Anda di halaman 1dari 11

BAB 12

Tao Qian 3 kali menawarkan Xu Zhou kepada Liu Bei.


Cao-cao mengambil kembali Yan Zhou dari Lu Bu

Pada Bab terdahulu di ceritakan Cao-cao yang sedang dalam keadaan bahaya. Tetapi
bantuan datang. Xiahou Dun bersama 30.000 tentara datang dan melawan Lu Bu
sampai fajar menyingsing. Hujan Turun dengan sangat derasnya dan karena pasukan
Lu Bu adalah pasukan berkuda maka mereka harus mundur. Ketika Hari telah terang
kembali, Cao-cao berhasil kembali kekemah utama mereka. Dia menghadiahkan Dian
Wei
dengan sangat royal dan menaikan jabatannya.

Ketika Lu bu mencapai kemahnya kembali, dia memanggil Penasehatna Chen Gong.


Lalu Chen Gong mengusulkan stretegi baru.

Dia berkata, "Di Pu Yang ada seorang keluarga kaya dan terkenal. Namanya adalah
Tian, keluarga mereka berjumlah ribuan orang, cukup untuk memenuhi sebuah desa.
Suruhlah satu orang ini untuk pergi ke Cao-cao dan berpura-pura membawa surat
rahasia yang menceritakan mengenai kekejamanmu dan kekesalan rakyat terhadap
dirimu dan mereka semua menginginkan untuk menyingkirkan dirimu. Dan sebarkan
berita juga bahwa hanya Gao Shun yang menjaga kota dan mereka akan menolong
siapa saja yang bisa membantu mereka. Lalu musuh kita Cao-cao akan terpancing
masuk kedalam kota, dan kita akan menghancurkan dia dengan menggunakan api
atau
serangan tiba2x. Kemampuannya mungkin cukup hebat untuk mengatur jagad raya
tetapi dia tidak akan lolos."

Lu Bu setuju dengan usul ini dan dia mengatur agar keluarga Tian mengirim orang
untuk menyampaikan surat ini.

Setelah kekalahan ini, Cao-cao tidak dapat menentukan apa tindakan selanjutny.
Dengan tibanya surat rahasia itu, Cao-cao langsung bersuka cita.

Isi Surat itu :


"Lu Bu telah mengarahkan pasukannya ke Li Yang. Pertahanan kota lemah, kau harus
menyerang secepatnya dan kami akan membantu dari dalam. Ikuti tanda bendera
putih"

"Langit akan memberiku Pu Yang !" Kata Cao-cao dgn senangnya.

Lalu dia menghadiahkan utusan itu dan mulai melakukan persiapan.

Lalu datang Liu Ye dan berkata, "Lu Bu bukanlah ahli strategi, tetapi Chen Gong
penuh dengan tipu daya. Aku khawatir ada kebohongan didalam surat itu dan kau
harus berhati2x. Jika kau akan pergi, masuklah kekota itu hanya dengan 1/3
pasukan dan tinggalkan sisanya diluar kota sebagai cadangan."

Cao-cao setuju untuk berhati-hati. Dia pergi ke Pu Yang, dimana dia melihat
seorang pria mengobarkan bendera putih, dia melihat bendera itu digerbang barat.
Hatinya dipenuhi perasaan gembira.

Hari itu hampir tengah malam, Gerbang kota dibuka dan kedua pasukan tampil
seperti akan berperang. Gao Shun, Komandan garis depan dan Hou Cheng,
komandan
garis belakang. Cao-cao memerintahkan jendralnya, Dian Wei untuk menghadapi
mereka. Tetapi perang tidak berlangsung lama dan pasukan Gao Shun dan Hou
Cheng
kembali kedalam kota. Dengan tindakan ini pasukan dian wei telah dipaksa
mengejar hingga kedekat jembatan gantung. Dari dalam kota beberapa prajurit
telah lari dan kabur keluar kota.
Kepada Cao-cao mereka menyerahkan surat, "Signal untuk menyerang akan kami
berikan
dengan memukul gong pada jam 1. Ini adalah waktu untuk menyerang dan jembatan
serta gerbang akan kami buka."

Lalu Cao-cao memerintahkan Xiahou Dun untuk membawa pasuknnya ke sebelah ke


kiri
dan Cao Hong kesebelah kanan. Cao-cao memimpin pasukan utama dan bersama
Xiahou
Yuan, Li Dian dan Yue Jing masuk kedalam kota.

Li Dian mengingatkan kepada tuannya. "Tuanku , kau harus berada di luar kota dan
biarkan kami masuk lebih dahulu."

Tetapi Cao-cao memerintahkanny untuk diam dan berkata, "Jika aku tidak maju, lalu
siapa yang akan maju ?"

Dan seperti yang direncanakan, Ketika dia mendekati gerbang barat, dia mendengar
suara gong dan gerbang dibuka. Cao-cao lalu memacu kudanya maju dan masuk
kedalam
kota.

Ketika dia sampai di kediaman Gubernur, dia memperhatikan jalanan sangat sepi
dan tidak ada siapa-siapa. Saat itu dia tahu dia telah masuk dalam perangkap.
Berputar kebelakang dia berteriak kepada para prajuritnya untuk mundur. Lalu
bunyi petasan memecahkan keheningan dan muncul pasukan dari berbagai arah dari
tempat persembunyian mereka sambil berteriak. Gong dan genderang bertabuhan
seperti air sungai yang jatuh dan laut yang mendidih. Dari dua arah timur dan
barat datang dua pasukan yang siap menyerang, dipimpin oleh Zhang Liao dan Zang
Ba.

Cao-cao memacu kudanya ke utara kota untuk mencari jalan. Tetapi disana telah
menunggu Hou Cheng dan Gao Shun. Jendral Cao-cao, Dian Wei dengan mata
melotot dan
tampak menyeramkan, menerobos pasukan musuh dan berhasil keluar dengan
musuh
mengikutinya.

Tetapi ketika dian wei sampai dijembatan gantung, dia melihat belakangnya dan
kehilangan tuannya. Dian Wei berbalik dan menghajar semua yang menghalanginya.
Ketika dipersimpangan jalan di tengah kota dia melihat Li Dian.

"Dimana Tuan Kita ?" tanya Dian Wei.

"Aku juga sedang mencari dia !" Kata Li Dian.

"Cepat ! Cari bantuan dari Luar " teriak dian wei, "Aku akan mencarinya !"

Lalui Li Dian secepatnya keluar dan mencari bantuan, Dian Wei seperti beruang
lepas, mengamuk disepanjang jalan dan membantai setiap musuh yang ditemuinya.
Dia mencari ke segala arah untuk menemukan Cao-cao. Karena tidak ditemukan Dian
Wei
lalu menerobos kepungan musuh untuk keluar dari kota, Di tengah jalan Dian Wei
bertemu Yue Jing dan bertanya di manakah Cao-cao.

"Aku telah keluar masuk kota sebanyak dua kali mencari dirinya, tetapi tidak
dapat menemukan dirinya !" kata Dian Wei.

"Mari kita masuk bersama " Kata Yue Jing.

Mereka menuju gerbang kota yang lain, tetapi bunyi suara ledakan petasan dan api
yang berkobar dimana-mana membuat kuda Yue Jing ketakutan sehingga menolak
untuk
lewat. Dian Wei akhirnya masuka sendiri kedalam, melewati api dan asap. Dan dia
mencari kesegala sisi.
Ketika Cao-cao melihat Dian Wei tiba, dia tidak sempat memanggilnya dan karena
asap
tebal, Dian Wei juga tidak melihat Cao-cao. Cao-cao Lalu mencoba unutk melewati
gerbang utara lagi. Dalam perjalanannya, Dia melihat Lu Bu mendekat kearahnya
dengan membawa tombaknya. Cao-cao langsung memacu kudanya sekencang-
kencangnya.

Tetapi Lu Bu berhasil mengejarnya dan mengira orang yang ditemuinya itu adalah
pasukannya karena asap sangat tebal, Dia bertanya, "Dimana Cao-cao ?"

Cao-cao Langsung berkata, "Oh, Dia disana sedang terkepung ! Itu dia !" sambil
menujuk asal kearah seorang penunggang kuda.

Mendengar ini Lu Bu mengejar orang itu.

Hal ini membuat Cao-cao lega dan dia pergi menuju gerbang timur. Lalu dia bertemu
dengan Dian Wei, yang lalu melindunginya dan berusaha membawanya keluar, Dian
Wei membunuh siapa saja yang menghalangi jalan mereka. Disepanjang jalur menuju
gerbang timur banyak mayat bergelimpangan terkena sabetan kampak dian wei
yang
sangat besar. Disini api berkobar dengan sangat hebatnya, batang-batang kayu
berjatuhan. Salah satu batang kayu besar jatuh menimpa Cao-cao, Cao-cao berhasil
menghindar tetapi kudanya tidak dan akhirnya Cao-caopun terjatuh, Rambut, janggut
dan tangannya terbakar dan menimbulkan luka. Dian Wei langsung menolongnya dan
membawanya keluar gerbang. Beruntung Xiahou Yun telah sampai untuk menolong,
yang lalu menaikan Cao-cao dikudanya. dan mereka berhasil keluar dari kota yang
terbakar itu. Tetapi mereka tetap harus bertarung hingga tengah hari.

Cao-cao berhasil kembali ke kemahnya dan semua jendralnya berkumpul untuk


melihat
keadaanya dan mendengar kabar kesehatannya. Dia lalu bangkit dan tertawa
mengenai pelarianya dari kota yang terbakar.

"Aku melakukan kesalahan dan masuk kedalam perangkap bodoh itu, tetapi aku akan
membalas dendam," Katanya.

"Mari kita susun rencana berikutnya segera" kata Guo Jia

"Aku akan membuat siasatnya menjadi siasatku. Aku akan menyebarkan berita
bohong
bahwa aku telah terbakar dan telah mati td malam. Dia akan segera datang
menyerang setelah mendengar berita itu dan aku akan menyiapkan perangkap di
bukit Ma Ling. Aku akan mendapatkannya kali ini."

"Benar-benar rencana yang bagus !" Kata Guo Jia.

Lalu pasukan diperintahkan untuk menggenakan pakaian berkabung dan melaporkan


bahwa Cao-cao telah tewas. Dan segera setelah Lu Bu mendengar hal itu, dia
mengumpulkan tentaranya dan langsung menyerang, mengambil jalan melewati
Bukut
Ma Ling, dia menuju markas musuh.

Ketika dia melintas di bukit, Dia langsung dikejutkan oleh genderang perang dan
pasukan yang besembunyi disana langsung keluar menyerang dia dan
mengepungnya
dari segal arah. Hanya dengan bertarung mati-matian dia berhasil keluar dari
kepungan dan dengan sisa pasukan yang dalam keadaan menyedihkan dia kembali
kekemahnya di Pu Yang. Di sana dia menguatkan benteng pertahanan dan tidak
keluar
untuk berperang.

Tahun ini, Hama tanaman belalang tiba-tiba menyerang dan menghancurkan banyak
tanah
pertanian. Dimana-mana terjadi kelaparan dan di daerah timur laut harga satu
kereta beras adalah 50 keping perunggu. Orang-orang bahkan mulai menjadi kanibal.
Pasukan Cao-cao yang kelaparan bergerak ke Juan Cheng. Lu bu membawa
pasukannya ke
Shan Yang. Akihrnya perang berhenti.

Di Xu Zhou, Penjaga kekaisaran , Tao Qian telah berumur lebih dari 60 thn.
Tiba-tiba dia jatuh sakit dan dia memanggil Mi Zhu keruangannya untuk mengatur
masa depan Xu Zhou.

Karena melihat keadaan, Penasehatnya berkat, "Cao-cao telah berhenti menyerang


tempat ini karena musuhnya telah menduduki Yan Zhou. Dan mereka sekarang
melakukan gencatan senjata karena ada kelaparan di utara. Tetapi Cao-cao pasti
akan menyerang kembali pada musim semi. Ketika Liu Bei menolak mengambil
tempat
ini dari tanganmu, kau sedang dalam keadaan sehat. Sekarang kau sakit, Dan kau
bisa membuat ini menjadi alasan pensiunum. dan dia tidak akan dapat menolak
lagi."

Lalu utusan dikirim ke Xiao Pei untuk memanggil Liu Bei. Dia dan kedua saudaranya
langsung dibawa ke ruangan tao qian yang sedang sakit itu. Tanpa berbasa-basi,
Tao Qian langsung menyatakan permasalahan yg ingin dia bahas dengan Liu Bei.

"Tuan aku memintamu untuk datang karena aku tengah sakit keras dan akan mati
sewaktu-waktu. Aku mohon kepada mu tuan, untuk mempertimbankan dinasti han
sebagai kekaisaran lebih penting dari hal lainnya dan karena itu tolong kau
ambil simbol penugasan ini dan juga simbol pemerintahan. Dengan begitu aku dapat
menutup mataku dengan tenang."
"Kau mempunyai dua putra, kenapa tidak mengangkat mereka menggantikanmu ?"
tanya
Liu Bei.

"Keduanya kekurangan bakat. Aku percaya kau akan dapat mengajari mereka ketika
aku sudah tidak ada. Tetapi jgn biarkan mereka memerintah."

"Tetapi aku tidak cocok untuk mengemban tugas ini ." Jawab Liu Bei.

"Aku akan merekomendasikan siapa yang dapat membantu tugas mu ini. Dia adalah
Sun Qian dari Bei Hai."

Melihat Mi Zhu, Tao Qian berkata, "Liu Bei ini adalah orang yang paling cocok
saat ini untuk memerintah daerah ini, kau harus melayaninya dengan baik."

Liu Bei masih menolak tetapi kemudian Tao Qian dengan menunjuk pada hatinya
sebagai tanda ketulusan dan akhirnya dia meninggal dunia.

Ketika upacara pemakaman berlangsung, Lambang penugasan dibawa kehadapan


Liu
Bei. Tetapi dia tidak mau menerimanya. Keesokan harinya seluruh penduduk dan
desa disekitar berkumpul didepan istana gubernur, bersujud dan mengeluarkan air
mata, memohon agar Liu Bei menerima penugasan itu.

"Jika kau tidak mau, kami tidak dapat hidup dengan tenang !" kata mereka.

Dan dengan didesak saudara2xnya akhirnya dia mau menerima tugas tersebut. Dia
langsung menunjuk Sun Qian dan Mi Zhu sebagai penasehat utama dan Chen Deng
sebagai sekertaris gubernur. Dia memindahkan pasukannya dari Xiao Pei ke Xu Zhou
dan dia membuat proklamasi untuk menyakinkan rakyat.

Dia juga menghadiri upaca pemakaman, dia dan seluruh pasukannya berpakaian
berkabung. Tempat pemakaman Tao Qian ada didekat sungai kuning. Wasiat terakhir
dari Tao Qian dibawa ke Istana.

Berita mengenai kejadian di Xu Zhou ini sampai ke telinga Cao-cao di Juan Cheng.

Kata dia dengan marah, "Aku telah kehilangan kesempatan membalas dendam. Liu
Bei
ini dengan begitu saja dapat memperoleh komando untuk daerah itu tanpa perlu
mengeluarkan 1/2 anak panah pun. Dia dapat duduk tenang dan memperoleh apa
yang
diinginkannya. Tetapi aku akan membunuhnya dan menggali kuburan tao qian untuk
membalaskan dendam untuk ayahku !"

Perintah dikeluarkan bagi pasukan untuk bersiap-siap menyerang Xu Zhou.

Tetapi penasehat Xun Yu mencegahnya dan berkata," Liu Bang dahulu mengamankan
dahulu daerahnya dan baru menempatkan tahtanya, Liu Xiu mengambil Henei
sebelum
menyerang Chang An. Mereka berdua mengkonsolidasikan kekuatan mereka dahulu
baru
mereka dapat memerintah seluruh kekaisaran. Dengan begitu mereka dapat
menyelesaikan rencana besar mereka walaupun dengan berbagai kesulitan."
"Tuan yang mulia, Yan Zhou adaalh Henei Mu dan itu adalah daerah yang strategis.
Jika Kau menyerang Xu Zhou dan meninggalkan terlalu banyak tentara untuk
bertahan, maka misimu tidak akan tercapai. Jika kau meninggalkan terlalu
sedikit, Lu Bu akan menyerang kita dan akhirnya kau akan kehilangan daerah ini
dan tidak dapat menguasai Xu Zhou. Daerah itu tidak kosong walaupu Tao Qian
telah meninggal, Liu Bei ada disana dan karena rakyat mendukungnya, mereka akan
bertarung mati-matian untuknya. Untuk meninggalkan tempat ini untuk hal itu
adalah seperti menukarkan yang besar untuk yang kecil, untuk menukarkan batang
dengan ranting. Aku harap kau mempertimbangkan hal ini baik-baik."

Cao-cao menjawab, "Bukanlah suatu rencana yang baik untuk membiarkan tentara
berdiam diri saja dimasa yang sulit ini."

"Jika memang begitu, akan lebih menguntungkan untuk menyerang daerah timur
ChenCheng, Ying Chuan dan Ru nan dan memberi makan pasukanmu dengan hasil
dari
Tanah-tanah itu. Sisa-sisa pemberontak Jubah kuning, He Yi dan Huang Shao, berada
disana dengan persediaan pangan dan harta hasil jarahan mereka. Pemberontak
macam mereka ,mudah dikalahkan. Hancurkan mereka dan kau dapat memberi
makan
pasukanmu. Lebih lagi, istana dan rakyat akan memujamu."

Rencana ini menyenangkan Cao-cao dan dia dengan cepat melakukan persiapan
untuk
menjalankan hal itu. Dia meninggalkan Xiahou Dun dan Cao Ren untuk menjaga Juan
Cheng, sementara dia dan pasukan utamanya, dengan perintahnya maju untuk
menguasai ChenCheng. Setelah berhasil mereka pergi ke Runan dan Ying Chuan.

Sekarang Para pemimpin pemberontak Jubah Kuning, He Yi dan Huang Shao,


mengetahui bahwa Cao-cao mendekat. Mereka keluar dengan pasukannya dan
melawannya.
Mereka bertermu dia "Bukit Kambing Gunung". Walaupun tentara pemberontak
sangat
banyak, mereka kacau balau, tidak lebih dari binatang liar yang tidak
terorganisir dan tidak disiplin. Cao-cao memerintahkan para pemanahnya untuk
memanahi mereka.

Dian Wei dikirim untuk menantang berduel. Pemberontak itu memilih seseorang
untuk keluar dan melawan. Dan hanya dalam 3 jurus, dian wei mengalahkannya. Lalu
pasukan Cao-cao menekan maju dan mereka berkemah dibukit itu.

Keesokan harinya , Haung Shao memimpin sendiri tetaranya dan membuat formasi
melingkar. Seorang pemimpin maju untuk menantang. Dia memakai Sorban kuning
dan
jubah hijau dan senjatanya adalah Gada Besi.

Dia berteriak, "Aku HE MAN, setan yang menguncang langit. Siapa yang berani
melawanku ?"

Cao Hong langsung maju dan menerima tantangan itu. Dia turun dari kudanya dan
mengambil pedangnya. Lalu maju dan mereka berdua bertarung dalam pertarungan
yang sengit di hadapan semua pasukan. Mereka telah bertarung lebih dari 50 jurus
dan tidak ada yang menang. Lalu Chao hong berpura-pura kalah dan lari. He Man
mengejarnya. Ketika dia telah mendekat, Cao Hong berputar dan melukai musuhnya
dan satu tusukan kemudian mencabut nyawa He Man.
Li Dian dgn segera maju membawa pasukannya menyerang pasukan pemberontak.
Dan
berhasil menangkap Huang Shao, Pasukan Cao-cao langsung maju menyerang dan
menghancurkan pemberontak. Hasil pampasan perang berupa makanan dan
perhiasan
sangat banyak jumlahnya.

Pemimpin pemberontak yang lain He Yi, Lari dengan beberapa ratus prajurit
berkuda menuju bukit GePei. Tetapi didalam perjalanan, mereka dihadang oleh
seseorang bertubuh besar , gempal dan sedikit gemuk. Dengan pinggang dan
pundah
yang sama besarnya dai menggunakan gada besar.

Dia menghalangi jalan keluar seorang diri, He Yi mengambil tombaknya dan


langsung menuju dia. Tetapi baru saja He Yi menusukan tombaknya, orang itu
menarik He Yi dan langsung menangkapnya dan menjadikan He Yi tawanan.
Pemberontak yang lain ketakutan dan diperintahkan untuk turun dari kuda dan
mengikat diri mereka sendiri. Dan Orang itu seorang diri, mengantar mereka semua
seperti seorang pengembala mengemabalakan hewan.

Dian Wei yang mengejar pemberontak itu, sampai di Bukit Gepei dan bertemu
dengan
orang kuat itu.

"Apakah kau juga pemberontak jubah kuning ?" Tanya Dian Wei.

"Aku punya beberapa ratus pemeberontak jubah kuning yang kujadikan tawanan ?"
Kata Orang itu.

"Kau..Seorang diri ??? Jgn mempermainkan aku, kalau memang benar dimana
mereka
?" Tanya Dian Wei.

"Aku akan mengatakannya kalau kau dapat merebut pedang ini dari tanganku."
Jawab
Orang itu.

Hal ini membuat Dian Wei kesal dan lalu menyerang dia. Mereka bertarung selama 2
jam dan belum ada yang menang. Dian Wei menyerang orang itu dengan tangan
kosong
dan hampi saja mengenai kepalanya dengan tinjunya, tetapi Malah mengenai batu
yang berada dibelakangnya. Batu itu hancur, Orang itu bekata, "Pukulanmu kuat
sekali, tetapi badanku ini lebih kuat dari pada batu itu !!". Dan mereka
bertarung terus, hingga akhirnya keduanya kelelahan dan beristirahat. Orang itu
yang pertama kali bangkit lagi dan menantang, Dian Wei melayaninya. Mereka
berdua bertarung menggunakan tangan kosong kali ini. Orang itu mengeluarkan
beberapa tinjunya dan merobohkan beberapa batang pohon dengan tangannya. Dian
Wei berhasil memukulnya, tetapi bahka orang itu tidak bergerak mundur
sedikitpun, melihat hal ini dia berpikir, "Badannya sekuat beruang, aku tidak
mungkin mengalahkannya dengan cara ini.", Lalu Tiba-tiba batang pohon yang
dicabut
orang itu di hujamkam ke badan Dian Wei, Dian Wei dengan tinjunya menghancurkan
batang pohon tersebut. Mereka berdua bertarung hingga Malam hari tiba. Sekarang
karena kedua-duanya sudah sangat kelelahan maka mereka berdua berhenti.
Sementara itu ada pasukan dari dian wei yang melaporkan pertarungan yang hebat
itu pada Cao-cao yang lalu segera mengikuti dan menyaksikan pertarungan itu
dengan
terkagum-kagum. Dikuti dengan jendral-jendral dan penasehat lainnya untuk
menyaksikan
siapa yang menang.

Keesokan paginya, kedua pendekar itu keluar lagi dan Cao-cao juga melihat mereka.
Dalam hatinya Cao-cao sangat senang melihat pendekar yang hebat itu dan ingin
mendapatkan jasanya untuk berkerja padanya. Lalu Cao-cao meminta Dian Wei
untuk
pura-pura kalah.

Dian Wei keluar dan menantang, Sekitar 30 ronde pertarungan berlangsung dan Dian
Wei kabur, lalu Orang itu mengikutinya. Orang itu mengikuti tetapi sebuah anak
panah menghalanginya dan dia pun mundur.

1,5 Km dari tempat itu Cao-cao telah memasang perangkap. Keesokan harinya Dian
Wei
disuruh menantang lagi. Tetapi lawannya tidak mau menjawab.

"Kapankah Pemimpin yang kalah akan keluar ?" ejek Dian Wei.

Orang itu langsung keluar dari tempatnya dan Dian Wei setelah bertarung sejenak,
pura2x mundur. Musuhnya mengejarnya dan akhirnya masuk dalam perangkap yang
Cao-cao
telah siapkan. Prajurit disitu segera menangkapnya dan mengikatnya, dibutuhkan
100 orang untuk menangkapnya dan 20 orang untk mengikatnya dan menyeretnya.

Segera setelah Cao-cao mendapatkan tawanannya, dia langsung keluar dari tenda
dan
menyuruh prajurit pergi. Dan dengan tangannya sendiri dia melepaskan ikatan itu,
lalu dibawakannya pakaian dan meminta dia untuk duduk dan menanyakan
asal-usulnya.

"Namaku adalah Xu Chu, Aku dari Qiao. Ketika pemberontakan terjadi aku dan
keluargaku berjumlah beberapa ratus orang membangun benteng untuk
perlindungan.
Suatu hari pencuri datang tetapi aku telah menyiapkan batu untuk mereka. Aku
memerintahkan untuk melempar batu pada mereka, ini akhirnya berhasil menghalau
pare pencuri itu. Hari lain mereka kembali lagi dan kamu kekurangan beras. Jadi
aku setuju menukar lembu dengan beras. Mereka setuju dan datang membawa beras
dan aku menyerahkan lembu, tetapi hewan itu mengamuk dan menanduk mereka.
Aku
langsung menarik buntuk dua ekor lembu itu, masing-masing dengan satu tangan
dan
menarik mereka sejauh 100 langkah. Pencuri itu sangat terkejut dan mereka tidak
memikirkan mengenai lembu itu tetapi mereka langsung pergi. Jadi mereka tidak
pernah membuat keributan lagi di daerah ini."

"Aku Sudah mendengar mengenai kehebatanmu. "Kata Cao-cao. "Maukah kau


bergabung
dengan tentaraku ?"
"Itu adalah keinginanku." Kata Xu Chu.

Lalu Xu Chu memanggil Pasukannya, beberapa ratus jumlahnya dan mereka semua
bersujud pada Cao-cao. Xu Chu diangkat menjadi jendral dan diberi hadiah emas.
Kedua kepala pemberontak He Yi dan Huang Shao, dipenggal. Runan dan Ying
Chuang
berhasil direbut.

Cao-cao menarik pasukannya kembali ke Juan Cheng.

Xiahou Dun dan Cao Ren langsung keluar dan menyambut mereka dan berkata,
"Pengintai telah melaporkan bahwa kota YanZhou telah dibiarkan tanpa pertahanan.
Jendral Lu Bu, Xue Lan dan Li Feng, telah meninggalkan benteng dan menjarah
daerah sekitar. Kita harus bertindak sekrang. Dengan pasukan kita yang baru
memenangkan pertempuran, Kota itu akan jatuh dalam sekali pukul."

Lalu Cao-cao segera bergerak membawa pasukannya ke kota itu. Serangan sangat
tidak
diduga oleh kedua pemimpin Xue Lan dan Li Fang, Mereka segera memrintahkan
pasukan mereka untuk melawan.

Xu Chu berkata, "Aku ingin menangkap kedua orang itu sebagai hadiah perkenalan."

Tugas ini diberkan kepadanya dan dia berkuda maju. Li Fang dgn tombaknya
langsung maju melawan Xu Chu. Pertarungan itu singkat, hanya dalam 2 jurus, Li
Fang telah jatuh. Xue Lan mundur dgn pasukannya. Tetapi dia menemukan bahwa
jembatan gantung telah direbut oleh Li Dian, sehingga dia tidak dapat kembali
ke dalam kota. Xue Lan memimpin pasukannya menuju Ju Ye, Tetapi Lu Qian
mengejar
dan membunuh dia dengan panah. Pasukannya tercerai berai ke 4 penjuru.Dan
dengan
begitu Yan Zhou berhasil direbut.

Kemudian Cheng Yu mengusulkan mengadakan ekspedisi ke Pu Yang. Cao-cao


mengarahkan
pasukannya kesana. Pemimpin penyerangannya kali ini adalah Dian Wei dan Xu Chu.
Xiahou Dun dan Yuan memimpin sayap kiri dan Li Dian serta Yue Jing memimpin
sayap kanan. Yu Jin dan Lu Qian menjaga garis belakang dan Cao-cao memimpin
di tengah.

Ketika mereka mendekati Pu Yang, Lu Bu bermaksud untuk keluar sendiri dan


menyerang, Tetapi penasehatnya Chen Gong berkata,"Jendral kau tidak boleh keluar
sampai jendral yang lain tiba."

"Siapakah yang aku takutkan ?" Kata Lu Bu.

Dia tidak mendengarkan saran ini dan keluar dari kota. Dia bertemu dengan
musuhnya dan mulai melakukan pertemouran. Xu Chu langsung berhadapan dengan
Lu
Bu. Setelah 20 jurus tidak ada yg menang.

"Lu Bu Bukanlah orang yang dapat diatasi dengan mudah." Kata Cao-cao.

Dan dia mengirim Dian Wei untuk ikut melawan Lu Bu. Lu Bu bertahan dari serangan
kedua orang itu. Lalu setelah 20 jurus lagi, mereka belum ada yang menang dan
kalah. Cao-cao mengutus Xiahou Dun dan Yuan untuk membantu dari dan Li Dian dan
Yue Jing untuk membantu dari kanan. Lu Bu sekarang melawan 6 orang sekaligus.

Dian Wei dan Xu Chu menyerang Lu Bu secara membabi buta dan Xiahou Dun dan
Yuan
berusaha mendesak Lu Bu untuk jatuh dari kudanya sementara Li Dian dan Yue Jing
mengalihkan perhatian Lu Bu. Lu Bu yang marah dan terdesak, bertarung seperti
orang kesetanan, Dia memutar tombaknya kesekelilingnya dan menerjang siapa saja
yang berada didekatnya. Melihat hal ini ke 6 jendral Cao-cao menjadi gentar dan
mundur, hal ini memberika ruang buat Lu Bu untuk kabur.

Ketika Lu Bu sampai di Jembatan gantung. Dia berteriak , "Bukakan Gerbang,


Biarkan aku masuk !!"

Tetapi beberapa keluarga Tian yang melihat Lu Bu kembali dengan kekalahan,


mereka tidak membukakan gerbang.

"Kami Telah mengikuti Cao-cao !" Kata keluarga Tian itu.

Lu Bu memaki-maki mereka dan mengancamnya sebelum akhirnya meninggalkan


tempat
itu. Chen Gong kabur dari gerbang timur dgn membawa kelurga Lu Bu.

Dengan ini Pu Yang jatuh ketangan Cao-cao dan sebagai imbalan bagi keluarga Tian
mereka diampuni dari kesalahannya terdahulu.

Tetapi kata Liu Ye, "Lu Bu adalah binatang buas. Jika kita membiarkannya hidup,
dia akan menjadi bahaya yang mengancam, Kita harus memburunya !"

Liu Ye diperintahkan menjaga Pu Yang. Cao-cao mengejar Lu Bu ke Ding Tao dimana


dia bersembunyi.

Lu Bu, Zhang Miao dan Zhang Cao, semua berkumpul dikota. Gao Shun dan jendral
lainnya sedang keluar sedang memanen sawah. Pasukan Cao-cao tiba, tapi tidak
menyerang selama beberapa hari dan mundur 15 km dan membangun benteng. Ini
adalah saatnya memanen dan dia memerintahkan pasukannya untuk memanen
sawah.
Pengintai melaporkan hal ini kepada Lu Bu yang langsung datang melihat. Tetapi
ketika melihat benteng Cao-cao berada dekat dengan hutan, dia takut akan ada
perangkap disana dan mundur. Cao-cao mendengar Lu Bu datang dan pergi dan
menebak
alasannya.

"Dia Takut ada perangkap di hutan." Kata Cao-cao. "Kita akan memasang bendera
disana dan menipunya, Ada parit2x panjang dibelakang kemah, tetapi tidak ada
airnya. Disana kita akan memasang perangkap apabila dia datang untuk membakar
hutan."

Lalu Cao-cao menyembunyikan pasukannya di belakang parit kecuali sekitar 100


penabuh genderang dan dia menyuruh penduduk sekitar unutk lalu lalang didalam
benteng sehingga seolah2x benteng tidak kosong.

Lu Bu berkuda kembali dan memberitahu Chen Gong apa yang dia lihat.
"Cao-cao ini sangat licik dan banyak tipu daya" Kata Penasehatnya, "Jgn Bertindak
apapun juga."

"Aku akan menggunakan api kali ini dan membakar perangkapnya itu." Kata Lu Bu.

Keesokan paginya Lu Bu keluar dan dia melihat bendera Cao-cao dimana-mana


didalam
hutan .Dia memerintahkan pasukannya untuk menyalakan api di berbagai sisi hutan.
Tetapi terkejutnya dia bahwa tidak ada orang yang keluar untuk kembali kedalam
bentengnya. Dia mendengar genderang perang bertabuhan dan keragu-raguan
memenuhi
pikirannya. Tiba-tiba dia melihat sekelompok pasukan keluar dari persembunyian. Dia
memacu kudanya untuk melihat apa yang terjadi.

Signal Petasan dibunyikan, tiba2x pasukan keluar dari persembunyian dan


pemimpinya berhamburan keluar. Xiahou Dun, Xiahou Yuan, Xu Chu, Dian Wei, Li
Dian dan Yue Jing semua menyerang bersama-sama. Lu bu terdesak dan kabur
kedataran terbuka. Salah satu jendralnya, Cheng Lian, Tewas terbunuh panah Yue
Jing. 2/3 pasuknnya tewas dan sisanya kembali menemui Chen Gong untuk
melaporkan
apa yang terjadi.

"Kita sebaiknya pergi" Kata Chen Gong, "Kota yg kosong tidak dapat
dipertahankan."

Lalu Chen Gong dan Gao Shun beserta keluarga mereka dan keluarga Lu Bu
meninggalkan Ding Tao. Ketika Pasukan Cao-cao masuk kedalam kota, mereka tidak
menemukan perlawanan berarti. Zhang Cao melakukan bunuh diri dengan membakar
dirinya sendir dan Zhang Miao kabur ke tempat Yuan Shu.

Dengan ini seluruh daerah Timur Laut telah jatuh ketangan Cao-cao kecuali wilayah
yang dikuasai Yuan Shao. Dia kemudian menenangkan rakyat dan membangun
kembali
kota-kota dan pertahanan mereka. Semua ini terjadi pada thn ke 5 pemerintahan
kaisar Xian. (Thn 195 M).

Lu Bu yang melarikan diri bertemu dengan jendralnya dan Chen Gong. "Aku hanya
punya tentara kecil ini " kata Lu Bu, "Tetapi masih cukup untuk melawan Cao-cao!"

Anda mungkin juga menyukai