Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

PERCOBAAN I DAERAH TUMBUH

NAMA NIM KELOMPOK HARI/TGL PERC. ASISTEN

: SRI RAFIKA T. IKLAM : H41109270 : II (DUA) : SENIN / 23 APRIL 2011 : JANNY JOVITA

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang Pertumbuhan menunjukkan suatu pertambahan dalam ukuran dengan menghilangkan konsep-konsep yang menyangkut perubahan kualitas seperti halnya pengertian mencapai ukuran penuh (full size) atau kedewasaan(maturity) yang tidak relavan denga pengertian ptoses pertumbuhan. Pertumbuhan dapat diukur sebagai pertambahan panjang, lebar, atau. Luas, tetapi dapat diukur berdasarkan pertambahan volume, massa atau berat (segar atau kering) (Anonim,2010). Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran sel, volume sel, berat, tinggi, dan ukuran lainnya yang bisa dinyatakan secara kuantitatif (dapat diukur dan dihitung dengan bilangan). Pola pertumbuhan dapat dibagi dalam tiga fase pertumbuhan yaitu pertama fase logaritmik atau fase eksponensial, kemudian fase linier dan yang terakhir fase penurunan kadar cepat pertumbuhan yang kemudian disebut penuaan (senescene)( Nia, 2008). Peningkatan kadar cepat pertumbuhan terjadi selama fase linier dan menurun menuju nol selama proses dan untuk memahami lebih lanjut bagaimana proses pertumbuhan dan kecepatan pertumbuhan dari tumbuhan tersebut, maka diadakanlah percobaan ini.

I.2 TUJUAN PERCOBAN Tujuan dari percobaan ini adaalah untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris. I.3 Waktu dan tempat percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 22 April 2011, pukul 08.00. Bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengamatan dilakukan selama 14 hari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan ukuran sel, volume sel, berat, tinggi, dan ukuran lainnya yang bias dinyatakan secara kuantitatif (dapat diukur dan dihitung dengan bilangan). Perkembangan merupakan proses menuju kedewasaan pada organisme. Perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan yaitu pertumbuhan mengalami pertambahan ukuran (panjang, volume, massa, lebar), bersifat kuantitatif, irreversibel ( tidak dapat kembali ke keadaan semula ), dapat diukur menggunakan alat auksanometer. Sedangkan perkembangan merupakan suatu proses menuju dewasa, bersifat kualitatif, reversibel (dapat kembali ke keadaan semula), dan tidak dapat diukur (Anonim, 2008). Pertumbuhan (Growth) adalah dapat diartikan sebagai perubahan secara kuantitatif selama siklus hidup tanaman yang bersifat tak terbalikkan (Irreversible). Bertambah besar ataupun bertambah berat tanaman atau bagian tanaman akibat adanya penambahan unsur-unsur struktural yang baru. Peningkatan ukuran tanaman yang tidak akan kembali sebagai akibat pembelahan dan pembesaran sel. Misalnya, dalam ukuran sel, jaringan, organ perkembangan (Development) diartikan sebagai : Proses perubahan secara kualitatif atau mengikuti pertumbuhan tanaman/bagianbagiannya.Proses hidup yang terjadi di dalam tanaman yang meliputi pertumbuhan,

diferensiasi sel, dan morfogenesis. Misalnya, perubahan dari fase vegetatif ke generatif (Nia, 2008). Faktor yang mempengaruhi terjadinya pertumbuhan yaitu (Anonim, 2008): A. Faktor Ekstern 1) Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal. 2) Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara, kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat. 3) Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan. Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius. Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau berhenti. 4) Faktor Cahaya Matahari, sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna

tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses pertumbuhan. B. Faktor Intern Faktor Hormon, hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi matang. (alinea baru) Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu (Anonim, 2008): - Pertumbuhan Primer, terjadi sebagai hasil pembelahan sel sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Embrio memiliki 3 bagian penting yaitu tunas embrionik yaitu calon batang dan daun, akar embrionik yaitu calon akar, kotiledon yaitu cadangan makanan. Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer. Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya tcrbagi menjadi 3 daerah, yaitu derah pembelahan di mana sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik), daerah pemanjangan yang berada di belakang daerah pembelahan, dan daerah diferensiasi yaitu bagian paling belakang dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang. - Pertumbuhan Sekunder, merupakan aktivitas sel sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.

Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kambium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer. Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak di antara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis. Kambium intravasis dan intervasis membentuk lingkaran tahun bentuk konsentris. Kambium yang berada di sebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara permbentukan xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit. Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau fitohormon. Penggunaan istilah hormon sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan; dan, sebagaimana pada hewan, hormon juga dihasilkan dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam sel. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Mereka lebih suka menggunakan istilah zat pengatur tumbuh (bahasa Inggris plant growth regulator) (Latunra,2010). Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon

tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuhtumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya (Salisbury,1995). Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga, untuk menyebut beberapa contohnya.Sejauh ini dikenal sejumlah golongan zat yang dianggap sebagai fitohormon,yaitu,Auksin, (Salisbury,1995). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan yaitu (Nia,2008): A. Faktor Luar. 1. Air dan Mineral berpengaruh pada pertumbuhan tajuk 2 akar. Diferensiasi Sitokinin, Giberelin, Etilena, asam absisat(ABA)

salah satu unsur hara atau lebih akan menghambat atau menyebabkan pertumbuhan tak normal 2. Suhu di antaranya mempengaruhi kerja enzim. Suhu ideal yang diperlukan untuk pertumbuhan yang paling baik adalah suhu optimum, yang berbeda untuk tiap jenis tumbuhan.

3. Cahaya mempengaruhi fotosintesis. Secara umum merupakan faktor penghambat. Etiolasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat di tempat yang gelap. Fotoperiodisme adalah respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya dan panjang penyinaran. B. Faktor Dalam 1. Faktor hereditas. 2. Hormon. a. Auksin adalah senyawa asam indol asetat (IAA) yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan batang). F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung koleoptil kecambah gandum Avena sativa. - membantu perkecambahan - dominasi apikal b. Giberelin adalah senyawa ini dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa. Fungsi giberelin : - pemanjangan tumbuhan - berperan dalam partenokarpi c. Sitokinin Pertama kali ditemukan pada tembakau. Hormon ini merangsang pembelahan sel. d. Gas etilen

Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua e. Asam absiat f. Florigen g. Kalin h. Asam traumalin atau kambium luka Salisbury dan Ross (1995) menambahkan hormon yang pertama kali ditemukan adalah auksin. Auksin endogen yaitu IAA (Indol Acetic Acid)

ditemukan pada tahun 1930-an bahkan saat itu hormon mula-mula dimurnikan dari air seni. Karena semakin banyak hormon ditemukan maka efek serta konsentrasi endogennya dikaji. Hormon pada tanaman jelas mempunyai ciri : setiap hormon mempengaruhi respon pada bagian tumbuhan, respon itu bergantung pada species, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, yang diketahui dan berbagai faktor lingkungan yaitu cahaya, suhu, kelembaban, dan lainnya (Salisbury,1995). Hormon ABA (Asam absisat) Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan secara kromatografi Rf 0.9. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B kompleks. Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan, dormansi dan absisi. Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam absisat (ABA). Peneliti tersebut yaitu Addicott et al dari California USA pada tahun 1967 pada tanaman kapas dan Rothwell serta Wain pada tahun 1964 pada tanaman lupin. Menurut Salisbury dan Ross (1995) zat pengatur tumbuhan yang diproduksi di

dalam tanaman disebut juga hormon tanaman. Hormon tanaman yang dianggap sebagai hormon stress diproduksi dalam jumlah besar ketika tanaman mengalami berbagai keadaan rawan diantaranya yaitu ABA. Keadaan rawan tersebut antara lain kurang air, tanah bergaram, dan suhu dingin atau panas. ABA membantu tanaman mengatasi dari keadaan rawan tersebut. ABA adalah seskuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagian di kloroplas dan plastid melalui lintasan asam mevalonat (Salisbury dan Ross 1995).

BAB III METODE PERCOBAAN

III.1 Alat Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu lempeng kaca dan (hapus ganti koma) toples plastik dan mistar.

III.2 Bahan Bahan dalam percobaan ini yaitu kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris, tinta pulpen, tissu, karet gelang dan air.

III.3 Cara kerja Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu : 1. Mengecambahkan kacang merah Phaseolus vulgaris selama beberapa hari 2. Mengambil 6 biji kacang merah Phaseolus vulgaris tersebut dari tempat tumbuhnya dengan hati-hati agar kecambah yang diambil memiliki akar yang lurus dan panjangnya lebih dari 2 cm. 3. Memberi tanda pada ujung akar dan batang kecambah dengan tinta cina sebanyak 10 garis dengan interval 2 mm masing-masing 2 buah kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris dan sisanya 2 buah untuk control. 4. Membungkus plat kaca dengan tissue sehingga menutupi seluruh bagiannya. 5. Meletakkan kecambah tersebut pada plat kaca yang sudah dilapisi dengan tissue seluruhnya.

6. Mengikat kelima kecambah tersebut dengan karet gelang agar tidak mengalami perubahan posisi. 7. Memasukkan plat kaca tersebut ke dalam toples yang berisi air, kemudian menempatkannya pada tempat yang gelap. 8. Mengukur jarak masing-masing interval pada setiap kecambah yang bertindak sebagai perlakuan setelah 24 jam dan membandingkannya dengan jarak interval pada kecambah yang bertindak sebagai control. 9. Mencatat perubahan yang terjadi setiap hari selama 5 hari dan memasukkannya kedalam tabel pengamatan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1 Hasil IV.1.2 Tabel Hasil Pengamatan. Hari tanggal Minggu 24 April 2011 Senin 25 April 2011 Selasa 26 April 2011 Rabu 27 April 2011 Kamis 28 April 2011. Rata-rata 5,6 4,6 37 4,4 5,4 42,4 12 8 46 12 9 53 9 6 41 4 7 47 3 5 6 2 4 42 2 2 4 2 4 39 I 2 Batang (mm) II 2 III 8 I 2 Akar (mm) II 3 III 31

Keterangan : III : kontrol.

IV. 2 Pembahasan Percobaan tentang daerah tumbuh bertujuan untuk mengamati daerah tumbuh pada akar dan batang dari kecambah tanaman. Tanaman yang diamati yaitu kecambah kacang merah Phaseoulus vulgaris. Pada kecambah kacang merah akan dilakukan pengamatan daerah tumbuh pada bagian akar dan batangnya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, satu kecambah untuk pengamatan daerah tumbuh pada batang dan kecambah yang lain untuk pengamatan pada daerah tumbuh bagian akar. Gunakan 2 kecambah untuk setiap pengamatan, dan ambil masing-masing satu kecambah pada setiap pengamatan yang akan digunakan sebagai kontrol. Buat garis pada 2 kecambah untuk pengamatan daerah tumbuh untuk akar dengan interval 2 mm, yang dimulai dari ujung akar. Untuk kecambah yang berfungsih sebagai kontrol buat hanya satu garis dengan interval 2 cm. Perlakuan yang sama untuk pengamatan daerah tumbuh pada bagian batang. Gunakan tinta cina untuk menandai setiap garis atau menggunakan spidol, pulpen yang tahan air. Semua kecamabah ditempelkan pada lempeng kaca yang telah dilapisi dengan tissu, kemudia ditempatkan pada toples plastik yang berisi air. Dan lakukan pengamatan selama 5 hari. Setiap harinya, dilakukan pengukuran pertambahan panjang dari kedua bagian kecambah. Hasil yang diperoleh dari pengamatan daerah tumbuh pada bagian batang kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris yaitu sebagai berikut : Hari pertama (Minggu/ 24 April 2011), kecambah I = 2 mm, kecambah II = 2 mm, kecambah III = 28 mm.

Hari kedua (Senin/25 April 2011)kecambah I = 2 mm, kecambah II = 2 mm, kecambah III = 34 mm. Hari ketiga (Selasa/26 April 2011), kecambah I = 3 mm, kecambah II = 5 mm, kecambah III = 36 mm. Hari keempat (Rabu/27 April 2011), kecambah I = 9 mm, kecambah II = 6 mm, kecambah III = 41 mm. Hari kelima (Kamis/ 28 April 2011), kecambah I = 1,2 mm, kecambah II = 8 mm, kecambah III = 46 mm. Rata-rata pertambahan panjang yang terjadi yaitu 3,6 Rata-rata pertambahan panjang pada batang yaitu =5,6 mm (kecambah 1), 4,6 mm (kecambah 2), 37 mm (kecambah 3). Hasil yang diperoleh dari pengamatan daerah tumbuh pada bagian akar kecambah kacang merah Phaseolus vulgaris yaitu sebagai berikut : Hari pertama (Minggu/ 24 April 2011), kecambah I = 2 mm, kecambah II = 3 mm, kecambah III = 31 mm. Hari kedua (Senin/25 April 2011)kecambah I = 2 mm, kecambah II = 4 mm, kecambah III = 42 mm. Hari ketiga (Selasa/26 April 2011), kecambah I = 2 mm, kecambah II = 4 mm, kecambah III = 42 mm. Hari keempat (Rabu/27 April 2011), kecambah I = 4 mm, kecambah II = 7 mm, kecambah III = 47 mm.

Hari kelima (Kamis/ 28 April 2011), kecambah I = 12 mm, kecambah II = 9 mm, kecambah III = 53 mm. Rata-rata pertambahan ukuran pada bagian akar yaitu = 4,4 mm (kecambah 1), 5,4 mm (kecambah 2), 42,4 mm (kecambah 3). Dari data hasil praktikum diatas dapat kita ketahui bahwa, pada pertumbuhan batang dan akar mengalami pertambahan panjang. Umumnya yang mengalami pertumbuhan panjang adalah tumbuhan yang berada pada garis milimeter pada pangkal garis, Hal ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa pertambahan panjang dan pembelahan sel umumnya terjadi pada sel yang muda yang berada pada ujung organ tumbuhan. Karna pada ujung organlah umumnya sel-sel muda yang aktif membelah dapat di temukan. Pertumbuhan bagian pucuk dan akar disebabkan adanya pembentukan sel-sel baru oleh jaringan meristematik (embrionik) pada titk tumbuh diikuti dengan pertumbuhan dan differensiasi sel-selnya,bila mana tumbuhan mencapai ukuran dewasa maka terbentuk bunga. Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang merisitem ujung,sedang lebar yang lebih dari pada perbesaran sel-sel ujung merupakan hasil dari merisitem lateral atau pembentukan cambium, yang memulai pertumbuahan sekunder dari merisitem cambium. Pertumbuhan panjang dan lingkaran akar pada pucuk. Walau demikian pertumbuhan lateral tidak analog, karma percabangan akar mincul dari lingkaran tepi yang jauh di dalam jaringan tua atau jaringan yang

berdifferensiasi, suatu morfogenesis yang jeles berbeda dari percabangan pada pucuk yang munculnya dari ujung dan asalnya dari permukaan. Letak pertumbuhan adalah pada merisitem ujung, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang, pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang terjadi di merisitem intercalar, memerlukan tambahan sumber hormone pertumbuhan dan mempunyai jumlah sel ataupun aktifitas sel yang rendah.

BAB V PENUTUP

V. 1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari percobaan ini adalah : 1. Daerah tumbuh pada bagian akar yang mengalami pertumbuhan panjang lebih cepat adalah daerah meristem dibelakang ujung akar. 2. Daerah tumbuh pada bagian batang yang mengalami pertumbuhan paling cepat adalah ujung batang. 3. Letak pertumbuhan adalah pada merisitem ujung, lateral, dan interkalar. Pertumbuhan ujung cenderung menghasilkan pertambahan panjang,

pertumbuhan lateral menghasilkan pertambahan lebar. Pertambahan panjang batang pada ruas-ruas batang terjadi di merisitem interksalar, V. 2 Saran Saran saya untuk seluruh pihak yang terlibat dalam praktikum ini agar lebih meningkatkan kinerja diri masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Daerah Pertumbuhan Tanaman. http://daerah-pertumbuhantanaman.html. Diakses pada tanggal 24 April 2011 pukul 20.00 WITA. Anonim,2008 Kecepatan Tumbuh pada Tumbuhan.http//wikipedia.com. Diakses pada tanggal 24 April 2011. Nia, 2008. Hormon Pertumbuhan pada Tumbuhan. http//wikipedia.com. Diakses pada tanggal 24 April 2011. Latunra, A.I, 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Hasanuddin. Makasssar. Salisbury, F. B. dan C. W. Ross., 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai