Anda di halaman 1dari 5

Penyakit Hodgkin

Termasuk ke dalam keganasan limforetikular yaitu limpofa malignum, yang terbagi ke dalam limfoma malignum Hodgkin dan limfoma malignum non Hodgkin.Kedua penyakit tersebut dibedakan secara histopatologis, dimana pada limfoma Hodgkin ditemukan sel Reed-Stenberg. Epidemiologi dan faktor resiko Di amereika serikat terdapat 7500 kasus baru penyakit Hodgkin setiap tahunnya, rasio kekerapan antara lai laki dengan perempuan adalah 1,3-1,4 berbanding 1. Terdapat distribusi umur biomodal, yaitu pada usia 15-34 tahundan usia di atas 55 tahun. Faktor resiko untuk penyakit ini adalah infeksi virus ; infeksi virus onkogenik diduga berperan dalam menimbulkan lesi genetic, virus memperkenalkan sel asing ke dalam sel target. Virus virus tersebut adalah ebstein-barr, sitomegalovirus, HIV dan humaN herpes virus-6 (HHV-6). Faktor reseiko laian adalah defesiensi imun, misalnya pada pasien transpaltasi organ dengan pemberia obat imunosupresif atau pada pasien cangkok sumsum tulang. Keluarga dari pasien Hodgkin(adik-kaka) juga mempunyai resikountuk terjadi penyakit Hodgkin. Riwayat penyakit Terdapatpembesaran kelenjar getah bening namun tidak nyeri. Gejala sistemik yaitu demam (tipe pel-Ebstein), berkeringat malam hari, penurunan berat badan, le,ah badan, pruritus terutama jenis nodular sclerosis. Selain itu juga terdapat nyeri di daerah abdomen akibat splenomegaly atau pembesaran kelenjar yang massif, nyeri tulang akibat destruksi local atau infiltrasi sumsum tulang. Gejala klinis Limfadenopati dengan konsistensi ruberry dan tidak nyeri Demam tipe pel ebstein Hepatosplenomegali Neuropati Tanda tanda obstruksi seperti edema ekstrimitas, sindrom vena kava, disfungsi hollow viscera.

Pemeriksaan penunjang Laboratorium Pemeriksaan darah ; anemia, eosinophilia, peningkatan laju endap darah, pada flow cytometry dapat terdeteksi limposit abnormal atau limpositosis dalam sirkulasi. Pada pemeriksaan faal hati terdapat gangguan faal hati yang tidak sejalan dengan keterlibatan limfoma pada hati. Peningkatan alkali fosfatase dan adanya ikteruskolestatik dapat merupakan gejala

paraneoplastik tanpa keterlibatan hati. Dapat terjadi obstruksi biliaris ekstrahepatik karena pembesaran kelanjar getah bening porta hepatis. Pemeriksaan faal ginjal; peningkatan kreatinin dan ureum dapat diakibatkan obstruksi ureter. Adanya nefropati dan hiperkalsemia dapat memperberat fungsi ginjal. Sindroma nefrotik sebagai fenomenaparaneoplastik dapat terjadi pada limfoma Hodgkin. Hiperurekemia merupakan peningkatan turn over akibat limfoma. Hiperkalsemia dapat disebabkan sekunder karena produksi limfotoksin ( osteoclas activating factor) oleh jaringan limfoma. Kadar LDH darah yang meningkat dapat menggambarkan masa tumor dan turn over. Poliklonal hipermaglobulinemi sering didapatkan pada limfoma Hodgkin dan non Hodgkin. Biopsi sumsum tulang Dilakukan pada stadium lanjut untuk keperluan staging, keterlibatan sumsum tulang pada limfoma Hodgkin sulit didiagnosis dengan aspirasi sumsum tulang. Radiologis Pemeriksaan foto torak untuk melihat limfadenopatihilar dan mediastinal, efusi pleura atau lesi parenkim paru. Obstruksi aliran limfotik mediastinal dapat menyebabkan efusi chylous ( seperti susu). USG abdomenkurang sensitive dalam mendignosis adanya limfadenopati. Pemeriksaan CT scan toraks untuk medeteksi adanya abnormalitas parenkim paru dan mendiastinal sedangkan CT scan andomem memberi jawaban limfodenopati retroperitoneal, mesenteric, portal, hepatosplenomegali atau lesi di ginjal. Pentahapan (staging) Penentuan staging sangat penting untuk terpai dan prognosis. Stadium I Keterlibatan satu region kelenjar getah bening atau struktur jaringan limfoid (limpa , thymus, cincin waldeyer) atau keterlibatan 1 organ ekstralimpatik. Stadium II Keterlibatan 2 regia kelanjar getah bening paa sisi diagframa yang sama( kelenjar hilus bila terkenan pada kedua sisi termasuk stadium II) ; keterlibatan local 1 organ ekstranodal atau 1 tempat dan kelenjar gertah bening pada sisi diagframa yang sama (IIIE). Jumlah region anatomic yang terlibat ditulsi dengan angka (contoh; II). Stadium III Keterlibatan region kelenjar getah bening pada kedua sisidiagframa(III), dapat disertai lien (IIIs), atau keterlibatan 1 organekstranodal(IIIe) atau keduanya (IIISE)

III Dengan atau tanpa keterlibatan kelenhar getah bening splenik, hilar, seliak atau portal. III Dengan keterlibatan kelenjar getah bening paraaorta, iliaka dan mesenterika Stadium IV Keterlibatan difus/diseminata pada 1 atau lebihorgan ekstranodal atau jaringan dengan atau tanpa keterlibatan kelenjar getah bening. Keterangan yang dicantumkan pada setiap stadium A tanpa gejala B Demam (suhu > 38C), keringat malam, penurunan berat badan >10 kg % dalam waktu 6 bulan sebelumnya) X bulky disease (pembesaran mediastinum >1/3 , adanya masa kelenjar dengan diameter maksimal 10 cm) E keterlibatan 1 organ ekstranodal yang contiginous atau proksimal terhadap regio kelenjar getah bening CS clinical stage PS pathologic stage (misalnya ditemukan laparotomy)

Klasifkasi limfoma Hodgkin Biopsy kelenjar secara eksisi biasnya memberi hasil gambaran histopatologis lebih jelas dari biopsy curuk jarum (fine needle biopsy): Klasifikasi rye Lymphocyte predominant Nodular sclerosis Mixed cellularity Lymphocyte depletion

Klasifikasi WHO Nodular lymphocyte predominance Hodgkin lymphoma ( Nodular LPHL); saat ini dikenal sebagai indolent B-cell Non Hodgkin lymphoma dan bukan true Hodgkin disease. Tipe ini mempunyai sel limposit dan histiosit, CD 20 positif namun tidakmemberikan gambaran klasik reed Stenberg.

Classic Hodgkin limpoma: lymphocyte rich, nodular sclerosis, mixedcelurarity , lymphocyte depleted.

Terapi Pengobatan limfoma Hodgkin adalah radioterapi ditambah kemoterapi, tergantung dari staging (Clinical stage=CS) dan factor resiko. Radioterapi meliputi extendend field radiotherapy (EFRT), involved field radiotherapy (IRFT) dan radioterapi (RT) pada limfoma residual atau bulky diasease. Faktor resiko untuk terapi menurut german Hodgkin lymphoma study group (GSHG) meliputi: Masa mediastinal yang besar Ekstranodal Peningkatan laju endap darah, 50 untuk tanpa gejala atau 30 untuk dengan gejala (B) Tiga atau lebih region yang terkena

Menurut EORTC/GELA (Europe Organization for research and treatment of carcinoma/gruope detude es lymphoma de Iadulte) factor resiko yaitu Masa mediastinal yang besar Usia 50 tahun atau lebih Peningkatan laju endap darah 4 regio atau lebih

Dalam guideline yang dikeluarkan oleh National comprehensive cancer study network (2004) kemoterapi yang direkomendasikan adalah ABVD dan standford V sebagai kemoterapi terlipih. Prognosis Ada 7 faktor resiko independen untuk memprediksi masa bebas progresi penyakit FFR (Fredom for progesion), yaitu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Jenis kelamin Usia>45 tahun Stadium IV Hb < 10 gr % Leukosit > 15.000/mm Limfosit < 600/mm atau <8 % leukosit Serum albumin <4 gr %

Pasien tanpa factor resiko FFP = 84 % Dengan 1 faktor resiko FFP = 77%

Dengan 2 faktor resiko FFP = 67% Dengan 3 faktor resiko FFP = 60% Dengan 4 faktor resiko FFP = 51% Dengan 5 faktor resiko FFP = 42%

Anda mungkin juga menyukai