Anda di halaman 1dari 3

Sistem Kontrol Stabilitas Cegah SUV Terbalik

Masalah keselamatan SUV ( Sport Utility Vehicle ) sempat menjadi pembicaraan hangat di dunia otomotif Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Ini menyusul pernyataan yang dilontarkan Kepala Badan Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Nasional atau NHTSA ( National Highway Traffic Safety Administration ), Jeffrey Runge. Saat berbicara pada sebuah konferensi otomotif, Runge mengatakan ia akan berpikir dua kali untuk membelikan anaknya SUV, meskipun kendaraan tersebut merupakan mobil satu-satunya yang tersisa di muka bumi. Apa yang dimaksud Runge tak lain agar calon pembeli SUV berhati-hati. Hal ini mengingat jenis kendaraan yang mulai naik daun sejak era 90-an tersebut rawan terguling Kekhawatiran atas keselamatan SUV, seperti yang disampaikan Runge, sebenarnya bukanlah hal baru. Para konsumen dan berbagai kalangan peduli keselamatan, sebenarnya telah lama mempertanyakan faktor keselamatan jenis kendaraan tersebut. Namun masalah ini tidak pernah mencuat hingga awal Februari lalu saat Runge mengangkatnya dalam sebuah konferensi otomotif. Menurut data NHTSA, lebih dari 60 persen kejadian fatal yang dialami pengendara SUV diakibatkan mobil terguling. Sementara berdasarkan sebuah hasil survei, sebagian besar responden (sekitar 54 persen dari 1.010 orang dewasa yang disurvei) mengatakan SUV berbahaya bagi pengendara di dalamnya karena mobil tersebut rawan terguling. Bagi produsen otomotif, kekhawatiran tersebut menjadi semacam cambuk untuk terus melakukan perbaikan. Sejumlah perusahaan bahkan mendesain ulang model SUV yang telah dikeluarkannya. Roll Stability Control

Salah satu kemajuan teknologi yang muncul untuk mengatasi masalah ini adalah apa yang dinamakan piranti anti- rollover atau Roll Stability Control (RSC). Volvo XC90 adalah SUV pertama yang dilengkapi piranti tersebut. Kehadiran XC90 seakan kembali mengukuhkan julukan bagi pabrikan mobil asal Swedia tersebut sebagai pembuat mobil-mobil teraman di dunia. Piranti RSC menggunakan sensor giroskopik untuk mengukur sudut dan kecepatan kendaraan. Ketika mobil mendekati sudut dimana sebuah SUV biasanya akan terguling, piranti RSC akan memberitahu sistem kontrol stabilitas kendaraan untuk mengatur pengereman atau penyaluran tenaga pada salah satu atau keempat roda. Hal ini untuk mencegah agar kendaraan tidak terguling. Sistem ini juga berfungsi menjaga XC90 agar tidak melakukan manuver yang terlalu radikal. Stabilitas yang tinggi dari XC90 juga karena didukung oleh faktor desain. Mobil ini memiliki titik berat yang hanya 3,5 inci lebih tinggi dari station wagon Volvo XC70. Dengan demikian membuatnya sulit untuk terguling. Berkat keunggulan tersebut, XC90 berhasil menyabet the best engineered vehicle of 2003 oleh Society of Automotive Engineers , serta mendapat penghargaan keselamatan dari Simposium Lalu Lintas Dunia tahun 2002. Namun, agaknya kemajuan teknologi yang mulai diadaptasi oleh sejumlah SUV tersebut diangap NHTSA belum mampu menurunkan resiko terguling. Hasil tes terguling (/rollover test ) yang dilakukan NHTSA terhadap model-model SUV keluaran tahun 2003, yang dipublikasikan awal pekan ini, menunjukkan semua model SUV terbaru ternyata masih riskan untuk terguling. Dari 14 SUV yang menjalani tes, tidak satupun mendapat empat bintang dari skala lima bintang yang ditetapkan NHTSA. Hal ini, ungkap pihak NHTSA, menunjukkan tidak banyak kemajuan dari model tahun 2001. Sejauh ini, hanya Pontiac Aztek (2001) dan Acura MDX (2002) yang berhasil mengantongi rating

empat bintang dari NHTSA. Sementara dua SUV buatan General Motors (GM), Cadillac Excalade EXT dan Chevy Avalanche, serta Mitsubishi Montero Sport mendapat rating_dua_bintang Juru bicara GM, Jim Schell, mengatakan tes terguling yang dilakukan NHTSA cacat. Ini karena hanya menggunakan formula matematika yang didasarkan atas tinggi dan berat kendaraan, bukan tes bergerak ( moving test ) yang sebenarnya untuk menghitung risiko terguling. Selain itu, katanya, NHTSA tidak memperhitungkan sistem kontrol stabilitas yang kini mulai diadaptasi oleh sejumlah model SUV. ''Kami merasa ini bukan indikasi yang bisa mencerminkan keadaan sesungguhnya,'' ujarnya. Kendati demikian, juru bicara NHTSA, Tim Hurd, mengatakan pihaknya percaya bahwa hasil tes tersebut bisa menjadi indikator bagi performa stabilitas kendaraan. Ia mengatakan NHTSA berencana akan segera melaksanakan tes bergerak untuk mengetahui bagaimana SUV bereaksi dalam belokan tajam. Oleh produsen otomotif, hasil rating NHTSA sering digunakan untuk menarik perhatian masyarakat alias beriklan. Ini tentu jika hasil tes tersebut memberikan rating yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai