4.1. Deskripsi Data Data yang dideskripsikan pada penelitian ini meliputi data hasil belajar dan aktifitas belajar kimia siswa pada mata pelajaran kimia di kelas XI IA SMA Negeri 11 Medan. Hasil belajar kimia siswa dan aktifitas belajar kimia siswa merupakan nilai hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis kooperatif dengan virtual lab, pembelajaran berbasis kooperatif dengan praktikum di laboratorium dan pembelajaran berbasis kooperatif tanpa media dan praktikum. Sebelum data diperoleh, terlebih dahulu soal diujicobakan guna mencari validitas dan reliabilitas tes, sementara lembar observasi dan angket aktivitas belajar siswa divalidasi oleh validator ahli. Berdasarkan ujicoba soal diperoleh: a. Validitas Tes Soal yang dujicobakan sebanyak 30 soal, setelah dilakukan analisis ternyata diperoleh 20 soal yang valid dan 10 soal yang tidak valid, sehingga soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah 20 soal dalam bentuk pilihan berganda. (Lihat lampiran 7). b. Reliabilitas Tes Dari 20 soal yang valid yang digunakan sebagai instrumen hasil belajar dihitung reliabilitas tes secara keseluruhan dan diperoleh r11 sebesar 0,793 dan dapat dinyatakan bahwa keseluruhan tes tersebut tergolong kategori reliabilitas tinggi. (Lihat lampiran 8.). c. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Soal Dari 20 soal yang valid yang digunakan sebagai instrumen hasil belajar memiliki tingkat kesukaran sukar 4 soal sedang 12 soal dan mudah 4 soal. Sedangkan daya pembeda baik sekali - soal, baik 13 soal
dan cukup 2 soal dan jelek 5 soal. (Lihat lampiran 9) Karena dari keseluruhan soal yang valid sudah mewakili masingmasing indikator pembelajaran, maka 20 soal tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian untuk mengukur hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan termokimia di kelas XI-IA SMA. 4.2 Deskripsi Data Penelitian 4.2.1 Kelas eksperimen 1 / pembelajaran berbasis kooperatif dengan virtual lab 1) Data pretest Berdasarkan hasil pretest diperoleh skor tertinggi 8 skor terendah 4, dengan rata-rata (M) = 5,69 dan standard deviasi (SD) = 1,21. Distribusi frekuensi data pretest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif dengan virtual lab dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 1 Frequency 8 7 9 10 1 35 Percent 22,9 20,0 25,7 28,6 2,9 100,0 Valid Percent 22,9 20,0 25,7 28,6 2,9 100,0 Cumulative Percent 22,9 42,9 68,6 97,1 100,0
Valid 4 5 6 7 8 Total
Dari hasil distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen 1 dapat digambarkan histogram distribusi skor pada gambar 4.1
12
10
Frequency
2) Data postest Berdasarkan hasil postest diperoleh skor tertinggi 17 skor terendah 9 dengan rata-rata (M) = 13,51 dan standard deviasi (SD) = 1,95. Distribusi frekuensi data postest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif dengan virtual lab dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen 1 Nilai Postest Kelas Eksperimen 1 Frequency 1 2 8 7 7 3 5 2 35 Percent 2,9 5,7 22,9 20,0 20,0 8,6 14,3 5,7 100,0 Valid Percent 2,9 5,7 22,9 20,0 20,0 8,6 14,3 5,7 100,0 Cumulative Percent 2,9 8,6 31,4 51,4 71,4 80,0 94,3 100,0
Valid 9 10 12 13 14 15 16 17 Total
Dari hasil distribusi frekuensi postest kelas eksperimen 1 dapat digambarkan histogram distribusi skor pada gambar 4.2 Nilai Postest Kelas Eksperimen 1
Frequency
0 8 10 12 14 16 18
3) Data gain Berdasarkan data gain diperoleh skor tertinggi 0,8 skor terendah 0,2 , dengan rata-rata (M) = 0,55 dan standard deviasi (SD) = 0,13 . Distribusi frekuensi data postest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif dengan virtual lab dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 Valid Cumulative Percent Percent 5.7 5.7 2.9 8.6 2.9 11.4 2.9 14.3 2.9 17.1 2.9 20.0 22.9 42.9 8.6 51.4 8.6 60.0 5.7 65.7 5.7 71.4 5.7 77.1 11.4 88.6 5.7 94.3 2.9 97.1 2.9 100.0 100.0
Valid .23 .31 .38 .43 .46 .47 .50 .53 .54 .57 .60 .67 .69 .71 .77 .79 Total
Frequency 2 1 1 1 1 1 8 3 3 2 2 2 4 2 1 1 35
Percent 5.7 2.9 2.9 2.9 2.9 2.9 22.9 8.6 8.6 5.7 5.7 5.7 11.4 5.7 2.9 2.9 100.0
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Gain Kelas Eksperimen 1 Dari hasil distribusi frekuensi gain kelas eksperimen 2 dapat digambarkan histogram distribusi skor pada gambar 4.6
12
10
Frequency
2 Mean =0.55 Std. Dev. =0.134 N =35 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80
4.2.2 Kelas eksperimen 2 / pembelajaran berbasis kooperatif praktikum di laboratorium 1) Data pretest
dengan
Berdasarkan hasil pretest diperoleh skor tertinggi 9 skor terendah 4., dengan rata-rata (M) = 5,80 dan standard deviasi (SD) = 1,43. Distribusi frekuensi data pretest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif dengan praktikum laboratorium dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 2 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 2 Frequency Valid 4 8 5 8 6 8 7 6 8 4 9 1 Total 35 Valid Percent Percent 22,9 22,9 22,9 22,9 22,9 22,9 17,1 17,1 11,4 11,4 2,9 2,9 100,0 100,0 Cumulative Percent 22,9 45,7 68,6 85,7 97,1 100,0
Dari hasil distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen 2 dapat digambarkan histogram distribusi skor pada gambar 4.4
10
Frequency
2) Data postest Berdasarkan hasil postest diperoleh skor tertinggi 17 skor terendah 10, dengan rata-rata (M) = 13,26 dan standard deviasi (SD) = 1,80. Distribusi frekuensi data postest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif dengan praktikum laboratorium dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen 2 Nilai Postest Kelas Eksperimen 2 Frequency Percent 3 8,6 3 8,6 6 17,1 7 20,0 6 17,1 7 20,0 2 5,7 1 2,9 35 100,0 Valid Percent 8,6 8,6 17,1 20,0 17,1 20,0 5,7 2,9 100,0 Cumulative Percent 8,6 17,1 34,3 54,3 71,4 91,4 97,1 100,0
Valid 10 11 12 13 14 15 16 17 Total
Dari hasil distribusi frekuensi postest kelas eksperimen 2 dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan pada gambar 4.5
Frequency
0 8 10 12 14 16 18
3) Data gain Berdasarkan data gain diperoleh skor tertinggi 0,8. skor terendah 0,2, dengan rata-rata (M) = 0,52 dan standard deviasi (SD) = 0,12 . Distribusi frekuensi data postest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif tabel di bawah ini. dengan praktikum laboratorium dapat dilihat pada
Valid
.23 .29 .33 .38 .40 .43 .44 .46 .47 .50 .53 .54 .55 .56 .57 .58 .60 .62 .64 .67 .69 .75 Total
Frequency 1 1 1 2 1 1 2 1 2 4 2 2 1 1 1 1 3 1 2 1 2 2 35
Percent 2.9 2.9 2.9 5.7 2.9 2.9 5.7 2.9 5.7 11.4 5.7 5.7 2.9 2.9 2.9 2.9 8.6 2.9 5.7 2.9 5.7 5.7 100.0
Valid Percent 2.9 2.9 2.9 5.7 2.9 2.9 5.7 2.9 5.7 11.4 5.7 5.7 2.9 2.9 2.9 2.9 8.6 2.9 5.7 2.9 5.7 5.7 100.0
Dari hasil distribusi frekuensi gain kelas eksperimen 2 dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan pada gambar 4.6
Frequency
4.2.3 Kelas eksperimen 3 / pembelajaran berbasis kooperatif praktikum di laboratorium dan virtual lab 1) Data pretest
tanpa
Berdasarkan hasil pretest diperoleh skor tertinggi 9 skor terendah 4, dengan rata-rata (M) = 5,86 dan standard deviasi (SD) = 1,40. Distribusi frekuensi data pretest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif tanpa praktikum laboratorium dan virtual lab dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen 3 Nilai Pretest Kelas Eksperimen 3 Frequency Valid 4 8 5 6 6 9 7 8 8 3 9 1 Total 35 Valid Percent Percent 22,9 22,9 17,1 17,1 25,7 25,7 22,9 22,9 8,6 8,6 2,9 2,9 100,0 100,0 Cumulative Percent 22,9 40,0 65,7 88,6 97,1 100,0
Dari hasil distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen 3 dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan pada gambar 4.7
10
Frequency
2) Data postest Berdasarkan hasil postest diperoleh skor tertinggi 15 skor terendah 8 , dengan rata-rata (M) = 11,29 dan standard deviasi (SD) = 1,92. Distribusi frekuensi data postest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif tanpa praktikum laboratorium dan virtual lab dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen 3 Nilai Postest Kelas Eksperimen 3 Frequency 1 8 4 5 8 4 3 2 35 Percent 2,9 22,9 11,4 14,3 22,9 11,4 8,6 5,7 100,0 Valid Percent 2,9 22,9 11,4 14,3 22,9 11,4 8,6 5,7 100,0 Cumulative Percent 2,9 25,7 37,1 51,4 74,3 85,7 94,3 100,0
Valid 8 9 10 11 12 13 14 15 Total
Dari hasil distribusi frekuensi postest kelas eksperimen 3 dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan pada gambar 4.8
Frequency
0 6 8 10 12 14 16
3) Data gain Berdasarkan data gain diperoleh skor tertinggi 0,6 skor terendah 0,2, dengan rata-rata (M) = 0,38 dan standard deviasi (SD) = 0,12. Distribusi frekuensi data postest siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis kooperatif tanpa praktikum laboratorium dan virtual lab dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Valid
.20 .21 .23 .25 .27 .31 .33 .38 .42 .43 .44 .46 .47 .50 .54 .57 .62 .64 Total
Frequency 1 3 1 1 4 5 1 3 1 2 1 1 1 6 1 1 1 1 35
Percent 2.9 8.6 2.9 2.9 11.4 14.3 2.9 8.6 2.9 5.7 2.9 2.9 2.9 17.1 2.9 2.9 2.9 2.9 100.0
Valid Percent 2.9 8.6 2.9 2.9 11.4 14.3 2.9 8.6 2.9 5.7 2.9 2.9 2.9 17.1 2.9 2.9 2.9 2.9 100.0
Dari hasil distribusi frekuensi gain kelas eksperimen 3 dapat digambarkan histogram distribusi skor berdasarkan pada gambar 4.9
Frequency
4.2.4
AktivitasGain Hasil Belajar Kelaskelompok sampel belajar siswa ketiga Eksperimen 3 Berdasarkan data aktivitas belajar yang didapat dari observasi dan
angket diperoleh skor tertinggi 168 dan skor terendah 83 , dengan ratarata (M) = 127,54 dan standard deviasi (SD) = 19,81. Distribusi frekuensi data aktivitas belajar siswa dari ketiga kelompok sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa Interval 148 - 168 108 - 147 83 - 107
Frekuensi Absolut 16 76 13
Frekuensi Relatif
15,24
72,38 12,38
4.3 Pengujian Persyaratan Analisis Sebagai syarat bahwa data penelitian dapat digunakan untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas data. 4.3.1 Uji Normalitas Data Data pretest, postest, gain hasil belajar dan aktivitas belajar siswa diuji dengan program SPSS 15.00 for windows dengan menggunakan uji Kolmogorov-sminornov pada taraf signifikansi = 0,05. a. Uji normalitas data pretest kelompok sampel Uji normalitas data pretest kelompok sampel digunakan program SPSS 15.00 for windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov, diperoleh data pada tabel 4.11 berkut: Nilai Pretest Nilai Pretest Nilai Pretest Kelas Kelas Kelas Eksperimen 1 Eksperimen 2 Eksperimen 3 35 35 35 Mean Std. Deviation Absolute 5,69 1,207 ,176 ,147 -,176 1,042 ,228 5,80 1,431 ,169 ,169 -,113 1,000 ,269 5,86 1,396 ,141 ,137 -,141 ,833 ,492
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data
1). Uji normalitas data pretest kelas eksperimen 1 Berdasarkan tabel 4.11. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,228 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data pretest kelas eksperimen 1 yang diajar dengan kooperatif + virtual lab berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2). Uji normalitas data pretest kelas eksperimen 2
Berdasarkan tabel 4.11. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,269 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data pretest kelas eksperimen 2 yang diajar dengan kooperatif + Praktikum laboratorium berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3). Uji normalitas data pretest kelas eksperimen 3 Berdasarkan tabel 4.11. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,492 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data pretest kelas eksperimen 3 yang diajar dengan kooperatif tanpa virtual lab dan Praktikum berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Uji normalitas data postest kelompok sampel Uji normalitas data postest kelompok sampel digunakan program SPSS 15.00 for windows dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh data pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Postest Kelompok Sampel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai Postest Kelas Eksperimen 1 35 Mean 13,51 1,946 ,133 ,119 -,133 ,784 ,570 Nilai Postest Nilai Postest Kelas Kelas Eksperimen 2 Eksperimen 3 35 35 13,26 1,804 ,119 ,100 -,119 ,702 ,708 11,29 1,919 ,140 ,140 -,131 ,831 ,495
N Normal Parameters(a,b)
Std. Deviat ion Most Extreme Absol Differences ute Positi ve Negat ive Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal.
b Calculated from data. 1). Uji normalitas data postest kelas eksperimen 1 Berdasarkan tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,570 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data postest kelas eksperimen 1 yang diajar dengan Kooperatif + Virtual lab berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2). Uji normalitas data postest kelas eksperimen 2 Berdasarkan tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,708 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data postest kelas eksperimen 2 yang diajar dengan Kooperatif + Praktikum laboratorium berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3). Uji normalitas data postest kelas eksperimen 3 Berdasarkan tabel 4.12. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,495 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data postest kelas eksperimen 3 yang diajar dengan Kooperatif tanpa virtual lab dan Praktikum berasal dari populasi yang berdistribusi normal. c. Uji normalitas data gain hasil belajar kelompok sampel Uji normalitas data gain hasil belajar kelompok sampel digunakan program SPSS 15.00 for windows dengan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh data pada tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13. Uji Normalitas Data Gain Hasil Belajar Kelompok Sampel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 35 Mean Std. Deviation Absolute .5469 .13412 .163 .120 -.163 .967 .307 Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen 2 35 .5249 .12256 .077 .041 -.077 .454 .986 Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen 3 35 .3837 .12502 .151 .151 -.110 .892 .403
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
1). Uji normalitas data gain hasil belajar kelas eksperimen 1 Berdasarkan tabel 4.13. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,307 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data gain hasil belajar kelas eksperimen 1 yang diajar dengan kooperatif + virtual lab berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 2). Uji normalitas data gain hasil belajar kelas eksperimen 2 Berdasarkan tabel 4.13. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,986 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data gain hasil belajar kelas eksperimen 2 yang diajar dengan kooperatif laboratorium berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 3). Uji normalitas data gain hasil belajar kelas eksperimen 3 Berdasarkan tabel 4.13. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,403 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data gain hasil belajar kelas eksperimen 3 yang diajar dengan kooperatif tanpa virtual lab dan Praktikum berasal dari populasi yang berdistribusi normal. + Praktikum
d. Uji normalitas data aktivitas belajar ketiga kelompok sampel Uji normalitas data aktivitas belajar ketiga kelompok sampel digunakan program SPSS 15.00 for windows dengan uji KolmogorovSmirnov diperoleh data pada tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14. Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar Kelompok Sampel AKTIVITAS BELAJAR 105 Mean Std. Deviation Absolute 127,54 19,808 ,055 ,055 -,053 ,565 ,907
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Berdasarkan tabel 4.14. di atas dapat dilihat bahwa Asymp.Sig. (2tailed) 0,907 > 0,05 yang menunjukkan bahwa data aktivitas belajar siswa ketiga kelompok sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. 4.3.2 Uji Homogenitas Data
Uji homogenitas data pretest, postest, gain hasil belajar dan aktivitas belajar antara ketiga kelas sampel digunakan program SPSS 15.00 for windows dengan uji Levene Statistic pada taraf signifikansi = 0,05 dan diperoleh data sebagai berikut:
Test of Homogeneity of Variance Levene Statistic ,370 ,422 ,422 ,402 ,134 ,140 ,140 ,132 ,160 ,046 ,046 ,196 1,268 1,341 1,341 1,333
df1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
df2 102 102 100,651 102 102 102 99,027 102 102 102 89,403 102 102 102 100,812 102
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Sig. ,692 ,657 ,657 ,670 ,875 ,869 ,869 ,876 ,852 ,955 ,955 ,822 ,286 ,266 ,266 ,268
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
Based on Mean Based on Median Based on Median and with adjusted df Based on trimmed mean
a. Uji homogenitas pretest Berdasarkan uji homogenitas data pretest ketiga kelompok sampel dengan uji Levene Statistic diperoleh harga sig. 0,692 > 0,05 yang berarti data pretest ketiga kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen. b. Uji homogenitas postest Berdasarkan uji homogenitas data postest ketiga kelompok sampel dengan uji Levene Statistic diperoleh harga sig. 0,875 > 0,05 yang berarti data postest ketiga kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen.
c. Uji homogenitas gain hasil belajar Berdasarkan uji homogenitas data gain hasil belajar ketiga kelompok sampel dengan uji Levene Statistic diperoleh harga sig. 0,852 > 0,05 yang berarti data gain hasil belajar ketiga kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen.
d. Uji homogenitas aktivitas belajar siswa Berdasarkan uji homogenitas data aktivitas belajar ketiga kelompok sampel dengan uji Levene Statistic diperoleh harga sig. 0,286 > 0,05 yang berarti data aktivitas belajar ketiga kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen. 4.1.3 Pengujian Hipotesis Untuk pengujian hipotesis penelitian digunakan General Linier Model (GLM) unvariate dengan menggunakan program SPSS 15.00 for windows pada taraf signifikansi = 0,05. Kelompok sampel yang diukur aktivitasnya terlebih dahulu diurutkan dari aktivitas tinggi ke rendah untuk mengklasifikasikan siswa pada kategori aktivitas tinggi, sedang, dan rendah. Di mana aktivitas belajar siswa ditentukan dari data observasi dan data angket yang keduanya digabungkan. Untuk melihat perbedaan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran yang diberikan digunakan uji two way anova dengan general linear model (GLM) unvariate, sekaligus untuk melihat bagaimana pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap hasil belajarnya; apakah siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memiliki hasil belajar yang tinggi pula, atau sebaliknya lebih rendah, serta apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan aktivitas belajar dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.
Secara umum hasil pengujian hipotesis dengan General Linear Model (GLM) unvariate dapat dilihat pada tabel 4.19 di bawah ini: Tabel 4.19. Data Ringkasan Hasil Pengujian GLM Dependent Variable: Gain Hasil Belajar Source Strategi Pembelajaran Aktivitas Belajar Strategi Pembelajaran * Aktivitas Belajar Df 2 2 4 Mean Square ,071 ,012 ,034 F 4,082 ,674 1,987 Sig. ,02 ,512 ,103
Berdasarkan tabel 4.19. di atas dapat dilihat bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh harga sig. 0,02 < 0,05. Aktivitas belajar siswa tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang ditunjukkan oleh harga sig. 0,512< 0,05. Sementara strategi pembelajaran yang diterapkan tidak memiliki interaksi yang signifikan dengan aktivitas belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar siswa yang ditunjukkan oleh harga sig. 0,103 > 0,05. 1) Hipotesis 1 Ha : Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari virtual lab berbasis kooperatif, real lab berbasis kooperatif dan pembelajaran Kooperatif tanpa media terhadap aktivitas belajar siswa SMA. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari virtual lab berbasis kooperatif, real lab berbasis kooperatif dan pembelajaran kooperatif tanpa media terhadap aktivitas belajar siswa SMA. Hipotesis statistic: Ha : 2 Ho : 2 =
1 1
0 0
Untuk melihat perbedaan pengaruh dari penerapan strategi pembelajaran yang diberikan terhadap aktivitas belajar siswa, digunakan uji Anova satu jalur. Berdasarkan hasil perhitungan uji beda dengan Anova satu jalur terhadap aktivitas belajar siswa yang diajar dengan kooperatif + virtual lab, kooperatif + praktikum laboratorium dan kooperatif tanpa virtual lab dan praktikum dengan menggunakan program SPSS 15.00 for windows diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.20 di bawah ini: Tabel 4.20. Hasil Pengujian Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Secara Keseluruhan
AKTIVITAS BELAJAR Sum of Squares 3398,457 37405,600 40804,057 df 2 102 104 Mean Square 1699,229 366,722 F 4,634 Sig. ,012
Berdasarkan tabel 4.20. di atas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan ada perbedaan aktivitas belajar yang signifikan dari ketiga kelompok sampel yang ditunjukkan dengan harga sig. 0,012 < 0,05 yang berarti terima Ha. Namun jika dibandingkan aktivitas belajar siswa tiap kelompok sampel, dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut: Tabel 4.21. Hasil Pengujian Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Tiap Kelompok Sampel Dependent Variabel: Aktivitas Belajar
Mean Difference (I-J) -4,429 9,229(*) 4,429 13,657(*) -9,229(*) -13,657(*)
(J) MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF + RIIL LAB KOOPERATIF KOOPERATIF + VIRTUAL LAB KOOPERATIF KOOPERATIF + VIRTUAL LAB KOOPERATIF + RIIL LAB
KOOPERATIF
Dari tabel 4.21. di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif dengan real lab berbasis kooperatif yang real lab ditunjukkan dengan harga sig. 0,336 > 0,05; dan ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa yang diajar dengan harga sig. 0,004 < 0,05 berbasis kooperatif dengan Kooperatif tanpa virtual dan real lab dengan dan ada perbedaan yang signifikan antara aktivitas belajar siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif dengan Kooperatif tanpa virtual dan real lab dengan harga sig 0,046 < 0,05. 2) Hipotesis 2 Ha : Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari penerapan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif , real lab berbasis kooperatif dan tanpa pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari penerapan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif , real lab berbasis kooperatif dan tanpa pembelajaran kooperatif media terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. Hipotesis statistic: Ha : 2 Ho : 2 =
1 1
tanpa media
tanpa
0 0
Untuk melihat perbedaan pengaruh dari penerapan strategi pembelajaran yang diberikan terhadap hasil belajar kimia siswa belajar siswa, digunakan uji Anova satu jalur. Berdasarkan hasil perhitungan uji beda dengan Anova satu jalur terhadap hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif, real lab berbasis kooperatif dan Kooperatif tanpa virtual lab dan real lab dengan menggunakan
program SPSS 15.00 for windows diperoleh hasil seperti dalam tabel 4.22 di bawah ini: Tabel 4.22. Hasil Pengujian Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan Sum of Square s Hasil Belajar Between Groups Within Groups Total ,549 Df 2 Mean Square ,274 ,016 F 16,919 Sig. ,000
Berdasarkan tabel 4.22. di atas, dapat dilihat bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan dari ketiga kelompok sampel yang ditunjukkan harga sig. 0,000 < 0,05 yang berarti terima Ha. Untuk melihat perbedaan pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa tiap kelompok sampel, dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut: Tabel 4.23. Hasil Pengujian Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Tiap Kelompok Dependent Variable: Hasil Belajar (I) strategi pembelajaran Kooperatif + Virtual lab Kooperatif +Real Lab (J) strategi pembelajaran Kooperatif + Real Lab Kooperatif Mean Differenc e (I-J) ,02200 ,16314(*) Std. Error ,03044 ,03044 ,03044 ,03044 ,03044 ,03044 Sig. ,471 ,000 ,471 ,000 ,000 ,000
Kooperatif + -,02200 Virtual lab Kooperatif ,14114(*) Kooperatif Kooperatif + -,16314(*) Virtual lab Kooperatif + -,14114(*) Real Lab * The mean difference is significant at the .05 level.
Dari tabel 4.23. di atas, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diajar dengan Virtual lab berbasis kooperatif dengan Real lab berbasis kooperatif yang ditunjukkan dengan harga sig. 0,471 > 0,05; Sedangkan hasil belajar siswa yang diajar dengan Virtual lab berbasis kooperatif dengan Kooperatif tanpa media berbeda secara signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig. 0,000 < 0,05; dan Real lab berbasis kooperatif dengan Kooperatif tanpa media juga berbeda secara signifikan yang ditunjukkan oleh harga sig. 0,000 < 0,05.
3) Hipotesis 3 Ha : Hasil belajar kimia siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang dan rendah. Ho : Hasil belajar kimia siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi sama dengan hasil belajar kimia siswa yang memiliki aktivitas belajar sedang dan rendah. Hipotesis statistic: Ha : 2 Ho : 2 =
1 1
0 0
Berdasarkan analisis dengan general linear model (GLM) untuk melihat interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa, apakah siswa yang memiliki hasil belajar tinggi memiliki hasil belajar yang tinggi juga atau sebaliknya digunakan uji Bonferoni karena ketiga kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen, ditunjukkan data hasil analisis pada tabel 4.24 berikut: Tabel 4.24. Hasil Pengujian Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Secara Keseluruhan
Dependent Variable: Hasil Belajar (I) Aktivitas Belajar Bonferroni (J) Aktivitas Belajar Mean Differen ce (I-J) Std. Error Sig. 1,000 1,000 1,000 ,827 1,000 ,827
AKTIVITAS AKTIVITAS -,0020 ,03622 TINGGI SEDANG AKTIVITAS ,0413 ,04917 RENDAH AKTIVITAS AKTIVITAS ,0020 ,03622 SEDANG TINGGI AKTIVITAS ,0433 ,03952 RENDAH AKTIVITAS AKTIVITAS -,0413 ,04917 RENDAH TINGGI AKTIVITAS -,0433 ,03952 SEDANG Based on observed means. * The mean difference is significant at the .05 level.
Multiple Comparisons
Berdasarkan tabel 4.24. di atas, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah tidak berbeda secara signifikan yang ditunjukkan oleh harga sig dari ketiganya adalah 1,000 < 0,05; yang berarti terdapat tidak terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan aktivitas belajar siswa; yang mana jika aktivitas belajar siswa tinggi maka akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, sebaliknya jika aktivitas belajarnya rendah maka hasil belajarnya juga akan rendah.
4). Hipotesis 4
Real lab berbasis kooperatif lebih efektif dibandingkan dengan dengan menggunakan pembelajaran Virtual lab berbasis kooperatif.
dengan menggunakan
pembelajaran Real lab berbasis kooperatif sama dengan hasil dengan menggunakan pembelajaran Virtual lab berbasis kooperatif. % Efektifitas =
gaineksper imen 1 gaineksper imen 2 x100 % gaineksper imen 1
7,024520161 10,20553641
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa Hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan pembelajaran Real lab berbasis kooperatif lebih efektif dibandingkan dengan hasil belajar siswa pembelajaran Virtual lab adalah 10 % : 7 %. dengan menggunakan
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam pengujian hipotesis penelitian dapat dikemukakan: 1. Perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan Virtual lab berbasis kooperatif, Real lab berbasis kooperatif, kooperatif tanpa media virtual dan real lab. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif mendapatkan skor rata-rata gain hasil belajar 0,55, Rea lab berbasis kooperatif mendapatkan skor rata-rata gain hasil belajar 0,52; dan kooperatif tanpa media mendapatkan skor rata-rata gain hasil belajar 0,38. Berdasarkan hasil ini dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif dengan real lab berbasis kooperatif tidak terdapat perbedaan yang
signifikan, sedangkan hasil belajar kimia yang diajar dengan Virtual lab berbasis kooperatif dan real lab berbasis kooperatif lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan kooperatif tanpa media. Secara umum berdasarkan hasil uji Anova satu jalur yang dilakukan diperoleh bahwa harga sig. 0,000 < 0,05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dari pembelajaran kooperatif yang diterapkan pada ketiga kelompok sampel terhadap peningkatan hasil belajar kimia siswa. Hal ini beralasan, karena dalam pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif dan real lab berbasis kooperatif merupakan pola pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar karena melakukan sendiri dan juga memperhatikan animasi yang menggambarkan kejadian sebenarnya dari praktikum di laboratorium. Dengan menggunakan model ini, proses pembelajaran menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas, siswa tidak hanya mempelajari tentang sesuatu tetapi siswa secara aktif menemukan, melakukan, memperhatikan/mengamati, dan mengalami suatu aktivitas belajar. Dalam proses pembelajaran tersebut siswa menggunakan seluruh kemampuan yang dimilikinya dan yang dimiliki lingkungannya. Guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam mengembangkan kreativitas siswa tanpa harus ada penyeragaman atau pemaksaan untuk mengikuti pemahaman guru, siswa diberikan ruang bebas untuk mewujudkan potensi dan menampilkan karakteristiknya masing-masing. Berbeda dengan pembelajaran kooperatif yang berlangsung kurang bermakna bagi siswa, karena pembelajaran dilaksanakan tanpa virtual lab ataupun real lab sehingga tidak ada pengalaman langsung atau pengamatan gambar visual yang dapat diamati selama pembelajaran yang membuat siswa lebih mudah karena pembelajaran lebih nyata, sehingga siswa kurang dapat memahami pelajaran yang disampaikan. Selama pembelajaran siswa hanya menemukan sendiri jawaban dari
permasalahannya dari buku sumber tanpa adanya gambaran visual dan pengalaman langsung dalam belajar. Namun pembelajaran berbasis kooperatif yang diterapkan tetap dapat menigkatkan hasil belajar siswa, karena pada saat guru menyajikan materi ajar kepada siswa, siswa dapat bertukar pendapat dengan guru seputar permasalahan yang dihadapi, sehingga kegiatan atau aktivitas kooperatif belajar siswa menjadi optimal. proses Pembelajaran berbasis mampu memfasilitasi
pengolahan informasi untuk ditempatkan dalam memori jangka panjang sehingga siswa berhasil dalam proses belajarnya. 2. Perbedaan aktivitas belajar siswa yang diajar menggunakan virtual lab berbasis kooperatif, real lab berbasis kooperatif dan kooperatif tanpa media. Pembelajaran yang dilakukan dengan metode apa saja diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, tidak terkecuali pembelajaran dengan virtual lab berbasis kooperatif ; real lab berbasis koopeatif dan kooperatif tanpa media. Berdasarkan hasil observasi dan data angket akrivitas yang diperoleh dalam penelitian yang dilakukan bahwa aktivitas belajar siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif mendapatkan skor rata-rata 129,0 dengan kategori aktivitas belajar tinggi terdiri dari 4 orang, aktivitas belajar sedang terdiri dari 29 orang, dan aktivitas belajar rendah terdiri dari 2 orang, aktivitas belajar siswa yang diajar dengan real lab berbasis kooperatif mendapatkan skor rata-rata 133,6 dengan kategori aktivitas belajar tinggi terdiri dari 9 orang, aktivitas belajar sedang terdiri dari 25 orang, dan aktivitas belajar rendah terdiri dari 1 orang; dan aktivitas belajar siswa yang diajar dengan kooperatif tanpa media mendapatkan skor rata-rata 120,0 dengan kategori aktivitas belajar tinggi terdiri dari 3 orang, aktivitas belajar sedang terdiri dari 22 orang, dan aktivitas belajar rendah terdiri dari 10 orang. Aktivitas belajar ketiga kelompok sampel tidak berbeda secara umum disebabkan oleh model pembelajaran yang diterapkan adalah sama, dan hanya dibedakan oleh virtual dan real lab, juga disebabkan
karena pengambilan data bukan hanya dari observasi tetapi ditambah dengan menggunakan angket. Tetapi jika dilihat dari kegiatan pembelajaran aktivitas yang dilakukan oleh siswa lebih bervariasi dibandingkan dengan tanpa media pembelajaran, karena adanya aktivitas yang menjadi pengalaman langsung bagi siswa seperti melakukan praktikum dan pengamatan serta menyimpulkan hasil pengamatan praktikum dengan kesesuaiannya dengan teori dalam baku pelajaran. Dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif dan real lab berbasis kooperatif lebih berani mengemukakan pendapat dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain karena ada data pendukung yang diperoleh dari praktikum sebagai alasan atau bukti nyata dari pendapatnya. 3. Perbedaan hasil belajar kimia siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah Pembelajaran penting kimia tidak hanya membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih adalah membantu siswa belajar tentang bagaimana belajar pengetahuan, keterampilan dan sikap itu diperoleh. Proses pembelajaran kimia tidak cukup hanya bersikap transfer pengetahuan guru kepada siswa, akan tetapi harus melalui pengalaman dialogis yang ditandai oleh suasana belajar yang bercirikan pengalaman nyata. Strategi pembelajaran yang diterapkan pada ketiga kelompok sampel memberikan pengaruh yang sama terhadap aktivitas belajar siswa. Namun dalam pelaksanaannya terdapat perbedaan aktivitas belajar dari tiap individu dalam belajar, baik dari data observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ataupun data aktivitas belajar yang diperoleh dari angket yang diisi sendiri oleh siswa setelah pembelajaran selesai. Aktivitas belajar dibedakan dalam kategori aktivitas tinggi, sedang dan rendah.
Berdasarkan uji Bonferroni (aktivitas belajar siswa homogen) yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa untuk membedakan hasil belajar siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang dan rendah, diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi, sedang, rendah yang ditunjukkan oleh harga sig. dari uji hipotesis yaitu 1,000 > 0,05. Siswa yang melakukan aktivitas belajar yang lebih banyak dan lebih variatif didukung oleh tingkat pemahaman yang tinggi pula dalam pembelajaran, khususnya menjawab pertanyaan dari guru atau dari teman sekelas, memberikan sanggahan atas penjelasan guru atau jawaban teman sekelas serta atas pertanyaan guru, hasil dan mengumpulkan praktikum dan yang menganalisis data hasil praktikum, menarik kesimpulan dari hasil praktikum dilakukan. 4.3. Temuan Penelitian Berdasarkan pengumpulan data dan pengolahan data statisik yang dilakukan di SMA Negeri 11 Medan, diperoleh temuan-temuan penelitian sebagai berikut: (1) Hasil belajar siswa yang diajar dengan virtual lab berbasis kooperatif tidak berbeda secara signifikan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran real lab berbasis kooperatif. (2) Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tanpa media lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif ataupun pembelajaran real lab berbasis kooperatif. belajar. (4) (3) Aktifitas tidak berpengaruh terhadap hasil real lab berbasis kooperatif laboratorium media tidak dapat dalam dapat Pembelajaran untuk berbasis mempresentasikan laporan
meningkatkan hasil belajar siswa. (5) Pembelajaran virtual lab dapat diterapkan real lab menggantikan kooperatif praktikum tanpa meningkatkan hasil belajar siswa. (6) Penerapan pembelajaran virtual dan ataupun mempengaruhi aktivitas belajar siswa.(7) Model pembelajaran kooperatif
berpengaruh terhadap hasil belajar (8) Keefektifan pembelajaran real lab berbasis kooperatif lebih besar dibandingkan pembelajaran menggunakan virtual lab berbasis kooperatif. 4.4. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti telah melakukannya secermat dan sehati-hati mungkin, tetapi berbagai kendala yang merupakan keterbatasan peneliti yang akan mempengaruhi dalam penarikan kesimpulan. Berbagai kelemahan yang dirasakan peneliti selama melakukan penelitian ini adalah: (1) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini jumlahnya relatif sedikit sehingga belum bisa mewakili semua siswa kelas XI. Sampel yang hanya terdiri dari satu sekolah kurang optimal untuk menggambarkan hasil belajar siswa, baik yang diajar dengan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif , real lab berbasis kooperatif maupun siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tanpa media. (2) Data aktivitas belajar siswa tidak dapat dipercaya sepenuhnya, karena angket yang diberikan untuk diisi oleh siswa sendiri masih dapat dipengaruhi oleh teman-temannya, dengan kata lain tingkat kejujuran siswa dalam mengisi angket aktivitas yang diberikan tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat dari data observasi dan data angket yang berbeda pada beberapa siswa. (3) Pelaksanaan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif ataupun real lab berbasis kooperatif dan tanpa media hanya diterapkan pada pokok bahasan termokimia. (3) Waktu yang tersedia dalam pelaksanaan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif ataupun real lab berbasis kooperatif masih sangat kurang, sebab disesuaikan dengan jadwal sekolah yang bersangkutan. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu yang lebih panjang, karena model ini dalam pelaksanaannya melibatkan siswa dalam diskusi kelompok, bertanya, mengeluarkan pendapat, melakukan eksperimen/melakukan pengamatan, menyusun laporan
praktikum, serta presentasi laporan praktikum. (4) Keterbatasan alat praktikum sehingga antar kelompok bergantian menggunakannya . Perbaikan terhadap kelemahan pada penelitian ini diharapkan akan memberi gambaran yang lebih baik tentang perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif ataupun real lab berbasis kooperatif dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tanpa media.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari
penerapan pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif, real lab berbasis kooperatif dan pembelajaran kooperatif tanpa media terhadap aktivitas belajar siswa SMA.
2. Terdapat pengaruh yang berbeda secara signifikan dari penerapan
pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif, real lab berbasis kooperatif dan pembelajaran kooperatif tanpa media terhadap hasil belajar kimia siswa SMA. 3. Pembelajaran real lab berbasis kooperatif lebih efektif daripada pembelajaran virtual lab berbasis kooperatif. 4. Tidak ada interaksi yang signifikan antara strategi pembelajaran yang diterapkan dengan aktivitas belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar kimia siswa SMA. 5.2. Saran 1. Dalam pembelajaran kimia khususnya pokok bahasan termokimia, guru sebaiknya menggunakan media komputer berupa virtual lab untuk menggantikan praktikum yang tidak dapat dilaksanakan di sekolah. 2. Guru hendaknya memiliki kemampuan dan pengetahuan untuk merancang pembelajaran praktikum melalui program komputer khususnya virtual lab , sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menstransfer materi pelajaran kepada siswa.
3. Virtual lab dapat diterapkan pada pokok bahasan yang membutuhkan praktikum untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil praktikum.
70