kasihan,wajahnya memelas.di belakangku ada seorang perawat rumah sakit memakai seragam rok mini putih.waduh, jadi tergoda.kakinya mulus sekali.wajahnya putih cantik! Aku orang yang beruntung karena berada di barisan terdepan,laki-laki mapan dengan baju bagus dan menebar senyum, tak perlu susah payah karena julukanku lucky man. Tapi aku sedikit merasa terganggu dengan kehadiran seorang pria dengan luka di wajahnya di belakangku.

Mencari kerja itu tidak gampang! Sudah mencari seminggu, seharian belum makan.bajuku sampai basah bagian belakang karena keringat. Aku dari desa,stopmap yg kubawa ini berisi ijazah dan pelengkap lain. Di depanku ada pria pendek menghentak-hentakkan kaki,seoertinya sambil bernyanyi. Dia tidak ber rambut,hihi.di belakangku ada seorang kyai yang bersorban lusuh dan berjanggut panjang sekali. Sedang memegang tasbih, sedang dzikir sepertinya. Sebenarnya aku risih memakai rok ini sebagai seragam. Rok nya di atas lutut! Kakiku jadi terlihat semua. Padahal ini seragam perawat!rumah sakit ini benar-benar tidak waras! Di depanku ada kyai mesum lagi,melihat kakiku dengan bernafsu sambil berlagak berdzikir. Aku adalah orang terakhir dalam antrian.

Aku adalah pengangguran. Kata orang aku lumayan ganteng tapi ada juga yang bilang aku menakutkan. Mungkin karena luka di wajahku dan kebiasaanku yang buruk yaitu meludah.di depanku ada seorang parlente kaya dan di belakangku ada seorang nenek tua yang lumayan modis.

Sungguh suatu kesialan harus berada dibelakang pria besar menakutkan.takut perhiasanku diambilnya. Umurku 60 tahun tapi jangan salah, aku masih modis seperti anak jaman sekarang. Dibelakangku ada seorang gadis kecil yang cantik sedang sibuk dengan permennya.

Aku sonya.umurku 6 tahun.kata ibu, aku seperti Barbie,boneka itu. Hobiku makan permen lollipop.bosan sekali memperhatikan nenek tua di depanku.walaupun gaul,tetap saja nenek tua! Tapi aku senang, berada di depan pria ganteng tinggi yang sepertinya seorang pemain basket.

Hay, namaku Riko. Umurku 20 tahun.hobiku adalah basket dan aku bercita2 pergi ke amerika.badanku tinggi atletis. Aku suka anak kecil menggemaskan yang makan permen di depanku. Di belakangku ada ibu hamil yang kerepotan membawa barang belanjaannya.

Aku sudah menikah selama 10 tahun. Tapi baru sekarang aku mengandung anak pertamaku. Sungguh capek pulang dari pasar,belanjaanku lumayan berat. Namun aku dapat pemandangan bagus karena di depanku berdiri anak muda ganteng atletis. Di belakangku ada bapak-bapak penjual Koran yang gendut.

Sudah 13 tahun aku menjadi penjual Koran. Aku merasa iba pada ibu hamil di depanku.sepertinya kerepotan sekali membawa barang belanjaannya. Aku jadi teringat istriku yang sedang mengandung juga. Rasanya ingin cepat pulang. Tak kusangka saat kupalingkan wajah tampak sesosok pria berjenggot dan bersorban,sepertinya seorang ustad.

Dakwah dan jihad di jalan Tuhan adalah tujuan hidupku.sudah 3 tahun aku berkelana menyebarkan firman Tuhan.aku kasihan melihat penjual Koran di depanku. Tidak seperti pria di belakangku, melihat pakaiannya saja sudah merinding, apalagi rambutnya yang dipotong ala roker,dan anting-anting di hidungnya.

Malangnya hidupku. Bagaimana tidak, sejak kecil orangtuaku bercerai, hingga aku tinggal dengansaudara. Pacaran 5 tahun ternyata pacarku selingkuh. Akhirnya aku memilih jalan hitam, rambutku kupotong roker, anak punk. Aku juga memakai anting di hidung. Sedikit malu,saat seorang ustad melirikku dari depan. Saat aku menoleh ke belakang,ada wanita cantik nan montok. Rasanya aduhai.

Namaku Sonya, gadis cantik semlohai yang bekerja di club malam. Hari ini pakaianku minim, jadi aku terlihat semakin sexy. Di depanku ada preman punk yg melihatku dengan nafsu,menjijikan. Di belakangku ada cowok berkacamata kutu buku dan culun sekali,tapi sepertinya pintar. Lumayan juga tampangnya,tapi pendiam bukan tipeku.

Apapun yang terjadi,walau badai menghadang, buku yg terpenting!sejak kecil aku sarapan,makan malam,siang,sore dengan buku,karena itu mataku minus 13.tampang bagiku tak masalah,walau banyak yg bilang aku lumayan tampan. Di depanku berdiri seorang wanita yg memakai pakaian kekurangan bahan dan memamerkan tubuhnya. Di belakangku berdiri seorang pegawai bengkel sepertinya,seragam nya penuh oli dan mukanya juga.

Huh,pegawai bengkel kok,suruh beli tiket! Mana muka dan badanku hitam-hitam! Jadi tidak pede,apalagi di belakangku ada ibu-ibu cantik berkerudung,sepertinya janda baru. Warna baju nya ungu sih!hehe. di depanku ada mahasiswa berkacamata tebal sedang membaca buku yg sepertinya sangat berat.

Aku mau pulang kampung. Menjadi orangtua tunggal memang capek. Kuusap kerudung ungu yang sedang kupakai ini, aku seorang janda,dan aku suka warna ungu.kata tetangga,aku cantik,jadi pasti mudah mendapat suami lagi.aku suka laki-laki pegawai bengkel di depanku.terlihat gagah walau badannya penuh oli.tidak seperti mantan suamiku dulu di belakangku sebaliknya, ada pegawai kantoran yg sangat rapi,membawa tas tangan dan terlihat terburu-buru.

Apa sih?pegawai keren og suruh ke stasiun?sia2 sudah seragam rapiku!terkena debu menjijikan! Mana sudah siang,aku lapar sekali! Di depanku ada ibu-ibu manis berkerudung ungu,sepertinya tidak terlalu suka padaku.di belakangku ada seorang dokter yang berseragam putih2,membawa tas tangan sepertiku dan terlihat bersahaja.

Aku menebar senyum kebapakan.menjadi dokter merupakan pekerjaan mulia. Aku bangga memakai seragam kebesaranku,putih2 bagus sekali.di depanku ada pekerja kantoran yang sanngat rapi. Di belakangku ada petugas kebersihan dengan seragam orange dan membawa sapu dan ikrak.

Bebersih,itu namaku,sesuai dengan pekerjaanku sebagai petugas kebersihan.seragam lamaku memang sudah kusut,tapi masih orange terang.sebenarnya sedang bau,tapi apa boleh buat?di depanku ada dokter yg bersih rapi lagi.di belakangku ada orang yg membuatku bergidik ngeri,karena dia membawa ular phyton. Besar sekali!padahal badannya pendek dan botak,tapi kuat sekali dia!

Membawa peliharaanku si ular kecil memang menjengkelkan.kecil?sebenarnya bobotnya 10 kilo,dan badanku yg pendek menjadi semakin pendek.kepalanya daritadi berada diatas kepalaku yg botak.didepanku petugas kebersihan sepertinya ketakutan.di belakangku berdiri seorang pastur yang masih muda,terlihat dari seragamnya.dia keturunan bule,wajahnya blasteran.

Seragam pastur ini merepotkan,apalagi di lingkungan stasiun. Tapi aku harus menjaga penampilanku. Apalagi aku bukan orang sini. Orangtuaku indo belanda. Di depanku ada orang membawa ular.di belakangku ada seorang detektif yang dari tadi melihat dengan kaca pembesar,memakai topi pet dan sarung tangan.

Ada pembunuhan kemarin disini,aku harus menemukan bukti!sebagai detektif,aku harus jeli.tidak boleh merusak barang bukti! Seorang pemuka agama Kristen berdiri di depanku. Di belakangku berdiri anggota pramuka yg gagah membawa tongkat dan bendera pramuka.

Pramuka pramuka pramuka siaga!unyanyikan dalam hati lagu bagus itu.pramuka sepertiku membeli tiket untuk kemah budaya.di depanku ada detektif atau polisi atau apalah,memegang kaca pembesar dan memakai topi aneh,memakai sarung tangan pula. Menyebalkan sekali menjadi orang terakhir di antrian ini!

Mbak-mbak yang melayaniku dibalik dinding ini lumayan manis.beruntungnya aku berada di depan antrian ini.wajahku memang jelek,mrongos juga.tapi tetap PD.walau seragamku SLB TAKADAHARAPAN.di belakangku ada mas-mas yg memandangku iri.dia memang tampan,tak akan kubiarkan dia mendekati cewek ini. Aku akan berlama-lama di sini.hehe.

Lagaknya cowok bloon anak SLB ini membuatku muak!aku kenal dia,anak SLB dekat rumahku.mrongos itu!huh!aku yang ganteng ini kalah merayu mbak-mbak penjaga loket!sialan!di belakangku ini,anak kecil dengan ibunya,sangat rebut,mengganggu saja! Kasihan tapi ibunya,sepertinya kerepotan sekali.

Astagfirullah, ini anak rewel sekali.aku sampai pusing mendiamkannya. Menangis saja ini.huhu.di depanku ada cowok ganteng yang sepertinya sedang kesal sekali. Di belakangku ada seorang bakul gorengan yang menjajakan dagangannya. Ibuk-ibuk sanggulan. Tapi selalu tersenyum.aku mau beli ah. ,untuk mendiamkan anak ini.

Alhamdulillah,ibu-ibu di depanku ini membeli gorenganku lumayan banyak.sepertinya anaknya lapar,jadi rewel dari tadi. Senyumku semakin mengembang. Dibelakangku sepertinya ada pekerja bangunan yang kelelahan.sepertinya lapar juga.mudahmudahan dia mau membeli beberapa gorenganku.tapi melihat baju dan celana kotornya,sepertinya tidak punya uang.

Aku lapar!gorengan yang dijual simbok2 di depanku itu terlihat menggoda. Tapi uangku hanya cukup untuk beli tiket kereta ini. Orang2 pasti bertanya,mau apa orang berbaju gelandangan antri tiket?apa punya uang?gini gini aku pekerja bangunan.tidak seperti bapak-bapak beruban dibelakangku yg sepertinya pengusaha kaya raya,walau duduk di kursi roda. Pakaiannya keren sekali,terbalik denganku.malu aku jadinya.

Menjadi orang asing di Jogja ini membuatku harus bisa adaptasi.kulitku hitam manis, tapi gigiku putih, dan selalu kutunjukkan pada siapa saja. NTB kampung halamanku. Di depanku seorang wanita bersama anaknya yang rewel menarik perhatianku. Wanita itu sepertinya sangat sebal dengan kelakuan anaknya. Tapi kok tidak mirip ya? Di belakangku berdiri seorang anggota resimen mahasiswa.baret ungu nya mencolok sekali. Kulitnya juga hitam sepertiku,tapi karena latihan pastinya.

Menjadi resimen mahasiswa membuatku harus siap bertugas kapan saja. Berbaret ungu pula,membelikan tiket komandanku. Harus berlari aku dari markas tadi. Kulitku jadi makin hitam.di depanku ada orang luar jawa yg ramah,tadi sempat tersenyum padaku. Badan tinggi besar dan hitam. Di belakangku adalah seorang remaja wanita yang sepertinya pemakai narkoba. Wajahnya pucat dan tidak sehat.pakaiannya serampangan. Bau alcohol juga.

Sepertinya penampiilanku mencurigakan. Aku belum sempat mandi sejak pesta miras tadi malam. Pakaianku sobek-sobek,gaya anak muda jaman sekarang. Seorang anggota resimen mahasiswa sepertinya mencurigaiku, ia mengintip berkali-kali, baret ungunya selalu bergerak. Di belakangku ada seorang peternak kelihatannya. Bau ayam memenuhi udara. Huek. Tapi dari penampilannya,sepertinya peternak yg sukses. Pakaiannya bagus. Menjadi guru di masa tua sangat melelahkan,tapi harus tetap semangat! Selesai mengajar, masih berbaju coklat harian, aku membeli tiket kereta untuk menjenguk cucuku. Di depanku ada juragan ayam (dari baunya,bau ayam!) yg kaya. Di belakangku ada penjual rambutan keliling tapi lalu diam saja setelah kulihat menerima telepon. Hanya menunduk sambil memegangi rambutan yang dipeluknya. Ada apa dengan laki-laki itu?

Aku terburu-buru,belum sempat pakai parfum tadi.padahal baru saja dari kandang ayam.haduh.pasti bauku kemana-mana.padahal bajuku sudah keren. Beginilah nasib orang yang kaya karena ayam ternak. Di depanku ada wanita mengerikan berbaju sobek-sobek dan mencurigakan,sepertinya terkena pergaulan bebas. Di belakangku ada seorang guru senior yang sudah putih rambutnya, tapi masih segar. Selalu tersenyum. Baju dinar coklatnya sudah luntur, tapi semangat nya belum. Mataku sembab. Aku baru mendapat telepon dari bapakku yang mengabarkan bahwa ibu di kampung sakit keras. Rambutan yg sedang ku coba kujual hanya bisa ku pegangi. Aku kalut. Di depanku ada bapak guru tua beruban yang terlihat simpati padaku. Di belakangku ada seorang anak SMA yang sedang tertawa-tawa sambil melihat layar HP. FB an kayaknya.

Teman-temanku memang gokil!sejak tadi aku tertawatawa membaca komentar mereka di FB. Tak henti mataku menatap HP. Meski aku masih SMA,dengan seragam seperti ini, aku tidak takut di copet. Aku bisa silat!di depanku ada bapak-bapak yg menunduk terus, tadi sempet telepon juga, membawa banyak rambutan. Di belakangku ada laki-laki misterius,berpakaian serba hitam,berkacamata hitam.apa dia mau mencopet ku ya?

Sejak tadi aku mengincar anak di depanku ini. PD sekali dia! Pakai seragam SMA, membawa HP bagus,ketawatawa juga. Lihat saja,setelah ku copet, baru tahu rasa dia! Pakaianku yang serba hitam memang mencurigakan,tapi biar saja dia tahu.di belakangku ada atlit badminton sepertinya, masih SMP, membawa raket 2 buah di tas punggungnya. Boleh juga jadi sasaran berikutnya!

Aku disuruh menunggu ayah sambil mengantri tiket disini setelah latihan bulutangkisku berakhir. Tubuhku kecil, keberatan membawa sepatu dan 2 buah raket. Walau sudah SMP, badanku tetap kecil. Di depanku ini orangnya mencurigakan sekali?kayak perampok!hitam-hitam. Tapi tenang, dibelakangku ada polwan berbadan tegap berseragam. Wajahnya sangar!

Menjadi abdi masyarakat sebagai polisi wanita memang melelahkan, makanya mukaku agak kusut,terkesan menakutkan. Badanku juga tegap. Aku sedang dalam tugas,mengawasi orang mencurigakan di depan anak kecil membawa raket yang ada di depanku.sepertinya pencopet itu mengincar atlit badminton ini juga. Di belakangku ada pria pendek botak yg sedang mendengarkan radio dari earphone. Sepertinya acara music.

Dug,jedag,jedug, suara music menyenangkan sekali di telingaku.sesekali ki hentakan kaki. Biar badanku pendek, aku seorang musisi.tapi kepalaku gundul karena kanker otak. Didepanku ada ibu polwan yang berdiri tegap,gagah sekali,menakutkan. Di belakangku ada pemuda dengan penampilan sangat tidak modern, membawa stopmap, sepertinya sedang mencari kerja. Dia tinggi sekali, dan bajunya batik lusuh.pasti dari desa.mukanya memelas sekali. Dalam keadaan apapun, harus selalu mengingat Tuhan! Maka di stasiun seperti inipun,aku memegang tasbih dan berdzikiir komat-kamit. Sorban dan janggutku berat. Janggut belum kucukur, sorban belum kucuci.di depanku ada seorang laki-laki lusuh membawa stopmap,berbaju batik usang. Kasihan,wajahnya memelas.di belakangku ada seorang perawat rumah sakit memakai seragam rok mini putih.waduh, jadi tergoda.kakinya mulus sekali.wajahnya putih cantik! Aku orang yang beruntung karena berada di barisan terdepan,laki-laki mapan dengan baju bagus dan menebar senyum, tak perlu susah payah karena julukanku lucky man. Tapi aku sedikit merasa terganggu dengan kehadiran seorang pria dengan luka di wajahnya di belakangku.

Mencari kerja itu tidak gampang! Sudah mencari seminggu, seharian belum makan.bajuku sampai basah bagian belakang karena keringat. Aku dari desa,stopmap yg kubawa ini berisi ijazah dan pelengkap lain. Di depanku ada pria pendek menghentak-hentakkan kaki,seoertinya sambil bernyanyi. Dia tidak ber rambut,hihi.di belakangku ada seorang kyai yang bersorban lusuh dan berjanggut panjang sekali. Sedang memegang tasbih, sedang dzikir sepertinya. Sebenarnya aku risih memakai rok ini sebagai seragam. Rok nya di atas lutut! Kakiku jadi terlihat semua. Padahal ini seragam perawat!rumah sakit ini benar-benar tidak waras! Di depanku ada kyai mesum lagi,melihat kakiku dengan bernafsu sambil berlagak berdzikir. Aku adalah orang terakhir dalam antrian.

Aku adalah pengangguran. Kata orang aku lumayan ganteng tapi ada juga yang bilang aku menakutkan. Mungkin karena luka di wajahku dan kebiasaanku yang buruk yaitu meludah.di depanku ada seorang parlente kaya dan di belakangku ada seorang nenek tua yang lumayan modis.

Sungguh suatu kesialan harus berada dibelakang pria besar menakutkan.takut perhiasanku diambilnya. Umurku 60 tahun tapi jangan salah, aku masih modis seperti anak jaman sekarang. Dibelakangku ada seorang gadis kecil yang cantik sedang sibuk dengan permennya.

Aku sonya.umurku 6 tahun.kata ibu, aku seperti Barbie,boneka itu. Hobiku makan permen lollipop.bosan sekali memperhatikan nenek tua di depanku.walaupun gaul,tetap saja nenek tua! Tapi aku senang, berada di depan pria ganteng tinggi yang sepertinya seorang pemain basket.

Hay, namaku Riko. Umurku 20 tahun.hobiku adalah basket dan aku bercita2 pergi ke amerika.badanku tinggi atletis. Aku suka anak kecil menggemaskan yang makan permen di depanku. Di belakangku ada ibu hamil yang kerepotan membawa barang belanjaannya.

Aku sudah menikah selama 10 tahun. Tapi baru sekarang aku mengandung anak pertamaku. Sungguh capek pulang dari pasar,belanjaanku lumayan berat. Namun aku dapat pemandangan bagus karena di depanku berdiri anak muda ganteng atletis. Di belakangku ada bapak-bapak penjual Koran yang gendut.

Sudah 13 tahun aku menjadi penjual Koran. Aku merasa iba pada ibu hamil di depanku.sepertinya kerepotan sekali membawa barang belanjaannya. Aku jadi teringat istriku yang sedang mengandung juga. Rasanya ingin cepat pulang. Tak kusangka saat kupalingkan wajah tampak sesosok pria berjenggot dan bersorban,sepertinya seorang ustad.

Dakwah dan jihad di jalan Tuhan adalah tujuan hidupku.sudah 3 tahun aku berkelana menyebarkan firman Tuhan.aku kasihan melihat penjual Koran di depanku. Tidak seperti pria di belakangku, melihat pakaiannya saja sudah merinding, apalagi rambutnya yang dipotong ala roker,dan anting-anting di hidungnya.

Malangnya hidupku. Bagaimana tidak, sejak kecil orangtuaku bercerai, hingga aku tinggal dengansaudara. Pacaran 5 tahun ternyata pacarku selingkuh. Akhirnya aku memilih jalan hitam, rambutku kupotong roker, anak punk. Aku juga memakai anting di hidung. Sedikit malu,saat seorang ustad melirikku dari depan. Saat aku menoleh ke belakang,ada wanita cantik nan montok. Rasanya aduhai.

Namaku Sonya, gadis cantik semlohai yang bekerja di club malam. Hari ini pakaianku minim, jadi aku terlihat semakin sexy. Di depanku ada preman punk yg melihatku dengan nafsu,menjijikan. Di belakangku ada cowok berkacamata kutu buku dan culun sekali,tapi sepertinya pintar. Lumayan juga tampangnya,tapi pendiam bukan tipeku.

Apapun yang terjadi,walau badai menghadang, buku yg terpenting!sejak kecil aku sarapan,makan malam,siang,sore dengan buku,karena itu mataku minus 13.tampang bagiku tak masalah,walau banyak yg bilang aku lumayan tampan. Di depanku berdiri seorang wanita yg memakai pakaian kekurangan bahan dan memamerkan tubuhnya. Di belakangku berdiri seorang pegawai bengkel sepertinya,seragam nya penuh oli dan mukanya juga.

Huh,pegawai bengkel kok,suruh beli tiket! Mana muka dan badanku hitam-hitam! Jadi tidak pede,apalagi di belakangku ada ibu-ibu cantik berkerudung,sepertinya janda baru. Warna baju nya ungu sih!hehe. di depanku ada mahasiswa berkacamata tebal sedang membaca buku yg sepertinya sangat berat.

Aku mau pulang kampung. Menjadi orangtua tunggal memang capek. Kuusap kerudung ungu yang sedang kupakai ini, aku seorang janda,dan aku suka warna ungu.kata tetangga,aku cantik,jadi pasti mudah mendapat suami lagi.aku suka laki-laki pegawai bengkel di depanku.terlihat gagah walau badannya penuh oli.tidak seperti mantan suamiku dulu di belakangku sebaliknya, ada pegawai kantoran yg sangat rapi,membawa tas tangan dan terlihat terburu-buru.

Apa sih?pegawai keren og suruh ke stasiun?sia2 sudah seragam rapiku!terkena debu menjijikan! Mana sudah siang,aku lapar sekali! Di depanku ada ibu-ibu manis berkerudung ungu,sepertinya tidak terlalu suka padaku.di belakangku ada seorang dokter yang berseragam putih2,membawa tas tangan sepertiku dan terlihat bersahaja.

Aku menebar senyum kebapakan.menjadi dokter merupakan pekerjaan mulia. Aku bangga memakai seragam kebesaranku,putih2 bagus sekali.di depanku ada pekerja kantoran yang sanngat rapi. Di belakangku ada petugas kebersihan dengan seragam orange dan membawa sapu dan ikrak.

Bebersih,itu namaku,sesuai dengan pekerjaanku sebagai petugas kebersihan.seragam lamaku memang sudah kusut,tapi masih orange terang.sebenarnya sedang bau,tapi apa boleh buat?di depanku ada dokter yg bersih rapi lagi.di belakangku ada orang yg membuatku bergidik ngeri,karena dia membawa ular phyton. Besar sekali!padahal badannya pendek dan botak,tapi kuat sekali dia!

Membawa peliharaanku si ular kecil memang menjengkelkan.kecil?sebenarnya bobotnya 10 kilo,dan badanku yg pendek menjadi semakin pendek.kepalanya daritadi berada diatas kepalaku yg botak.didepanku petugas kebersihan sepertinya ketakutan.di belakangku berdiri seorang pastur yang masih muda,terlihat dari seragamnya.dia keturunan bule,wajahnya blasteran.

Seragam pastur ini merepotkan,apalagi di lingkungan stasiun. Tapi aku harus menjaga penampilanku. Apalagi aku bukan orang sini. Orangtuaku indo belanda. Di depanku ada orang membawa ular.di belakangku ada seorang detektif yang dari tadi melihat dengan kaca pembesar,memakai topi pet dan sarung tangan.

Ada pembunuhan kemarin disini,aku harus menemukan bukti!sebagai detektif,aku harus jeli.tidak boleh merusak barang bukti! Seorang pemuka agama Kristen berdiri di depanku. Di belakangku berdiri anggota pramuka yg gagah membawa tongkat dan bendera pramuka.

Pramuka pramuka pramuka siaga!unyanyikan dalam hati lagu bagus itu.pramuka sepertiku membeli tiket untuk kemah budaya.di depanku ada detektif atau polisi atau apalah,memegang kaca pembesar dan memakai topi aneh,memakai sarung tangan pula. Menyebalkan sekali menjadi orang terakhir di antrian ini!

Anda mungkin juga menyukai