Anda di halaman 1dari 32

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Bangsa Indonesia yang telah merdeka sejak Proklamasi 17 Agustus 1945,

memiliki tujuan dan cita-cita Nasional yang terus diperjuangkan hingga saat ini. Sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945 dalam mewujudkan cita-cita proklamasi bangsa Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, serta mewujudkan tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial membutuhkan suatu rumusan strategi guna mencapai cita-cita tersebut. Bangsa Indonesia memandang geostrategi sebagai strategi dalam memanfaatkan keadaan atau konstelasi geografi negara Indonesia untuk menentukan kebijakan tujuan dan sarana-sarana guna mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional bangsa Indonesia. Dalam rangka pencapaian cita-cita tersebut, seluruh bangsa dihadapkan pada berbagai jenis kendala dalam pencapaiannya. Berbagai macam kendala serta ancaman itu meliputi seluruh bidang kehidupan nasional, antara lain dalam bidang ideologi: golongan DI/TII dan PKI berusaha mengganti Pancasila dengan ideologi lain; di bidang politik: sekelompok kecil bangsa Indonesia dengan bantuan negara asing berusaha mengubah NKRI menjadi negara federal, bahkan muncul usahausaha untuk menegakan sistem demokrasi liberal; di dalam bidang ekonomi: Bangsa Indonesia telah mengalami krisis ekonomi dan inflasi; di bidang sosial budaya: terjadi upaya-upaya mengkomuniskan bangsa Indonesia melalui kebudayaan sebagaimana digerakan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat milik organisasi PKI, ataupun praktik-praktik budaya asing yang dikirim melalui berbagai saluran media informasi dan komunikasi yang dapat mengubah kepribadian bangsa Indonesia; di bidang pertahanan-keamanan: bangsa Indonesia sejak awal merdeka dihadapkan pada serangan-serangan baik yang dilakukan oleh tentara asing maupun berbagai pemberontakan separatisme dari bangsa sendiri

yang didukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kekuatan asing dan salah satu hal yang tak dapat diabaikan dalam pencapaian cita- cita tersebut adalah dampak dari konfigurasi geografis maupun keadaan dinamika lingkungan. Seperti halnya keberadaan Indonesia di persilangan jalur pelayaran strategis, yang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab negara Indonesia menjadi ajang perebutan dan persaingan kepentingan negara-negara maju. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat khawatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut, karena tentu saja dapat

memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Kanada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional. Kondisi yang sangat mengancam tersebut tentu saja memberikan dampak negatif secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial kemasyarakatan yang dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi NKRI. Oleh karena itu untuk mengatasi ancaman- ancaman seperti hal di atas dibutuhkan strategi yang matang serta berbagai prasyarat yang harus dipenuhi agar perjalanan pencapaian cita-cita itu terjamin. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional yang unsur- unsur utamanya terdiri dari kualita keuletan dan kualita kekuatan/ketangguhan yang dibimbing oleh kesadaran, pengakuan, dan kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional, didasari oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Keuletan menunjukan adanya kebersamaan diantara sesama komponen masyarakat yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Keuletan diperlukan dalam menghadapi tantangan/tekanan dari luar yang harus dihadapi secara elastis konsisten dan berlanjut. Tanpa adanya keuletan maka jaringan sosial masyarakat

akan retak, atau bahkan putus, apabila dihadapkan pada tantangan/tekanan yang berkepanjangan. Keuletan masyarakat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat karena masyarakat memiliki kemampuan dalam mengatasi tekanan serta kesulitan dari permasalahan yang dihadapi. Sebaliknya, unsur kekuatan/ketangguhan merupakan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dari masyarakat bangsa ke arah tata kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Semakin tinggi kekuatan/ketangguhan maka semakin besar pula tekanan yang dapat ditahan dan dilawan. Tanpa adanya keuletan serta kekuatan masyarakat ini, tentu saja tujuan dan cita-cita nasional bangsa dan negara tidak dapat tercapai, dan apabila hal ini terjadi maka lama kelamaan bangsa tersebut akan mundur dimakan waktu. Kekuatan atau ketangguhan untuk berkembang merupakan kemampuan yang harus dimiliki setiap masyarakat bangsa, sebab kebutuhan dan kepentingan meningkat setiap saat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk maupun tingkat kesejahteraannya. Tiap generasi anak bangsa mengharapkan,

kehidupannya dikemudian hari lebih baik dari generasi diatasnya. Hal ini merupakan sikap positif terhadap kemampuan bangsa secara keseluruhan karena dengan demikian tiap generasi termotivasi secara positif untuk mengembangkan dirinya sejalan dengan tuntutannya sendiri. Namun masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep dari geostrategi dalam mewujudkan cita- cita nasional bangsa dan negara. Maka dari itu penyosialisasian mengenai konsep geostrategi terhadap masyarakat utamanya kepada mahasiswa sebagai generasi muda yang merupakan tulang punggung negara harus dilaksanakan dengan optimal sehingga dalam upaya pembangunan nasional geostrategi dapat dijadikan pedoman yang tidak boleh dilupakan, tidak hanya oleh para perencana ataupun pemerintah saja akan tetapi oleh seluruh anak bangsa.

1.2

Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 Bagaimana pengertian dan konsep dari geostrategi ? Bagaimana wujud dari geostrategi (Ketahanan Nasional Republik Indonesia) ? 1.2.3 Apa saja komponen pokok konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia ? 1.2.4 1.2.5 1.2.6 Bagaimana kedudukan dan fungsional Ketahanan Nasional ? Apa saja aspek-aspek yang tercakup dalam Ketahanan Nasional ? Apa saja usaha untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional ? 1.2.7 Bagaimana peran dari geostrategi dalam mewujudkan cita-cita nasional bangsa dan negara ?

1.3

Tujuan Penulisan 1.3.1 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui pengertian geostrategi serta konsep geostategi. 1.3.2 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui wujud geostrategi sebagai Ketahanan Nasional Republik Indonesia. 1.3.3 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui komponen pokok konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia. 1.3.4 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui kedudukan dan

fungsional Ketahanan Nasional. 1.3.5 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui aspek-aspek yang tercakup dalam Ketahanan Nasional. 1.3.6 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui usaha untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional. 1.3.7 Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui serta memahami peranan geostrategi sehingga dapat diaplikasikan dalam mewujudkan citacita nasional bangsa dan negara.

1.4

Manfaat Penulisan 1.4.1 Memberikan pengetahuan, penjelasan serta pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep geostrategi serta wujud geostrategi dalam konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia. 1.4.2 Menanamkan sifat keuletan dan ketangguhan dalam diri mahasiswa yang dibimbing oleh kesadaran, pengakuan, dan kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional, yang didasari oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. 1.4.3 Mahasiswa dapat berperan serta dalam mewujudkan cita- cita nasional bangsa dan negara berlandaskan konsep geostrategi Indonesia dengan turut memperkuat Ketahanan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

1.5

Metode Penulisan Metode yang penulis gunakan dalam penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka. Penulisan makalah ini mengacu pada rujukan bacaanbacaan yang digunakan sebagai sumber pustaka.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Geostrategi Republik Indonesia Geostrategi berasal dari kata geografi dan strategi. Geografi mengacu kepada ruang hidup nasional, wadah, atau tempat hidupnya bangsa dan negara Indonesia. Strategi berarti ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Geostrategi adalah geopolitik di dalam pelaksanaannya, maka dapatlah dikatakan bahwa geostrategi adalah suatu kebijaksanaan pelaksanaan dalam menentukan tujuan dan sarana penggunaan dan sarana pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan konstilasi geografi suatu negara dengan demikian, geostrategi merupakan suatu pembenaran dari suatu bangsa tentang kepentingan yang sesuai dengan lingkungan dan pengejawantahan

aspirasinya. (Imam Hidayat, 1983) Dasar Dasar Geostrategi: 1. Pertimbangan suatu bangsa dapat disamakan dengan pertumbuhan seseorang manusia (pandangan secara organik) 2. Suatu bangsa demi pertumbuhannya memerlukan ruang hidup yang didalamnya terdapat segala sesuatu untuk keperluan hidupnya 3. Bahwa untuk menguasai ruang hidup tersebut diperlukan kekuatan. Geostrategi Indonesia dirumuskan bukan untuk kepentingan politik menguasai bangsa lain atau perang, tetapi sebagai kondisi, metode, dan doktrin untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional didalam

melaksanakan pembangunan nasional guna merealisasikan cita-cita dan tujuan nasional yang terangkum dalam amanat pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Geostrategi Indonesia selanjutnya dirumuskan dalam wujud konsep ketahanan nasional (Nasional Endurance) Republik Indonesia.

2.2 Wujud Geostrategi (Ketahanan Nasional Republik Indonesia) 2.2.1 Pengertian Ketahanan Nasional Republik Indonesia Sistem pertahanan yang paling tepat bagi bangsa Indonesia untuk memperkokoh ketahanan nasional adalah sistem pertahanan keamanan yang mengandalkan kesemestaan perjuangan seluruh komponen kekuatan bangsa. Sistem pemerintahan tersebut, kemudian dituangkan dalam UU No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia. Dalam UU tersebut Sistem Pertahanan Keamanan Republik disebut Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Sishankamrata mengandalkan

kekuatannya pada pengerahan secara total dari seluruh komponen kekuatan nasional. Setiap bangsa yang berusaha mencapai cita-citanya tidak dapat lepas dari segenap aspek kehidupan nasionalnya, baik alamiah maupun yang sosial. Setiap aspek kehidupan tadi saling mempengaruhi dan saling berkaitan, sehingga dengan sendirinya terdapat hubungan interdependensi dan korelasi. Dengan demikian maka segenap aspek kehidupan Nasional tersebut harus merupakan suatu kesatuan yang utuh sehingga mewujudkan sesuatu yang manunggal. Aspek-aspek kehidupan nasional seperti telah dikemukakan diatas meliputi aspek alamiah: yang terdiri dari letak geografis, kekayaan alam dan kemampuan penduduk, dan aspek sosial. Jadi sifat manunggal berarti bahwa adanya integrasi antara aspek alamiah dan aspek kemasyarakatan, yang keseluruhan sistematika pembagian kehidupan nasional. Dari uraian diatas, maka sifat manunggal didalam Ketahanan Nasional itu adalah tepat, karena sifat integratif/kemanunggalan merupakan syarat bagi terbentuknya kekuatan nasional yang dapat menciptakan Ketahanan Nasional. Dalam Sinhankamrata, kemanunggalan merupakan intinya karena komponen utamanya adalah orientasi rakyat, yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Susunan kekuatannya disesuaikan dengan

prioritas keterlibatannya meliputi bala siap, yaitu TNI dan POLRI, bala cadangan, yaitu kemampuan rakyat yang sudah dipersiapkan , dan bala semesta, yaitu keseluruhan rakyat semesta. Ketahanan Nasional (Tahnas) Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menggapai dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar dan dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. Konsepsi ketahanan nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan

kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 dan wawasan nusantara dengan kata lain konsepsi ketahanan nasional merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai

nasionalnya demi kemakmuran yang adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam. Konsepsi Ketahanan Nasional adalah bersifat objektif umum, maka secara teoritis konsepsi tersebut harus daapt diterapkan di negara manapun saja. Satu hal tidak boleh kita lupakan adalah bahwa faktor situasi dan kondisi negara yang bersangkutan adalah sangat menentukan (dominan). Situasi dunia Internasional akan selalu berubah dan berdasarkan aspirasi nasionalnya masing-masing negara tersebut didalam mencapai tujuannya. Bagi bangsa-bangsa yang dalam

penerapan Konsepsi Ketahanan Nasional mempunyai salah satu sifat/ciri yang dinamis didalam menghadapi perubahanperubahan situasi dan kondisi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, maka bangsa-bangsa tersebut akan dapat mempertahankan

eksistensinya. Untuk menjawab segala bahaya bahaya tersebut dibutuhkan sifat dinamik . Perubahan perubahan perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang atau akan dihadapi sehingga hal ini akan memperkuat daya tahan dan keuletan guna meningkatkan kondisi Ketahanan Nasional di segala bidang. Perlu ditekankan disini bahwa penyesuaian perubahan untuk menentukan strategi yang paling tepat guna mempertahankan kelangsungan hidup bangsa melalui Ketahanan Nasional ini harus selalu dilandasi oleh falsafah bangsa yang bersangkutan, dan wawasan yang dianut oleh bangsa yang

bersangkutan, yang harus dilaksanakan secara realistis dan pragmatis sesuai kemampuan dan pembatasan-pembatasan yang ada. 2.2.2 Ciri Ciri Ketahanan Nasional Republik Indonesia Sishankamrata memiliki ciriciri yaitu kerakyatan, kesemestaan, dan kewilayahan. Ciri kerakyatan adalah keikutsertaan seluruh rakyat warga negara sesuai kemampuannya dalam komponen ketahanan dan keamanan negara. Ciri kesemestaan adalah kemampuan suluruh daya bangsa dan negara dalam memobilisasikan diri untuk menghadapi segala bentuk ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Ciri kewilayahan mengisyaratkan bahwa seluruh wilayah negara merupakan tumpuan perlawanan dan didaya gunakan untuk mendukung setiap perlawanan.

2.2.3 Sumber Kekuatan Ketahanan Nasional Republik Indonesia Kekuatan nasional dalam aspek hankam bersumber pada empat unsur. Pertama, unsur lingkungan geografis yang meliputi luas bentuk,

isi, medan, cuaca, dan lain-lain. Kedua, unsur sumber daya nasional, meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sarana

prasarana nasional. Ketiga, unsur mentransformasikan unsur sumber daya nasional menjadi potensi dan kekuatan. Keempat, unsur kemampuan menggerakan potensi dan kekuatan tersebut pada saatnya secara kolektif, terkoordinasi dan terpadu.

2.2.4. Hakikat Ketahanan Nasional Republik Indonesia Hakikat ketahanan nasional bangsa Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa Indonesia yang mengandung untuk dapat kemampuan menjamin

mengembangkan

kekuatan

nasional

kelangsungan bangsa dalam mencapai tujuan nasional. Hakikat konsepsi ketahanan nasional yaitu pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan nasional. Ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan dan ketangguhan bangsa yang berisi kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan

pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan berarti kemampuan bangsa menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasional demi sebesar-besarnya demi kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Keamanan berarti kemampuan bangsa melindungi nilai-nilai nasional terhadap AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan) dari luar maupun dari dalam negeri. Keuletan adalah usaha terus-menerus secara giat dengan kemauan yang keras di dalam menggunakan segala kemampuan dan kecakapan untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Ketangguhan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan kuat menanggulangi beban. Daya tahan adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita, atau kuat menanggung beban. Integritas ialah kesatuan yang menyeluruh di dalam kehidupan bangsa baik sosial maupun

10

alamiah, potensial, maupun fungsional. Identitas berarti ciri khas negara Indonesia dilihat secara holistik, yaitu negara yang dibatasi oleh wilayah, penduduk, sejarah, pemerintah, dan tujuan nasional yang dimainkannya didalam dunia internasional. Ancaman adalah hal atau usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan dan dilakukan secara konsepsional, kriminal, serta politik. Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar bertujuan melemahkan atau menghalang-halangi secara tidak

konsepsional. Hambatan adalah hal atau usaha yang berasal dari dalam, tujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan menggugah kemampuan.

2.2.5. Asas Ketahanan Nasional Republik Indonesia a. Asas Kesejahteraan dan Keamanan Kesejahteraan dan keamanan intrinsik dan bersifat mendasar, berdampingan pada kondisi apapun, pembangkit utama sistem kehidupan manusia yang mendasar dan esensial. Dalam konteks kehidupan nasional kesejahteraan dan keamanan adalah wujud konkret tujuan nasional yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia. b. Asas Komprehensif Integral Sistem kehidupan nasional meliputi aspek alamiah dan aspek sosial dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang selaras, serasi dan seimbang di dalam kehidupan nasional. Aspek alamiah dan aspek sosial merupakan satu persatuan dan berinteraksi secara komprehensif integral (utuh, menyeluruh, terpadu). c. Asas Wawas diri Di samping utuh menyeluruh terpadu, sistem kehidupan

nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Proses

11

berinteraksi tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak positif maupun negatif. 1. Wawas ke dalam Wawas ke dalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan ke dalam dirinya daripada ke luar, oleh karena nasional Ketahanan Nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu harus menutup atau mengisolasikan diri dari luar, juga tidak berarti bahwa bangsa itu harus menjadi bangsa yang chauvinist yaitu bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri. Wawas ke dalam bertujuan menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh, dengan tetap membuka diri terhadap

perkembangan dunia, tidak bersikap isolasi atau nasionalisme sempit. Jadi, wawas ke dalam merupakan kemampuan dan

kesanggupan untuk terus-menerus untuk meneliti kekuatan dan kemampuanya yang konkret serta berusaha untuk menghilangkan atau setidak-setidaknya mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada serta memanfaatkan dan meningkatkan kekuatannya demi ketahanan nasional. Sifat wawas ke dalam ini harus dimiliki oleh seluruh bangsa terutama oleh pimpinan-pimpinannya, baik pimpinan formal maupun informal. Di atas disebutkan bahwa wawas ke dalam tidak berarti menutup diri terhadap dunia luar. Disadari bahwa dengan kemajuan teknologi yang pesat maka telah dapat dirasakan makin

meningkatnya interpendensi antar bangsa di dunia sehingga dalam sifat wawas ke dalam telah pula diperhatikan kepentingankepentingan negara lain. Dengan demikian diharapkan bahwa

12

kerukunan antar bangsa sejauh mungkin akan terjamin. Dari uraian diatas dijelaskan bahwa sifat wawas ke dalam adalah suatu sifat yang penting untuk Ketahanan Nasional. 2. Wawas Ke Luar Wawas keluar bertujuan untuk mengantisipasi berperan serta mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan pengaruh perkembangan dunia. Kehidupan nasional diupayakan mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan. d. Asas Kekeluargaan Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan,

kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan bertangggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Asas kekeluargaan mengakui adanya perbedaan, yang dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan dan tidak untuk saling menyerang dan menghancurkan.

2.2.6. Sifat Ketahanan Nasional Republik Indonesia Ketahanan Nasional Indonesia memiliki sifat-sifat: a. Mandiri Ketahanan Nasional Indonesia percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, berdiri diatas identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Kemandirian

merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global. b. Dinamis Ketahanan Nasional Indonesia bersifat dinamis. Ia dapat meningkat atau menurun tergantung pada situasi dan kondisi

13

bangsa, Negara, serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa

berorientasi ke masa depan dan dinamiknya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik. c. Wibawa Seperti diuraikan di atas, bahwa Ketahanan Nasional akan terwujud apabila suatu bangsa dapat mengembangkan semua unsure kekuatan nasionalnya yang mencakup aspek alamiah maupun sosial, menjadi suatu kesatuan yang bulat. Ketahanan Nasional suatu bangsa yang mampu menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung mauppun tidak langsung, akan dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara tersebut. Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional secara

berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan kemampuan dan kekuatan bangsa. Semakin tinggi Ketahanan Nasional suatu bangsa semakin besar kemampuannya untuk menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan tersebut diatas, sehingga harus diperhitungkan oleh pihak-pihak lain. Tingkat Ketahanan Nasional yang diperhitungkan oleh pihak lain dan mempunyai daya pencegah akan mewujudkan kewibawaan nasional. Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan Negara Indonesia. Dengan demikian berwibawa merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh Ketahanan Nasional. d. Konsultasi dan Kerja Sama

14

Konsepsi Ketahanan Nasional tidak mengutamakan sikap konfrontasif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerja sama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

2.2.7. Pokok-Pokok Pikiran Ketahanan Nasional Republik Indonesia Pokok-pokok pikiran yang mendasari Ketahanan Nasional bagi bangsa Indonesia adalah : a. Eksistensi Manusia Indonesia sebagai Manusia Berbudaya Secara antropologi budaya, manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna karena pada manusia memiliki kemampuan berpikir serta keterampilan dan karenanya lahirlah manusia berbudaya. Sebagai manusia berbudaya, manusia

mengadakan hubungan dengan alam di sekitarnya dalam usaha memenuhi kebutuhan material dan spiritual dengan menggunakan kemampuannya. Hubungan yang dijalin manusia berbudaya meliputi hubungan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Manusia dengan Tuhan, disebut agama Manusia dengan cita-cita, disebut ideologi Manusia dengan kekuasaan atau kekuatan, disebut politik Manusia dengan pemenuhan kebutuhan, disebut ekonomi Manusia dengan manusia, disebut sosial Manusia dengan rasa keindahan, disebut budaya atau seni Manusia dengan rasa aman, disebut pertahanan keamanan Manusia dengan pemanfaatan alam, disebut IPTEK tersebut merupakan perangkat bidang

Hubungan-hubungan

kehidupan manusia berbudaya yang berlangsung diatas muka bumi. b. Tujuan Nasional Bangsa Indonesia Dalam konteks manusia Indonesia yang berbudaya sebagai warga organisasi Negara Indonesia memiliki kewajiban dan

15

tanggung jawab mewujudkan tujuan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4. Pernyataan tujuan nasional bangsa Indonesia tersebut merupakan pokok pikiran yang mendasari ketahanan nasional dan mengikat seluruh warga Negara Indonesia untuk merealisasikannya.

2.3. Komponen Pokok Konsep Ketahanan Nasional Republik Indonesia Komponen pokok konsep Ketahanan Nasional Indonesia terdiri atas delapan gatra yang dikelompokkan ke dalam aspek alamiah yaitu trigatra dan aspek social yaitu pancagatra. 2.3.1. Trigatra a. Gatra Geografi Negara Letak lokasi geografi Indonesia memberikan gambaran tentang bentuk kedalam dan bentuk keluar. Bentuk ke dalam menampakkan corak wujud, isi, dan tata susunan wilayah berupa satu kesatuan laut dengan pulau-pulau didalamnya, sedangkan bentuk keluar

menampakkan situasi dan kondisi lingkungan yang berhubungan timbal balik antar Negara dan lingkungannya. Bentuk geografi Negara Indonesia baik ke dalam maupun ke luar, selain bermakna sebagai wadah dan ruang hidup bagi bangsa Indonesia juga menentukan wujud dari isinya. Sebaliknya, bangsa Indonesia mempengaruhi pola lingkungannya. Letak geografi Negara

Indonesia sebagai wadah bangsa Indonesia dengan batas wilayah nasionalnya, dapat memberikan kemungkinan keberlangsungan perikehidupan nasional. Kondisi geografi Indonesia di Indonesia merupakan satu kesatuan laut dengan pulau-pulau yang berada di dalamnya, sedangkan posisinya terletak di posisi silang dunia, yaitu antara dua benua dan dua samudera, dan berada di daerah khatulistiwa beriklim tropis dengan dua musim, yaitu penghujan dan kemarau, suhu udara tergolong panas kecuali daerah pegunungan. Keadaan tanahnya

16

mengandung banyak gunung berapi yang sebagian besar masih aktif. Keadaan ini membuat tanah Indonesia subur dengan tumbuhan dan hutan tropis yang lebat dan padang rumput yang luas. Lokasi dan posisi geografi Indonesia merupakan Negara kepulauan (archipelagic state) yang terdiri atas perairan dan daratan dengan perbandingan 3 : 2, atau luas laut dibanding luas daratan 3.166.163 km2 pulau yang dimiliki berjumlah 17.508 buah; 11.464 buah diantaranya telah memiliki nama. Pulau-pulau besar antara lain Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa dan Sumatera. Kepulauan Indonesia dikelompokkan menjadi 4 gugusan, yaitu: 1. 2. Gugusan Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya; Gugusan Kepulauan Maluku, terdiri atas Pulau Halmahera, Ternate, Tidore, Buru, Seram, Sula, Obi, Ambon, Kepulauan Kai, Kepulauan Aru dan pulau-pulau kecil di sekitarnya; 3. Gugusan Kepulauan Sunda Kecil terdiri dari Pulau Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores, Sabu, Rote, Solor, Alor, dan pulau-pulau kecil disekitarnya; serta 4. Gugusan Kepulauan Sunda Besar terdiri atas Pulau Jawa, Sumatera, Madura, Sulawesi, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Menurut bentang alamnya, geografi Indonesia dibagi menjadi tiga daerah berikut: 1. Dangkalan Sahul : keseluruhan daerah Indonesia sebelah timur, meliputi Papua dan Kepulauan Aru beserta laut-laut

disekitarnya. Laut-laut ini tidak begitu dalam. 2. Dangkalan Sunda : keseluruhan daerah Indonesia sebelah barat, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau

disekitarnya. Laut dan selat yang ada di antara pulau-pulau itu tidak terlalu dalam.

17

3.

Daerah Peralihan : diantara daerah Indonesia sebelah timur dan sebelah barat terdapat daerah peralihan meliputi Maluku, NTB, dan NTT. Pembagian bentang alam atas juga meliputi pembagian jeenis

flora dan fauna. Alam flora Indonesia dibagi menjadi tiga daerah lingkungan, yaitu: 1. Alam flora bagian timur, meliputi Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya, mirip dengan alam tumbuh-tumbuhan di benua Australia. 2. Alam flora bagian barat, meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Bali, mirip dengan alam tumbuh-tumbuhan di Benua Asia. 3. Alam flora bagian tengah, meliputi Sulawesi, NTB, NTT, menampakkan corak peralihan. Alam fauna Indonesia juga dibedakan ke dalam tiga daerah lingkungan, yaitu: 1. Fauna daerah Indonesia bagian timur bercorak Australia, misalnya kangguru, musang berkantong dan cendrawasih. 2. Fauna daerah Indonesia bagian barat, bercorak Asia, misalnya gajah, badak, harimau. 3. Fauna daerah Indonesia bagian tengah bercorak peralihan, misalnya anoa, tapis, babi rusa, komodo. Geografi Indonesia di utara berbatasan dengan Malaysia, Thailand, Vietnam, Laut Cina Selatan, Filipina, dan Laut Pasifik. Di selatan berbatasan dengan Australia, Timor Leste, dan Lautan Hindia, di bagian barat berbatasan dengan India dan Lautan Hindia, di timur berbatasan dengan Papua New Guinea dan Lautan Pasifik. b. Gatra Keadaan dan Kekayaan Alam Keadaan dan kekayaan alam Indonesia meliputi segala sumber dan potensi alam yang terdapat di dirgantara, permukaan bumi, termasuk laut dan perairan dan di dalam bumi.

18

Menurut jenisnya, kekayaan alam dibedakan ke dalam delapan golongan, yaitu flora, fauna, mineral, tanah, atmosfer, potensi, ruang angkasa/dirgantara, energi, alam, air dan laut, sedang meenurut sifatnya dibedakan dalam 3 golongan, yaitu kekayaan alam yang dapat diperbaharui, dan yang tetap. c. Gatra Keadaan dan Kemampuan Penduduk Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa pengertian penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara. Peran manusia yang hidup dan tinggal di Indonesia sangat penting di dalam mengusahakan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan, didalam menentukan apa yang dilakukan untuk meningkatkan ketahanan nasional negara Indonesia. Beberapa faktor yang menjadi masalah penduduk antara lain faktor jumlah, komposisi, persebaran, dan kualitas penduduk. 2.3.2 Pancagatra a. Gatra Ideologi Ideologi adalah suatu sisem nilai dan kebulatan ajaran yang memberikan motivasi. Ideologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Secara teoritis, suatu ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Bagi bangsa Indonesia, Pancasila merupakan ideologi yang bersifat final dan tidak dapat ditawar lagi sebagai konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan. Nilai-nilai dasar Pancasila menjadi sumber-sumber aspirasi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan-keamanan bangsa dan negara Indonesia, baik dalam memberikan gambaran masyarakat yang dicita-citakan maupun dalam melandasi, memotivasi, mendorong dan membimbing pencapaiannya. Keputusan Pancasila sebagai sistem nilai dan konsep dasar yang bersifat final bagi bangsa dan negara Indonesia setelah melalui

19

proses perenungan, penggalian, dan hasil perumusan yang dilahirkan oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam sidang BPUPKI, bersumber dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun telah tumbuh berkembang di bumi Indonesia (Soekarno, 1 Juni 1945) Pancasila sebagai ideologi bangsa dan dasar negara memiliki 5 sila, yang masing-masing mengandung nilai, sebagai berikut : 1) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa : mengandung nilai spiritual, memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai spiritual berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan landasan etik dalam ketahanan nasional. Nilai ini dengan tegas menolak ateisme dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama di Indonesia 2) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab : mengandung nilai kesamaan derajak, hak, dan kewajiban, saling mengasihi, hormat-menghormati, toleransi, gotong royong, dan

keberanian membela kebenaran dan keadilan. 3) Sila Persatuan Indonesia : mengandung nilai persatuaan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Ika. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan dan sebaiknya memberi konsep dasar kehidupan bagi setiap individu bangsa Indonesia untuk menyerasikan kepentingan pribadi dan golongan dalam rangka kepentingan bangsa dan negara. 4) Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan : mengandung nilai kerakyatan. Nilai ini dijelmakan oleh persatuan Nasional dan

20

kedaulatan rakyat atas dasar musyawarah untuk mufakat, kebenaran dan keadilan, mengutamakan kepentingan bangsa Tetapi tidak menghilangkan penghargaan terhadap

kepentingan pribadi dan golongan. 5) Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana

kekeluargaan untuk menjamin kesejahteraan dan keamanan masyarakat secara menyeluruh dan merata. b. Gatra Politik Kata politik mengandung makna politics yang berarti kekuasaan (pemerintahan) dan policy yang berarti kebijakan. Di Indonesia, kedua makna tersebut tidak dipisahkan. Hal ini tergambar pada pemerintahan negara yang berfungsi sebagai penentu kebijakan mewujudkan keinginan dan aspirasi masyarakat. Atas dasar hubungan itu, kebijakan yang dijalankan pemerintah negara Indonesia semestinya sesuai dengan keinginan dan aspirasi rakyat. Sistem politik negara Indonesia dirumuskan berdasarkan nilainilai yang dikandung dalam sila-sila dari ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945. Pengertian politik negara Indonesia adalah asas, haluan, usaha, serta kebijakan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan potensi nasional baik yang potensial maupun yang efektif secara totalitas untuk mencapai tujuan nasional. c. Gatra Ekonomi Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, meliputi pengelolaan faktor produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta dengan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

21

Sistem perekonomian bangsa Indonesia dirumuskan berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila dan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1-5, yang menyebutkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Cabangcabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Bumi air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan ekonomi nasional. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam Undang-Undang. d. Gatra Sosial-Budaya Istilah sosial-budaya menjangkau dua segi utama kehidupan bersama manusia, yaitu segi kemasyarakatan atau sosial dan segi kebudayaan atau bahasa. Segi sosial menunjuk pada keharusan manusia mengadakan kerja sama demi kelangsungan hidupnya. Segi budaya menunjuk pada keseluruhan tata nilai dan cara hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan dari tingkah laku yang dipelajari. Oleh karena itu, istilah sosial pada hakikatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat yang berisi niali-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan solidaritas yang

merupakan unsur pemersatu bangsa. Adapun istilah budaya pada hakikatnya adalah sistem nilai sebagai hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menumbuhkan gagasan-gagasan utama dan menjadi kekuatan pendukung dalam menggerakkan kehidupan. Budaya diciptakan oleh faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah. e. Gatra Pertahanan-Keamanan

22

Pertahanan-keamanan

adalah

bidang

kehidupan

nasional

Indonesia yang diupayakan untuk melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupan bangsa dan negara serta terpenuhinya hak dan kewajiban warga negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Pertahanan-keamanan NKRI dilaksanakan dengan

menyusun, mengerahkan, dan menggerakkan seluruh potensi dan kekuatan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi dengan TNI dan Polri sebagai kekuatan inti yang bertujuan untuk menjamin tetap tegaknya NKRI berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 terhadap segala ancaman dari dalam negara demi tercapainya tujuan nasional. Konsep keamanan NKRI ditujukan untuk menggagalkan usaha-

usaha dan kegiatan-kegiatan infiltrasi dan subversi di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya, dan militer dalam negeri, baik yang ditimbulkan oleh kekuatan-kekuatan asing maupun kekuatan-kekuatan dalam negeri, dengan jalan melancarkan operasioperasi secara gabungan. Pertahanan-keamanan NKRI diselenggarakan dengan sistem pertahanan-keamanan rakyat semesta (sishamkamrata), yaitu suatu sistem pertahanan-keamanan dengan komponen-komponen yang terdiri atas seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional yang bekerja secara total, integral, serta berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan nasional. Sistem ini bersifat total, kerakyatan, dan kewiilayahan dengan menggunakan dua cara pendekatan, yaitu : 1. Pendekatan sistem senjata teknologi (sistek) ialah suatu keseluruhan yang teratur, berdaya dan berhasil guna, serta bersangkut-paut dari pengintegrasian semua unsur kekuatan fisik dan teknologi, diwujudkan dalam suatu pola yang merupakan kondisi serta alat untuk memenangkan perang. 2. Sistem senjata sosial (sissos) secara serasi. Senjata diartikan sebagai sarana untuk melaksanakan sesuatu. Sissos ialah suatu

23

keseluruhan yang teratur, berdaya dan berhasill guna, serta saling bersangkut-paut dari pengintegrasian semua unsur kekuatan sosial berupa potensi ipoleksosbudhankam,

diwujudkan dalam suatu pola yang merupakan kondisi serta alat untuk mencapai tujuan (Akhadiah, dkk, 1995).

2.4 Kedudukan dan Fungsional Ketahanan Nasional Kedudukan Konsepsi Ketahanan Nasional adalah suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang dapat dan perlu diimplementasikan secara berlanjut dalam rangka membina kehidupan nasional yang akan diwujudkan. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional berkedudukan sebagai landasan konsepsional yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dalam paradigma kehidupan nasional. Fungsi a. Ketahanan Nasional sebagai Doktrin Nasional hendaknya harus dipahami sebagai doktrin dasar nasional untuk menjamin terjadinya pola pikir, pola sikap dan pola tindak untuk menyatukan upaya bersama bangsa yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektor dan multi disiplin. b. Sebagai pola dasar pembangunan nasional, konsepsi Ketahanan Nasional pada hakekatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang meliputi segenap bidang dan sektor pembangunan secara pembangunan secara terpadu yang dilakukan melalui tahap-tahap program lima tahun. c. Metode Pembinaan Kehidupan Nasional, pada hakekatnya Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan metode komprehensif integral, dimana dalam merumuskan kebijaksanaan nasional berdasarkan Astra gatra yang meliputi unsur Geografi, Kekayaan alam, Kependudukan,

24

Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Pertahanan dan Keamanan.

2.5 Ketahanan Nasional Dalam Berbagai Aspek 2.5.1 Aspek Ekonomi Ketahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengaasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari lu ar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan Negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. 2.5.2 Aspek Sosial Budaya Ketahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan nkekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman , hambatan dan gangguan yang dating dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya. 2.5.3 Aspek Petahanan dan Keamanan Ketahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupn pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.5.4 Aspek Politik Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan ganggua yang dattang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan Negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945. 2.5.5 Aspek Ideologi Dapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi 25

segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan Negara Indonesia. 2.6 Usaha Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional 2.6.1 Aspek Ekonomi Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut : Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui ekonomi. Kerakyatan Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan. Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan

hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor. 2.6.2 Aspek Sosial Budaya Untuk mewujudkan keberhasilan katahanan social budaya warga Negara Indonesia perlu diperlukan kehidupan social budaya bangsa dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan simbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. 2.6.3 Aspek Pertahanan dan Keamanan Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga Negara Indonesia perlu : Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional 26

dalam

rangka

menghadapi

segala

tantangan,

ancaman,

hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. 2.6.4 Aspek Ilmu Pengetahuan Untuk mencapai percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) Dilakukan lewat penguatan empat pilar knowledge based ekonomi (KBE), yaitu: Sistem pendidikan Sistem inovasi Infrastruktur masyarakat informasi Kerangka kelembagaan, peraturan perundangan, dan ekonomi

Perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan Mewujudkan tumbuhnya masyarakat yang berbudaya IPTEK.

2.6.5 Aspek Ideologi Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerlukan langkah pembinaan berikut: Pengamalan Pancasila secara obyektif dan subjektif Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia Pendidikan moral Pancasila Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep Wawasan Nusantara bersumber dari Pancasila 2.6.6 Aspek Politik Upaya mewujudkan ketahanan pada aspek politik: Politik dalam negeri Sistem pemerintahan yang berdasarkan hukum 27

Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat Terjalin komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat

Politik luar negeri Hubungan luar negeri ditujukan untuk meningkatkan kerja sama internasional di berbagai bidang Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka meningkatkan persahabatan dan kerja sama antarnegara. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu

dilaksanakan dengan pembenahan system pendidikan, pelatihan dan penyuluhan Perjuangan bangsa Indonesia yang menyangkut kepentingan nasional.

2.7 Peranan Geostrategi dalam Mewujudkan Cita- Cita Bangsa dan Negara Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam bentuk Ketahanan Nasional yang unsur-unsur utamanya terdiri dari kualita keuletan dan kualita kekuatan/ketangguhan yang dibimbing oleh kesadaran, pengakuan, dan

kemauan untuk mengembangkan kekuatan nasional yang didasari oleh landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Keuletan menunjukan adanya kebersamaan diantara sesama komponen masyarakat yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan. Keuletan diperlukan dalam menghadapi tantangan/tekanan dari luar yang harus dihadapi secara elastis konsisten dan berlanjut. Tanpa adanya keuletan maka jaringan sosial masyarakat akan retak atau bahkan putus bila dihadapkan pada tantangan/tekanan yang berkepanjangan. Keuletan

masyarakat diperlukan agar tidak terjadi hal-hal yang mengakibatkan perpecahan dalam masyarakat karena masyarakat memiliki kemampuan dalam mengatasi tekanan serta kesulitan dari permasalahan yang dihadapi. Sebaliknya, unsur kekuatan/ ketangguhan merupakan kemampuan untuk 28

tumbuh dan berkembang dari masyarakat bangsa ke arah tata kehidupan yang lebih baik dikemudian hari. Semakin tinggi kekuatan/ketangguhan maka semakin besar pula tekanan yang dapat ditahan dan dilawan. Tanpa adanya keuletan serta kekuatan masyarakat ini, tentu saja tujuan dan cita- cita nasional bangsa dan negara tidak dapat tercapai, dan apabila hal ini terjadi maka lama kelamaan bangsa tersebut akan mundur dimakan waktu. Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat muncul dan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Berbagai kendala serta permasalahan yang muncul tersebut terjadi meliputi seluruh bidang kehidupan nasional, antara lain dalam bidang ideologi : golongan DI/TII dan PKI berusaha mengganti Pancasila dengan ideologi lain; di bidang politik : sekelompok kecil bangsa Indonesia dengan bantuan negara asing berusaha mengubah NKRI menjadi negara federal, bahkan muncul usaha-usaha untuk menegakan sistem demokrasi liberal: di dalam bidang ekonomi : Bangsa Indonesia telah mengalami krisis ekonomi dan inflasi : di bidang sosial budaya : terjadi upaya- upaya mengkomuniskan bangsa Indonesia melalui kebudayaan sebagaimana digerakan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat milik organisasi PKI, ataupun praktik- praktik budaya asing yang dikirim melalui berbagai saluran media informasi dan komunikasi yang dapat mengubah kepribadian bangsa Indonesia; di bidang pertahanankeamanan : bangsa Indonesia sejak awal merdeka dihadapkan pada seranganserangan baik yang dilakukan oleh tentara asing maupun berbagai pemberontakan separatisme dari bangsa sendiri yang di dukung secara langsung maupun tidak langsung oleh kekuatan asing: dan salah satu hal yang tak dapat diabaikan dalam pencapaian cita- cita tersebut adalah dampak dari konfigurasi geografis maupun keadaan dinamika lingkungan. Seperti halnya keberadaan Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, yang selain membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab negara Indonesia menjadi ajang perebutan dan persaingan kepentingan negaranegara maju. Karena itu sangat beralasan bila beberapa negara

29

memperhatikan dengan cermat setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya, sangat khawatir bila Indonesia dapat

mengembangkan kekuatan angkatan laut, karena tentu saja

memperketat pengendalian efektif semua jalur pelayaran di perairan nusantara. Penetapan sepihak selat Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat, Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan internasional. Kondisi yang sangat mengancam tersebut tentu saja memberikan dampak negatif secara langsung maupun tidak langsung terhadap seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah maupun aspek sosial kemasyarakatan yang dapat mempengaruhi dan membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi NKRI. Maka dari itu masyarakat bangsa berikut segala prasarananya harus terus dibina keuletannya agar mampu memperlihatkan stamina dalam penangkalan terhadap anasir-anasir pemecah belah bangsa dan negara. Dilain pihak masyarakat harus dibina ketangguhan/kekuatannya agar secara aktif serta efektif mampu menghadapi bahaya/ancaman yang sifatnya laten tadi. Setidak-tidaknya secara bergotong-royong dalam lingkungannya masingmasing mampu menangkal ancaman/bahaya laten itu. Ketangguhan/kekuatan antara lain dapat berupa keberanian dari massa masyarakat menghadapi apa saja yang mereka anggap dapat berpotensi sebagai anasir pemecah belahbangsa. Ini tentu memerlukan kebersamaan dan kekompakan agar lebih efektif sebagai kekuatan penangkalan. Pembinaan kualita tersebut perlu berlanjut agar setiap generasi dapat memahami akan pentingnya kedua kualita yang merupakan unsur dari sistem Ketahanan Nasional yang merupakan wujud dari geostrategi Indonesia.

30

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Geostrategi dan Ketahanan Nasional merupakan langkah untuk mengembangkan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan terpadu berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sehingga tujuan yang menjadi cita-cita bangsa dapat terwujud.

3.2 Saran Semua aspek dari ketahanan nasional harus dimajukan dan semua potensi bangsa mulai dari SDM dan SDA dikelola dengan maksimal dan efektif serta kerjasama antara rakyat dan pemerintah dalam membangun bangsa senantiasa dijalin dan ditingkatkan sehingga dapat memperlancar jalan untuk menuju tujuan nasional.

31

32

Anda mungkin juga menyukai