Anda di halaman 1dari 11

CANDI BOROBUDUR

Waktu Di Dirikan Banyak buku buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke 8 sampai awal abad ke 9 dari bukti bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan sekitar tahun 800 M. Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejrah yang berada di daerah jawa tengah paa khususnya periode antara abad ke 8 dan pertengahan abad ke 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran dataran adaaalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjungjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.

CANDI CANGKUANG

Candi Cangkuang adalah sebuah candi Hindu yang terdapat di Kampung Pulo, wilayah Cangkuang, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi inilah juga yang pertama kali ditemukan di Tatar Sunda serta merupakan satu-satunya candi Hindu di Tatar Sunda. Candi ini pertama kali ditemukan pada tahun 1966 oleh tim peneliti Harsoyo dan Uka Candrasasmita berdasarkan laporan Vorderman (terbit tahun 1893) mengenai adanya sebuah arca yang rusak serta makam leluhur Arif Muhammad di Leles. Selain menemukan reruntuhan candi, terdapat pula serpihan pisau serta batu-batu besar yang diperkirakan merupakan peninggalan zaman megalitikum. Penelitian selanjutnya (tahun 1967 dan 1968) berhasil menggali bangunan makam. <br />Walaupun hampir bisa dipastikan bahwa

CANDI MUARA TAKUS

Candi Muara Takus adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Riau, Indonesia. Kompleks candi ini tepatnya terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, Riau. Jarak antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer dan tak jauh dari pinggir Sungai Kampar Kanan. Kompleks candi ini dikelilingi tembok berukuran 74 x 74 meter di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan Candi Tua, Candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.

CANDI SINGOSARI

Candi Singosari ditemukan sekitar awal abad 19 tahun (1800-1850), oleh orang Belanda yang bernama Nicolaus Engelhard, dengan sebutan candi Menara karena bentuknya seperti menara, namun penduduk setempat menamakannya candi Singosari karena letaknya di Singosari, ada pula sebagian orang menyebutnya Candirenggo, karena letaknya di Desa Candirenggo. Candi Singosari terbuat dari batu endesit, dengan bentuk bangunan persegi empat, terdiri dari batur candi atau teras, kaki candi, tubuh candi dan atap candi atau puncak yang menjulang keatas semakin runcing, candi Singosari merupakan gambaran gunung Himalaya di India, dan fungsi Candi Singosari adalah sebagai tempat pemujaan di zaman Hindu, sedangkan lokasi Candi di Jalan Kertanegara, Desa Candirenggo, Kel. Candirenggo, Kec. Singosari, Kab. Malang.

CANDI MUARO JAMBI

Dua puluh kali lebih luas dari Candi Borobudur di Jawa Tengah dan dua kali lebih luas dari Kompleks Candi Angkor Wat di Kamboja, tak heran apabila kompleks percandian Candi Muaro Jambi pun disebut sebagai kawasan candi terluas di Asia Tenggara. Sayangnya, kawasan ini bak pusara keabadian warisan kemanusiaan karena tak satu pun candi yang wujudnya utuh.... Kompleks Candi Muaro Jambi terletak sekitar 35 kilometer sebelah utara Kota Jambi, tepatnya di Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Takjub sekaligus ironis sepertinya dua kata yang pas untuk menggambarkan kondisi percandian di muara Sungai Batanghari itu. Kata takjub mencuat karena luas kompleks percandian ini mencapai 2.062 hektar. Mulai dari lahan yang telah dikuasai Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi, kebun milik warga, hingga kanal-kanal penghubung antarcandi. Candi-candi yang tersebar di antara kanal inilah keunikan Kompleks Candi Muaro Jambi, yang tak ditemui di kompleks percandian lain di Nusantara. Tercatat ada 11 candi utama yang ditemukan dan sebagian sudah dipugar, di antaranya Candi Gumpung, Candi Tinggi dan Tinggi I, Gedong I dan II, Kedaton, Koto Mahligai, Astano, Teluk I dan II, Bukit Sengalo, dan Kembar Batu. Hamparan candi itu belum termasuk 82 reruntuhan candi yang diperkirakan masih terkubur di dalam puluhan gundukan tanah, atau biasa disebut menapo oleh warga sekitar candi.

CANDI SUMBERAWAN

Candi Sumberawan berada di dusun Sumberawan, desa Toyomarto Kecamatan Singasari Kabupaten Malang Jawa Timur. Tepatnya berada di lereng Gunung Arjuna. Dekat dengan mata air yang sangat besar. Negarakrtagama menyebutnya 'Kasuranggan' atau Tempat Para Dewa. Pada awalnya berada ditengah-tengah telaga. Di Candi Sumberawan yang dibangun di zaman Ken Arok, letaknya sekitar satu kilometer dari gerbang Candi Singhasari, yang beragama Hindu. Untuk menempuh candi Sumberawan pengunjung harus meniti pematang sawah dan sungai sejauh 500 meter dari jalan raya Desa Sumberawan. Situs itu melambangkan tempat beribadatan agama Budha, dengan suasana alam yang damai dan indah. Menurut juru kunci Candi Sumberawan Nur Rahmat, ada dua tempat di wilayah situs tersebut yakni pemandian Ken Dedes dan Ken Arok. Lokasi pemandian itu pun terpisah dan sampai saat ini masih terpelihara. Candi Sumberawan bersifat buddhistik menunjukkan bahwa sejak dahulu keragaman agama sangat dihargai, dan hanya berbentuk stupa. Pada badan candi tidak terdapat hiasan apapun. Badan candi berbentuk bujur sangkar dan terdiri atas dua tingkat. Saat ini, terdapat telaga yang jernih di Selatan candi. Airnya digunakan untuk minum dan mengairi sawah penduduk.

CANDI SAMBI SARI

Candi Sambi Sari adalah candi Hindu (Shiwa) yang berada kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke arah kota Solo atau kira-kira 4 km sebelum kompleks candi Prambanan. Candi ini dibangun pada abad ke 9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung di zaman kerajaan Mataram Kuno.

CANDI SEWU

Salah satu dari Candi Sewu Candi Sewu adalah candi Buddha yang berada di dalam kompleks candi Prambanan (hanya beberapa ratus meter dari candi utama Roro Jonggrang). Candi Sewu (seribu) ini diperkirakan dibangun pada saat kerajaan Mataram Kuno oleh raja Rakai Panangkaran (746 784). Candi Sewu merupakan komplek candi Buddha terbesar setelah candi Borobudur, sementara candi Roro Jonggrang merupakan candi bercorak Hindu.

CANDI SUKUH

Candi Sukuh adalah sebuah kompleks candi agama Hindu yang terletak di Kabupaten Karanganyar, eks Karesidenan Surakarta, Jawa Tengah. Candi ini dikategorikan sebagai candi Hindu karena ditemukannya obyek pujaan lingga dan yoni. Candi ini digolongkan kontroversial karena bentuknya yang kurang lazim dan karena banyaknya obyek-obyek lingga dan yoni yang melambangkan seksualitas.

SITUS RATU BOKO

Ratu Boko adalah situs purbakala yang merupakan komplek sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari komplek Candi Prambanan, 18km sebelah timur Kota Yogyakarta atau 50km barat daya Kota Surakarta

CANDI PENATARAN

Candi Panataran adalah sebuah candi berlatar belakang Hindu (Siwaitis) yang terletak di Jawa Timur, tepatnya di lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar.

Anda mungkin juga menyukai