Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1-2010
KATA PENGANTAR
Pengelolaan irigasi partisipatif merupakan salah satu Reformasi Kebijakan mempunyai Pengembangan prinsip dan Pengelolaan pengelolaan Irigasi irigasi yang yang utama
Disamping itu, di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota disebutkan bahwa Pemerintah Daerah kabupaten/kota Pengembangan berkewajiban dan melakukan Bimbingan Petani Pemberdayaan Perkumpulan
melibatkan seluruh stakeholder (Pemerintah, petani, LSM dan lainnya) mulai dari perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dengan tujuan akhir untuk mengoptimalkan penggunaan air irigasi, sehingga dapat meningkatkan suatu hasil usahatani. Reformasi tersebut telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi yang di dalamnya dengan jelas ditegaskan bahwa pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab perkumpulan petani pemakai air. Sebagai tindaklanjutnya peranan perkumpulan petani pemakai air perlu dikedepankan melalui kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif.
Pemakai Air (P3A) dan Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah. Sebagai dasar untuk memberikan arahan dan acuan dalam
pelaksanaannya, diperlukan Pedoman Teknis Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif. Dengan adanya acuan atau Pedoman Teknis ini diharapkan petugas dapat memahami dan melaksanakan baiknya. Dalam upaya penerapannya yang lebih optimal di tingkat lapangan Dinas Pertanian Provinsi harus segera menjabarkan Pedoman Teknis ini dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menjabarkan dalam bentuk Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan spesifikasi lokasi. tugas dan kewajibannya dengan sebaik-
ii
Semoga buku Pedoman Teknis ini dapat bermanfaat bagi para petugas pengelola irigasi di daerah, dan kami sangat berterimakasih atas saran untuk penyempurnaan Pedoman Teknis ini di kemudian hari.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................ iv DAFTAR GAMBAR ............................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN............................................................viii I. PENDAHULUAN ...........................................................1 A. B. C. D. II. A. B. Latar Belakang .....................................................1 Tujuan .................................................................3 Sasaran................................................................3 Pengertian atau Istilah ..........................................4
PELAKSANAAN .......................................................... 11 Persyaratan Lokasi dan Petani/Kelompok ............. 11 Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani/ Kelompok ........................................................... 13 C. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok.. 14 D. Partisipatif.......................................................... 17 E. Pelaksanaan Kegiatan Fisik.................................. 18 F. Pembiayaan ....................................................... 23 G. Pengawasan ....................................................... 25
iii
iv
III.
INDIKATOR KINERJA................................................. 26 A. B. C. D. Keluaran ............................................................ 26 Hasil .................................................................. 26 Manfaat ............................................................. 26 Dampak ............................................................. 26
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehab JITUT) dengan menggunakan Pasangan Batu Kali oleh P3A Ngudi Rahayu, Desa Daleman, Kabupaten Sukoharjo, TA 2009 ........................................................................ 19 Gambar 2 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehab JITUT) dengan menggunakan Pasangan Batu Kali oleh Kelompok Tani Sukarame, Desa Ciandam, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, TA 2009 ....... 20 Gambar 3 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehabilitasi JITUT), konstruksi Pasangan batu kali, Kelompok Tani Catur Mitra Usaha, Romodadi, Kec. Buay Madang Timur, Kabupaten OKU Timur, T.A 2009 ............................... 20 Gambar 4 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Rehabilitasi JITUT) oleh P3A Sedyo Makmur, Desa Argo Mulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman T.A 2009. .................................... 21 Gambar 5 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehabilitasi bendung Cilamatan dengan ukuran T : 3 m, L ; 13 m), Kelompok Tani Sari Bumi, Desa Cijambe, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, T.A 2009 ..... 21
IV.
MONITORING & EVALUASI, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN ........................................................ 27 A. B. C. Monitoring dan Evaluasi ...................................... 27 Pelaporan........................................................... 27 Pengendalian...................................................... 32
V.
PENUTUP.................................................................. 35
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................ 36
vi
Gambar 6 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Juar Sari, Desa Panca Sari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul tahun 2008.................. 22 Gambar 7 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa pembangunan bendung/dam parit) oleh Kelompok Tani Sriwijaya, Desa Deu Deul, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya tahun 2007 ........................................................................ 22 Gambar 8 Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif oleh P3A Ngudi Makmur, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman tahun 2007. ............................................................. 23 Lamipran 1.
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif TA. 2010 Form Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) Form Lokasi kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif Direktorat Pengelolaan Air T.A. 2010 Form Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Direktorat Pengelolaan Air T.A. 2010 untuk Kabupaten/kota Form Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Kegiatan Direktorat Pengelolaan Air T.A. 2010 untuk Provinsi Out Line laporan Akhir Form Laporan Manfaat Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif Form Rekapitulasi Laporan Manfaat Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif. Lokasi Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif TA. 2010
Lamipran 2. Lamipran 3.
Lamipran 4.
Lamipran 5.
viii
Lamipran 12. Check List Pengendalian Pengembangan PIP Untuk Rehabilitasi JITUT/JIDES, Pembangunan Embung/Dam Parit, dan Pengembangan Irigasi Permukaan Lamipran 13. Contoh Profil Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif. A. Latar Belakang
I.
PENDAHULUAN
Kebijakan pengelolaan irigasi yang selama ini hanya ditangani pemerintah pada awalnya dapat memberikan dampak yang cukup baik, hal ini dapat dilihat dengan tercapainya swasembada pangan, khususnya beras pada tahun 1984. Namun keberhasilan menurun tersebut tidak fungsi berkelanjutan mengingat dukungan prasarana irigasi dari pemerintah semakin menyebabkan prasarana irigasi baik kuantitas, kualitas maupun fungsinya mengalami penurunan diakibatkan banyaknya jaringan irigasi yang mengalami degradasi, apalagi setelah Indonesia mengalami krisis moneter pada tahun 1997. Penurunan fungsi prasarana irigasi tersebut antara lain disebabkan bahwa selama ini anggapan pengembangan irigasi menjadi tanggung jawab pemerintah, sehingga sebagian petani berpendapat bahwa mereka tidak turut bertanggung jawab. Dengan semakin kompleksnya permasalahan pengelolaan irigasi, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Inpres Nomor 3 tahun 1999 tentang Pembaharuan
1
ix
Kebijakan
Pengelolaan
Irigasi
(PKPI)
yang
kemudian
partisipasi petani melalui kelompok tani/P3A menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Untuk itu dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, kedepan kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif merupakan suatu kegiatan atau pola pembangunan yang menjadi salah satu prioritas untuk dilaksanakan yang disesuaikan dengan kondisi setempat. B. Tujuan Tujuan pengelolaan irigasi partisipatif adalah : 1. Meningkatkan rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi oleh P3A sejak dari persiapan awal, pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, pengawasan, operasional dan pemeliharaan. 2. Terpenuhinya pelayanan irigasi yang memenuhi harapan petani melalui upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas pengelolaan irigasi yang berkelanjutan. C. Sasaran Sasaran Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif adalah wilayah kerja kelembagaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) atau wilayah Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) yang pengelolaan irigasinya (sistem irigasi) belum optimal, baik dari kondisi fisik
Pedoman Teknis PIP Tahun 2010
3
dilanjutkan dengan Reformasi Kebijakan Pengembangan dan Pengelolaan Irigasi yang pada akhirnya diterbitkannya Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi, dimana dilakukan melalui Kebijakan Pengelolaan Irigasi Pengelolaan Irigasi pendekatan
Partisipatif, yang secara substansial sebenarnya sudah lama dikenal melalui pola swadaya atau gotong royong. Melalui kebijakan tersebut, pengembangan (pembangunan/ rehabilitasi) irigasi tidak hanya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah maupun pemerintah daerah, tetapi juga merupakan tanggungjawab petani. Pada dasarnya, pengelolaan irigasi partisipatif adalah suatu pendekatan strategis dalam pengelolaan infrastruktur irigasi melalui keikutsertaan petani dalam semua aspek penyelenggaraan irigasi, termasuk perencanaan, desain, pelaksanaan, pengembangan (pembangunan/rehabilitasi), pembiayaan, pelaksanaan operasi dan pemeliharaan (O&P), pengawasan, pemantauan dan evaluasi serta penyempurnaan sistem dari waktu ke waktu secara
berkelanjutan. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif secara formal dan massal mulai dikembangkan sejak tahun 2006 dan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun,
Pedoman Teknis PIP Tahun 2010
2
jaringan, operasional, pemeliharaan dan pemanfaatan air irigasinya di tingkat usaha tani. Dipilihnya sasaran P3A atau GP3A merupakan tindak lanjut diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Daerah Pembagian Urusan Pemerintahan selanjutnya antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, diperlukan implementasi di tingkat lapangan. D. Pengertian atau Istilah
Irigasi:
adalah
usaha
penyediaan,
pengaturan,
dan
pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak.
Sistem
Irigasi
meliputi
prasarana
irigasi,
air
irigasi,
pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi.
nikmat dan manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap sawah, penggarap/penyakap, yang mendapat air dari jaringan irigasi/reklamasi rawa , dan pemakai air irigasi lainnya.
Perkumpulan
Petani
Pemakai
Air
(P3A):
adalah
kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis, termasuk lembagaan lokal pengelola air irigasi. Dibeberapa daerah Kelembagaan P3A menggunakan nama atau istilah yang berbeda, seperti di Jawa Timur dengan HIPPA, di Bali dengan Subak, di Jawa Barat dengan Mitra Cai dan sebagainya.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES) / Tingkat Usaha Tani (JITUT) : adalah kegiatan perbaikan/ penyempurnaan
jaringan irigasi desa/tingkat usaha tani guna mengembalikan/meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula atau menambah luas areal pelayanan.
Bendungan:
adalah
usaha
untuk
menaikkan
tinggi
permukaan air, mengarahkan air sungai dengan cara membendung sungai mengumpulkannya dengan reservoar sebelum dialirkan ke saluran pembawa. Dengan demikian pada musim hujan air dapat disimpan dan dialirkan pada musim kemarau, selain untuk air pengairan digunakan juga untuk air minum dan energi.
Bangunan
Terjun:
adalah
bangunan
yang
berfungsi
menurunkan muka air dan tinggi energi yang dipusatkan di satu tempat.
bangunan
II.
PELAKSANAAN
Talang:
adalah
bangunan
air
yang
melintas
diatas
Pengembangan
Pengelolaan
Irigasi
Partisipatif dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilakukan secara bertahap, yaitu : A. Persyaratan Lokasi dan Petani/Kelompok 1. Persyaratan Lokasi Beberapa hal yang harus dipenuhi dalam pemilihan dan penetapan calon lokasi antara lain sebagai berikut: a. Lokasi kegiatan tidak berada dalam satu
kecamatan dengan kegiatan lain yang dilakukan melalui pola padat karya, seperti JITUT/JIDES, Dam Parit, Pengembangan Air Permukaan, hal ini dimaksudkan agar tidak ada rasa kecemburuan sosial, karena kegiatan JITUT/JIDES, Dam Parit Pengembangan Air Permukaan dan lain-lain selain mendapat bantuan bahan dan material juga disediakan insentif upah untuk tenaga kerja.
10
11
b. Jaringan
Irigasi
Tingkat
Usaha
Tani/Jaringan
b. Belum pernah mendapatkan bantuan kegiatan yang sejenis. c. Petani mau berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan irigasi melalui kelembagaan perkumpulan petani pemakai air (P3A). d. Petani mau dan mampu mengoperasikan,
Irigasi Desa di lokasi yang akan dipilih pada umumnya kurang berfungsi atau tidak berfungsi dengan baik. c. Jaringan irigasi tersier/desa belum terbangun seluruhnya. d. Berdampak meningkatkan produktivitas, produksi dan perluasan areal tanam atau Intensitas Pertanaman (IP). e. Peruntukan pertanian lahannya adalah lahan untuk
memelihara jaringan irigasi secara berkelompok dan mau menanggung biaya operasional dan pemeliharaan (O & P) yang dinyatakan dengan surat pernyataan kesanggupan petani. e. Kelompok dan anggotanya aktif berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan antara lain penyediaan material, bahan, tenaga kerja, dan lainnya untuk keberhasilan kegiatan dalam bentuk partisipasi atau sharing. f. Kelompok penetapan telah mempunyai rencana bantuan usulan atau
Sumber
air
atau
ketersediaan
airnya
berkelanjutan.
2. Persyaratan Petani/Kelompok a. Diutamakan kelembagaan perkumpulan petani pemakai air (P3A) yang telah terbentuk minimal 2 (dua) tahun atau yang sudah eksis, mempunyai AD/ART dan pengurusnya aktif.
kegiatan sebelumnya yang dijadikan sebagai dasar kelompok penerima penerima manfaat. B. Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani/Kelompok Penentuan Calon Lokasi dan Calon Petani/kelompok mengacu terhadap persyaratan yang telah ditentukan sebagaimana dijelaskan pada butir A di atas. Sebelum
12
13
ditetapkan calon lokasi dan calon petani/kelompok ada baiknya dipilih atau ditentukan beberapa calon alternatif. Setelah ditentukan lokasi dan petani/kelompok, maka dilakukan sosialisasi baik terhadap aparat setempat maupun calon penerima manfaat. Kemudian dilakukan penetapan calon lokasi dan calon petani/kelompok yang dipilih dari beberapa calon alternatif yang selanjutnya dikukuhkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sebagai pimpinan Satker. Lokasi yang telah ditetapkan agar dicatat letak koordinat geografisnya yang meliputi lintang, bujur dan ketinggian lokasi dari permukaan laut (dpl) dengan menggunakan alat
dan sumber pembiayaan baik yang berasal dari bantuan pemerintah (APBN dan atau APBD) maupun sebagai partisipasi (sharing) masyarakat/petani. 1. Lokasi, Jenis, dan Volume Bahan/Material. Dalam menyusun rencana usulan kegiatan, memuat secara jelas rincian lokasi, jenis dan volume bahan/material yang diperlukan, kegiatan yang akan dilaksanakan baik fisik maupun non fisik, misalnya kegiatan pengembangan jaringan irigasi tingkat usaha tani, jaringan irigasi desa, atau bagian infrastruktur pertanian yang akan diperbaiki atau dibangun, dan sebagainya. Disamping itu juga diuraikan secara singkat dan jelas tahapan pelaksanaan kegiatan dan penanggungjawabnya. 2. Rancangan Teknis (Desain Sederhana). Karena kegiatan sifatnya sederhana dan pada umumnya dalam bentuk perbaikan jaringan di tingkat usahatani atau jaringan irigasi desa (JITUT/JIDES) atau infrastruktur lainnya, maka sebagai acuan pelaksanaan di lapangan hanya diperlukan desain sederhana saja, dan desain sederhana dimaksud disusun oleh
3. Jadwal Pelaksanaan Jadwal pelaksanaan disusun secara lengkap dan jelas sejak dari tahap persiapan, penyusunan rencana, penyusunan desain sederhana, pengesahan rencana usulan kegiatan kelompok, penyediaan bahan/material bangunan, pelaksanaan konstruksi, pengawasan, monitoring dan evaluasi. Untuk lengkapnya sebagai acuan jadwal pelaksanaan kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan pelaporan akhir baik yang akan dilaksanakan petani maupun oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dapat dilihat sebagaimana pada Lampiran - 1. 4. Rencana Anggaran Pembiayaan. Biaya dan Sumber
5. Penanggung Jawab Di dalam Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) dicantumkan Penanggung Jawab pelaksana kegiatan. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) yang telah disusun, harus mendapat persetujuan dari Kepala Desa setempat dan Tim Teknis yang dibentuk oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat, serta disetujui/ diketahui oleh Pimpinan Satker setempat. Contoh RUKK dapat dilihat pada Lampiran 2. D. Partisipatif Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) merupakan bagian yang tidak terpisahkan antara satker dengan kelompok penerima bantuan/manfaat. Kegiatan ini melibatkan peran serta petani melalui P3A sejak persiapan awal sampai dengan pengambilan keputusan dan pelaksanaan kegiatan. Keterlibatan tersebut tercermin dari mulai penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok (RUKK), penyusunan desain sederhana, penyusunan rencana anggaran biaya, pembagian kewajiban dalam pembiayaan (sharing), pengesahan rencana usulan kegiatan kelompok, dan pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan, pemantauan serta pengawasan. Partisipasi kelompok P3A dapat diwujudkan dalam bentuk
Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) agar dilengkapi dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan disesuaikan dengan besarnya anggaran per paket yaitu Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Dalam RAB hendaknya dijelaskan komponen mana yang dibiayai melalui bantuan pemerintah dan komponen mana yang merupakan partisipasi petani/P3A. Partisipasi yang dimaksud di sini dapat berupa material atau tenaga kerja.
Pedoman Teknis PIP Tahun 2010
16
17
penyediaan bahan material/bangunan, tenaga kerja, dalam bentuk dana dan sebagainya. Partisipasi kelompok dalam bentuk bukan fisik seperti tenaga kerja dapat dikonversikan ke dalam rupiah, sehingga dapat dilihat berapa besar nilai partisipasi (sharing) dari kelompok dalam penyelesaian kegiatan dan berapa besar dana pemerintah yang disediakan. Dengan adanya partisipasi petani diharapkan tujuan dan sasaran kegiatan pengelolaan irigasi partisipatif dapat terwujud dengan baik. E. Pelaksanaan Kegiatan Fisik Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan swakelola oleh petani/P3A dan sebagai acuan pedoman pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan untuk rehabilitasi JITUT/JIDES dengan menggunakan Pedoman Teknis Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES) / Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), untuk kegiatan dam parit, air permukaan dan sebagainya menggunakan Pedoman Teknis yang masingmasing diterbitkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Cq. Direktorat Pengelolaan Air Tahun 2010. Jadi, kegiatan dapat Pengembangan digunakan Pengelolaan untuk Irigasi
Rehab JITUT/JIDES melalui lining saluran direkomendasikan untuk menggunakan ferrosemen sesuai dengan Pedoman Teknis Rehabilitasi JITUT/JIDES. Beberapa gambar hasil kegiatan Pengembangan atau
Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehab JITUT/JIDES menggunakan ferrosemen), bendung, dam parit bentuk lainnya adalah sebagai berikut :
Gambar 1
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehab JITUT) dengan menggunakan Pasangan Batu Kali oleh P3A Ngudi Rahayu, Desa Daleman, Kabupaten Sukoharjo, TA 2009
Partisipatif
Pembangunan/
Rehabilitasi JITUT/JIDES maupun kegiatan pembangunan infrastruktur pertanian lainnya. Pada pelaksanaannya, untuk
Pedoman Teknis PIP Tahun 2010
18
19
Gambar 2
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehab JITUT) dengan menggunakan Pasangan Batu Kali oleh Kelompok Tani Sukarame, Desa Ciandam, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, TA 2009
Gambar 4
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (Rehabilitasi JITUT) oleh P3A Sedyo Makmur, Desa Argo Mulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman T.A 2009.
Gambar 3
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehabilitasi JITUT), konstruksi Pasangan batu kali, Kelompok Tani Catur Mitra Usaha, Romodadi, Kec. Buay Madang Timur, Kabupaten OKU Timur, T.A 2009
Gambar 5
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (berupa rehabilitasi bendung Cilamatan dengan ukuran T : 3 m, L ; 13 m), Kelompok Tani Sari Bumi, Desa Cijambe, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, T.A 2009
20
21
Gambar 6
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif oleh Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Juar Sari, Desa Panca Sari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul tahun 2008
Gambar 8
Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif oleh P3A Ngudi Makmur, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman tahun 2007.
Pengadaan bahan atau material dilakukan langsung oleh kelompok P3A, dan pelaksana kegiatan konstruksi di
Dana yang disediakan untuk kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif pada dana tugas pembantuan yang dialokasikan melalui Mata Anggaran Kegiatan (MAK) atau AKUN Belanja Lembaga Sosial Lainnya dengan dana sebesar Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per unit/paket. Disamping itu sumber pembiayaan
22
23
lainnya untuk melengkapi paket kegiatan berasal dari partisipasi P3A. Biaya belanja lembaga sosial lainnya diberikan kepada kelompok P3A, setelah P3A menyerahkan rencana usulan kegiatan kelompok (RUKK) kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. RUKK tersebut harus mendapat persetujuan dari Kepala Desa setempat, Tim Teknis dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/Kota sebagai pimpinan satker setempat atau pejabat yang ditunjuk. Pola yang digunakan untuk pencairan dana adalah melalui pola bansos dengan transfer uang. Pencairan dana ke kelompok P3A langsung ditransfer ke rekening kelompok P3A dan tidak dibenarkan di transfer melalui unit kerja/kelembagaan lainnya. Hal ini perlu diingat bahwa maksud kegiatan ini salah satunya adalah untuk melalui Prosedur oleh peningkatan pemberdayaan maupun kemampuan menuju lainnya dan kelompok/P3A kemandirian. yang atau
tetapi hanya digunakan untuk pembelian/pengadaan bahan atau material bangunan (semen, pasir, batu, kerikil, besi beton dan lain-lain). G. Pengawasan Pengawasan penyusunan material/bahan Kabupaten/Kota, dilakukan rencana sampai mulai usulan dengan P3A, dari tahap persiapan, pengadaan fisik di kegiatan,
pelaksanaan Aparat
pelaksanaanya sebagaimana diatur dalam Pedoman Umum pedoman diterbitkan Direktorat Departemen Pertanian Jenderal
Pengelolaaan Lahan dan Air Tahun 2010 yang berhubungan dengan penggunaan dan pencairan dana. Bila rekening kelompok P3A belum ada, agar segera dibuka di Bank terdekat. Dana tersebut tidak dibenarkan digunakan untuk insentif gaji/upah/honor, perjalanan/ pembinaan,
Pedoman Teknis PIP Tahun 2010
24 25
Indikator kinerja digunakan sebagai ukuran untuk menilai kinerja kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif, indikator dimaksud adalah sebagai berikut : A. Keluaran Meningkatnya rasa kebersamaan, rasa memiliki dan rasa tanggung jawab dalam pengelolaan irigasi dari kelompok perkumpulan petani pengelola air (P3A) Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan petani dalam pengelolaan jaringan irigasi B. Hasil Terehabilitasinya jaringan irigasi tingkat usahatani (JITUT), jaringan irigasi desa (JIDES), dam parit, bendung, dll. C. Manfaat Meningkatnya fungsi layanan jaringan irigasi Meningkatnya produktivitas dan produksi pertanian Meningkatnya Intensitas Pertanaman (IP) dan perluasan areal tanam (PAT) D. Dampak Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani. A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota serta petugas pusat. Evaluasi dilakukan mulai dari tahap pesiapan, sampai dengan tahap konstruksi. Dalam melakukan evaluasi yang perlu dilakukan adalah membandingkan antara rencana usulan kegiatan yang telah ditetapkan dengan hasil pelaksanaan kegiatan dilapangan. Didalam evaluasi diuraikan permasalahan yang dihadapi dan upaya pemecahan masalah, demikian halnya untuk indikator kegiatan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. B. Pelaporan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota selaku penanggung jawab pelaksana kegiatan diharuskan menyusun dan mengirimkan laporan secara berkala ke Dinas Pertanian Provinsi dan Pusat. Laporan yang dimaksud adalah laporan perkembangan bulanan, triwulan dan laporan akhir.
26
27
Dalam
laporan
perlu
dicantumkan
nama
kelompok
pelaksanaan fisik dilakukan (0%), tahap pelaksanaan (50%) dan selesai pelaksanaan kegiatan (100%) dengan masing-masing titik pengambilan foto yang sama setiap tahapan. Out line laporan sebagaimana pada Lampiran - 6.
pelaksana kegiatan, luas areal layanan yang diairi dan jenis pekerjaan fisik. Form isian terdapat pada Lampiran 3. 1. Laporan Perkembangan Bulanan Laporan perkembangan bulanan berisikan
perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan yang telah dilaksanakan berdasarkan tahapan pelaksanaan kegiatan. Laporan dimaksud secara rutin dikirimkan melalui pos atau melalui faxsimile atau E-mail ke Dinas Pertanian Provinsi dengan tembusan ke Pusat. Format laporan perkembangan bulanan disesuaikan dengan format realisasi fisik dan keuangan kegiatan Direktorat Pengelolaan Air, seperti disajikan pada
3. Skor atau Pembobotan Fisik Kegiatan Untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan fisik dilapangan, maka dirancang skor atau pembobotan fisik kegiatan (%) pada masing-masing tahapan kegiatan mulai dari persiapan sampai dengan konstruksi. Skor atau pembobotan fisik kegiatan tersebut digunakan untuk mengetahui perkembangan bulanan pelaksanaan kegiatan dilapangan. Dalam laporan bulanan kondisi ini yang akan disampaikan secara rutin. Skor atau pembobotan fisik kegiatan dimaksud adalah
sebagai berikut :
29
Tahapan Kegiatan A. Persiapan 1. 2. 3. 4. 5. SK-SK (Tim Teknis, Korlap, dll) Penetapan CL/CP Desain Sederhana RUKK Perjanjian Kerjasama dan Pembukaan Rekening Kelompok 6. Transfer Dana (Uang yang sudah dicairkan
4. Dampak Kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partispatif Tahun Sebelumnya. Untuk mengetahui dampak kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya, agar dilakukan pengamatan atau pemantauan dan dilaporkan hasilnya ke Dinas Pertanian Provinsi dan tembusan ke Pusat dengan menggunakan format laporan untuk kabupaten/kota pada Lampiran - 7 (Form PLA-03) dan untuk provinsi
Lampiran-8
(Form PLA-04). 5. Profil Pelaksana Kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif. Di dalam laporan Irigasi untuk akhir harus kegiatan Partisipatif. mengetahui kelompok Pengelolaan dimaksudkan Pengembangan 2010. Contoh format profil dapat dilihat pada Lampiran 9. Laporan perkembangan bulanan, triwulan dan laporan akhir dikirimkan ke Dinas Pertanian Provinsi dan Pusat. Pengiriman ke pusat dengan alamat : pelaksana Pengembangan dilampirkan Profil kondisi profil
*) Pembobotan dilakukan berdasarkan jumlah pencairan dana dari rekening kelompok berdasarkan prestasi kerja kegiatan fisik yang sudah dilaksanakan di lapangan dan disesuaikan dengan RUKK. Contoh : Tahap 1 : 20% Tahap 2 : 35% Tahap 3 : 60% dst.
16 % 28 % 48 %
30
31
1. Analisa Resiko Dalam pelaksanaan pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif dilakukan analisa bagianbagian atau dalam tahapan mana yang memiliki resiko dapat kegiatan. mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan
Dilakukan analisa titik-titik kritis pelaksanaan kegiatan, penyebab dan dampak/resiko yang ditimbulkannya. Resiko dapat terjadi pada setiap tahapan kegiatan pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemantauan evaluasi, serta tahap pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak dapat terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik akan mengakibatkan tujuan dari kegiatan pengembangan pengelolaan irigasi partisipatif yang telah ditetapkan tidak tercapai atau pencapaiannya tidak optimal. 2. Penanganan Resiko Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan Pengelolaan
Pengendalian dapat dilakukan dengan membentuk Satuan Pelaksana Pengendalian Internal (SPI). SPI melakukan pengendalian dan review atas
pelaksanaan kegiatan pengembangan pengelolaan irigasi partisipatif sehingga pelaksanaan kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel. dapat Secara dilakukan singkat dengan pengawasan/ pengendalian
Irigasi Partisipatif penyebab dan dampaknya terhadapat pencapaian tujuan, maka dilakukan perumusan/upaya penanganan atau pembinaan sehingga tidak terjadi kesalahankesalahan yang mungkin terjadi pada titik-
32
33
titik atau tahapan kritis tersebut. Pembinaan dan atau pengawasan perlu dilakukan lebih intensif pada titik-titik kritis tersebut. Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dapat analisa
V.
PENUTUP
Pedoman Teknis kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan. Diharapkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Pengelolaan Irigasi Partisipatif dilapangan dapat terlaksana dengan baik. Selanjutnya untuk lebih optimalnya pelaksanaan di tingkat lapang
Dinas
Pertanian
Provinsi
secepatnya
menjabarkan atau menindak lanjuti Pedoman Teknis ini ke dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan dan Dinas Pertanian Kabupaten/Kota menjabarkan lebih lanjut menjadi Petunjuk Teknis dengan mempertimbangkan
faktor teknis dan spesifik lokasi.
34
35
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1
Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif Tahun Anggaran. 2010
No. Komponen Kegiatan/ Tahapan Kegiatan KEGIATAN PIP (Bantuan Lembaga Sosial Lainnya) PERSIAPAN Juklak diterima dari Propinsi Pembuatan Juknis oleh Kab/Kota Pembuatan SK-SK (Tim Teknis, Korlap, dll) Penetapan CL/CP Desain Sederhana RUKK Perjanjian Kerjasama dan Pembukaan Rekening Transfer dana (uang yang sudah dicairkan) Bulan Skor/ Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke Bobot (%) I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 100 20 2 3 4 4 4 3 80 80 -
A. 1. 2. 3. 4. 5 6. 7. 8.
B. PELAKSANAAN 2. Konstruksi a. Penyediaan bahan/material b. Pelaksanaan fisik C. MONITORING/SUPERVISI D EVALUASI a. Pertemuan sosialisasi dan evaluasi di Propinsi b. Evaluasi dari propinsi c. Evaluasi dari Pusat C. PELAPORAN 1. Laporan Bulanan 2. Laporan Akhir
Lampiran
Lampiran 2
Kelompok : ............................. Desa/Kelurahan : ............................. Kecamatan : ............................. Kab./Kota : ............................. Provinsi : ............................. REKAPITULASI RENCANA USULAN KELOMPOK/RENCANA USULAN BERSAMA ......................,..................................... Kepada Yth : Kuasa Pengguna Anggaran ........................ Kab/Kota ..................................................... Sesuai dengan Surat Keputusan *)......No......tanggal...........tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan....................dengan ini kami mengajukan permohonan Dana Bantuan Sosial kepada petani sebesar Rp................(terbilang................) sesuai Rencana Usulan Kelompok (RUK) /Rencana Usulan Bersama (RUB) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sbb : Biaya (rupiah) No. Kegiatan Pemerintah APBN (Rp) 3 APBD (Rp) 4 Partisipasi Masyarakat (Rp) 5 Jumlah
(Rp) 2 6 A. Bahan/Material 1................................ 2.................................. B. Tenaga Kerja C. Dst... Jumlah Selanjutnya kegiatan tersebut akan dilaksanakan sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor..................tanggal................., Dana Bantuan Sosial kelompok tersebut agar dipindahbukukan ke rekening petani/kelompok......................No. Rekening...........pada cabang/unit Bank...................di..................... 1 MENYETUJUI Ketua Tim Teknis, Kelompok, .................................. NIP Ketua/ Penangung Jawab ................................
MENGETAHUI/MENYETUJUI Pejabat Pembuat Komitmen Kabupaten/Kota.............. .................................... NIP *) Bupati/Walikota atau Kepala Dinas lingkup Pertanian atau pejabat yang ditunjuk **) Format ini dapat disesuaikan untuk kegiatan pada DIPA Pusat dan DIPA Provinsi
Lampiran
Lampiran 3
FORM LOKASI KEGIATAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF MELALUI DANA TUGAS PEMBANTUAN TA. 2010
Rencana No Propinsi/Kabupaten Jumlah (unit) Jumlah Dana (Rp x 1000) Jumlah (unit)
Kelompok P3A Pelaksana Nama P3A / Desa / Kecamatan/Daerah Irigasi (*) Luas Areal Layanan Kegiatan PIP (Ha) (**) Keterangan (***)
Koordinat
10
P3A Tani Rukun Desa Wahas Kec. Balong panggang D.I Gogor Luas Layanan Irigasi 50 ha Jenis kegiatan : Rehab Saluran tersier sepanjang 500 meter dengan lining 2 sisi menggunakan ferrocement. Membangun boks bagi 5 unit, Normalisasi saluran sepanjang 3000 meter, dll.
Lampiran
Form PLA-01
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.2010
Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Keuangan Fisik (Rp) (Ha) 4 5 Realisasi Keuangan (Rp) (%) 6 7 Fisik Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) 8 9
Lampiran 4
No. 1
Aspek 2
Kegiatan 3
Keterangan 13
Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Fax : 021-782 3975 12550
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll *) Coret yang tidak perlu
., ... 2010
Lampiran
Form PLA-02
FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2010
Dinas Provinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Keuangan Fisik (Rp) (Ha) 5 6 Realisasi Keuangan (Rp) (%) 7 8
Lampiran 5
No. 1
Dinas Kabupaten/Kota*) 2
A. Dinas.*) Kab/Kota
Ctt: 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan.12550, Fax : 021-7816086 atau E-Mail: simonevpla@deptan.go.id. Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12550, Fax : 021-782 3975 3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA. **) Coret yang tidak perlu
Lampiran
Lampiran 6
I. PENDAHULUAN
A. B. C. D.
Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Kondisi Pertanian Kelompok Permasalahan yang dihadapi
Lampiran
Form PLA-03
Lampiran 7
FORM LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.2008 DAN 2009
Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Tahun
No. 1 A. Aspek Pengelolaan Air
: : : : :
.. .. .. .. ..
Kegiatan 2 Target Fisik DIPA 3 Realisasi Fisik 4 Manfaat 5
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan.12550 via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12550 Fax : 021-782 3975 3. Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton apabila ada peningkatan produktivitas yang diasumsikan 0,15 ton/ha maka tambahan produksi= 500x0,15 to=75 ton b. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan irigasi Partisipatif (PIP) Mengacu pada perhitungan JITUT di atas disesuaikan dengan luas layanan irigasi.
Lampiran
Form PLA-04
Lampiran 8
FORM REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.2008 DAN 2009
Catatan : 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan.12550 via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12550 Fax : 021-782 3975 3 Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton apabila ada peningkatan produktivitas yang diasumsikan 0,15 ton/ha maka tambahan produksi= 500x0,15 to=75 ton b. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan irigasi Partisipatif (PIP) Mengacu pada perhitungan JITUT di atas disesuaikan dengan luas layanan irigasi.
Lampiran
Lampiran 9
Lampiran
Lampiran 10
DAFTAR RESIKO UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN : : : : : ..................................................................... ..................................................................... ..................................................................... Pengembangan PIP untuk Rehabilitasi JITUT/JIDES .....................................................................
No 1
Risiko Persiapan Lokasi kurang sesuai dengan kriteria teknis (termasuk pertimbangan kondisi jaringan utama)
Penyebab Petugas kurang memahami pedoman Teknis/Juklak/Juknis pelaksanaan CPCL Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait Pencapaian optimal
tidak petugas kurang memahami prosedur SID Bangunan atau kurang dapat menuangkan dalm kondisi/kebutuhan Lapangan bentuk gambar
sesuai
3.
Kesalahan dalam menganalisa kebutuhan Petugas/ petani kurang memahami bahan, material dan tenaga kerja
Lampiran 10
1/7
No 4.
Penyebab Penghitungan Keb. material tidak tepat, Penyusunan satuan harga material tdk berdasarkan harga pasaran, Penyusunan memperhitungkan pajak dan keuntungan
Dampak Satuan harga mahal, sasaran tidak tercapai dan kurang efisien pemanfaatan dana RAB masih
5.
Pembelian / penggunan bahan/material Bangunan cepat rusak tidak sesuai kebutuhan dalam RAB (kurang) Waktu yang mendesak karena kelalaian/kurang cermat petugas/pelaksana dalam mengantisipasi waktu musim tanam/perubahan iklim Dalam POK tidak di rinci kesalahan Tujuan kegiatan penyusun RAB kontrol kurang oleh petugas tidak tercapai kurang keterlambatan penetapan pengelola, revisi, dsb. secara partisipatif
6.
Tahap Konstruksi Pembayaran tenaga kerja sesuai pasar setemoat (tidak ada partisipasi petani) tenaga kerja petani tidak sesuai dengan bukti (terdapat yang tidak bekerja tetapi di bayar. Pelaksanaan diborongkan ke tukang bangunan rehabilitasi tidak sesuai dengan rencana.
Lampiran 10
2/7
No 7.
Penyebab
Dampak tercapai
Operasi dan pemeliharaan tidak berjalan Sasaran kegiatan tidak baik bangunan cepat rusak
8.
areal
perbaikan Peningkatan IP/Luas areal tanam tidak ada perubahan yang nyata
(........................................) NIP.
(.................................................) NIP.
............................
Lampiran 10
3/7
: : : : :
Risiko
..................................................................... ..................................................................... ..................................................................... Pengembangan PIP untuk Pembangunan Embung/Dam Parit .....................................................................
Penyebab Calon petani dan lokasi tidak sesuai Dampak Pemborosan anggaran
Anggaran tidak sesuai peruntukannya dan atau penggelEmbung/Dam Parit an harga Bangunan Embung/Dam Parit tidak berfungsi dengan baik
b.
Air irigasi tidak dapat dimanfatkan sehingga produksi usahatani tidak maksimal
c.
a. b.
Kurang teliti dalam menyusun perencanaan dan RUKK. Tim teknis tidak memeriksa hasil pekerjaan lapangan dengan baik. Kurang tersedianya peralatan Tenaga kerja kurang dan tidak terampil Faktor iklim/bencana alam (banjir,
d.
a. b. c.
Keterlambatan pemanfaatan bangunan Embung/Dam Parit , hal ini dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas usahatani
Lampiran 10
4/7
No
Risiko longsor)
Penyebab
Dampak
e.
a. Tim teknis/Korlap kurang memahami bansos b. Kelompok tidak melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik dan benar
(........................................) NIP.
(.................................................) NIP.
...........................
Lampiran 10
5/7
: : : : :
Risiko
..................................................................... ..................................................................... ..................................................................... Pengembangan PIP untuk Pembangunan Irigasi Air Permukaan .....................................................................
Penyebab Calon petani dan lokasi tidak sesuai Dampak Pemborosan anggaran
Anggaran tidak sesuai peruntukannya dan atau penggelembung an harga Bangunan irigasi air permukaan tidak berfungsi dengan baik Jenis dan volume pekerjaan tidak sesuai dengan desain
b.
Pembuatan desain dan pelaksanaan konstruksi kurang tepat a. Kurang teliti dalam menyusun perencanaan dan RUKK. b. Tim teknis tidak memeriksa hasil pekerjaan lapangan dengan baik. a. Kurang tersedianya peralatan b. Tenaga kerja kurang dan tidak terampil c. Faktor iklim/bencana alam (banjir, longsor.
c.
Air irigasi tidak dapat dimanfatkan sehingga produksi usahatani tidak maksimal Realisasi pekerjaan rendah
d.
Keterlambatan pemanfaatan irigasi air permukaan, hal ini dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas usahatani
Lampiran 10
6/7
No e.
Penyebab a. Tim teknis/Korlap kurang memahami bansos b. Kelompok tidak melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik dan benar
(........................................) NIP.
(.................................................) NIP.
...........................
Lampiran 10
7/7
Lampiran 11
DAFTAR PENANGANAN RESIKO UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN
No 1 Risiko Persiapan Lokasi kurang sesuai dengan kriteria teknis (termasuk pertimbangan kondisi jaringan utama) Peny. Desain Desain tidak sesuai kondisi lapangan
: : : : :
Petugas kurang memahami Pencapaian tujuan pedoman Teknis/Juklak/Juknis tidak optimal pelaksanaan CPCL Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait
petugas kurang memahami Bangunan tidak sesuai Bimbingan dan pelatihan prosedur SID atau kurang dapat kondisi/kebutuhan Lapangan menuangkan dalm bentuk gambar Kesalahan dalam menganalisa Petugas/ petani kebutuhan bahan, material dan memahami tenaga kerja kurang Bimbingan dan pelatihan
3.
Lampiran 11
1/7
No 4.
Penyebab
Dampak
Penanganan dan
Penghitungan Satuan harga mahal, sasaran Sosialisasi, bimbingan Keb. material tidak tepat, tidak tercapai dan kurang pelatihan SID Penyusunan satuan harga efisien pemanfaatan dana material tdk berdasarkan harga pasaran, Penyusunan RAB masih memperhitungkan pajak dan keuntungan Pembelian / penggunan Bangunan cepat rusak bahan/material tidak sesuai kebutuhan dalam RAB (kurang) Waktu yang mendesak karena kelalaian/kurang cermat petugas/pelaksana dalam mengantisipasi waktu musim tanam/perubahan iklim
5.
6.
Tahap Konstruksi Pembayaran tenaga kerja sesuai pasar setemoat (tidak ada partisipasi petani) tenaga kerja petani tidak sesuai dengan bukti (terdapat yang tidak bekerja tetapi di bayar. Pelaksanaan diborongkan ke tukang bangunan rehabilitasi tidak sesuai dengan rencana.
Dalam POK tidak di rinci Tujuan kegiatan secara Sosialosasi pelaksana kesalahan penyusun RAB kontrol partisipatif tidak tercapai kegiatan, pengawasan, kurang oleh petugas kurang percepatan revisi, penetapan keterlambatan penetapan pelaksanaan, dsb. pengelola, revisi, dsb.
Lampiran 11
2/7
No 7.
Risiko Operasi dan Pemeliharaan Jaringan tidak berfungsi Optimal Areal Dampak Kurang mempertimbangkan areal dampak
Penyebab Operasi dan pemeliharaan tidak Sasaran berjalan baik tercapai rusak
8.
Kurang memahami dampak Peningkatan IP/Luas areal Sosialisasi, Bimbingan perbaikan terhadap areal sekitar tanam tidak ada perubahan pengawasan. yang nyata
dan
(........................................) NIP.
(.................................................) NIP.
...........................
Lampiran 11
3/7
DAFTAR PENANGANAN RESIKO UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN
No a. Risiko Anggaran tidak sesuai peruntukannya dan atau penggelEmbung/Dam Parit an harga Bangunan Embung/Dam Parit tidak berfungsi dengan baik
: : : : :
..................................................................... ..................................................................... ..................................................................... Pengembangan PIP untuk Pembangunan Embung/Dam Parit .....................................................................
Penyebab Calon petani dan lokasi tidak sesuai Dampak Pemborosan anggaran Penanganan CP/CL dilaksanakan dan dilaporkan sesuai dengan kondisi lap. Perencanaan/pembuat an desain sederhana serta pengawasan pe laksanaan konstruksi oleh Tim Teknis di laksanakan dengan intensif RUKK disusun berdasarkan musyawarah kelompok dan didampingi oleh tim teknis/korlap Pelaksanaan kegiatan aga berpedoman dengan jadwal palang yg telah disusun
b.
Air irigasi tidak dapat dimanfatkan sehingga produksi usahatani tidak maksimal
c.
a. Kurang teliti dalam menyusun perencanaan dan RUKK. b. Tim teknis tidak memeriksa hasil pekerjaan lapangan dengan baik.
d.
Keterlambatan pemanfaatan bangunan Embung/Dam Parit , hal ini dapat mempengaruhi produksi dan
Lampiran 11
4/7
No
Risiko
Penanganan
e.
a. Tim teknis/Korlap kurang memahami bansos b. Kelompok tidak melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik dan benar
Pedoman bansos harus dipahami oleh Tim Teknis/korlap dan pengurus kelompok tani
(.................................................) NIP.
...........................
Lampiran 11
5/7
DAFTAR PENANGANAN RESIKO UNIT KERJA NAMA PIMPINAN NIP KEGIATAN TUJUAN
No a. Risiko Anggaran tidak sesuai peruntukannya dan atau penggelembung an harga Bangunan irigasi air permukaan tidak berfungsi dengan baik
: : : : :
..................................................................... ..................................................................... ..................................................................... Pengembangan PIP untuk Pengembangan Irigasi Air Permukaan .....................................................................
Penyebab Calon petani dan lokasi tidak sesuai Pembuatan desain dan pelaksanaan konstruksi kurang tepat Dampak Pemborosan anggaran Penanganan CP/CL dilaksanakan dan dilaporkan sesuai dengan kondisi lap. Perencanaan/pembuat an desain sederhana serta pengawasan pe laksanaan konstruksi oleh Tim Teknis di laksanakan dengan intensif RUKK disusun berdasarkan musyawarah kelompok dan didampingi oleh tim teknis/korlap
b.
Air irigasi tidak dapat dimanfatkan sehingga produksi usahatani tidak maksimal
c.
a. Kurang teliti dalam menyusun perencanaan dan RUKK. b. Tim teknis tidak memeriksa hasil pekerjaan lapangan dengan baik. a. Kurang tersedianya peralatan b. Tenaga kerja kurang dan tidak terampil
d.
Keterlambatan pemanfaatan irigasi air permukaan, hal ini dapat mempengaruhi produksi dan produktivitas
Lampiran 11
6/7
No
Risiko
Dampak
Penanganan
e.
a. Tim teknis/Korlap kurang memahami bansos b. Kelompok tidak melakukan pencatatan dan pembukuan secara baik dan benar
Pedoman bansos harus dipahami oleh Tim Teknis/korlap dan pengurus kelompok tani
(........................................) NIP.
(.................................................) NIP.
...........................
Lampiran 11
7/7
Lampiran 12
CHECK LIST PENGENDALIAN PENGEMBANGAN PIP UNTUK REHABILITASI JITUT/JIDES
N o 1 PERSIAPAN 1 Pedoman a. Pedoman Teknis b. Petunjuk Pelaksanaan c. Petunjuk Teknis 1 2 Organisasi/kelembagaan CP/CL ( per lokasi kegiatan) apakah sesuai kriteria teknis : a. apakah ada proposal dari kelompk tani/P3A b. apakah lokasi masuk dalam JITUT/ JIDES c. terdapat bagian jaringan jitut yang perlu dilakukan rehabilitasi d. terdapat potensi peningkatan produktivitas e. terdapat kelompok tani bersedia melaksanakan kegiatan rehab f. Apakah calon lokasi mudah diakses g. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat h. Bagaimana kondisi Jaringan Utama/Bendung 3 SID/RAB ( perlokasi kegiatan) a. Apakah ada peta situasi (skala 1:1000) b. Apakah ada peta topografi c. Apakah ada peta desain sederhana d. siapa yang membuat desain sederhana e. apakah desain sesuai keadaan lapangan f. Apakah ada daftar kepemilikan lahan anggota kelompok tani/P3A Sesuai/tidak sesuai Ada/tidak Ada/tidak dinas/petani/ konsultan ya/tidak Ada/tidak Ada/tidak Ada/tidak Ada/tidak Ada/tidak Ada/tidak Ada/tidak Ada/tidak jitut/ jides ya/tidak ya/tidak ya/tidak ya/tidak ya/tidak baik/ kurang baik Uraian Kegiatan Keterangan
N o
Uraian Kegiatan g. apakah dibuat perhitungan kebutuhan material dan tenaga h. Apakah ada RAB Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya sesuai tahapan pekerjaan j. apakah RAB memperhitungkan pajak-pajak dan keuntungan k. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis. Kab./Kota Apakah sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi Apakah penetapan lokasi dan kelompok tani dengan SK Apakah penyusunan RUKK dilaksanakan melalui mmusyawarah kelompok Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Apakah rekening kelompok tani melalui kontra sign antara KPA/PPK dan Ketua kelompok tani i.
Keterangan ya/tidak Ada/tidak ya/tidak ya/tidak Sudah/Belum ya/tidak ya/tidak ya/tidak Sudah/Belum ya/tidak
4 5 6 7 8
Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangi para pihak ORGANISASI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran SK Tim Teknis SK Penetapan Kelompok Tani/ SK Panitia Pengadaan ( hanya bila dilaksanakan oleh pihak ketiga/ rekanan) SK Penerima Bansos Pembagian Tugas Kelompok Kegiatan Kelompok Pembentukan Kelompok AD/ART Kelompok
ya/tidak
PELAKSANAAN ( per lokasi kegiatan) a. b. cek apakah pengadaan material sesuai RUKK Apakah penggunan insentif sesuai dengan rencana / RAB (lakukan uji petik ke beberapa petani. ya/tidak ya/tidak
Lampiran 12
1/10
Lampiran 12
2/10
N o c. d. e.
Uraian Kegiatan Apakah pengerjaan pembersihan/penggalian dilakukan oleh angg KT (uji petik) Apakah pengerjaan konstruksi rehab dilakukan oleh anggota KT (uji petik) cek apakah bangunan rehab sesuai dengan rencana/ desain - bangunan bagi tersier (Jitut) - bangunan bagi kuarter (jitut) - pintu air - lining saluran ( tersier / kuarter) - terjunan - talang, - dsb Apakah pengerjaan rehab melewati akhir tahun anggaran g. cek apakah penarikan/ pencairan dana dilakukan bertahap, sesuai RUKK h. cek apakah seluruh dana dimanfaatkan untuk rehab JITUT/JIDES OPERASI DAN PEMELIHARAAN ( perlokasi kegiatan) a. apakah jaringan yang telah direhab dilakukan pemeliharaan b. siapa yang melakukan pemeliharaan MONEV DAN PELAPORAN A MONITORING 1. Apakah sudah dibuat Jadual monitoring 2. Apakah sudah dibuat Tim/petugas monitoring 3. Apakah sudah dibuat Pedoman monitoring 4. Apakah sudah dibuat Laporan monitoring B EVALUASI 1. Apakah sudah dibuat Jadual evaluasi/supervisi 2. Apakah sudah dibuat Tim/petugas evaluasi 3. Apakah sudah dibuat Pedoman evaluasi f.
N o C DAMPAK
Keterangan Sudah/Belum
1. Apakah adanya dampak dari rehab JITUT/JIDES 2. Apakah adanya peningkatan IP/ areal tanam sesuai/ lebih/kurang sesuai/ lebih/kurang sesuai/ lebih/kurang sesuai/ lebih/kurang sesuai/ lebih/kurang sesuai/ lebih/kurang D PELAPORAN 1. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana dari kelompok tani a. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap I b. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap II c. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap III d. Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana tahap IV 2. Apakah sudah dibuat Pedoman Laporan akhir 3. Apakah sudah dibuat Pedoman pelaporan 6 PERTANGGUNG JAWABAN ( per lokasi kegiatan) 1 ya/tidak petani/KT/pemerintah 2 Apakah sudah dibuat Berita Acara Penyelesaian pekerjaan apakah sudah dibuat Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Dokumentasi a. Apakah dibuat dokumentasi sebelum konstruksi b. Apakah dibuat dokumentasi pada saat sedang dikerjakan c. Apakah dibuat dokumentasi pasca konstruksi 3 4 Apakah dibuat dokumen bukti pembelanjaan Apakah dibuat Pembukuan
ya/tidak ya/tidak
Sudah/Belum Sudah/Belum
Lampiran 12
3/10
Lampiran 12
4/10
No.
URAIAN KEGIATAN d. Apakah RAB sesuai dengan tahapan kegiatan 6. Sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi 7. Apakah penyusunan RUKK dilaksanakan melalui musyawarah kelompok 8. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota 9. Apakah mekanisme pencairan rekening kelompok melalui "contra sign" antara KPA/PPK dan Petani/masyarakat 10. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak ORGANISASI 1. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran 2. SK Tim Teknis /Koorlap 3. SK Penetapan Lokasi dan Petani
II
III
PELAKSANAAN 1. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti desain 2. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti jadwal palang 3. Hasil pelaksanaan (pembangan Embung/Dam Parit) telah dimanfaatkan MONEV DAN PELAPORAN 4.1. Monitoring a. Apakah sudah dibuat pedoman monitoring Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Ya/tidak Ya/tidak Sudah/belum
b. Apakah sudah dibuat jadwal monitoring Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas monitoring d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil monitoring 4.2. Evaluasi a. Apakah sudah dibuat pedoman evaluasi b. Apakah sudah dibuat jadwal evaluasi c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas evaluasi d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi 4.3. Pelaporan c.
b. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya c. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota
Lampiran 12
5/10
Lampiran 12
6/10
No.
URAIAN KEGIATAN a. Laporan pertanggungjawaban dana sesuai tahap kegiatan b. Apakah sudah dibuat laporan bulanani c. Apakah sudah dibuat laporan akhir
KETERANGAN Sesuai/tdk sesuai Sudah/belum Sudah/belum No. I Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum
CHECK LIST PENGENDALIAN PENGEMBANGAN PIP UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI AIR PERMUKAAN
URAIAN KEGIATAN PERSIAPAN 1. Juklak 2. Juknis 3. Organisasi/kelembagaan 4. SID Sederhana 4.1. Calon lokasi a. Apakah di lokasi tersebut benar-benar memerlukan irigasi air permukaan b. Apakah ada sumber air c. Debit air mencukupi untuk mengembangkan komoditi yg diusahakan d. Apakah calon lokasi mudah diakses e. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat f. Apakah calon lokasi diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas 4.2. Calon Petani a. Apakah petani berdomisili di lokasi kegiatan b. Apakah sdh terbentuk kelompok tani Apakah kelompok tani mempunyai respon positif terhadap kegitan ini d. Apakah calon petani diperkuat dengan SK Bupati/Kepala Dinas 4.3. Desain Sederhana a. Apakah sudah disusun desain sederhana 5. RAB a. Apakah telah disusun RAB kegiatan b. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya c. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum c. Ya/tidak Ada/tidak ada Cukup/tidak cukup Ya/tidak Ya/tidak Ya/tidak Ada/tidak ada Ada/tidak ada Ada/tidak ada KETERANGAN
PERTANGGUNGJAWABAN 5.1. Apakah sudah dibuat BA Penyelesaian Pekerjaan 5.2. Apakah sudah dibuat dokumentasi (sebelum, dalam pelaksanaan dan akhir) 5.3. Apakah sudah dibuat dokumen bukti pembayaran 5.4. Apakah sudah dibuat pembukuan
Sudah/belum
Lampiran 12
7/10
Lampiran 12
8/10
No.
URAIAN KEGIATAN d. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota e. Apakah mekanisme pencairan rekening kelompok melalui "contra sign" f. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak PENYUSUNAN 1. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran 2. SK Tim Teknis /Koorlap 3. SK Penetapan Lokasi dan Petani
No.
URAIAN KEGIATAN b. Apakah sudah dibuat laporan bulanani c. Apakah sudah dibuat laporan akhir
PERTANGGUNGJAWABAN 5.1. Apakah sudah dibuat BA Penyelesaian Pekerjaan 5.2. Apakah sudah dibuat dokumentasi (sebelum, dalam pelaksanaan dan akhir) 5.3. Apakah sudah dibuat dokumen bukti pembayaran 5.4. Apakah sudah dibuat pembukuan Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum
II
III
PELAKSANAAN 1. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti desain 2. Pelaksanaan konstruksi telah mengikuti jadwal palang 3. Hasil pelaksanaan (irigasi air permukaan) telah dimanfaatkan MONEV DAN PELAPORAN 4.1. Monitoring a. Apakah sudah dibuat pedoman monitoring b. Apakah sudah dibuat jadwal monitoring c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas monitoring Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Sudah/belum Ya/tidak Ya/tidak Sudah/belum
IV
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil monitoring 4.2. Evaluasi a. Apakah sudah dibuat pedoman evaluasi b. Apakah sudah dibuat jadwal evaluasi c. Apakah sudah dibentuk Tim/Petugas evaluasi
d. Apakah sudah dibuat laporan pelaksanaan dan hasil evaluasi 4.3. Pelaporan a. Laporan pertanggungjawaban dana sesuai tahap kegiatan
Sesuai/tdk sesuai
Lampiran 12
9/10
Lampiran 12
10/10
Lampiran 13
LOKASI KEGIATAN PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF TAHUN ANGGARAN 2010
No. 1. Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten Provinsi Jawa Barat 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 2. 8. 9. Kab. Cianjur Kab. Garut Kab. Indramayu Kab. Tasikmalaya Kab. Kuningan Kab. Subang Kab. Cirebon Kab. Sukoharjo Kab. Kebumen TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP Sub Sektor Rencana TA. 2010 (Unit) (Rp x juta) 7 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1 2 1 1 1 1 1 1 350 50 50 50 50 50 50 50 650 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 650 50 100 50 50 50 50 50 50
No.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten 27. Kab. Pasuruhan 28. Kab. Ponorogo 29. Kab. Probolinggo 30. Kab. Tulungagung
Rencana TA. 2010 (Unit) (Rp x juta) 1 50 1 1 1 3 1 1 1 15 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 50 50 50 150 50 50 50 750 50 50 100 50 50 50 100 50 50 50 50 50 50 250 50 50 50 50 50 250 50 50 50 50
4.
Provinsi DIY 31. Kab. Sleman 32. Kab. Bantul 33. Kab. Kulon Progo
5.
Provinsi Sumut 34. Kab. Asahan 35. Kab. Dairi 36. Kab. Deli Serdang 37. Kab. Tanah Karo 38. Kab. Batu Bara 39. Kab. Langkat 40. Kab. Simalungun 41. Kota. Binjai 42. Kota. Padang Sidempuan 43. Kab. Pakpak Barat 44. Kab. Humbang Hasundutan 45. Kab. Samosir 46. Kab. Serdang Bedagai
10. Kab. Jepara 11. Kab. Klaten 12. Kab. Wonogiri 13. Kab. Boyolali 14. Kab. Karanganyar 15. Kab. Blora 16. Kab. Cilacap 17. Kab. Pemalang 18. Kab. Purbalingga 3. Provinsi Jawa Timur 19. Kab. Blitar 20. Kab. Gresik 21. Kab. Jember 22. Kab. Jombang 23. Kab. Lumajang 24. Kab. Madiun 25. Kab. Mojokerto 26. Kab. Pacitan
6.
Provinsi Sumbar 47. Kab. Lima Puluh Kota 48. Kab. Pesisir Selatan 49. Kab. Solok 50. Kab. Tanah Datar
7.
Provinsi Jambi 51. Kab. Sarolangun 52. Kab. Tanjab Barat 53. Kab. Tanjab Timur 54. Kab. Tebo TP TP TP TP
Lampiran 13
1/5
Lampiran 13
2/5
No.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten 55. Kab. Muara Bungo Provinsi Sumsel 56. Kab. Lahat 57. Kab. Musi Banyuasin 58. Kab. Musi Rawas 59. Kab. OKU Timur 60. Kab. OKU Selatan
Sub Sektor TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
Rencana TA. 2010 (Unit) (Rp x juta) 1 50 5 1 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 1 6 2 1 1 2 5 1 1 3 2 1 1 21 1 1 1 250 50 50 50 50 50 150 50 50 50 150 50 50 50 50 50 300 100 50 50 100 250 50 50 150 100 50 50 1.050 50 50 50
No.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten 80. Kab. Enrekang 81. Kab. Gowa 82. Kab. Jeneponto 83. Kab. Luwu 84. Kab. Luwu Utara 85. Kab. Maros 86. Kab. Pangkep 87. Kab. Pinrang 88. Kab. Sindereng Rappang 89. Kab. Sinjai 90. Kab. Soppeng 91. Kab. Tana Toraja 92. Kab. Wajo 93. Kab. Palopo 94. Kab. Luwu Timur 95. Kab. Toraja Utara
Rencana TA. 2010 (Unit) (Rp x juta) 1 50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 1 8 1 1 1 2 1 1 1 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 150 50 50 50 100 50 50 400 50 50 50 100 50 50 50
8.
9.
Provinsi Lampung 61. Kab. Lampung Tengah 62. Kab. Lampung Timur 63. Kab. Pesawaran
10.
Provinsi Kalbar 64. Kab. Landak 65. Kab. Pontianak 66. Kab. Sanggau
11. 12.
Provinsi Kalteng 67. Kota. Waringin Timur Provinsi Kaltim 68. Kab. Bulungan 69. Kab. Malinau 70. Kab. Paser 71. Kab. Penajam Paser Utara
16.
Provinsi Sultra 96. Kab. Konawe 97. Kab. Konawe Selatan 98. Kab. Bombana
17.
Provinsi Maluku 99. Kab. Seram Bag Barat 100. Kab. Seram Bag Timur Kab. Buleleng Kab. Gianyar Kab. Jembrana Kab. Karangasem Kab. Klungkung Kab. Tabanan
13.
Provinsi Sulut 72. Kab. Bolaang Mongondow 73. Kab. Minahasa Selatan 74. Kab. Minahasa Utara
18.
14.
15.
Provinsi Sulsel 77. Kab. Bantaeng 78. Kab. Barru 79. Kab. Bulukumba
Lampiran 13
3/5
Lampiran 13
4/5
No. 198.
Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten Provinsi NTB 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. Kab. Bima Kab. Dompu Kab. Lombok Barat Kab. Lombok Tengah Kab. Lombok Timur Kab. Sumbawa Kab. Sumbawa Barat
Sub Sektor TP TP TP TP TP TP TP
Rencana TA. 2010 (Unit) (Rp x juta) 7 350 1 1 1 1 1 1 1 5 50 50 50 50 50 50 50 250 50 50 100 50 250 50 50 50 50 50 250 50 50 50 50 50 7.000
20.
Provinsi NTT 114. 115. 116. 117. Kab. Kupang Kab. Timor Tengah Utara Kab. Manggarai Barat Kab. Ngada Kab. Bengkulu Selatan Kab. Bengkulu Utara Kab. Rejang Lebong Kab. Seluma Kab. Bengkulu Tengah Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pahuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara TOTAL TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP TP
1 1 2 1 5 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 140
21.
22.
Lampiran 13
5/5
Form PLA.01
FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.2010
Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Keuangan Fisik (Rp) (Ha) 4 5 Realisasi Keuangan (Rp) (%) 6 7 Fisik Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) 8 9 Nama Kelompok 10 Lokasi Kegiatan Desa/ Koordinat Kecamatan 11 12
No. 1
Aspek 2
Kegiatan 3
Keterangan 13
Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Fax : 021-782 3975 12550
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll *) Coret yang tidak perlu
., ... 2010
FORM LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA 2010
Dinas Provinsi Subsektor Program Bulan : .. : .. : .. : .. : .. Pagu DIPA Keuangan Fisik (Rp) (Ha) 5 6 Realisasi Keuangan (Rp) (%) 7 8 Fisik Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) 9 10 Keterangan 11
No. 1
Dinas Kabupaten/Kota*) 2
A. Dinas.*) Kab/Kota
Ctt: 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bag Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Selatan.12550, Fax : 021-7816086 atau E-Mail: simonevpla@deptan.go.id. Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12550, Fax : 021-782 3975 3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll *) Diisi nama Dinas Kabupaten/Kota yang melaksanakan kegiatan PLA. **) Coret yang tidak perlu
FORM LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR TA.2008 DAN 2009
Dinas Kabupaten Provinsi Subsektor Tahun
No. 1 A. Aspek Pengelolaan Air
: : : : :
.. .. .. .. ..
Kegiatan 2 Target Fisik DIPA 3 Realisasi Fisik 4 Manfaat 5
Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan.12550 via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12550 Fax : 021-782 3975 3. Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton apabila ada peningkatan produktivitas yang diasumsikan 0,15 ton/ha maka tambahan produksi= 500x0,15 to=75 ton b. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan irigasi Partisipatif (PIP) Mengacu pada perhitungan JITUT di atas disesuaikan dengan luas layanan irigasi.
FORM REKAPITULASI LAPORAN MANFAAT KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN
Dinas Provinsi Subsektor No. 1 A. : .. : .. : .. Kegiatan 2 Aspek Pengelolaan Air 1. Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) 2.Kabupaten.. 3. 4. 5. 6. 7. 8. dst. Target Fisik 3 Realisasi Fisik 4
Catatan : 1. Laporan dikirim ke Ditjen PLA Pusat, paling lambat tanggal 10 setiap bulan 2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakar via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan.12550 Fax : 021-782 39 3 Manfaat harus terukur, contoh : a. Kegiatan JITUT/JIDES seluas 500 Ha, menaikan IP 50 % dengan produktivitas 5 ton/Ha, sehingga manfaat kegiatan berupa peningkatan produksi sebanyak 500 X 0,5 X 5 Ton = 1.250 ton apabila ada peningkatan produktivitas yang diasumsikan 0,15 ton/ha maka tambahan produksi= 500x0,15 to=75 ton b. Kegiatan Pengembangan Pengelolaan irigasi Partisipatif (PIP) Mengacu pada perhitungan JITUT di atas disesuaikan dengan luas layanan irigasi.
Manfaat 7
PUSAT
PLA - 02 PLA - 04 PLA - 01 PLA - 03
PROPINSI
PLA - 01
KABUPATEN
PLA - 03