Anda di halaman 1dari 2

Psikologi Klinis

Dilihat dari cakupannya, psikologi klinis dapat diartikan secara sempit dan luas. Secara sempit, psikologi klinis mempelajari orang-orang abnormal atau subnormal. Tugas psikologi klinis adalah menggunakan tes yang merupakan bagian integral suatu pemeriksaan klinis, yang biasanya dilakukan di rumah sakit. Secara luas, psikologi klinis ialah bidang psikologi yang membahas dan mempelajari kesulitan-kesulitan serta rintangan-rintangan emosional pada manusia, tidak memandang apakah ia abnormal atau subnormal. Psikologi klinis meneropong gejala-gejala yang dapat mengurangi kemungkinan manusia untuk berbahagia. Psikologi klinis menunjuk pada bidang yang membahas kajian, diagnosis, dan penyembuhan (treatment) masalah-masalah psikologis, gangguan (disorders), atau tingkah laku abnormal (Phares, 1992, dalam Markam Dkk., 2003: 2). Menurut American Psychological Association (APA), psikologi klinis adalah suatu wujud psikologi terapan yang bermaksud memahami kapasitas perilaku dan karakteristik individu yang dilaksanakan melalui metode pangukuran, analisis, serta pemberian saran dan rekomendasi, agar individu mampu melakukan penyesuaian diri secara patut. APA juga mengemukakan definisi yang lebih mutakhir, menurut Divisi 12 (Sosietas Psikologi Klinis) yaitu bidang psikologi klinis mengintegrasikan ilmu, teori, dan praktis untuk memahami dan mengurangi ketidaksesuaian, ketidakmampuan, dan rasa tak nyaman seperti meningkatkan adaptasi, penyesuaian manusia, dan perkembangan pribadi. Psikologi klinis memusatkan kegiatannya pada aspek intelektual, emosional, biologis, sosial, dan perilaku pemfungsian manusia sepanjang hidupnya, dalam berbagai budaya dan pada taraf sosioekonomik.

Bidang-Bidang Kajian yang Terkait dengan Psikologi Klinis 1. Psikopatologi, adalah bidang yang mempelajari patologi atau kelainan dari proses kejiwaan. Istilah ini digunakan dalam lingkungan psikiatri. Psikopatologi sebenarnya tidak termasuk psikologi klinis, walaupun demikian seorang psikolog klinis harus menguasai psikopatologi untuk dapat berhasil dalam pekerjaan diagnostiknya. 2. Psikologi Medis, merupakan suatu penjabaran dari psikologi umum dan psikologi kepribadian untuk ilmu kedokteran. Tujuannya adalah untuk melengkapi pengetahuan dokter tentang gambaran biologis manusia dengan gambaran kehidupan kejiwaan, fungsi-fungsi psikis, berpikir, pengamatan, afek, serta kehidupan perasaan pada manusia normal. Pengetahuan menyeluruh tentang fungsi normal pada individu ini akan menjadi dasar dalam mengenai kejiwaan yang terganggu.

3.

Psikologi Abnormal, istilah ini baru populer pada tahun 50-an. Nama ini diciptakan oleh psikolog-psikolog yang ingin mengklasifikasikan keadaan yang tidak normal yang mungkin terjadi pada individu.

4.

Psikologi Konflik dan Pato-Psikologi, kedua nama ini diusulkan untuk menunjukkan bahwa seseorang yang membutuhkan pertolongan psikolog tidak selalu sakit. Pertolongan psikolog dapat diberikan kepada mereka yang mengalami kesulitan, misalnya konflik, ketegangan, dan sebagainya yang dapat mengganggu keseimbangan. Kesulitan ini belum terlalu akut sehingga individu belum perlu dikatakan sakit. Kadang-kadang manifestasi dari konflik merupakan tanda dari suatu keadaan yang lebih tinggi dari normal. Mental Health dan Mental Hygiene. Istilah mental hygiene lebih dekat dengan bidang kedokteran. Istilah ini banyak membahas dari segi penyembuhan. Mental health lebih banyak membahas dari segi preventif. Mental hygiene bertugas mempertahankan dan memelihara kesehatan mental dan mencegah terjadinya gangguan mental. Dalam praktiknya, mental hygiene mancakup juga penyembuhan sedini mungkin atas gangguan mental, membahas tentang bagaimana mempertahankan dan memelihara kesehatan mental, dan mencegah terjadinya gangguan mental.

5.

Ruang Lingkup Psikologi Klinis Ruang lingkup psikologi klinis mencakup assessment, intervensi, dan penelitian. 1. Assessment, merupakan proses pengumpulan informasi mengenai klien atau subyek untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai seseorang (Wiramihardja S.A., 2004: 38). Sedangkan menurut Bern dan Nietzel (Markam, 2003) assessment dalam psikologi klinis ialah pengumpulan informasi untuk digunakan sebagai dasar bagi keputusan yang akan disampaikan oleh penilaian. 2. Intervensi, secara umum adalah upaya untuk mengubah perilaku, pikiran, perasaan seseorang. Kendall dan Norton Ford berpendapat bahwa intervensi klinis meliputi penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk menolong orang menangani masalahmasalah dan mengembangkan kehidupannya yang memuaskan. 3. Penelitian, dalam psikologi klinis penelitian bertujuan untuk membuktikan kebenaran suatu teori dalam praktiknya, dan untuk lebih memahami keunikan perilaku, perasaan, dan pikiran individu klien, bukan untuk mengadakan generalisasi. Metode-metode yang digunakan ialah metode observasi, penelitian epidemiologi, meode korelasi, eksperimen, penelitian longitudinal, dan desain satu kasus.

Anda mungkin juga menyukai