Anda di halaman 1dari 1

Bercak Darah

Aku berlari mendekati Adi,Di, coba lihat! Bercak darah itu ada di dashboard depan mobilku! Padahal kemarin sore sudah kubersihkan, tapi kenapa ada lagi? kataku sambil bingung. Adi tak berkomentar, Adi kemudian jongkok di depan mobilku! Kemudian ia mencolek bercak darah dengan jari. Amis! Bercak darahnya masih baru! Kau yakin, tak ada orang usil yang mengotori mobilmu dengan bercak darah ? tanya Adi. Jelas gak mungkin! Kejadian ini tak masuk akal. Bercak darah itu selalu ada, padahal sudah kubersihkan. Yang paling aneh tempatnya gak pernah berubah! Sungguh aneh kan! tegasku kepada Adi. Menurutku, sebelum ada bercak darah, aku selalu mimpi buruk. Dalam mimpiku, mobilku menabrak gadis kecil hingga terpelanting beberapa meter, dengan kepala terluka parah. Tetapi ku tak memperdulikan mimpi itu. Sehari kemudian merasa was-was setiap mengendarai mobil sendiri,rasanya aneh saat mengendarai mobil ini. Bulu kudukku tibatiba berdiri dan tak nyaman. Aku merasa ada anak kecil duduk di jok belakang, saat kutengok ternyata kosong. Aneh, kan? lanjutku kepada Adi. Mungkin hanya perasaan saja. Atau kau terlalu capek hingga berhalusinasi seperti itu, kata Adi sambil membersihkan dengan lap basah, suatu ketika, aku pulang terlambat. Langit gelap, aku baru sampai diparkiran mobil. Tiba-tiba, aku mendengar suara anak kecil menangis. Aku diam sesaat dan menajamkan pendengaranku, ternyata aku tidak salah mendengar, suara anak perempuan yang kesakitan. Aku berusaha mencarinya di parkiran mobil, tapi tak kunjung kutemukan. Bulu kudukku langsung berdiri, jantungku berdegup kencang. Uh-hhuuu,huuu., suara tangis it uterus terdengar. Aku langsung berlari menuju mobilku. Tapi bercak darah itu ada lagi di dashboard depan. Tanpa piker panjang langsung masuk ke mobil dan memacu dengan kencang. Sepanjang perjalanan suara tangis it uterus terngiang di telingaku. Sesampai di rumah, Adi sudah menungguku. Ia bersama Ferdi, sopirku yang sebulan lalu mengundurkan diri dengan alasan yang tak jelas. Ferdi lalu mendekatiku,Maafkan saya Ded, semua ini salahku. Ada rahasia yang kusimpan, maafkan aku,kata Ferdi saat memulai cerita pengakuannya. Ketika Ferdi masih menjadi sopirku, ia pernah menabrak anak perempuan. Sayangnya Ferdi tak bertanggung jawab, bahkan ia melarikan diri. Sampai di garasi, ia mendapati bercak darah di dashboard depan. Ferdi membersihkannya, karena takut ketahuan olehku. Sejak itu, aku merasa berdosa,sesal Ferdi. Akhirnya Ferdi dengan pasrah menyerahkan diri ke kantor polisi. Ia juga meminta maaf kepada keluarga korban kecelakaan. Sebagai bela sungkawa, aku menyantuni keluarga korban kecelakaan. Setelah itu aku merasa lega. Kini, aku merasa nyaman mengendarai mobilku, entah bagaimana, bercak darah di dashboard mobilku sudah tidak pernah muncul lagi.

Anda mungkin juga menyukai