Anda di halaman 1dari 10

Potensi Gempa Selat Sunda

Posted on 23 Mei 2011 by Rovicky

Gempa-gempa sebelah barat Sumatera Sentilan atau malah disebut cletukan Andi Arief, Staff Khusus Presiden bidang kebencanaan dan bantuan sosial beberapa waktu lalu tentunya mengagetkan. Lah gimana tidak wong di koran dan media disebutkan salah satunya di detik Potensi bahaya gempa sebesar 8.7 SR di Jakarta. Karuan saja masyarakat se Jakarta kebingungan. bagaimana tidak Jogja yang digoyang 6.2 SR saja sudah membuat porak poranda. Lah ini 8,7 berarti 10 Kalilipat lebih ! Pakdhe, Ini cuman pengalihan issue ya ? mmmpfhh ! Memang semua sudah mengerti tentang plate tectonic, sudah banyak yang ngeh soal patahan, sudah banyak yang sadar bahwa gempa itu penting dan bahkan sudah mengerti kalau bangunan itulah yang membunuh. Tetapi seperti apa sih potensi gempa yang di Selat Sunda ini ?

Gempa yang merembet.

Peta Regangan (Stress) pemicu terjadinya gempa yang merembet tetapi tidak urut kacang, bahkan bisa bolak-balik Bahwa gempa itu memicu gempa lainnya tentunya mudah dimnegerti seperti kita menggoyang meja yang berdampingan akan menggeser meja sebelahnya. Seperti itu juga gempa itu mirip seperti itu, hanya saja tidak semudah itu urutannya. Bisa loncat, bolak balik seperti yang pernah dibuat dalam presentasi ditulisan Mengapa Gempa Sulit Diramalkan . Tentusaja model sederhana inipun bukan model yang tepat untuk sebuah rentetan gempa, tetapi mudah dimengerti mengapa meramalkan gempa itu tidak mudah. Gambar disebelah ini menggambarkan bagaimana rembetan gempa Sumatera 2004 yang dilanjutkan gempa-gempa sebelah selatannya. Tahun 2004 segment paling utara bergetar hingga melepaskan kekuatan sebesar 9.2 SR pada tanggal Dec 2004. Dilanjutkan pada bulan Juli 2005 dan February 2008, lokasinya semakin keselatan. Dan bahkan tahun 2009 terjadi gempa Padang yang belum tergambarkan dalam peta disebelah ini. Terlihat gempa seolah merembet dari utara keselatan, namun tentusaja, sekali lagi, bahwa rembetannya tidak mudah diketahui berapa lama lagi dan tidak mudah dimengerti segmen mana yang akhirnya akan bergerak.

Peta populasi Sumatera dan Jawa Barat Kalau melihat gambar diatas tentunya dengan mudah kita akan menerima kenyataan bahwa gempa di dekat Selat Sunda atau Sumataera Selatan akan tiba saatnya. Hanya saja kapan dimana lokasi episenter serta seberapa besar gempanya tentunya tidak akan diketahui dengan pasti. Mirip datangnya ajal manusia. Kita harus selalu siap itu saja !! Tapi Pakdhe, kenapa dibilangnya Jakarta yg terancam ? Kalau yang ini hanya politis mengalihkan issue ya ? Mmmpfft ..! Bahwa akan terjadi gempa sebenernya semua juga tahu. Bahwa Indonesia adalah langganan gempa itu juga sudah dimengerti. Hanya saja, apakah sudah dipersiapkan bila gempa itu datang ? Yang dapat kita perkirakan tentunya bila gempa selat Sunda ini terjadi, maka kemungkinan besar yang akan terkena dampak lebih parah adalah yang ada didekatnya. Kota-kota sekeliling Selat Sunda lah yang harus lebih bersiap-siap. Kita tahu ada Cilegon dengan segala industrinya. Kita tahu ada pantai wisata disana. Kita juga mengerti adanya pelabuhan serta fasilitas-fasilitas ekonomi lainnya. Nah yang disini ini perlu juga diberikan pengertian kewaspadaan karena lebih dekat jaraknya dari lokasi yang berpotensi menjadi episenter gempa. Bentar to Pakdhe, kalau disini ada potensi gempa memang bener, tapi kok dibilangnya sekarang, ini pengalihan issue ya ? Mmmpft .. !

Potensi gempa itu memang ada


Nah dengan melihat peta diatas saja dapat mudah dimengerti bahwa potensi gempa itu ada. tetapi dalam bentuk prediksi yang sesuai dengan prediksi cuaca tentulah masih belum dimungkinkan. Besarnya potensi gempa ini harus dilihat lagi dengan penelitian. Namun yang perlu diketahui lebih lanjut adalah bahwa lokasinya sangat dimungkinkan berdekatan dengan daerah yang padat penduduknya. Inilah yang harus diperhatikan lebih dari sekedar penelitian. Tetapi juga peningkatan kewaspadaan. Prediksi gempa yang dicita-citakan semestinya memiliki tiga hal yang harus diungkapkan. Ketiga aspek gempa yang ingin diketahui pada shorterm prediction itu adalah sebagai berikut :

Dimana tempatnya. Mencakup area yang cukup sempit. Efek bencana sangat merusak sekitar radius 10-20 Km ( di Jogja, Padang). Ramalan yang diinginkan untuk resque (penyelamatan) tentusaja yang memiliki akurasi seperti ini. Seberapa besar kekuatannya. Dalam skala gempa tertentu. Saat ini yang diketahui besarnya potensi yang tersimpan dalam satu segmen. Berapa yang bakalan dilepaskan masih belum (susah) diketahui. Bisa sekali besar, bisa kecilkecil banyak, atau bahkan slow quake (silent quake) ! Dan juga ada satu hal penting adalah berapa kedalaman gempanya. Kapan terjadinya. Dalam rentang waktu yang memadai. Periode waktu yang diinginkan tentusaja short term (jangka pendek). Lah kalau sekedar bilang besok akan gempa skala 7.0 di Indonesia, iya besok itu kapan ? setahun lagi, dua tahun lagi atau seratus tahun lagi, atau malah besok sore ? Perkiraan detil itu jelas masih bemum mungkin untuk saat ini.

Apakah amaran yang didengung-dengungkan diatas itu dipenuhi dalam predisksi atau hanya melakukan teriakan AWAS KEBAKARAN, padahal dirinya hanya tahu bahwa bahwa Bensin itu mudah terbakar !! Jadi bahwa gempa akan datang itu sangat dimungkinkan hanya saja besarnya kekuatan gempa perlu diteliti lebih lanjut. Yang tentunya lebih penting adalah kewaspadaan. DOH !! Mbok ya kalau memberitahukan sebuah amaran itu diberikan dengan cara yang mudah dimengerti dan tidak menakut-nakuti, sehingga tidak terkesan buruk. Nah, hiya kan Pakdhe, teriakan Jakarta berpotensi gempa 8.7 SR ini hanya pengalihan issue, kan ? MMM anu eng .. mmpf ! Salam waspada !

Memahami teori evolusi dari diri sendiri.


Posted on 2 Mei 2011 by Rovicky

Don't trust evolution, it is just a science, not for believer Memahami teori evolusi mirip memahami kemunculan kita atau kelahiran diri kita di dunia. Ketika kita lahir ceprot ! Tak ada yang dapat meyakinkan kita bahwa kita lahir pada jam itu, tanggal itu dan oleh ibu itu dengan sang ayah yang itu. Yang ada hanyalah selembar surat. Dan kesaksian mereka. Kita yakin itu adalah tanggal kelahiran kita tanpa kita mampu membuktikannya atau menolaknya. Lah hiya Pakdhe. Emang kita wektu lahir bisa ngomong dan langsung bertanya. Lah nanti malah pada kaget smua kalau bayi lahir bertanya bukan menangis Ketika umur sekian bulan ada foto-foto kita. Juga ketika TK, SD. Nah saat itu kita baru punya ingatan. Pertanyaan yang mungkin agak sulit tentang mulainya sejarah diri kita sendiri, kapan saat terkecil yang anda ingat ?. Saya yakin ndak ada yg ingat saat dilahirkan. Ndak ada yg ingat wajah doker, atau bidang yg menolongnya. Skalilagi kita hanya percaya pada selembar surat dan selembar foto, serta pengetahuan dari orang yg tahu tentang masa kecil kita. Jarang diantara kita yang kemudian melakukan checking dan recheck ke Rumah sakit atau bertanya pada bidan yang membantu ibu melahirkan kita. Juga ndak ada yang berniat membuktikan apakah kita keturunan ayah dengan uji DNA. Namun ratarata hanya percaya saja dengan surat dan cerita dari orang tua yang sudah ada saat kita lahir.

Sumber data dan sumber ilmu

Teori evolusipun berevolusi Saya ibaratkan surat akta lahir itu sebagai sebuah data sumber ilmu pengetahuan. Orang tua, pakdhe, budhe dan om-tante adalah para alhi. Yang kebetulan dituliskan dalam selembar kertas. Dan ketika saat terkecil munculnya kita adalah saat munculnya kesadaran. Kapan itu ? Saya sendiri hanya ingat masa terkecil saya ketika usia 3 tahun. Itu saat termuda yang mampu saya ingat. Walaupun tetep samar-samar. Tetapi saya ingat lokasi dan dengan digendong almarhum bapak saya. Setelah itu memori saya barulah saya mampu merunut kehidupan saya telah berjalan setapak-setapak hingga kini. Foto-foto lain serta tulisan serta memori yang ada di otak saya menjelaskan perjalanan hidup saya sejak bayi (yg saya tidak ingat sama sekali) hingga kini ada di Jakarta. Evolusi mahluk dan perjalanan hidup Nah bisa kita mengibaratkan foto-foto itu sebagai fosil fosil. Saya bisa percaya fosil itu sisa mahluk hidup masa lampau. Layaknya saya melihat foto masa bayi saya ketika tengkurap. Sayapun hanya percaya itu foto saya karena diberitahu om, pakde serta ortu saya. Demikian juga fosil-fosil itu. Saya lihat foto saya bayi mirip dengan saya. Dan berkembang menjadi saya. Saya juga melihat fosil-fosil itu berkembang berubah seperti layaknya perubahan yg perlahan. Kalau saya bisa dan mampu mengerti foto-foto itu adalah foto-foto perkembangan saya sejak dahulu, maka secara sederhana saya juga meyakini fosil2 itu sebagai jejak napak tilas perubahan mahluk hidup. Dan dengan begitu saya mudah mengerti bagaimana proses evolusi itu berkembang.

Ita, sejak bayi hingga kini Disebelah ini foto perkembangan sahabat saya, Ita (Alphita) yang dikumpulkannya sejak kecil. Di atas memeperlihatkan Ita yang masih bayi, tentusaja kalau ditanya dia tidak akan bisa ingat sewaktu bayi. Tapi saya yakin dia percaya saja bahwa itu dirinya. Tentusaja selain dengan dongengan kakek nenek serta ibu-bapaknya, Ita juga melihat perkembangan wajah dirinya. Dan itu yang akan membuatnya percaya bahwa foto bayi dan anak kecil itu adalah dirinya. Nah kita tahu ada fosil yang terrekam dalam batuan merupakan sisa mahluk hidup masa lalu prosesnya bisa dilihat ditulisan ini Apa itu fosil ?. Tentusaja fosil-fosil ini tidak terrekam lengkap. Mirip seperti rekaman foto kita juga terpencar-pencar. Karena dulu belum ada filem yg merekam perjalanan kita sepanjang masa. Namun dengan fosil inilah para ahli mempelajari proses perubahan mahluk hidup dan melahirkan teori evolusi. Tentusaja perubahan individu ini akan berbeda dengan perkembangan mahkluk hidup secara kolektif. Perubahan yang terlihat dalam proses evolusi bukanlah perubahan individu, juga bukan perkembangan satu keluarga saja, tetapi perubahan kolektif spesies selama jutaan tahun. Namun harus dimengerti juga bahwa kita pun memiliki keterbatasan kesadaran dalam memahami sejarah diri sendiri. Demikian juga teori evolusi. Teori ini memiliki titik-titik simpul yang masih lepas tak berhubungan. Mirip seperti sulitnya memahami rekaman sejarah diri kita sewaktu bayi. Dongengan terkait evolusi :

Evolusi Neanderthal dan Homosapiens pernah besanan Evolusi # 1. Sejarah singkat bumi dan kehidupannya Evolusi#2. Berubah ! Evolusi#3 Awas lubang keledai (Potential Pitfall) Evolusi intermezzo Kapan saat kamu terkecil yang bisa diingat ? Evolusi #4 Mekanisme evolusi (1) Evolusi #4 Mekanisme evolusi (2) Evolusi intermezzo Apa itu fosil ? Silahkan berbagi :

Filed under: Dongeng Geologi, evolusi, RuPa-RupI Ditandai: | evolusi Rock is my world Rumah Persembunyian Osama dalam Google Map Suka Be the first to like this post.

11 Tanggapan
1. pram, on 26 Mei 2011 at 11:14 pm said: untuk teori evolusi ini menurut saya sangat berbeda jika dibandingkan dg kembangtumbuhnya bayi. menjadi . dewasa. Apalagi jika evolusi itu ternyata terjadi secara kolektif (Kera / monyet atau orangutan secara perlahan dlm jangka waktu lama dan pasti menjadi manusia spt sekarang ini). pertanyaaku : 1. Kenapa masih ada Kera / monyet atau orangutan sampai sekarang? 2. Lantas evolusi dr makluk apa Kera / monyet atau orangutan yg hidup sampai sekarang? Mestinya kalau teori itu benar akan tdk ada lagi Kera / monyet atau orangutan. > Mas Pram, memang betul pertumbuhan individu bukanlah sebuah proses evolusi. Ini hanya menganalogikakan cara berpikir atau memahaminya saja. Btw. Evolusi tidak mengatakan manusia keturunan kera silahkan baca disini http://rovicky.wordpress.com/2007/02/11/evolusi3-awas-lubang-keledaipotential-pitfall/ Apakah amoeba itu binatang primitive ? Tunggu dulu. Amoba tidak punya mekanisme berpikir untuk mempertahankan diri. Lantas bagaimana dia mempertahankan diri dari serangan luar ? padahal amobe tidak punya otak untuk berpikir. Mekanisme mempertahankan diri si Amoba juga tidak lebih sederhana dari chimpanse sewaktu lari dikejar singa, kan ? 2. yoga, on 26 Mei 2011 at 10:53 pm said:

@ dafri : dalam dunia science, semua hal diuji dengan sikap skeptisme terlebih dahulu. Semua teori dalam dunia science diuji terus-menerus sepanjang waktu oleh sikap skeptisme. Itulah sebabnya suatu teori dalam dunia science tidak stagnan, tetapi terus menerus berkembang, termasuk teori darwinian evolution. Marilah kita uji kalimat langit terbelah menjadi merah mawar dengan rasa skeptisme terlebih dahulu. Pertama, apa yang dimaksud dengan langit? Langit tidak dikenal dalam dunia science. Tidak ada langit tingkat satu, dua, atau tujuh. Yang ada hanyalah lapisan atmosfer dan empty space. Cats eye nebula adalah nebula, bukan atmosfer, bukan empty space, apalagi langit. Kedua, apa yang di maksud dengan warna merah? Cahaya tampak yang bisa dilihat oleh mata kita adalah bagian dari gelombang elektromagnetik. Spektrum cahaya tampak hanyalah sebagian kecil dari spektrum gelombang elektromagnetik yang membentang dari gelombang radio sampai ke gamma-ray. Dari bentangan frekuensi cahaya tampak yang sedikit itu, otak kita membaginya menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu. Cahaya dengan frekuensi di bawah merah (infrared) dan frekuensi di atas ungu (ultraviolet) sudah tidak bisa kita lihat lagi. Apa yang terlihat di gambar cats eye nebula berwarna dominan merah yang banyak beredar adalah gambar komposit 3 channel (RGB) untuk melakukan visualisasi dari hasil rekaman gelombang x-ray. Merah, hijau, dan biru pada gambar tersebut bukanlah warna aslinya, tapi dibuat untuk meng-highlight tingkat ionisasi bagian-bagian dari cats eye nebula. 3. dafri, on 26 Mei 2011 at 5:25 pm said: Mas Yoga, Menurut saya justru science sejalan dan akan menguatkan/membuktikan agama. Contoh: dalam agama saya sejak 600an tahun lampau, disebutkan tentang langit yang terbelah membentuk mawar merah Nah, ternyata di abad ini ketika kecerdasan kita sudah sampe & memahami baru terbuktilah pernyataan diatas. Silakan dicermati di link berikut: http://hubblesite.org/gallery/behind_the_pictures/meaning_of_color/catseye.php -mohon koreksi bila ada salah4. yoga, on 19 Mei 2011 at 4:14 pm said:

Ooh begitu ya pakdhe? Lah berarti pakdhe, science itu ngga ada hubungannya dengan agama dan keyakinan tho pakdhe? Ilmu pengetahuan itu berjalan di system dan jalur yang sama sekali berbeda dengan agama dan keyakinan ya pakdhe? 5. Rovicky, on 18 Mei 2011 at 11:39 pm said: Adam ? Dibenak kita bisa dipikirkan ada dua jenis Adam. Yang pertama Theological Adam dan kedua Biological Adam. Kalau Theological Adam, yaitu Adam dalam urusan Teologis. Ini jangan dipikirkan dan jangan mudah teracuni oleh praduga seperti kajian ilmiah. Ini soal kepercayaan jangan dicampur dan diaduk. Sedangkan Biological Adam, ini Adam dalam kajian ilmuwan biologi yg dikaji secara ilmiah. Ada beberapa teori tentang Adam Biologis ini. Ada yg menggunakan Teori Out of Africa. Dan dulu ada teori Out Of Australia. Adam Biologis ini diuji dan dikaji secara ilmiah salah satunya dengan uji DNA. Dan teori Out of Afrika lebih kuat dari teori Out Of Australia.

Anda mungkin juga menyukai