Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

NAMA NIM KELAS

: Amelia Cristinawati : 03201013103 : 1C

STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto 2010/2011

HOMEOSTASIS
Homeostais berasal dari kata homeo (homoios) yang berarti sama dan stasis yang memiliki arti mempertahankan, berdiri atau mengambil sikap. Walter Cannon seorang ahli ilmu faal di Amerika Sertikat menyatakan bahwa kata homeostasis dapat diartikan sebagai upaya organisme multi sel untuk mempertahankan keadaan lingkungan dalam (badan organisme) yang stabil. Seluruh sel organisme multisel mendapatkan nutrient dari larutan yang terdapat di sekitarnya. Fungsi homeostatis sesungguhnya adalah untuk mempertahankan kestabilan cairan yang terpadat di sekitar sel-sel organisme multisel yang sering disebut dengan cairan ekstrasel. Cairan extrasel merupakan penghubung antara sel dan lingkungan sekitar. Ada dua macam homeostasis, yaitu : 1. Homeostasis fisiologis : homeostasis yang dikendalikan oleh system endokrin dan syaraf otonom. Proses dari homeostasis fisiologis terdiri dari : - Pengaturan dini : system yang terjadi secara otomatis pada orang yang sehat. - Kompensasi : reaksi tubuh terhadap ketidaknormalan di dalamnya. - Umpan balik negative : merupakan penyeimbang dari keadaan normal. - Umpan balik untuk mengoreksi ketidakseimbangan fisiologis. 2. Homeostasis psikologis : homeostasis yang berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan mental yang dipengaruhi oleh norma dan budaya dalam masyarakat. Hampir semua penyakit merupakan kegagalan tubuh dalam mempertahankan homeostasis yang sering disebut dengan ketidak seimbangan homeostasis.

TERMOREGULASI PADA MANUSIA REGULASI SUHU TUBUH 1. Kontrol Sistem Persyarafan Terhadap Suhu Tubuh Termoregulasi adalah kemampuan yang dimiliki makhluk hidup untuk mempertahankan panas tubuhnya. Sistem termoregulasi memiliki tiga bagian penting, yaitu termoreseptor, integrator hipotalamus dan system efektor yang menyesuaikan kontrol pengeluaran panas. Terdapat dua jenis termoreseptor yang ada di tubuh manusia, yaitu termoreseptor perifer dan termoreseptor sentral. Termoreseptor perifer memiliki fungsi untuk memantau suhu kulit di seluruh permukaan tubuh dan menyampaikan informasi perubahan suhu permukaan menuju hipotalamus. Sedangkan termoreseptor sentral memiliki fungsi untuk memantau suhu inti yang terletak di hipotalamus. Hipotalamus adalah pusat integrasi utama dalam memelihara keseimbangan energy dalam tubuh dan suhu dalam tubuh. Fungsi dari hipotalamus adalah sebagai thermostat tubuh yang dapat memantau suhu dalam tubuh dan merangsang penyesuaian dengan menambah atau mengurangi suhu dalam tubuh. sistem efektor memiliki fungsi sebagai saluran penerus rangsangan dari termoreseptor ke hipotalamus dan melanjutkannya ke organ yang lain untuk merespon panas tersebut. 2. Pengaturan Suhu Tubuh Pada Manusia Mekanisme pengaturan suhu tubuh merupakn penggabungan antara fungsi dari system persyarafan terhadap suhu tubuh yang saling berhubungan. Sensor dan reseptor panas terdapat pada kulit walaupun lebih banyak sensor yang sensitive terhadap suhu dingin dari pada hangat. Integrator hipotalamus merupakan kontrol suhu inti yang terdapat di praoptik hipotalamus. Dari hipotalamus inilah deteksi terhadap panas dirasakan dan kemudian sensor yang terdapat di hipotalamus mengirimkan perintah untuk menurunkan suhu tubuh dengan penurunan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas ke luar tubuh. Ketika sensor dingin terangsang maka sensor akan memerintahkan tubuh untuk meningkatkan produksi panas dan menghambat pengeluaran panas ke luar tubuh. Sinyal yang dikirimkan oleh reseptor di hipotalamus inilah yang akan merangsang efektor seperti vasokontriksi, menggigil dan peningkatan pelepasan epinefrin yang dapat meningkatkan metabolisme untuk memproduksi panas serta memicu produksi keringat dan vasodilatasi untuk menurunkan suhu tubuh.

RENTANG NORMAL SUHU MENURUT USIA Terdapat tanda-tanda vital yang bervariasi yang dapat ditemukan pada masing-masing rentang usia. Hal ini juga berlaku pada suhu tubuh yang dimiliki manusia, yaitu : Anak usia 5-10 tahun memiliki suhu tubuh

PROSES DEMAM (HIPERTERMI) Demam atau febris adalah keadaan dimana terjadi perubahan pada suhu tubuh yang disebabkan oleh kenaikan set point di pusat hipotalamus. Banyak hal yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ini, antara lain inflamasi dan infeksi yang terjadi di dalam tubuh. Sesungguhnya inflamasi merupakan mekanisme petahanan awal tubuh manusia dari mikroorganisme yang mengancam fisiologis tubuh. Kemudian tubuh akan memerintahkan leukosit, limfosit dan magrofag untuk berfagositosis dengan mikroorganisme asing yang bersifat toksin tersebut, dan mengeluarkan pirogen endogen sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang sel-sel endotel dengan bantuan enzim fosfolipase A2 hipotalamus untuk mengeluarkan asam arakhidonat. Asam arakhidonat dibantu dengan enzim siklooksigenase akan pemacu pengeluaran prostaglandin. Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. Selanjutnya hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh. Adanya peningkatan ini karena hipotalamus merasa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal yang disebut dengan demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik berupa kejang.

PROSES KEPERAWATAN PADA TERMOREGULASI PENGKAJIAN 1. Tempat pengukuran suhu tubuh Pengukuran perubahan suhu tubuh dapat dilakukan dengan alat atau tanpa alat. Namun sampai saat ini pengukuran perubahan suhu tubuh yang paling tepat adalah dengan menggunakan alat yang disebut dengan thermometer. Letak-letak organ tubuh manusia yang dapat menjadi acuan pengukuran suhu tubuh adalah : Aksila : tempat ini adalah letak yang paling umum digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Selain aman kelebihan dari daerah ini adalah non invasive Oral : walaupun mudah diakses, namun pengukuran suhu tubuh pada daerah ini memiliki kekurangan apabila diaplikasikan pada usia dini, karena thermometer yang diganakan untuk mengukur suhu tubuh dapat tergigit oleh pasien. Rectal : kelemahan dari pengukuran suhu tubuh pada daerah ini adalah rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien, selain itu, cara pengukuran suhu tubuh di daerah ini ditad dapat diaplikasikan pada pasien yang menderita diare. Membrane timpani : pengukuran suhu tubuh di daerah membrane timpani termasuk pengukuran suhu tubuh yang paling cepat diakses, namun memiliki kelemahan, yaitu resiko rusaknya membrane timpani yang memiliki sifat relative tipis.

2. Macam thermometer Saat ini banyak jenis thermometer yang dapat digunakan, seperti : 1. Thermometer raksa : thermometer mercuri (cairan raksa) yang terbungkus kaca untuk mengukur suhu tubuh dari oral, rectal dan aksila 2. Thermometer strip : thermometer yang berisi kristal cair yang peka terhadap panas. Penggunaan thermometer ini hanya dengan menempelkan thermometer ke dahi dan amati perubahan warna pada thermometer. Namun thermometer ini kurang akurat karena kinerjanya masih dapat dipengaruhi oleh suhu di ruangan sekitar pasien. 3. Thermometer arteri temporal : thermometer yang menggunakan pemindai infra merah ini mengukur suhu arteri temporal pada dahi dengan meletakkannya selama 3 menit . 4. Thermometer digital : thermometer ini mengukur suhu tubuh dengan merekam suhu tubuh dengan sensor elekronik. Cara penggunaannya pada daerah rectal, oral maupun aksila selama satu menit. 5. Thermometer timpani : thermometer digital yang penggunaannya dengan meletakkan pada saluran telinga.

3. Prosedur pengukuran suhu (aksila) I. Menyiapkan alat dan bahan, yang terdiri dari :
termometer larutan sabun larutan desinfektan air bersih bengkok kertas tissue catatan suhu sarung tangan

II. III. IV. V. VI. VII. VIII. IX. X. XI. XII. XIII.

Menjelaskan prosedur dan tujuan pemeriksaan Mencuci tangan untuk disinfeksi Menggunakan sarung tangan Mengatur posisi pasien dengan posisi yang nyaman (lebih baik dengan posisi supinasi) Menentukan letak aksila dan membersihkan bagian tersebut dengan mengunakan tissue -ngibaskan secara perlahan Meletakkan thermometer pada daerah aksila dan memposisikan lengan pasien fleksi di atas dada Setelah kurang lebih 5 menit, thermometer diambil dari aksila pasien Membaca dan mencatat hasil pemeriksaan Membersihkan thermometer dengan kertas tissue Mencuci thermometer dengan menggunakan air sabun, disinfektan, dan membilas dengan air bersih dan mengeringkan kembali dengan kertas tissue Mencuci tangan setelah selesai melakukan pemerisaan

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA TERMOREGULASI (PADA HIPERTERMIA) Diagnosa yang dapat disimpulkan adalah adanya risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan adanya infeksi atau gangguan mekanisme pengaturan suhu sentral pada hipotalamus. Serta adanya resiko kekurangan cairan tubuh. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA HIPERTERMI Memonitor tanda-tanda vital : suhu, nadi dan pernapasan pada interval yang teratur Mengkaji keseimbangan cairan dan elektrolit klien Mengkaji penyebab timbulnya perubahan suhu pada klien Memberikan intake cairan adekuat 2000-3000 cc/ 24 jam menganjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringat Menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadi pertukaran udara yang adekuat Memberi kompres pada klien dengan suhu diatas 38 0 C Mengatasi faktor penyebab timbulnya perubahan suhu klien

DAFTAR PUSTAKA Kozier, Barbara,2004, Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Volume 7, Sidney : Pearson Education, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. http://wirawan-lesmana.blogspot.com/2010/11/pengukuran-suhu.html http://nursingbegin.com/tag/hipertermi/ http://www.scribd.com/doc/31923875/Hipotermia-hipertermia http://www.scribd.com/doc/8343654/Homeostasis http://reshayainiresha.wordpress.com/2010/04/09/pengertian-homeostasis/ http://alamfay.blogspot.com/2009/06/termoregulasi.html http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/21/termoregulasi-pengaturan-suhutubuh/

Anda mungkin juga menyukai