Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PERJALANAN DINAS

I. Dasar : Surat tugas dari Deputi Kesejahteraan Sosial pada tanggal 19 Juli
2005, untuk menghadiri Workshop Diseminasi Special
Programme for Food Security (SPFS), di Senggigi,
Lombok, Nusa Tenggara Barat dari tanggal 26-30
Juli 2005.

II. Tujuan : 1. Tujuan Perjalanan Dinas adalah mengikuti Workshop


Diseminasi/Penyebarluasan Program Special Programme
for Food Security (SPFS), serta melakukan
peninjauan/kunjungan lapangan ke lokasi penerima program SPFS.
2. Lokasi Perjalanan Dinas untuk pelaksanaan workshop
Diseminasi SPFS yaitu di Hotel Intan Lombok Village,
Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Sedangkan untuk lokasi kunjungan lapangan di Kelompok Tani Sukur
Gati, desa Remitan, kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok
Tengah, Nusa Tenggara Barat.

III. Pelaksana : Badan Ketahanan Pangan (BKP), Dep. Pertanian bekerjasama


dengan Food Agricultural Organization (FAO) serta
dihadiri oleh wakil dari Kementerian Koordinator
Bidang Kesra, Bappenas, BKP Prop. Riau, BKP Prop.
Jawa Barat, BKP Prop. Kalimantan Selatan, BKP Prop.
Jambi, BKP Prop. Sulawesi Selatan, BKP Prop. NTB,
BKP Prop. NTT.

IV. Hasil : Setelah mendengarkan pemaparan serta pengalaman dari


pembelajaran dari para penerima Special Programme for
Food Security (SPFS) di beberapa daerah. Peserta
workshop dibagi menjadi 4 (empat) kelompok dan
masing-masing kelompok meninjau lapangan yang
berbeda, yaitu lokasi Rembitan, Montong
Ajan, Bilelando dan Selong Belanak.

1. Hasil Perjalanan Dinas :


Setelah mendengarkan perkembangan dan pembelajaran dari pengalaman
implementasi SPFS di 5 (lima) propinsi. Dimulai dari proses Pembentukan
Kemompok Tani, kegiatan yang dilaksanakan, Dampak/hasil atas kegiatan tersebut
juga perihal masalah dan hambatan serta diversifikasinya. Kegiatan Program SPFS ini
cukup berhasil. Sebagai contoh, di desa Rembitan terbentuk 50 anggota kelompok
tani dari 130 KK yang ada di desa tersebut. Pada tahun 2003 dibentuk Bantuan sapi
…….. sebanyak 25 ekor. Sekarang sudah mencapai jumlah 65 ekor dan telah
memiliki uang tabungan kelompok tani sebanyak Rp. 12 juta disimpan di Bank
Rakyat Indonesia.
2. Tindak Lanjut :
Dengan keberhasilan kelompok tani tersebut, kelompok tani wanita mengusulkan
untuk dibantu pengadaan pemeliharaan ternak kambing PE (Peranakan ……….)
sebanyak 3 ekor per orang dan sudah mengajukan sebanyak 30 orang anggota. Pihak
BKP Dep. Pertanian serta FAO sudah mempertimbangkan akan menyetujui usulan
tersebut. Mengingat antusiasme para anggota kelompok tani tersbut serta bimbingan
yang tepat dan baik dari para penyuluh pertanian tersebut. BKP Dep. Pertanian dan
FAO akan menyelenggarakan pertemuan dalam rangka pengajuan usulan-usulan
program/kegiatan baru pada bulan Agustus atau awal September 2005 di Makasar,
Sulawesi Selatan.
KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM

Kepada Yth : Bapak Menteri Koordinator Bidang Kesra


Dari : Deputi Bidang Kesejahteraan Sosial
Perihal : Laporan mengunjungi lokasi yang mendapat
bantuan pangan dari UN-WFP, PRRO 10069.1
Tembusan : Sesmenko Kesra
Tanggal : 25 Agustus 2005

Bersama ini kami laporkan hasil kunjungan kami ke lokasi penerima bantuan
pangan WFP PRRO 10069.1 dalam rangka rehabilitasi nutrisi di lokasi
Lombok Timur dan Lombok Barat pada tanggal 22 Agustus s/d 24 Agustus
sebagai berikut :

1. Kami dari Kantor Menko Kesra didampingi oleh Country Director a.i WFP
Jakarta mengunjungi kantor dan gudang LSM Yayasan Swadaya
Membangun (YSM) sebagai pelaksana bantuan pangan untuk
mendistribusikan bantuan berupa biskuit fortifikasi dan mie fortifikasi di
daerah Lombok Timur Kecamatan Sakra Timur dan Kecamatan Bayan
Lombok Barat oleh LSM Yayasan Keluarga Sehat Sejahtera Indonesia
(YKSSI).

2. Jumlah balita (bayi usia di bawah lima tahun) di Lombok Timur sebanyak
116.139 anak, yang bergizi buruk sejumlah 608 anak untuk data periode
Januari s/d Juli 2005. Sedangkan untuk Lombok Barat jumlah balita
sebanyak 84.399 anak, balita yang bergizi buruk sebanyak 412 anak
sedangkan balita yang kurang gizi sejumlah 1.326 anak.

3. Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTB seperti yang disampaikan oleh


Sekretaris Daerah propinsi NTB telah dikeluarkan Surat Keputusan
Gubernur tentang Pembentukan Tim dan Sekretariat Tim Operasi Sadar
Gizi (OSG) Propinsi NTB No. 119 Tahun 2005 tanggal 11 Juni 2005,
dengan tugas antara lain:
- Koordinasi permasalahan gizi buruk
- Menggerakan pelaksanaan pekan penimbangan dan peningkatan
sadar gizi serta penyehatan langsung.
- Merumuskan kebijaksanaan penganggulangan gizi buruk di NTB.
- Melakukan penelitian teknis mulai di Propinsi, Kabupaten/Kota,
Kecamatan, Kelurahan dan Desa.
- Melaporkan hasil pelaksanaan secara periodik kepada Gubernur.

4. Hasil positif setelah ± 4 bulan mereka mendapatkan bantuan biskuit


fortifikasi, anak-anak mulai rajin sekolah dan tidak lagi mengantuk di
dalam kelas, hal ini disebabkan mereka harus berjalan kaki ke sekolah
dengan rata-rata dua jam lamanya ditambah dua jam pulang dari sekolah.
Bantuan mie fortifikasi diberikan kepada ibu hamil dan menyusui dan
setelah mereka mendapatkan bantuan berat badan mereka mulai
meningkat.

5. Kendala yang dihadapi dikarenakan lokasi tersebut sulit mendapatkan air


bersih khususnya pada saat musim kemarau. Pada umumnya, mereka
jarang mandi kecuali bagi mereka yang mampu membeli air minum untuk
anak mereka yang sekolah. Bantuan biskuit fortifikasi untuk anak-anak
dari keluarga miskin tidak habis termakan semuanya dikarenakan sulitnya
mendapatkan air minum.

6. Solusi pemecahan dengan pengadaan air bersih antara lain dengan


menghubungkan bak penampung air dengan sumber mata air yang
jaraknya cukup jauh ± 6 km. Sehingga bak penampung air dapat
berfungsi baik dikala musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini bisa
diusulkan dengan penggunaan dana Trust Fund PRRO 10069.1.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dan mohon petunjuk.


KEMENTERIAN KOORDINATOR
BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM

Kepada Yth : Deputi Bidang Kesejahteraan Sosial


Dari : Kabid BSTK
Perihal : Laporan Perjalanan Joint Field Visit Executive Board
UN ke NAD (Banda Aceh) tanggal 12-14 Maret
2006
Tembusan : Asdep Urusan Bantuan Sosial
Tanggal : 15 Maret 2006

Sesuai dengan penugasan dari Deputi KoordinasiBidang Kesos kepada


Kabid BSTK untuk mengikuti perjalanan Joint Field Visit Executive Board dari
United Nations ke Banda Aceh pada tanggal 12 hingga 14 Maret 2006 dapat
kami laporkan sebagai berikut:

 Peserta Joint Field Visit UN ini terdiri dari perwakilan UNDP, UNFPA,
UNICEF dan WFP, serta Kementerian Koordinator Bidang Kesra. Adapun
yang menjadi tuan rumah adalah UNORC (United Nations Organization
Recovery Coordination for Aceh and Nias).
 Laporan ini kami sampaikan berdasarkan masing-masing kegiatan yang
dilaksanakan oleh badan-badan UN yang terkait sebagai berikut:
o UNORC for Aceh and Nias
1. UNORC dibentuk pada bulan September 2005 untuk
membantu GoI (Government of Indonesia) dalam rangka
mendukung kegiatan pemerintah Indonesia menanggulangi
rekonstruksi dan rehabilitasi Aceh dan Nias pasca Tsunami.
2. UNORC mengkoordinasikan bantuan yang disampaikan
oleh lembaga UN seperti UNDP, UNFPA, UNICEF serta
WFP kepada BRR (Badan rehabilitasi dan Rekonstruksi
untuk Aceh dan Nias) sebagai lembaga resmi yang ditunjuk
pemerintah. Melalui MoU yang ditandatangani pada tangal
30 Nopember 2005. Hal ini sesuai reformasi proposal yang
disampaikan oleh UN dalam hal dukungan untuk mencapai
MDGs (Millenium Development Goals).
3. UNORC bersama Federasi Internasional Palang Merah dan
Bulan Sabit ................telah menyediakan 20.000 TPS
(Tempat Penampungan Sementara). Objektif rencana aksi
mereka adalah memindahkan seluruh korban Tsunami dari
tenda-tenda penampungan ke tempat penampungan yang
lebih baik sambil menunggu perumahan permanen yang
siap dibangun oleh pemerintah maupun negara donor.
o UNICEF

Pada bulan April 2005, UNICEF menandatangani MoU bersama


Departemen Pendidikan Nasional untuk membangun ± 300 sekolah
diseluruh propinsi NAD senilai ±90 juta US dollar. Selanjutnya UNICEF
membuat kontrak kerja dengan UNOPS (United Nations Office of
Project Services) dalam dalam melaksanakan pembangunan fisik dari
sekolah-sekolah tersebut. Satu unit sekolah dengan 12 ruang kelas
dengan kapasitas untuk 15-20 siswa lengkap dengan segala
fasilitasnya termasuk meja, kusi, papan tulis, laboratorium, peralatan
komputer dan juga dilengkapi oleh sarana dan prasarana olahraga.
Standar bangunannya sendiri dirancang untuk tahan gempa sampai
dengan 8,5 skala richter. Pasca tsunami, UNICEF langsung
membagikan hingga saat ini lebih kurang 1.075 sekolah tenda yang
dapat menampung ± 70.000 anak sekolah. Setelah Tsunami dan
Gempa di Nias, ± 40.900 pelajar/mahasisiwa dinyatakan
meninggal/serta ± 2.5000 guru/dosen juga dinyatakan
meninggal/hilang. Pada bulan Mei 2005, UNICEF menghimbnau IOM
(International Organization for Migration) untuk membangun 200 unit
sekolah darurat di 5 kabupaten di Aceh senilai ± 2 juta US dollar. Satu
unit sekolah mempunyai 3 ruang kelas dan dapat melaksanakan
proses belajar-mengajar dua kali sehari untuk menampung 90 murid
untuk belajar.

Adapun yang saat ini sedang dilaksanakan adalah pembangunan


sekolah permanen untuk Muhammadiyah I dan II di merduati, meurasa
sejak September 2005 dan diharapkan selesai dan dipakai pada tahun
ajaran 2006/2007 pada bulan Juli 2006.

o UNFPA
Segera setelah musibah Tsunami, UNFPA (United Nations Population
Fund) melakukan need assessment dalam hal kesehatan reproduksi
dan gender untuk mengidentifikasi, prioritas kebutuhan bagi para
perempuan yang terpisahkan dengan orang tua atau suaminya dan
menempatkan mereka ditempat penampungan sementara yang aman,
hal ini dikarenakan mereka adalah golongan yang rentan terhadap
keamanan. Serta mendistribusikan keperluan-keperluan yang
mendasarkan seperti kerudung, pakaian dalam dan baju/kaos lengan
panjang, sajadah, pembalut wanita agar mereka dapt melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara nyaman. Membangun
posyandu,/puskesmas, juga mensuplai obat-obatan dan perlengkapan
bagi posyandu/puskesmas yang masih berfungsi setelah terkena
musibah Tsunami, sehingga ±11.000 perempuan hamil tinggal di TPS
dapat melahirkan dengan aman dan sehat. UNFPA juga membangun
10 buah Pusat traumatik (Trauma Center) agar dapat memberikan
bimbingan untuk menanggulangi dampak stres bagi para korban
Tsunami. UNFPA bersama badan UN lainnya memusatkan kegiatan di
tiga lokasi yaitu meuraksa, krueng Sabee dan Nias khususnya di
Meuraksa yang terkena Tsunami paling parah . Bertempat di kantor
Dinas Kesehatan meuraksa dibangun Rumah Sakit Darurat, yang
dilengkapi dengan kamar bersalin, ruang operasi dan lainnya. Untuk
melayani ± 127.000 orang dan paling sedikit 3431 perempuan hamil
secara gratis. Dan dibantu oleh ± 155 staf, termasuk dokter bedah,
dokter penyakit dalam, dokter kandungan , dokter mata dan dapat
melayani ± 150-200 pasien/hari. Apotek juga tersedia dengan
persediaan obat yang cukup. Pada dasarnya UNFPA membantu
rumah sakit beserta peralatannya.

o UNDP
ERTR (Emergency Response and Transitional Recovery) atau
Tanggap Darurat dan Program Pemulihan untuk Aceh segera
dilakukan oleh UNDP (United nation Development Programme) sejak
Januari 2005 segera setelah musibah tsunami melanda Aceh. Dua
minggu setelah bencana, UNDP sudah melakukan kegiatannya
dihampir 330 desa di NAD yang terkena bencana tsunami,
programnya antara lain adalah Program Kemanusiaan pembersihan
lokasi yang terkena benca Tsunami dari puing-puing dan jasad
manusia, penyelamatan perorangan, pemulihan sementara rehabilitasi
...............sepanjang untuk bisa dipakai dalam keadaan darurat dan
capacity building bagi daerah yang terkena bencana dan sekitarnya.
UNDP kemudian menjadi pendamping utama bagi BRR. Selanjutnya
UNDP juga berfungsi sebagai Dana Funding yaitu menghimpun dana
yang dikoordinasi oleh United Nations baik itu multilateral ataupun
bilateral donor seperti Australia, Canada, Jerman, irlandia, jepang,
belanda, Norwegia, Swedia, Emirat Arab dan Inggris. Sedangkan
multilateral adalah Bank Dunia, belum termasuk NGOs maupun
private. Total semua mencapai ± 91 juta US Dollar.
Adapun pekerjaan fisik yang diorganisir oleh UNDP antara lain melalui
program adalah sebagai berikut:
 Memberikan lapangan kerja dalam rehabilitasi dan dibayar
tunai, untuk 46.360 orang di 330 desa, 45 kecamatan dan 7
kabupaten
 Membangun 346, 200 meter saluran air
 Merehabilitasi dan membersihkan 51.071 meter jalan
 Membagikan 469

o WFP

Demikianlah yang dapat kami sampaikan dan mohon petunjuk.

Anda mungkin juga menyukai