Anda di halaman 1dari 30

KANDUNGAN OBAT YANG TERDAPAT PADA TUMBUHAN JAHE (ZINGIBERACEAE)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Morsistum

Disusun oleh : YOSSI FEBRIANI NIM 31110052 Farmasi 1A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BHAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2011

ABSTRAK
Zingiberaceae (jahe-jahean) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial dan bahan bumbu. Selain yang sudah dibudidayakan, di hutan-hutan Sumatera Barat masih ditemukan jenis liar Zingiberaceae. Dari studi keanekaragaman yang telah dilakukan, secara keseluruhan ditemukan 17 jenis Zingiberaceae di kawasan Cagar alam Rimbo Panti, Sumatera Barat yakni: Alpinia malaccensis, Amomum gracile, Amomum lappaceum, Amomum testaceum, Amomum sp., Boesenbergia sp., Etlingera megalocheilos, Etlingera sp., Geocharis rubra, Globba aurantiaca, Globba flavibracteata, Globba paniculata, Hedychium longicornutum, Hornstedtia conica, Hornstedtia rubra, Hornstedtia tomentosa dan Zingiber sp. Geocharis rubra merupakan temuan distribusi baru (new record) untuk Sumatra. Sedangkan Etlingera sp. diperkirakan jenis baru (new species), namun masih diperlukan kajian yang lebih rinci untuk menjelaskan status taksonominya.

Kata kunci : Zingiberacae liar, keanekaragaman, Sumatra, new record, new species.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini tepat pada waktunya. Adapun maksud dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morsistum STIKEs Bhakti Tunas Husada. Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran dan keritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penyusun juga menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan mereka mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis juga berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi yang berkepentingan pada umumnya.

Tasikmalaya, Juni 2011 Penyusun

DAFTAR ISI
ABSTRAK KATA PENGANTAR ............................................................... DAFTAR ISI ........................................................................... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................... B. Tujuan ................................................................... C. Manfaat ................................................................. BAB II PEMBAHASAN A. Deskripsi Tanaman ................................................ B. Sentra Penanaman ................................................. C. Lingkungan Tumbuh .............................................. D. Syarat Penanaman ................................................. E. Budidaya Tanaman ................................................ F. Panen .................................................................... G. Khasiat Jahe .......................................................... H. Kadungan Kimia .................................................... I. Perkembangan Penelitian ....................................... BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................ B. Saran ..................................................................... DAFTAR PUSTAKA 25 25 3 5 6 6 7 13 15 22 23 1 2 2 i ii

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


Jika kita melihat perkembangan tanaman obat herbal Indonesia bisa di katakan sangat jauh dibandingkan dengan Negaranegara lain, padahal Indonesia kaya akan herbal yang berlimpah. Namun kenyataannya Indonesia hanya berada di urutan ke-34 pengekspor herbal di dunia, kalah jauh dengan singapura yang berada di urutan ke-4 padahal Indonesia lebih kaya tanaman obatnya dibandingkan Singapura. Begitu juga dari segi popularitas, herbal Indonesia masih kalah jauh dari Cina dan India. Cina terkenal dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) dan India terkenal dengan Ayurvedic yang sudah terkenal di seluruh dunia. Lalu kemanakah herbal Indonesia? Manfaat terapi herbal akan semakin terasa untuk penyakit penyakit degeneratif, yaitu penyakit yang disebabkan karena faktor usia dan kemunduran fungsi organ. Salah satu jenis penyakit degeneratif tersebut adalah kanker. Pengobatan barat umumnya dalam menghadapi penyakit kanker hanya ada 2 pilihan yaitu operasi yang di lanjutkan dengan kemoterapi atau kemoterapi saja karena kankernya telah masuk stadium lanjut. Tujuannya hanya memperlambat dan memperpanjang usia. Apakah pasiennya sembuh? tentu saja tidak. Disinilah peran herbal sebagai pelengkap pengobatan medis yang telah di lakukan. Hasil yang di dapat akan menjadi lebih sempurna. Contoh beberapa tanaman obat Indonesia yang sangat ampuh terhadap kanker adalah mahkota dewa, keladi tikus, temu putih, kulit manggis dan mengkudu.

Sebagai kesimpulan, marilah jadikan herbal Indonesia sebagai pelengkap pengobatan medis, bukan lagi sebagai alternatif dan jadikan herbal Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri dengan menjadikannya sebagai bagian terapi alami kita. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

B. Tujuan
Mengetahui kandungan obat yang terdapat pada tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

C. Manfaat
Memberitahu pada pembaca tentang kandungan obat yang terdapat pada tumbuhan jahe (Zingiberaceae).

BAB II PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman
Nama latin Nama Daerah Habitat : Zingiber officinale : Jahe : Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang Kandungan Kimia : Zingerone, shogaols dan gingerols , minyak volatile yang membentuk 1-3 persen dari berat jahe segar. Khasiat Nama Simplesia Klasifikasi : Kerajaan (tidak termasuk) (tidak termasuk) Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Monocots : Commelinids : Zingiberales : Zingiberaceae : Zingiber : Z. officinale : Analgesik, sedatif , antipiretik dan antibakteri. : Zingiberis Rhizoma; Rimpang Jahe.

Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial, tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga). Masyarakat Sumatera Barat terutama suku Minangkabau sudah terkenal dengan masakan yang kaya bumbu. Dengan julukan "nasi padang" pada umumnya orang berfikir akan masakan yang pedas, bersantan dan kaya bumbu. Bumbu dasar pada banyak masakan Padang adalah dari kelompok Zingiberaceae. Rendang adalah salah satu contoh masakan padang yang cukup terkenal. Bumbu dasar pada masakan rendang, tiga jenis diantaranya adalah anggota dari family Zingiberaceae yakni kunyit (Curcuma domestica), jahe (Zingiber officinale) dan lengkuas (Alpinia galanga). Sampai saat ini jahejahean yang telah dimanfaatkan merupakan tumbuhan yang telah dibudidayakan. Keadaan ini menyebabkan jenis jahejahean liar tidak dikenali, padahal jenis liar tersebut masih banyak dijumpai di hutan-hutan Sumatera Barat. Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempattempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan 4

beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998). Cagar Alam Rimbo Panti, merupakan salah satu kawasan konservasi di Sumatera Barat yang masih mempunyai hutan cukup baik. Kawasan ini mempunyai dua tipe ekosistem hutan yang unik yakni hutan pebukitan dan hutan rawa, termasuk rawa air panas. (Sub Balai KSDA, 1999). Keunikan ekosistem tersebut, membuat kawasan ini juga mempunyai keunikan dan kekayaan pada floranya. Karena itu penting sekali mengetahui keanekaragaman tumbuhan di lokasi ini, terutama untuk keperluan pendidikan, informasi wisata dan konservasi. Pada kawasan ini sebelumnya sudah pernah dilakukan beberapa penelitian mengenai keanekaragaman tumbuhan tetapi hanya terbatas pada pada taksa tertentu saja. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan diantaranya Herbarium Universitas Andalas. (1995); Widjaja (1999); Nurainas, (2000) dan Nurainas (2004). Kajian keanekaragaman pada kelompok Jahe-jahean (Zingiberaceae) ini akan melengkapi data keanekaragaman flora Cagar Alam Rimbo Panti khususnya dan Sumatera Barat pada umumnya.

B. Sentra Penanaman
Pada saat ini jahe telah banyak dibudidayakan di Australia, Srilangka, Cina, Mesir, Yunani, India, Indonesia, Jamaika, Jamaika Jepang, Meksiko, Nigeria, Pakistan. Jahe dari India mempunyai kualitas tertinggi, sedangkan

merupakan negara produsen jahe terbesar, yaitu lebih dari 50 % dari total produksi jahe dunia.

C. Lingkungan Tumbuh
Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter. Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.

D. Syarat Penanaman
1. Iklim a. Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.500-4.000 mm/tahun. b. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe memerlukan sinar matahari. Dengan kata lain penanaman jahe dilakukan di tempat yang terbuka sehingga mendapat sinar matahari sepanjang hari. c. Suhu udara optimum untuk budidaya tanaman jahe antara 20-35 derajat C. 2. Media Tanam a. Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yang subur, gembur dan banyak mengandung humus. b. Tekstur tanah yang baik adalah lempung berpasir, liat berpasir dan tanah laterik. c. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum untuk jahe gajah adalah 6,8-7,0. 3. Ketinggian Tempat Jahe tumbuh di daerah tropis dan subtropis dengan ketinggian 0-2.000 m dpl. Tetapi pada umumnya di Indonesia ditanam pada ketinggian 200-600 m dpl.

E. Budidaya Tanaman
1. Pembibitan a. Persyaratan Bibit Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yang tinggi), dan mutu fisik. Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain: 1) Bahan bibit diambil langsung dari kebun (bukan dari pasar). 2) Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9-10 bulan). 3) Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau lecet. b. Teknik Penyemaian Bibit Untuk pertumbuhan tanaman yang serentak atau seragam, bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan. Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan. 1) Penyemaian pada peti kayu Rimpang sekitar 1-1,5 jahe bulan. yang baru dipanen rimpang dijemur tersebut sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan Patahkan dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari. Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian dasar peti kayu

diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah disemai. 2) Penyemaian pada bedengan Buat rumah penyemaian sederhana ukuran 10 x 8 m untuk menanam bibit 1 ton (kebutuhan jahe gajah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami, dan di atasnya diberi rimpang lalu diberi jerami pula, demikian seterusnya, sehingga didapatkan 4 susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami. Perawatan bibit pada bedengan dapat dilakukan dengan penyiraman setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan setiap potongan memiliki 3-5 mata tunas dan beratnya 40-60 gram. c. Penyiapan Bibit Sebelum ditanam, bibit harus dibebaskan dari ancaman penyakit dengan cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan fungisida sekitar 8 jam. Kemudian bibit dijemur 2-4 jam, barulah ditanam. 2. Pengolahan Media Tanam a. Persiapan Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang 8

dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus ditambah atau dikurangi keasaman dengan kapur. b. Pembukaan Lahan Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang lebih dari 30 cm dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi tanah yang gembur atau remah dan membersihkan tanaman pengganggu. Setelah itu tanah dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yang kedua sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg. c. Pembentukan Bedeng Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm, sedangkan lahan. d. Pengapuran Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur hara didalamnya, terutama fosfor (p) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media perkembangan Pengapuran kalium yang juga beberapa berfungsi diperlukan cendawan penyebab unsur untuk 9 penyakit fusarium sp dan pythium sp. menambah tanaman sangat panjangnya disesuaikan dengan kondisi

mengeraskan bagian tanaman yang berkayu, merangsang embentukan bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah dan merangsang pembentukan biji. 1) Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha. 2) Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha. 3) Derajat keasaman 6 (agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha. 3. Teknik Penanaman a. Penentuan Pola Tanam Pembudidayaan jahe secara monokultur pada suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan produksi dan produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian. Penanaman tanaman lain sebagai berikut: 1) Mengurangi kerugian yang disebabkan naik turunnya harga. 2) Menekan biaya kerja, seperti: tenaga kerja pemeliharaan tanaman. 3) Meningkatkan produktivitas lahan. 4) Memperbaiki sifat fisik dan mengawetkan tanah akibat rendahnya pengganggu). Praktek di lapangan, dengan ada Jahe yang seperti ditumpangsarikan sayur-sayuran, pertumbuhan gulma (tanaman jahe secara tumpangsari dengan mempunyai keuntungan-keuntungan

ketimun, bawang merah, cabe rawit, buncis dan lain-lain. Ada juga yang ditumpangsarikan dengan palawija, seperti 10

jagung, kacang tanah dan beberapa kacang-kacangan lainnya. b. Pembuatan Lubang Tanah Untuk menghindari pertumbuhan jahe yang jelek, karena kondisi air tanah yang buruk, maka sebaiknya tanah diolah menjadi bedengan-bedengan. Selanjutnya buat lubang-lubang kecil atau alur sedalam 3-7,5 cm untuk menanam bibit. c. Cara Penanaman Cara penanaman dilakukan dengan cara melekatkan bibit rimpang secara rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang sudah disiapkan. Penanaman jahe sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar bulan September dan Oktober. d. Pemeliharaan Tanaman 1) Penjarangan dan Penyulaman Sekitar 2-3 minggu setelah tanam, hendaknya diadakan untuk melihat rimpang yang mati. Bila demikian harus segera dilaksanakan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain, maka sebaiknya dipilih bibit rimpang yang baik serta pemeliharaan yang benar. 2) Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman jahe berumur 2-4 minggu kemudian dilanjutkan 3-6 minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu penyiangan yang lagi, tumbuh. sebab Namun pada setelah jahe berumur 6-7 bulan, sebaiknya tidak perlu dilakukan umur tersebut rimpangnya mulai besar.

11

3) Pembubunan Tanaman maka tanah jahe harus memerlukan digemburkan. tanah Disamping yang itu peredaran udara dan air dapat berjalan dengan baik, tujuan pembubunan untuk menimbun rimpang jahe yang kadang-kadang muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yang berfungsi untuk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali dilakukan pembumbunan pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yang terdiri atas 3-4 batang tergantung semu, umumnya kondisi pembubunan tanah dan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun kepada banyaknya hujan. 4) Pemupukan Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2-4 bulan). Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik 15-20 ton/ha. Pemupukan tahap kedua digunakan pupuk kandang dan pupuk buatan (urea 20 gram/pohon; TSP 10 gram/pohon; dan ZK 10 gram/pohon), serta K2O (112 kg/ha) pada tanaman yang berumur 4 bulan. Pemupukan juga dilakukan dengan pupuk nitrogen (60 kg/ha), P2O5 (50 kg/ha), dan K2O (75 kg/ha). Pupuk P diberikan pada awal tanam, pupuk N dan K 12

diberikan pada awal tanam (1/3 dosis) dan sisanya (2/3 dosis) diberikan pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan. Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam bentuk alur dan ditanam di sela-sela tanaman. 5) Pengairan dan Penyiraman Tanaman Jahe tidak memerlukan air yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya, akan tetapi pada awal masa tanam diusahakan penanaman pada awal musim hujan sekitar bulan September; 6) Waktu Penyemprotan Pestisida Penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan mulai dari saat penyimpanan bibit yang untuk disemai dan pada saat pemeliharaan. Penyemprotan pestisida pada fase pemeliharaan biasanya dicampur dengan pupuk organik cair atau vitamin-vitamin yang mendorong pertumbuhan Jahe.

F. Panen
1. Panen a. Ciri dan Umur Panen Pemanenan dilakukan tergantung dari penggunaan jahe itu sendiri. Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe gajah akan mengering

13

pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih. b. Cara Panen Cara panen yang baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak disebar. c. Prakiraan Produksi Produksi rimpang segar untuk klon jahe gajah berkisar antara 15-25 ton/hektar, sedangkan untuk klon jahe emprit atau jahe sunti berkisar antara 10-15 ton/hektar. 2. Pascapanen a. Penyortiran dan Penggolongan Rimpang kemudian dipilih (sortasi) berdasarkan ukuran dengan panjang, yang baik lebar, besar dan kecil pada untuk kunyit memisahkan bahan yang berkualitas rendah (rusak) (seragam). Sortasi dilakukan melalui dua tahap, yaitu sortasi basah dan kering. Sortasi basah dilakukan pada bahan segar untuk memisahkan bahan-bahan dari kotoran berupa tanah, sisa tanaman, dan gulma yang dimungkinkan mencemari bahan hasil panen. Sortasi kering dilakukan pada bahan yang telah mengalami pengeringan guna memisahkan bahan-bahan dari benda-benda asing, seperti kerikil, tanah dan kotoran-kotoran lain. Setelah bersih, rimpang dikumpulkan dalam wadah berupa karung untuk

14

memudahkan b. Penyimpanan

pengangkutan

dan

mempertahankan

kebersihan rimpang hasil panen selama pengangkutan. Rimpang disimpan dalam gudang yang memiliki ventilasi baik dan lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki penerangan yang cukup, serta bersih dan terbebas dari hama gudang. Untuk mencegah timbul hama gudang seperti rayap, dilakukan dengan mengoleskan oli bekas pada lantai gudang. Setelah oli itu kering baru dipasang bantalan dari kayu, untuk meletakkan jahe yang telah dimasukkan dalam karung. Upaya yang dilakukan untuk menghindari serangan hama/cendawan yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida/fumigasi sebelum gudang digunakan.

G. Khasiat Jahe
1. Jahe Dan Kesehatan Sudah saatnya kita membebaskan diri dari zat-zat kimia yang dibawa oleh makanan-makanan import, dan sudah saatnya pula kita merubah filosofi makan kita. Kita kembalikan lagi ke tujuan awal bahwa kita makan intinya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran. Berbagai jenis minuman nusantara yang dapat digolongkan sebagai pangan fungsional antara lain wedang jahe, wedang secang, wedang jeruk, beras kencur, kunyit asam, bir temulawak, bir plethok, ronde, sekoteng, bandrek, serbat dan dadih. Khasiat minuman tradisional antara lain, dapat menghangatkan tubuh, mencegah masuk angin,

15

batuk, influenza, reumatik, meningkatkan stamina tubuh, melancarkan pencernaan dan anti diare. Namun dalam hal ini saya akan menitik beratkan pada Jahe, Kenapa Jahe? Karena Pada Jahe banyak sekali khasiat untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Adapun Khasiat Jahe antara lain: a. Mampu meredakan nyeri lambung dan memulihkan radang sendi. b. Jahe terbukti berkhasiat sebagai karminativum atau dapat merangsang keluarnya gas dari perut sehingga mampu mengobati masuk angin. c. Sifatnya yang menghangatkan tubuh juga dipercaya mengurangi rasa mual, batuk dan gejala flu ringan. d. Penelitian lain menyebutkan, kandungan enzim protease dan lipase yang protein terkandung dan dalam jahe berfungsi yang memecah lemak. Enzim inilah

membantu mencerna dan menyerap makanan sehingga meningkatkan napsu makan. e. Jahe juga melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung. Senyawa aseton dan methanol pada jahe juga mampu menghambat terjadinya iritasi pada saluran pencernaan. Manfaatnya, nyeri lambung bisa dikurangi dengan mengkonsumsi jahe. Peradangan pada arthritis/radang sendi juga bisa ditanggulangi dengan banyak mengkonsumsi jahe karena jahe menghambat produksi prostaglandin, hormon dalam tubuh yang dapat memicu peradangan. f. Merangsang pelepasan hormon adrenalin yang dapat memperlebar pembuluh darah sehingga tubuh menjadi hangat, darah mengalir lebih lancar dan tekanan darah menurun.

16

g. Jahe Juga mengandung senyawa cineole dan arginine yang mampu mengatasi ejakulasi dini. Senyawa ini juga merangsang pun ereksi, mencegah sebagai kemandulan food dan atau memperkuat daya tahan sperma. Tak salah jika orang menjulukinya aphrodisiac makanan pendongkrak gairah seksual, istimewa bukan? h. Pengobatan kanker indung telur, Jahe merupakan salah satu senjata yang efektif dalam pengobatan kanker indung telur. i. Mencegah kanker kolon, Karena jahe juga bisa memperlambat pertumbuhan sel-sel kanker kolorektal. j. Penyembuhan mual akibat hamil, Hasil review dari beberapa studi menunjukkan, jahe juga sama efektifnya dengan vitamin B6 dalam mengatasi mual yang dipicu oleh kehamilan. k. Meredakan migraine, Penelitian menemukan, jahe bisa meredakan rasa sakit migrain dengan cara menghentikan kerja prostaglandin, penyebab rasa sakit dan peradangan si pembuluh darah. l. Meredakan kram, Dalam sistem pengobatan China, jahe juga digunakan untuk mengatasi kram akibat menstruasi. m. Mencegah rasa sakit akibat diabetes, Sebuah studi yang dilakukan pada tikus penderita diabetes menemukan, tikus yang diberikan jahe mengalami penurunan kejadian rasa sakit akibat diabetes.

2. Jahe dan SEKS Kamasutra, buku pedoman seks yang terkenal juga mengungkapkan peran jahe dalam meningkatkan dorongan seks. Jahe, merupakan stimulan yang kuat yang mampu

17

untuk meningkatkan kinerja, memperbaiki ereksi, dan mencegah ejakulasi dini. Jika dihubungkan dengan dorongan seks perempuan, jahe dapat Pada membantu pria, jahe meningkatkan libido dan meningkatkan sensasi. mampu meningkatkan hormon testosteron. Kita ketahui, hormon testosteron merupakan hormon yang membantu menjaga libido dan dorongan seks seorang pria. Panas dari jahe, bisa meniru panas tubuh yang diproduksi selama rangsangan seksual. Keadaan seperti ini membantu memicu semacam efek plasebo pada tubuh, yang membuat orang untuk mengalami rangsangan seksual. Dengan manfaat jahe seperti di atas, tidak berlebihan bukan bila di saat malam hari dengan cuaca dingin konsumsi jahe dengan aneka olahannya sungguh banyak dimintati! Selain dapat menghangatkan suhu tubuh, kemampuannya yang membuat seseorang menjadi "greng" ini rupanya yang membuat jahe senantiasa dicari oleh banyak orang! Tidak aneh bila jahe menjadi empon-empon yang harganya relatif lebih mahal dibanding dengan emponempon lain !!!

3. Jahe Penghilang Mual dan Kembung Jahe dikenal baik di masyarakat Indonesia sebagai salah satu rempah. Hampir semua wilayah di tanah air umumnya memanfaatkan jahe sebagai salah satu bahan masakan penting. Dalam taksonomi tanaman, jahe (Zingiber officinale) termasuk dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, klas Monocotyledonae, ordo Zingiberales, famili Zingiberaceae, dan genus Zingiber. Jahe dalam

18

bahasa Inggris dikenal dengan sebutan ginger, ada dalam bahasa Bengali, jeung, ciang, atau jiang dalam bahasa Cina, zenzero dalam bahasa Italia, dan jengibre dalam bahasa Spanyol. Di beberapa daerah di Indonesia juga dikenal dengan sebutan aliah (Sumatra), jahi (lampung), jae (Jawa, sasak), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), dan pese (Bugis). Menurut data dari Bagian Riset dan Pengembangan PT Sido Muncul, jahe mengandung satu sampai empat persen minyak atsiri dan oleoresin. Komposisi minyak yang terkandung bervariasi tergantung dari geografi tanaman berasal. Kandungan utamanya yaitu zingiberene, arcurcumene, sesquiphellandrene, dan bisabolene. Secara tradisional jahe digunakan sebagai peluruh dahak atau obat batuk, peluruh keringat, peluruh angin perut, diare, dan pencegah mual. Baik untuk menghilangkan mual dan kembung karena perjalanan jauh (mabuk darat, mabuk udara, atau mabuk laut) bahkan pada beberapa buku teks pengobatan menganjurkan wanita hamil agar mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual dan muntah selama kehamilan. Pembuktian ilmiah telah dilakukan di Inggris yang menunjukkan jahe efektif mengurangi mual bahkan mual yang timbul setelah operasi. 4. Jahe sebagai Obat dan Bumbu Masakan Jahe yang berasal dari Asia Tenggara, biasa ditanam di daerah beriklim tropis dan terkenal dengan umbi akarnya yang memiliki rasa pedas dan beraroma tajam. Tanaman ini menghasilkan gerombolan kuncup bunga yang bewarna putih dan merah yang akan merekah pada musim dingin. Karena keindahan dan kemampuannya beradaptasi dengan iklim panas, tanaman ini sering digunakan untuk 19

pertamanan. Batangnya yang berada di bawah permukaan tanah, membentuk gerombolan, tebal, dan bewarna seperti tanah. Sedangkan yang di atas tanah, tumbuh sekitar 12 inci dipermukaan, daunnya hijau dan bertulang tipis, bunganya bewarna putih atau hijau kekuningan. Jahe merangsang keluarnya ludah. Minyak volatile dan campuran aroma phenol (seperti pada gingerols dan shogaols)merupakan komponen penting yang ada pada akar jahe. Penelitian di bidang pengobatan menunjukkan bahwa akar jahe efektif untuk mual-mual selama dalam perjalanan. Karena mengandung banyak antioksidan, maka akarnya dikeringkan dan dibuat menjadi pil. Gingerale dan bir jahe telah lama digunakan sebagai pereda sakit perut. Air jahe digunakan pada banyak negara sebagai pencegah kejang karena cuaca yang sangat panas. Bubuk jahe yang masih segar biasanya digunakan untuk pilek, gejala flu, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Menurut beberapa peneliti, jahe dapat menurunkan kolesterol dan mencegah pembekuan darah, sehingga dapat terhindar dari struk dan serangan jantung. Karena itulah jahe harus menjadi makanan sehari-hari. Bicara mengenai kegunaannya pada masakan, jahe merupakan bahan penting setiap masakan. Jahe dapat digunakan sebagai penambah rasa dan pemanis daging sehingga mudah untuk dicerna. Jahe dapat dipakai dalam keadaan segar atau kering, diparut atau dicampur gula, dan sebagai sirup atau cuka. Di samping sebagai penguat rasa pada kari dan hidangan vegetarian, jahe seringkali digunakan sebagai campuran teh oleh orang-orang Asia. Di negara-negara seperti China dan Jepang, jahe digunakan untuk bumbu sup atau saus. Sangat mengejutkan karena penggunaan jahe pada hidangan20

hidangan Eropa menurun sejak abad ke 18. Namun untuk minuman, sajian mentah dengan tahu atau mie, roti, kue, dan biskuit, jahe masih tetap digunakan. 5. Jahe Meredakan Nyeri Lambung sampai Radang Sendi Jahe (Zingiber officinale) bukan hanya populer sebagai bumbu masakan, tetapi juga tanaman obat yang telah dimanfaatkan tradisional manusia selama ribuan mual tahun. dan Sampai sekarang jahe masih digunakan secara luas sebagai obat untuk mengatasi gangguan pencernaan, Karena jahe mengandung sejumlah zat gizi seperti vitamin A, B1, C, Asam-asam amino, dan sebagainya. Unsur-unsur berkhasiat obat yang juga memberikan rasa tajam/kuat pada jahe adalah minyak - minyak asiri, gingerol, dan shogaol. Manfaat jahe dapat melindungi sistem pencernaan dengan menurunkan keasaman lambung (menaikkan pHnya), menururnkan sekresi pada asam lambung dengan tetapi cara meningkatkan aktivitas enzim pencernaan. Jahe dapat mengurangi peradangan artritis menghambat produksi prostaglandin (hormon dalam tubuh yang memicu peradangan), juga membantu melancarkan pembuangan ampas makanan karena gingeol dalam jahe dapat mempengaruhi peningkatan sekresi cairan empedu yang akan mengaktifkan gerak peristaltik usus, juga mengurangi risiko aterosklerosis dengan cara menghambat proses penggumpalan darah. Selain itu juga jahe untuk mengatasi mabuk kendaraan, pusing dan mual, mengurangi kembung dan nyeri kronis atau rematoid artritis 1-2 gr tepung jahe segar, atau 1,25 cm irisan jahe segar, atau 250 mg suplemen jahe empat kali sehari. Jahe dapat diseduh

21

dan diminum seperti teh, tiga kali sehari atau jika diperlukan setiap empat jam sekali. Teh jahe juga baik untuk meredakan reaksi tak nyaman akibatnya batuk atau flu. Jika memakai suplemen jahe pastikan tertulis mengandung gingerol dan shogaol. Dan untuk mengurangi rasa nyeri dada akibat batuk atau flu, kunyah sedikit jahe segar, minum teh jahe, atau minum satu sendok teh madu yang diberi sedikit air perasa jahe.

H. Kadungan Kimia
Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron. Selain zingeron, juga ada senyawa oleoresin (gingerol, shogaol), senyawa paradol yang turut menyumbang rasa pedas ini. Zingeron (4-(4-hidroksi-3-metoksifenil)-2-butanon) Zingeron memiliki berat molekul 194,22 g/mol, titik leleh 40410C dan titik didih 187-1880C pada 14 mmHg. Berat molekulnya yang besar dan gugus karbonil yang polar pada rantainya membuat molekul zingeron saling tarik menarik secara kuat. Hasilnya, zingeron tidak mudah menguap. Bau zingeron pada jahe tidak kuat namun ekor hidrokarbonnya memberikan reseptornya. Zingeron digunakan sebagai perasa buatan Zingeron ialah suatu pemblok -adrenoseptor sehingga dapat menghambat oksidasi lipid. Ini menyebabkan zingeron memiliki efek kardioprotektif sehingga dapat digunakan sebagai obat berbagai penyakitt kardiovaskular. Zingeron juga memiliki rasa pada jahe ketika ini kontak dengan

22

aktivitas sebagai antioksidan yang berguna bagi kehidupan manusia. Jahe merupakan rimpang dari tanaman bernama ilmiah Zingiber Officinale Roscoe. Tanaman jahe berasal dari Asia Pasifik dan tersebar dari India sampai Cina. Di dunia perdagangan, penanaman jahe berdasarkan daerah asalnya, misalkan jahe Afrika, jahe Chochin atau jahe Jamika. Sejak 250 tahun yang lalu, di Cina Jahe sudah digunakan sebagai bumbu dapur dan obat. Di Malaysia, Filipina, dan Indonesia jahe banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sedangkan di Eropa pada abad pertengahan, jahe digunakan sebagai aroma pada bir. Jahe sering kita temui sehari-hari. Banyak manfaat yang kita dapat dari penggunaan jahe. Diantaranya sebagai bumbu masak, pemberi aroma, dan rasa pada roti, kue, biscuit, kembang gula, serta berbagai minuman (bandrek, sekoteng, dan sirup). Jahe juga dapat digunakan pada obat tradisional sebagai obat sakit kepala, obat batuk, masuk angin,untuk mengobati gangguan pada saluran pencernaan, stimulansia, diuretik, rematik, menghilangkan rasa sakit, obat antimual dan mabuk perjalanan, karminatif (mengeluarkan gas dari perut), kolera, diare, sakit tenggorokan, difteria, neuropati, sebagai penawar racun ular dan sebagai obat luar untuk mengobati gatal digigit serangga, keseleo, bengkak serta memar.

I. Perkembangan Penelitian
Pada 2 Maret 2011 Industri Jahe R & D Levy peraturan yang diajukan di parlemen. Peraturan memperkenalkan dari 1 April 2011 sebuah undang-undang baru R & D retribusi jahe dibayarkan kepada Research Industri Pedesaan dan Development Corporation. Retribusi telah dilaksanakan di

23

bawah Industri Primer (Cukai) Retribusi Undang-Undang 1999 dan Industri Primer Retribusi dan Biaya Koleksi UU 1991 The ad valorem tarif retribusi petani jahe adalah setengah dari satu persen (0,5%) pada penjualan jahe segar, jahe biji, jahe dan jahe organik untuk pengolahan, akan dikumpulkan pada titik domestik pertama penjualan. Pengecualian berlaku untuk jahe segar yang dijual di pasar ekspor, jahe dijual langsung kepada publik melalui pasar petani dan warung pinggir jalan dan jahe benih yang digunakan oleh produsen benih untuk tumbuh jahe mereka sendiri. Retribusi akan menarik pembayaran Pemerintah Australia yang cocok untuk memenuhi syarat R & D pengeluaran. Sebuah RIS disiapkan oleh Departemen Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan disetujui oleh OBPR tersebut.

24

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan


Famili jahe-jahean (Zingiberaceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang kita tahu telah banyak dimanfaatkan. Kegunaannya tidak hanya sebagai tanaman obat, juga merupakan sumber panghasil minyak esensial, tanaman industri dan bahan bumbu. Tiga jenis diantaranya sudah umum diperdagangkan dan dibudidayakan yakni Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit) dan Elatteria cardamomum (gardamunggu atau kapulaga). Jahe-jahean pada umumnya berupa tumbuhan terrestrial yang tumbuh di hutan tropis, terdapat pada dataran rendah di hutan-hutan pebukitan, tercatat pada ketinggian 200-500 m dpl. Habitat yang disenangi jahe-jahean umumnya tempattempat lembab. Beberapa jenis juga ditemukan pada hutan sekunder, hutan yang terbuka, pinggir sungai, rawa-rawa dan kadang dapat tumbuh pada daerah terbuka dengan cahaya matahari penuh. Beberapa jenis dari Etlingera tumbuh pada hutan sekunder atau lokasi hutan yang baru terbuka yang mana bisa tumbuh dengan cepat seperti gulma. Bahkan beberapa diantaranya dapat dijadikan indikator kerusakan habitat (Larsen et al, 1999; Sirirugsa, 1998).

B. Saran
Disarankan, pada orang yang mempunyai penyakit hendaknya diobati dengan cara tradisional, dengan cara meramu tanaman-tanaman yang ada khasiatnya. Karena obat tradisional efek kimianya tidak terlalu berlebihan dan tidak akan menimbulkan over dosis.

25

DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unand.ac.id/4021/1/Nuraini_Artikel.pdf http://obat-obatherbal.com/indonesia-kaya-akan-tanaman-obatobatherbal/ http://id.shvoong.com/f/tags/jahe/page-2/ http://ris.finance.gov.au/2011/05/17/ginger-industry-researchanddevelopment-rd-levy-regulation-impact-statement%E2%80%93-department-of-agriculture-fisheries-andforestry/ http://id.wikipedia.org/wiki/Jahe http://logku.blogspot.com/2011/02/khasiat-kandungan-bahankimia- di-dalam.html http://www.blogster.com/stinky/nada-sambung

Anda mungkin juga menyukai