Anda di halaman 1dari 25

BAB I MASALAH YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PROGRAM LATIHAN PROFESI (PLP)

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan suatu lembaga pendidikan tinggi yang bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan akademik dan profesional. UPI memandang perlu bahwa Program Latihan Profesi sebagai bagian dari program kulikuler yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa baik program Diploma maupun Strata 1 (S1) Program Latihan Profesi (PLP) merupakan salah satu kegiatan pendidikan dan pelatihan profesional tenaga pendidik (guru) dan tenaga lainnya, sebagai mata kuliah yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa UPI, Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan calon-calon tenaga pendidik atau guru, tenaga kependidikan lain, dan calon pemegang profesi lainnya. Kegiatan PLP ini bertujuan agar para mahasiswa mendapat pengalaman kependidikan secara langsung di lapangan Selama melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMA Pasundan 8 Bandung telah banyak pengalaman berharga yang diperoleh praktikan. Praktikan mendapatkan kesernpatan untuk mernpraktikan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah, meskipun dalam pelaksanaannya tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan apa yang telah direncanakan Adapun kendala atau permasalahan yang dihadapi praktikan selama melaksanakan PPL di SMA Pasundan 8 Bandung adalah sebagai berikut:
1 Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

a.

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Agar proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai dengan tujuan

pendidikan yang tertuang dalam GBPP, maka sseorang guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan langkah awal yang dilakukan oleh guru sebelum memulai proses belajar mengajar, dimana dalam RPP tercakup segala hal penting diantaranya strategi belajar mengajar, alat dan sumber belajar, dan evaluasi. Sehingga jelas tergambar tujuan yang akan dicapai untuk menentukan keberhasilan dalam mengajar. Penyusunan RPP ini disesuaikan dengan sistematika langkahlangkah penyusunan RPP yang telah diajarkan dalam mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Sistematika ini tidak menutup kemungkinan akan terdapat perbedaan antara pelajaran yang ada di perkuliahan dengan yang ada di lapangan Kesulitan-kesulitan yang dialami praktikan dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut: 1. Merancang RPP karena perbedaan bentuk dan format RPP yang dipelajari di kampus dengan kenyataan di

lapangan 2. Merumuskan TPK dan TPU dan merumuskan dengan evaluasi yang dan sesuai relevan

kemampuan

dengan tujuan pembelajaran khusus

3. Mengatur alokasi waktu yang harus disesuaikan dengan materi yang akan diberikan 4. Menentukan metode mengajar dan media yang bagaimana yang dapat menimbulkan minat belajar yang tinggi untuk siswa 5. Kesulitan pengembangan bahan

pelajaran atau materi pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta

diklat/siswa,

karena

disebabkan

ketidaksesuaian antara materi yang telah disampaikan dengan materi

perkuliahan yang telah dipelajari. b. Proses Penampilan Penampilan menuntut kesiapan mental, penguasaan materi yang akan disampaikan serta kemampuan dalam menyampaikan materi dengan baik, sehingga dapat tercapai suasana pembelajaran yang kondusif, komunikatif, dan interaksi pembelajaran yang efektif dan efisien. Kesulitan yang paling terasa oleh praktikan yaitu bagaimana menyesuaikan diri di dalam kelas, bagaimanan menguasai kelas karena kelas merupakan tempat atau lingkungan baru bagi praktikan. Masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan selama mengajar
3 Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

diantaranya sebagai berikut: 1. Kurangnya penguasaan materi 2. Bagaimana cara menguasai kelas

selama pembelajaran berlangsung 3. Bagaimana cara menarik perhatian

siswa terhadap materi yang diajarkan 4. Perbedaan latar belakang siswa yang menyebabkan perbedaan pemahaman 5. Agak sulit mengkoordinasikan kelas dan siswa untuk menimbulkan minat belajar dan berkonsentrasi pada materi yang disampaikan 6. Kesulitan dalam menyamakan atau memahami kondisi siswa untuk setiap kelasnya 7. Ketepatan alokasi waktu yang telah ditetapkan dalam RPP tidak sesuai dengan pembelajaran 8. Kurangnya sarana pada siswa seperti buku pegangan, modul atau lembar kerja, sehingga proses belajar mengajar menjadi sedikit terhambat proses pelaksanaan

9. Bagaimana mengoptimalkan alat atau media pembelajaran yang ada 10. Ketika melakukan praktek sulit untuk mengontrol siswa c. Bimbingan Belajar/Kegiatan Ekstrakurikuler Bimbingan belajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat menunjang Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Begitupun dengan kegiatan Ekstra Kurikuler yang dilakukan oleh siswa merupakan kegiatan yang dapat menjadi wahana belajar dalam berorganisasi serta bersosialisasi, juga sebagai sarana pendewasaan kepribadian siswa dan juga sebagai persiapan siswa terjun ke masyarakat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah. Bimbingan belajar ini bertujuan supaya praktikan mendalami dan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa. Selain praktikan melakukan bimbingan, praktikan juga dilibatkan dalam kegiatan bimbingan belajar siswa dan juga ekstrakurikuler. Kegiatan bimbingan dilakukan untuk dapat membantu siswa, khususnya yang mengalami kesulitan belajar dan siswa lain pada umumnya, dengan cara memberi masukan dan arahan agar dapat lebih baik. Kegiatan ini dilakukan tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga diluar kelas dengan memanfaatkan waktuwaktu luang siswa dan dilakukan secara personal. Bentuk partisipasi dalam kegiatan PLP di luar kegiatan belajar mengajar
5

biasa

disebut

dengan

ekstrakurikuler.

Dalam

kegiatan

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

ekstrakurikuler, siswa-siswi SMA Pasundan 8 Bandung diharapkan mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di sekolah. Permasalahan yang praktikan hadapi dalam melaksanakan bimbingan ini ialah praktikan merasa kesulitan mencari bahan motivasi yang benarbenar dibutuhkan oleh para siswa, terutama bahan motivasi untuk semangat belajar dan bekerja keras. Sedangkan permasalahan yang timbul dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu adanya kesulitan praktikan dalam melibatkan diri, dalam artian berperan serta membantu para siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, karena adanya keterbatsan kemampuan praktikan. d. Partisipasi dalam kehidupan Sekolah Kegiatan lain yang dilaksanakan praktikan selain melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, praktikan dituntut untuk berpartisipasi dalam kehidupan sekolah, yaitu sebagai berikut: 1. Mengikuti upacara bendera setiap hari senin, waktunya 2 minggu sekali. 2. Mengikuti setiap kegiatan yang diadakan sekolah di luar KBM. 3. Melaksanakan piket guru guru merupakan kegiatan yang

4. Piket

dilaksanakan untuk menunjang terlaksananya kegiatan belajar di sekolah. Tugas yang harus dilaksanakan oleh petugas piket guru adalah: Menerima tamu yang berkepentingan di

sekolah Melayani siswa yang membuat surat izin masuk karena terlambat maupun surat izin keluar karena sakit atau keperluan lainnya. Menyampaikan tugas yang diberikan oleh guru yang berhalangan hadir Melaksanakan absensi guru yang sedang melaksanakan KBM Membunyikan bel masuk kelas, istirahat dan pulang Mengecek absen guru dan siswa Menyampaikan pesan atau surat kepada yang berkepentingan e. Proses Bimbingan Untuk kelancaran dalam pencapaian tujuan PLP ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari semua pihak, terutama pembimbing. Proses bimbingan yang dilakukan dengan dosen luar biasa PLP berlangsung baik. Dosen luar biasa merupakan orang yang paling banyak berinteraksi dengan praktikan. Selama melaksanakan PLP ini, dirasakan hubungan antara praktikan dengan dosen luar biasa sangat komunikatif dan lancar. Dosen luar biasa atau guru pamong telah banyak membantu pengarahan kepada praktikan, menjelaskan materi yang harus disampaikan kepada siswa,

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

pengelolaan kelas, pembuatan RPP dan sebagainya. Dosen tetap dengan segala aktivitas dan kesibukannya selalu menyempatkan untuk memberikan pengarahan, bimbingan kepada praktikan secara informal ataupun komunikasi melalui telepon. Keberadaan dosen tetap ini sangat membantu praktikan dalam melaksanakan PLP terutama pada saat praktikan menempuh ujian PLP Proses bimbingan dengan supervisor tidak pernah dilaksanakan secara langsung disekolah kemungkinan dikarenakan aktivitas dan kesibukan beliau yang menumpuk, maka dari itu praktikan menyiasati kendala ini dengan melakukan kegiatan bimbingan di kampus UPI. Mengenai masalah bimbingan, praktikan sama sekali tidak mengalami kesulitan dalam berkonsutasi baik dengan dosen tetap maupun dosen luar biasa.

BAB II FAKTOR PENYEBAB MASALAH YANG DIHADAPI

a. Penyusunan Rencana Pelaksanan Pembelajaran Masalah-masalah yang dihadapi praktikan dalam hal penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada umumnya berkisar pada hal-hal yang bersifat teknis. Hal tersebut timbul dikarenakan masih minimnya pengalaman praktikan di dalam penyusunan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran. Selain itu peraktikan juga merasa kesulitan dengan format baru yang dimiliki sekolah. Hal ini karena terkadang guru pun masih merasa kebingungan dan belum paham betul mengenai format baru tersebut. Penyusunan rencana pengajaran merupakan faktor yang sangat penting bagi guru dalam proses belajar mengajar, sehingga masalah yang terdapat dalam. penyusunan rencana pengajaran ini harus segera dicari penyelesaiannya. Namun sebelumnya kita harus mencari faktor penyebab masalah dalam penvusunan rencana pengajaran yang diantaranya sebagai berikut: 1. perbedaan dalam bentuk dan format penyusunan RPP 2. perbedaan kodisi dan kemampuan siswa 3. terbatasnya pengetahuan dan kemmpuan praktikan dalam menetukan metode dan media pengajaran
9 Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

4. penentuan alokasi waktu pada saat mengajar dengan materi yang disampaikan

Dalam pembuatan media pengajaran terkadang praktikan merasa kesulitan untuk meyesuaikannya dengan materi yang akan diajarkan, karena akuntansi dalam benak praktikan harus banyak berkonsep praktek bukan teoritis sehingga pemahaman peserta didik akan materi pun dapat terjadi dengan lebih cepat dan kena sasaran. Kesulitan dalam pembuatan dan penyesuaian media pembelajaran tersebut disebabkan oleh adanya keterbatasan media, serta keterbatasan dana. Dalam hal penentuan indikator atau hasil unjuk kerja, praktikan dalam prakteknya masih belum dapat menganalisis secara tepat indikator yang menjadi sasaran pada tiap pertemuan. Selain itu, dalam pengimplementasiannya di kelas penjabaran indikator atau hasil unjuk kerja tersebut pun terkadang belum dapat tercapai secara maksimal. Dalam penentuan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk tiap-tiap sesi di kelas, kesulitan yang ditemui praktikan umumnya disebabkan praktikan masih belum dapat menerapkan pembagian waktu tersebut secara tepat waktu, masalah yang terjadi kemudian adalah terjadinya kekurangan waktu dalam penyampaian materi sehingga menyebabkan proses KBM kurang efisien. Dalam hal menentukan strategi pembelajaran, masalah yang dihadapi biasanya timbul manakala praktikan harus dapat menyesuaikan

materi ajar dengan konsep skenario/strategi pembelajaran. Karena materi ajar yang akan diberikan belum tentu dapat disampaikan dengan strategi pembelajaran yang ada. b. Proses Penampilan Dalam hal proses penampilan di kelas dan proses KBM, masalah yang timbul biasanya bersifat individual yang bersumber dari faktor internal praktikan dan eksternal yaitu suasana kelas. Kesulitan untuk memotivasi minat peserta didik untuk belajar timbul dikarenakan adanya perbedaan karakter tiap peserta didik, sehingga penggunaan strategi motivasional yang bersifat massal dirasakan kurang efektif diterapkan untuk kelas yang majemuk. Sedangkan penggunaan strategi motivasional yang bersifat personal pun tidak mungkin dilakukan dikarenakan keterbatasan waktu yang praktikan miliki. Kesulitan dalam hal pengondisian kelas yang terjadi hanya bersifat temporal dan tidak terjadi pada tiap pertemuan. Praktikan menyadari bahwa tiap kelas mempunyai karakteristik dan kebiasaan tersendiri yang praktikan pahami sebagai budaya kelas. Kelabilan psikologis dan emosi peserta didik yang pada umumnya masih remaja terkadang menjadi kendala dalam kelas. Sehingga terkadang pengondisian kelas untuk tetap fokus dalam KBM perlu praktikan lakukan secara terus menerus. Masalah yang timbul berkenaan dengan ini pun terjadi manakala praktikan harus dihadapkan pada rentang tugas dan wewenang praktikan sebagai guru. Sehingga terkadang dalam penerapan disiplin kelas praktikan mengalami
11 Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

kesulitan dalam menerapkan dan memahami mengenai sejauh mana dan hal apa saja yang bisa praktikan lakukan dalam kapasitasnya sebagai guru praktikan. Permasalahan yang dihadapi dalam pembatasan sikap peserta didik pada guru yang praktikan rasakan timbul pada pertengahan dan akhir tugas praktikan. Keakraban yang sengaja dibina praktikan adalah bertujuan untuk memudahkan proses adaptasi yang nantinya diharapkan dapat menunjang proses KBM di kelas. Tetapi dikarenakan perbedaan umur yang tidak terlalu jauh antara peserta didik dengan guru praktikan menyebabkan beberapa peserta didik yang kurang memahami posisi praktikan sebagai guru mereka. Perbedaan karakter dan daya tangkap peserta didik dalam menerima materi pun terkadang menjadi masalah tersendiri. Masalah ini terjadi pada tiap kelas dikarenakan peserta didik memang mempunyai karakternya tersendiri. Hal ini praktikan sikapi sebagai kemajemukan kelas. c. Bimbingan belajar/Kegiatan ekstrakurikuler Dalam hal bimbingan belajar, kesulitan yang praktikan alami disebabkan karena keterbatasan waktu yang praktikan miliki untuk memfasilitasi semua kelas. Selain itu tidak semua peserta didik mempunyai keinginan untuk mengkonsultasikan masalah belajarnya, hal tersebut dikarenakan peserta didik terkadang sungkan dan enggan pada guru praktikan. Sebaliknya dengan jumlah peserta didik yang banyak dan

terbatasnya

waktu,

maka

praktikan

pun

tidak

mungkin

untuk

mengidentifikasi siapa saja murid yang memiliki kesulitan dalam belajar. Sedangkan dalam Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Pasundan 8 Bandung hampir semuanya berjalan lancar meskipun pada jenis kegiatan tertentu memiliki peserta yang minim. Untuk kegiatan ekstrakurikuler sendiri praktikan tidak banyak menemukan kesulitan, karena kegiatan ekstrakurikuler ini telah dibina oleh tenaga dan fasilitator. Adapun sedikit kesulitan yang dihadapi yang menyebabkan kurang terlaksananya dengan baik kegiatan ekstrakurikuler adalah : 1. keterbatasan waktu praktikan untuk selalu ada di sekolah sesudah kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga tidak bisa optimal dalam kegiatan ekstrakurikuler 2. kurangnya kerjasama antara praktikan dan pembina kegiatan ekstrakurikuler dalam hal peranan praktikan itu sendiri di dalam kegiatan ekskul yang diikuti. d. Partisipasi dalam kehidupan sekolah Partisipasi permasalahan dalam kegiatan rumit sekolah dirasakan tidak ada dapat

yang

cukup

dikarenakan

praktikan

berpartisipasi dalam semua kegiatan yang ada di sekolah, karena semua itu adalah ketentuan dari pihak sekolah sendiri dan manfaat yang dirasakan dari kegiatan yang dilaksanakan dalam sekolah adalah menambah pengalaman dan pengetahuan baru bagi guru praktikan yang kelak akan sangat membantu apabila praktikan telah bekerja dan
13 Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

mengajar di suatu sekolah. Apabila ada permasalahan pun, mungkin faktor penyebabnya timbul dari praktikan itu sendiri, yaitu waktu praktikan yang terbatas, adanya perasaan segan terhadap sekolah dan banyaknya jumlah pengajar, sehingga sulit untuk mengenal satu persatu, serta praktikan sulit untuk beradaptasi pada lingkungan yang baru. e. Proses Bimbingan a. Dengan Dosen Luar Biasa PLP Dalam pelaksanaan proses bimbingan yang dilakukan dengan Dosen Luar Biasa semuanya berjalan dengan baik. Dosen Luar Biasa melakukan tugasnya dengan baik dengan selalu membimbing praktikan dan memberikan arahan serta solusi mengenai kesulitankesulitan praktikan dalam menyusun administrasi sekolah maupun berkenaan dengan kesulitan yang bersifat teknis di kelas. b. Dengan Dosen Tetap PLP Pelaksanaan bimbingan dengan dosen tetap yang dirasakan praktikan tidak mengalami kesulitan yang berarti. Karena selain proses bimbingan dapat dilakukan pada saat kunjungan yang bersangkutan di sekolah, bimbingan pun dapat dilaksanakan di kampus.

c. Dengan Supervisor Mengenai bimbingan dengan supervisor, dikarenakan intensitas pertemuan yang jarang antara supervisor dengan para praktikan maka proses bimbingan tidak terjadi secara maksimal

15

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

BAB III UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH a. Penyusunan Rencana Pelaksanan Pembelajaran Keberadaan format rencana pengajaran memiliki peran penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, masalah yang dihadapi praktikan berkaitan dengan pembuatan format rencana

pengajaran harus diuapayakan penyelesaiaannya Adapun upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi permasalah di atas adalah: a. Mempersiapkan secara baik skenario pembelajaran di kelas, sehingga praktikan mempunyai panduan mengenai apa yang akan dilakukan di kelas. b. Menguasai materi ajar yang akan disampaikan, sehingga praktikan siap jika ada yang peserta didik yang merasa kurang mengerti dengan materi yang disampaikan. c. Mengadakan pendekatan pada peserta didik, agar terjalin komunikasi yang baik antara praktikan dengan peserta didik. d. Bersikap ramah terhadap peserta didik, untuk menunjukkan bahwa praktikan bersikap terbuka pada peserta didik. e. Memberikan contoh kasus yang relevan dengan keadaan saat ini. f. Melakukan evaluasi mengenai penampilan di kelas, sehinggga

diharapkan pada penampilan di kelas yang mendatang akan lebih baik. b. Proses Penampilan Upaya-upaya yang dilakukan pada saat tampil mengajar di kelas yaitu melakukan persiapan yang maksimal baik penguasaan materi yang akan di berikan, mempersiapkan diri sebaik mungkin, percaya diri, bersikap tenang, dan berusaha menggunakan teknik dan metode yang menarik sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung ddengan akatif. Upaya untuk mengasasi masalah diatas adalah sebagai berikut: a. Praktikan harus mempelajari kembali tentang strategi belajar mengajar yang benar sesuai dengan materi yang disampaikan kepada peserta didik. b. Praktikan harus bisa mempelajari dan memahami karakter yang berbeda-beda dari setiap kelas, sehingga dapat menyesuaikan strategi yang tepat dalam proses belajar mengajar c. Praktikan berkonsultasi dengan dosen luar biasa mengenai metode mengajar yang tepat disesuaikan dengan materi d. Praktikan telah membuat rangkuman mengenai materi yang akan diberikan setiap pertemuan e. Praktikan memberikan tugas pada peserta didik yang sesuai dengan materi yang disampaikan

17

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

c. Bimbingan belajar/ Kegiatan ekstrakurikuler Bimbingan belajar baik yang bersifat personal maupun komunal memang sulit dilakukan. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena keengganan dan kesungkanan para peserta didik pada Guru Praktikan. Tetapi hal tersebut dapat ditanggulangi dengan cara: a. Mengadakan pendekatan pada peserta didik baik di kelas maupun di luar kelas agar terjalin komunikasi yang baik antara praktikan dengan peserta didik. b. Mengevaluasi dan menindaklanjuti nilai tes dan tugas peserta didik, sehingga dari hasil tersebut dapat terlihat siapa saja peserta didik yang mengalami masalah dalam belajarnya. c. Mencari tahu melalui ketua murid serta dosen luar biasa mengenai peserta didik yang mengalami masalah dalam belajar dan mendiskusikan alternatif jalan keluar yang terbaik. Secara keseluruhan upaya penanggulangan yang dilakukan praktikan dalam mengatasi masalah proses bimbingan belajar adalah dengan berusaha menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada di sekolah. Adapun upaya penanggulanggan dalam masalah ekstrakurikuler yaitu dengan cara mengkoordinasikan penanggung jawab setiap cabang ekstrakurikuler agar dapat berjalan dengan lebih baik, sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu upaya yang dilakukan lainnya adalah dengan berusaha untuk menyesuaikan diri dengan fasilitas dan kemampuan yang

praktikan miliki serta pemberian motivasi kepada peserta didik. d. Partisipasi dalam kehidupan sekolah Partisipasi dalam kegiatan sekolah dilaksanakan sebagai praktek kependidikan untuk mempelajari tentang lingkungan sekolah karena di sekolah pun bukan sekedar terjadi proses belajar mengajar dengan siswa di kelas, akan tetapi banyak hal lain yang harus dipelajari oleh praktikan, yaitu bersosialisasi dengan guru mengenai kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan sekolah Upaya penanggulangannya adalah sebagai berikut: a. Mengadakan konsultasi atau bimbingan kepada dosen luar biasa dan kepada staf kurikulum mengenai deskripsi tugas-tugas piket guru praktikan yang harus dilaksanakan b. Mengoptimalkan dan membagi petugas piket bersama dengan praktikan yang lain sehingga semua tugas dan pelayanan dapat teratasi tanpa mengganggu jadwal mengajar di kelas e. Proses Bimbingan a. Dosen Luar Biasa Proses bimbingan dengan dosen luar biasa dilakukan secara teratur setiap minggu karena untuk mediskusikan bahan materi yang diajarkan kepada siswa. Maka dari itu selama PLP praktikan tidak pernah merasa kesulitan dalam segala sesuatunya, juga dalam hal bimbingan kepada dosen luar biasa, praktikan tidak pernah menemukan kendala

19

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

b. Dosen Tetap PLP Walaupun konsultasi dengan dosen tetap PLP sedikit mengalami hambatan yang disebabkan karena praktikan tidak sempat konsultasi di kampus, namun proses bimbingan dapat dilakukan dengan cara melakukan koordinasi dan menentukan waktu yang tepat untuk bimbingan. Pada dasarnya proses bimbingan dengan dosen tetap sangat membantu dalam kegiatan mengajar. c. Supervisor Sama halnya dengan dosen tetap, karena kesibukannya maka intensitas pertemuan mahasiswa praktikan dengan supervisor jarang terjadi.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan Setelah melaksanakan kegiatan PLP di SMA Pasundan 8 Bandung selama kurang lebih tiga bulan, maka praktikan menyimpulkan bahwa: 1. Penerimaan Kepala Sekolah, Guru-Guru dan karyawan

SMA Pasundan 8 Bandung cukup baik, hal ini membuat praktikan dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik. 2. Kegiatan PLP merupakan sarana untuk membina praktikan agar mampu menjadi tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan yang profesional. 3. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran diperlukan untuk pedoman pembelajaran yang tersistematis. 4. Pelaksanaan kegiatan partisipasi di sekolah dapat

dilaksanakan dengan baik selama kegiatan PLP. 5. Proses bimbingan merupakan sarana yang efektif untuk kelancaran kegiatan PLP, karena dengan bimbingan dapat diketahui kemajuan dan kesulitan PLP. 6. Sikap anak didik yang bersahabat membuat praktikan mudah dalam menjalankan tugasnya sebagai Guru yang dialami selama

21

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

praktikan. 7. Secara umum pelaksanaan PLP di SMA Pasundan 8 Bandung dapat berjalan secara lancar. Semua itu berkat Allah SWT, dukungan seluruh sivitas akademika SMA Pasundan 8 Bandung, serta semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan PLP. 4.2 Saran Selama pelaksanaan kegiatan PLP di SMA Pasundan 8 Bandung, banyak hal yang dialami dan dirasakan oleh praktikan. Supaya kegiatan PLP di masa yang akan datang dapat terlaksana dengan baik, maka praktikan menyarankan kepada: 1. SMA Pasundan 8 Bandung a. Mempertahankan kerjasama yang telah terjalin dengan baik antara SMA Pasundan 8 Indonesia. b. Mempertahankan citra SMA Pasundan 8 Bandung yang sudah baik. c. Meningkatkan pembelajaran. 2. Divisi Kependidikan Profesi Dan Jasa Direktorat Akademik Universitas Pendidikan Indonesia a. Dilaksanakannya diklat khusus atau pembekalan sebelum kedisiplinan peserta didik dalam proses Bandung dengan Universitas Pendidikan

mahasiswa terjun ke sekolah.

b. Memberikan arahan dan kontrol terhadap kinerja Supervisor dan Dosen Tetap PLP berkaitan dengan tugasnya. c. Kerjasama dan koordinasi harus ditingkatkan dengan sekolahsekolah yang akan dijadikan tempat PLP agar pelaksanaan PLP berjalan lancar sekaligus untuk menjaga citra UPI di luar kampus. 3. Praktikan yang Akan Datang a. Senantiasa mengkonsultasikan permasalahan yang terjadi selama PLP dengan Dosen Luar Biasa dan Dosen Tetap PLP. b. Mampu beradaptasi serta bersosialisasi dengan warga sekolah dimana PLP dilaksanakan. c. Melaksanakan kegiatan PLP dengan penuh tanggung jawab, sehingga dapat membawa nama baik lembaga.

23

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2001). Suplemen Garis-garis Besar Program Pengajaran 1999. Jakarta. Depdiknas Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo Oemar Hamalik. (1991). Pendidikan Guru-Konsep Dan Strategi. Bandung : Mandar Maju Unit Pelaksana Tekhnis Program Pengalaman Lapangan. (2004). Panduan Praktek Kependidikan (PPK). Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia

LAMPIRAN

25

Mohamad Amrin Hakim SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai